Anda di halaman 1dari 17

STUDI LABORATORIUM LUMPUR KCL-

POLYMER POLYAMINE DENGAN


MENGGUNAKAN KONTAMINASI BENTONITE
NON-TREATED TRAYEK 8 ½” HOLE PADA
TEMPERATUR 200 °F
Aka Andika / 19010067
Dosen pembimbing : 1. Winarto, M.T
2. Guntur Setiawan, M.T
Pembimbing Lap : Wahyu Budiharjo

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK PERMINYAKAN


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
INDRAMAYU
2023
Outline

01 02 03
Latar Belakang Tujuan Dasar Teori

04 05 06
Metodologi Hasil dan
kesimpulan
pennelitian Pembahasan
Latar Belakang
Laboratorium adalah aspek yang sangat dibutuhkan untuk pembuatan sampel lumpur
pemboran. Pada laboratorium, membuat sampel lumpur adalah bagaimana kita menentukan
formulasi atau komposisi lumpur yang tepat dan dapat digunakan dalam operasi pemboran dan
sesuai dengan karakteristik formasi yang akan ditembus.
Lapisan yang akan di tembus pada Trayek 8 ½” yaitu lapisan clay, shale, batu pasir dan
sedikit batu bara. Fungsi lumpur pemboran sangat bergantung pada sifat fisik dan sifat kimia
lumpur yang dirancang. Pengontrolan sifat fisik lumpur seperti density, viscosity, gel strength, yield
point, dan lain-lain, perlu di perhatikan supaya fungsi lumpur pemboran sesuai yang diharapkan.
Tujuan
Mengetahui fungsi lumpur Mengetahui hasil
KCL-Polymer polyamine 1 2 individual test polyamine

Menentukan pemilihan Mengetahui perbandingan


Polyamine untuk trayek 8 ½” 4 3 mud properties lumpur
KCL-Polymer Polyamine
sebelum dan setelah
terkontaminasi bentonite
non-treated
Dasar Teori
Lumpur pemboran menurut API (American Petroleum Institute) yaitu sebagai fluida
sirkulasi dalam proses pemboran yang memiliki banyak fungsi, dimana merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam operasi pemboran. Fluida pemboran
merupakan fluida non-newtonian yang artinya fluida memiliki viskositas yang tidak konstan dan
kompresibilitas. Fungsi lumpur pemboran:
• Mengontrol tekanan formasi
• Mengangkat cutting ke permukaan
• Membentuk mud cake
• Menahan cutting
• Mendinginkan dan melumasi drillstring
• Mendapatkan informasi
• Media logging
• Menahan Sebagian berat drill string
Metodolog
i
Hasil dan
Tinjauan
Pembahasan
Lapangan

Peta Lokasi Lapangan Bunyu


Tapa Kalimantan Utara (Sumber
: Bulletin of Geology. Vol. 2,
2018)
Pembahasan
Tinjauan
Lapangan

Integrasi Data dan Statigrafi Sikuen Sumur BT-3 Kolom Stratigrafi Sub-cekungan Tarakan
(Sumber : Bulletin of Geology. Vol. 2, 2018) (Sumber : Padjadjaran Geoscience Journal, 2019)
Well
profile
Pembahasan
Individual Test Polyamine (API 13 A
1)
Individual Test Polyamine Fresh Individual Test Polyamine Salt
Water Water

Hasil Individual Test Polyamine Fresh Hasil Individual Test Polyamine Salt
Water Water
Pembahasan
Proses Pengujian Lumpur KCL-Polymer
Mixing procedur Lumpur KCL-Polymer Polyamine (HPWBM)
Polyamine
Target Sifat fisik Lumpur KCL-Polymer
Polyamine

lumpur di oven selama 16 jam dengan suhu


250 °F
Pembahasan
Mud Weight Lumpur KCL-Polymer Polyamine Original dan Contamination

Rheology Lumpur KCL-Polymer Polyamine Original dan Contamination


Pembahasan
Gel Strength 10’ dan Filtrate API LPLT (100 Psi)Lumpur KCL-
LSYP Polymer Polyamine
Pembahasan
Filtrate HPHT Filter Press 200 °F pH Lumpur KCL-Polymer
(600 psi top presseure and 100 psi Polyamine
backpressure)
Pembahasan
MBT Lumpur KCL- K+ Lumpur KCL- Cl- Lumpur KCL-
Polymer Polyamine Polymer Polyamine Polymer Polyamine
Kesimpulan

1. Lumpur high performance water based mud adalah lumpur yang dimana adalah sistem total
inhibithor yaitu dalam sistem sistem ion K+ yang menggantikan ion Na+ akan dibantu dengan
Ion NH4+ yang konsentrasinya lebih besar dari pada ion K+, selain itu ion Cl- yang terdapat
didalam KCL dengan adanya polyamine ion Cl- yang ada di dalam formasi dapat ditarik atau
disebut dengan proses osmosis.
2. Hasil individual test polyamine pada fresh water dan salt water kedua polyamine seluruh
pengujiannya masuk kedalam spesifikasi atau standar API 13 A, dimana yield point kurang
dari 3 dan perbandingan yield point dan plastic viscosity kurang dari 1,5.
3. Dari hasil pengujian lumpur ­KCL-polymer polyamine, mud properties pada Polyamine 1
original seluruhnya masuk kedalam spec user, namun pada kondisi terkontaminasi nilai yield
point dan gel strength 10 menit tidak masuk kedalam spec tersebut, sedangkan pada
polyamine 2 baik yang original maupun kontaminasi seluruhnya masuk kedalam spec user.
4. Dari hasil pengujian kedua polyamine ini sistem polyamine yang cocok untuk trayek 8 ½ “ ini
yaitu polyamine 2 karena daya tahan dari kontaminasi bentonite non-treated lebih baik dari
pada polyamine 1 dan seluruh pengujian lumpur polyamine 2 sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan.
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai