Asesmen BK 01
Asesmen BK 01
Layanan orientasi
pendukung)
Asesmen Harapan dan
Perkembangan Kondisi Konseli
Konseli
Macam Asesmen Non Tes
&
Praktik
Bentuk Asesmen
1. Non tes
2. Tes
Non-Tes
Pedoman wawancara
Pedoman observasi
Angket
AUM/DCM
Sosiometri
Dll.
Tes
Kognitif
Skala Psikologis
Kepribadian
Metode Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi, bertatap muka
yang disengaja, terencana, dan sistematis antara pewawancara
(interviewer) dengan individu yang diwawancarai (interviewee). Akan
tetapi tidak menutup kemungkinan dilakukan dengan media
komunikasi telepon, tele conference, internet, dll
Jenis data yang sesuai dikumpulkan menggunakan wawancara antara
lain, identitas pribadi, latar belakang keluarga, sikap, penyesuaian diri,
pendapat, harapan, permasalahan yang dialami, dll.
Kriteria Pewawancara
a. Memiliki minat sungguh2 pada orang lain
b. Pengertian, simpati, dan empati dg itee
c. Bersikap terbuka, ramah, penuh perhatian, tidak menghakimi, tidak
menggurui.
d. Mampu menggali informasi sesuai tujuan
e. Pengalaman hidup luas dan pengamatan yg tajam
f. Cepat beradaptasi dengan situasi atau lingkungan
g. Pada saat wawancara berlangsung dan saat berakhir usahakan dalam
situasi menyenangkan
Langkah Penyusunan Pedoman Wawancara
Menetapkan tujuan wawancara
Menetapkan bentuk pertanyaan sesuai tujuan
Pertanyaan harus fokus, sehingga interviewee akan menjawab sesuai dengan
yang dibutuhkan
Menetapkan interviewee yang memiliki informasi
Menetapkan jadwal wawancara
Menetapkan jumlah interviewee
Menghubungi interviewee
Melaksanakan wawancara
Contoh Wawancara Tidak Berstruktur
Nama : Ali
Kelas / Semester : XI SMA/ smt V Mahasiswa
Wawancara ke : 1
Tempat : Ruang BK
Masalah : Sukar sosialisasi
Jakarta, 2008
Pewawancara
Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui
pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala
yang diselidiki.
Nilai Observasi
Memberikan informasi yg tidak mungkin didapatkan melalui
teknik lain
Memberi tambahan informasi yg sudah didapat melalui teknik
lain
Dapat menjaring tingkah laku nyata bila saat observasi tidak
diketahui
Observasi bersifat selektif
Observasi mendorong perkembangan observer
Petunjuk Penggunaan Observasi
untuk analisis klien
a. Observasi untuk analisis individual, harus fokus pada satu orang.
Bila kita secara intens mengamati detil tingkah laku klien mungkin
akan bermakna dalam konteks konseling.
b. Memiliki kriteria spesifik untuk melakukan observasi. Kita
melakukan observasi klien untuk suatu tujuan, oleh karena itu kita
melihat karakteristik individu untuk mencapai tujuan tsb. Hal ini
menjadi dasar untuk mengidentifikasi kriteria spesifik yang akan
mengarahkan pada kita apa yang akan di amati.
Petunjuk Penggunaan Observasi
untuk analisis klien
c. Observasi harus dilakukan pada beberapa periode waktu. Walaupun
tidak ada ketetapan waktu khusus pada pelaksanaan observasi, akan
tetapi semakin lama dan semakin sering dilakukan, akan
memantapkan reliabilitas hasil observasi
d. Klien harus diobservasi pada situasi berbeda dan situasi natural.
Karena tingkah laku yang alami/apa adanya akan tampil pada situasi
alami. Observasi pada situasi berbeda, akan membantu kita
mengetahui bahwa beberapa tingkah laku akan terhambat atau
terkondisi oleh situasi atau lingkungan tertentu. Beberapa
lingkungan alami remaja a.l. sekolah, rumah, tempat rekreasi favorit,
tetangga. Sedang bagi orang dewasa, kantor dan rumah.
Petunjuk Penggunaan Observasi untuk analisis klien
e. Mengobservasi klien dalam konteks situasi keseluruhan. Saat observasi kita
tidak boleh hanya fokus pada klien dengan mengabaikan berbagai kondisi
interaksi dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah lakunya
f. Data hasil observasi harus diintegrasikan dengan data lain. Saat melakukan
analisis hal yang sangat penting adalah menyertakan semua data/hal
tentang klien, karena kita harus melihat klien sbg pribadi menyeluruh.
Selain itu saat interpretasi perlu dilakukan integrasi dan relasi berbagai
data.
g. Observasi harus dilakukan pada kondisi baik. Observer yang lelah, situasi yg
tidak mengutungkan atau banyak gangguan akan mempengaruhi hasil
observasi. Termasuk perlu hindari bias, karena klien tahu sedang
diobservasi maka tingkah lakunya diatur
Alat Pencatat Observasi
Catatan
Anekdot
Skala Penilaian
Daftar Cek
Catatan Anekdot
Alat ini menggambarkan tingkah laku individu atau kelompok dalam situasi seperti apa
adanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan catatan anekdot:
Hasil pengamatan (observasi) kemudian secara jelas ditulis deskripsi kejadiannya secara
objektif.
Lakukan interpretasi, dan rekomendasi. Saat melaporkan kejadian, perhatian dipusatkan
pada tingkah laku individu dan orang lain di sekitarnya lebih dari situasi kejadian
tersebut.
Batasi deskripsi tingkah laku pada kejadian tertentu saja, tetapi jangan mengabaikan
detil penting.
Interpretasi harus difokuskan pada hal yang mengandung arti psikologis.
Rekomendasi dibuat sesuai dengan pengetahuan kita.
Cantumkan identitas observer dan observan.
Contoh Format Anekdot
Nama Siswa : Budi
Kelas : XII SUPM
Situasi : Pelajaran Biologi
Tempat : Kelas XII A
Tujuan : Perhatian pada Biologi
_____________________________________
Deskripsi :
Pada saat guru sedang menjelaskan biologi, tampak Budi berbisik-bisik dengan
teman di sebelah kanan-kiri sambil memperlihatkan buku kecil. Teman2
berusaha untuk melihat buku tersebut, dan tertawa-tawa, pada akhirnya buku
terjatuh dilantai. Budi cepat mengambil dan memasukan buku ke dalam tas. Usai
pelajaran guru meminta Budi menyerahkan buku tsb, ternyata komik…..?
Interpretasi/komentar :
o Budi kurang perhatian pada pelajaran biologi
o Budi hari ini tidak seperti biasanya pada pelajaran lain
o Apakah sebagai kompensasi terhadap ketidak mampuan menguasai biologi?
Rekomendasi :
Lihat perkembangan pada saat mengikuti pelajaran biologi minggu berikutnya
dan data prestasi biologi yang dimiliki
Jember, 2023
Observer
( Agus Pambudi )
Skala Penilaian
Metode yang mengandung penilaian dari pengamat terhadap orang yang
diamati
Nilai skala ini terletak pada kebermaknaan karakteristik2 yg akan dinilai
Prinsip penyusunan skala penilaian :
Karakteristik perlu ditetapkan secara jelas
Karakteristik harus dapat diamati
Tingkat karakteristik harus ditetapkan
Mencantumkan pedoman pengisian dg jelas
Keterbatasan Skala Penilaian
Kurang/tidak jelasnya petunjuk penggunaan skala
Ketidak tepatan mendefinisikan kategori
Keterbatasan skala yg disediakan untuk menilai
Pernyataan mengarah pada munculnya prasangka terhadap respon
seseorang
Pernyataan tumpang tindih
Terlalu panjang
Langkah Pembuatan Skala Penilaian
Menetapkan tujuan
Mengidentifikasi item atau kriteria yang akan digunakan
Melakukan identifikasi deskriptor dari setiap kriteria yg telah
ditetapkan
Mengidentifikasi proses evaluasi (menetapkan klasifikasi penilaian yg
digunakan, banyaknya interval skala, menetapkan evaluator,
menyediakan kolom komentar, dsb)
Membuat format skala penilaian
Contoh Menyusun Skala Penilaian 1)
1. Tujuan : mengidentifikasi potensi siswa Drop Out
2. Kriteria :
a. Minat di sekolah
b. Relasi dengan teman sebaya
c. Relasi dengan guru
d. Gaya dalam memecahkan masalah
Contoh Menyusun Skala Penilaian 2)
3. Membuat Deskriptor dari setiap kriteri
a. Minat di sekolah a.l.; perhatian di kelas, partisipasi pada kegiatan kelas,
kesiapan untuk belajar
b. Relasi dengan sebaya a.l.; frekuensi dan kebiasaan interaksi, sikap
teman, persahabatan dengan sebaya.
c. Relasi dengan guru a.l.; frekuensi dan kebiasaan interaksi, sikap
terhadap guru, sikap guru.
d. Gaya pemecahan masalah a.l.; keterampilan mengatasi masalah, dapat
menghadapi frustrasi dan kegagalan, kebiasaan saat bekerja, dsb.
Contoh Form Skala Penilaian
Perhatian di Kelas TP J KD UM SL
Komentar
Partisipasi Rd DRt Rt B SB
Memiliki pengetahuan, berkontribusi,
berinteraksi, frekuensi
Komentar
Catatan :
Jakarta, 2005
Observer
( )
Contoh Daftar Cek
Karakter pribadi dari :
Observer :
Waktu Observasi :
Kondisi/Situasi Observasi :
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Instruksi : Beri tanda cek (v) pada bagian kosong sebelah kiri daftar sifat yang diyakini sebagai
karakteristik siswa.
Sifat Positif Sifat Negatif
----- Berpenampilan menarik ---- Tidak kooperatif
---- Perhatian pada org lain ---- Mendominasi
---- Mampu memimpin ---- Berpusat pada diri sendiri
---- Memiliki rasa humor ---- Pembual
---- Memiliki inisiatif ---- Agresif
---- Matang ---- Pemalu dan menarik diri
---- Menghargai orang ---- Tidak hangat
---- Popular ---- Menolak otoritas
---- Cepat menyesuaikan diri ---- Mudah menangis
Sosiometri
Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang
pola dan struktur hubungan antara individu-individu
dalam suatu kelompok. Mula-mula dikembangkan oleh
Moreno dan Jenning.
Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa kelompok
mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-hubungan
interpersonal yg kompleks. Posisi setiap individu dan
hubungan-hubungan yg terjadi dalam struktur
kelompoknya dapat diukur secara kuantitatif dan
kualitatif.
Manfaat Sosiometri
Memperbaiki struktur hubungan sosial kelompok
Memperbaiki penyesuaian sosial individu
Mempelajari akibat proses pendidikan disekolah terhadap
hubungan sosial siswa
Mempelajari mutu kepemimpinan dalam berbagai situasi
Menemukan norma pergaulan antar siswa yang diinginkan
dalam kelompok.
Tipe Sosiometri
Nominatif, pada tipe ini kepada setiap individu dalam
kelompok ditanyakan, siapa-siapa kawan yang
disenangi/tidak disenangi untuk diajak melakukan suatu
aktivitas tertentu.
Pilihan harus ditulis berurutan dari pilihan pertama
(paling disenangi), pilihan kedua, ketiga, dst.
Pilihan pertama diberi skor 3, kedua diberi skor 2, ketiga
diberi skor 1
Contoh Pertanyaan Nominatif
Siapa teman yg sesuai untuk bekerja sama ?
Siapa kawan terbaik ?
Siapa teman yg disukai untuk kerja kelompok ?
Kepada siapa anda berbagi dalam kesukaran ? Apa
alasannya ?
Contoh Tabulasi
Dipilih Ani Budi Cici Dedi Eki Fani
Memilih
Ani B C A
Budi A
Cici A B C
Dedi B A C
Eki B C A
Fani B A C
Total 5 6 2 5 5 10
Sosiogram
Perempuan
B Laki-laki
A
F E
C
D
Bentuk Hubungan
Segi Tiga E – F – D - E
Terpusat A, B, E, D F
Intim E – F – D; A – C ; A – E saling memilih (panah bulak-balik)
Jala Semua saling memilih (tidak ada)
Rantai C – A – F – D
Populer F
Terisolasi B
Daftar Cek Masalah
Merupakan daftar kemungkinan masalah yang
disusun untuk merangsang atau memancing
pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang
dialami seseorang
Alasan Penggunaan DCM
Efisiensi DCM dapat memperoleh data banyak
dengan waktu singkat
Intensif Data masalah melalui DCM teliti,
mendalam dan meluas
Valid & Reliabel Individu langsung mencek
sendiri masalahnya dan jumlah butir masalah cukup
banyak
Kegunaan
Melengkapi Data
Siswa dapat memahami masalahnya
Mengenal Individu Yang Perlu Segera mendapat bantuan
Dasar penyusunan program BK
Mendalami masalah individu dan kelompok
Isi DCM
Butir-butir pernyataan berupa masalah yang pernah dan sedang
dialami individu
Butir-butir pernyataan dibagi dalam XII Topik Masalah, yaitu ;
Kesehatan, Keadaan penghidupan, Rekreasi dan Hoby, Kehidupan
sosial dan Keaktifan berorganisasi, Hubungan pribadi, Muda-mudi,
Kehidupan keluarga, Agama dan moral, Penyesuaian terhadap sekolah,
Masa depan dan cita-cita pendidikan/jabatan, Penyesuaian terhadap
kurikulum, Lain-lain.
Pengadministrasian
Menyiapkan bahan sesuai jumlah individu
Menyiapkan ruang dengan situasi tenang, pencahayaan baik, kursi
yang nyaman
Meminta individu menyiapkan alat tulis
Memberikan verbal setting sebelum mulai
Membagi lembar DCM
Memberi instruksi cara pengerjaan
Tidak memiliki Batas Waktu
Analisis Kuantitatif
Menjumlahkan butir masalah yang dipilih untuk setiap
topik masalah
Hitung persentase untuk setiap topik masalah dengan
cara :
Jumlah masalah yg dipilih X 100 %
20
Meranking % masalah dari yang terbesar s/d terkecil
Buat Grafik % masalah
Analisis Kualitatif
Konversikan % pada klasifikasi berikut :
0% : Baik
1 % - 10 % : Cukup Baik
11 % - 25 % : Cukup
26 % - 50 % : Kurang
51 % - 100 % : Kurang Sekali
Buat deskripsi masalah untuk setiap topik dengan menarik kesimpulan umum
dari butir masalah yg dipilih
Buat deskripsi masalah untuk keseluruhan dengan melihat dinamika
hubungan diantara 3 topik masalah yang memiliki % paling dominan.
Satuan Layanan Aplikasi Instrumentasi
A. Topik Permasalahan/Bahasan : ………………………
B. Bidang Bimbingan : ………………………
C. Jeni Kegiatan : Aplikasi Instrumentasi
D. Fungsi Kegiatan : ………………………
E. Tujuan Kegiatan / Hasil yang ingin dicapai : ………………
F. Sasaran Kegiatan : ………………………
G. Uraian Tentang Instrumen :
1. Nama Instrumen : ………………………
2. Jenis Instrumen : tes/non tes
3. Penyusunan Instrumen : ………………………
4. Pokok-Pokok Isi Instrumen : ………………………
5. Pola Pengerjaan Soal : Lisan/tulisan/perbuatan
6. Pola Pengadministrasian : Individual/kelompok
Satuan Layanan Aplikasi Instrumentasi
H. Tempat Penyelenggaraan :
I. Waktu : tanggal/semester :
J. Penyelenggara Kegiatan *) :
K. Konsultan *) :
L. Pengolahan dan Interpretasi :
1. Siapa mengolah :
2. Siapa menginterpretasi :
M. Penggunaan Hasil :
1. Digunakan terhadap siapa :
2. Digunakan dlm layanan BK :
3. Siapa menggunakan : Guru Pembimbing
4. Kapan digunakan :
5. Dimana digunakan :
*) Ahli yg berwenang
Satuan Layanan Aplikasi Instrumentasi
N. Rencana penilaian dan tindak lanjut kegiatan :
…………………………………………………………