Anda di halaman 1dari 8

Nama : Annisa Wardah Khotimah

Nim : 202305110267
Kelas : E3.23
TUGAS PANCASILA
SOAL!!!!!!
Buat deskripsi tentang pancasila hak asasi manusia . Dan P4 pendoman penghatan
dan pancasila.
“JAWABAN”

Hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai dasar pancasila penting
untuk dipelajari. Ideologi bangsa Indonesia, Pancasila, merupakan ideologi yang
menjunjung nilai-nilai hak dan kewajiban asasi manusia. Setiap sila yang tertuang
dalam Pancasila berisi antara hak serta kewajiban yang perlu dijunjung bangsa
Indonesia. Hak asasi manusia (HAM) sendiri merupakan hak paling mendasar
yang harus didapatkan oleh setiap manusia. Dalam Undang Undang Nomor 39
Tahun 1999, disebutkan bahwa HAM adalah hak yang melekat pada manusia.
HAM tidak lain merupakan anugrah dari Tuhan yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara. HAM meliputi serangkaian hak-hak termasuk
hak untuk hidup, hak untuk bergama, hak untuk tidak disiksa, hingga hak untuk
diperlakukan sama di mata hukum. Pelanggaran atas HAM akan menimbulkan
konsekuensi hukum bagi pelanggarnya. Sejalan dengan pengamalan hak asasi,
terdapat pula kewajiban yang perlu dijunjung sama pentingnya. Melaksanakan
kewajiban sama dengan mendukung diperolehnya hak orang lain. Pancasila
sebagai ideologi negara memiliki hubungan yang erat dalam pengamalan Hak
serta kewajiban asasi manusia.
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila, Sila
pertama Sila pertama Pancasila berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa." Sila ini
berhubungan dengan hak manusia untuk memilih dan melaksanakan ibadah sesuai
dengan kepercayaannya. Disisi lain, sila ini juga menempatkan kewajiban
manusia untuk menghormati hak manusia lainnya, yaitu dengan menghormati
pilihan serta perbedaan agama masing-masing individu. Beberapa sikap yang
termasuk mengamalkan hak serta kewajiban dalam sila pertama yaitu: - beribadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dipercayai; - saling
menghormati pilihan agama, kepercayaan, serta kebebasan beribadah antar
masyarakat; - bekerjasama antar masyarakat untuk membangun lingkungan yang
rukun; - tidak memaksakan kepercayaan maupun agama yang dianggap benar
pada orang lain.
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila, Sila
kedua Sila kedua Pancasila berbunyi " Kemanusiaan yang Adil dan Beradab."
Hubungan sila ini dengan hak asasi manusia adalah dimana setiap warga negara
memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. Kedudukan yang sama dimata
hukum artinya setiap orang berhak mendapat jaminan serta perlindungan hukum.
Sila ini sekaligus menempatkan kewajiban masyarakat untuk senantiasa beradab,
taat hukum, dan senantiasa menjunjung keadilan. Beberapa sikap yang termasuk
mengamalkan hak serta kewajiban dalam sila kedua yaitu: - mendapatkan
keadilan di mata hukum - bersikap adil dan membela kebenaran; - mengakui dan
diakui sederajat sebagai sesama manusia; - menjunjung tinggi kemanusiaan dan
tenggang rasa.
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila, Sila
ketiga Sila ketiga Pancasila berbunyi "Persatuan Indonesia." Sila ini menjamin
bahwa setiap manusia berhak bergaul dan bersatu dengan semangat persaudaraan.
Hal ini kemudian diimbangi dengan kewajiban sebagai warga negara. Kewajiban
yang dimaksud meliputi saling membantu, menghormati, serta menempatkan
kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi atau kelompok. Beberapa sikap
yang termasuk mengamalkan hak serta kewajiban dalam sila ketiga yaitu : - sikap
rela berkorban untuk bangsa; - bergaul dengan sesama manusia; - menempatkan
kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi atau kelompok; - selalu
menjunjung tinggi persatuan sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila, Sila
keempat Sila keempat Pancasila berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin oleh
hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan." Sila ini
menempatkan hak setiap warga negara Indonesia untuk bermusyawarah dan
menyampaikan pendapat. Sila ini pula menjamin masyarakat Indonesia untuk
terlibat di kehidupan bernegara serta bermasyarakat secara demokratis. Di lain
hal, sila keempat Pancasila juga mengamanatkan masyarakat untuk senantiasa
bertindak demokratis dan bijaksana, tanpa menekan maupun memaksa pihak lain.
Beberapa sikap yang termasuk mengamalkan hak serta kewajiban dalam sila
keempat yaitu: - berpendapat serta menghormati pendapat orang lain; - tidak
memaksakan pendapat pribadi; - mengutamakan musyawarah untuk mendapatkan
keputusan dalam kepentingan bersama; - bertanggungjawab atas setiap keputusan
musyawarah.
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila, Sila
kelima Sila keempat Pancasila berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia." Sila ini mengakui hak milik perorangan warga negara Indonesia.
Artinya, setiap kepemilikan perorangan dilindungi pemanfaatannya oleh negara.
Disisi lain, hak tersebut dibatasi oleh hak milik orang lain. Hal ini kemudian
menimbulkan kewajiban bagi warga negara Indonesia untuk senantiasa
menghormati dan menghargai hak orang lain. Beberapa sikap yang termasuk
mengamalkan hak serta kewajiban dalam sila kelima yaitu: - memiliki sesuatu
secara perorangan serta menghormati orang lain melakukan hal serupa;-
senantiasa bekerja keras dan menjauhi sifat boros atau bermegah-megah
(hedonisme); - saling menghargai hasil karya orang lain; - memberi pertolongan
kepada orang yang membutuhkan. Undang-Undang yang Menjamin HAM di
Indonesia Sebagai pelindung hukum yang dapat menjamin hak asasi manusia
dapat diklaim dan dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat, Undang-undang
yang mengatur penjaminan hak asasi manusia terdiri dari: Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, terutama Pasal 28A – 28J tentang Hak
Asasi Manusia. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia. Ketentuan dalam Undang-undang organik yang mengatur perundang-
undangan akan penjaminan hak asasi manusia Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang atau Perppu Nomor 1 tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2002 tentang Tata Cara
Perlindugnan terhadap Korban dan Saksi dalam pelanggaran HAM yang berat dan
Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2003 tentang Kompensasi, Restitusi,
Rehabilitasi, terhadap Korban Pelanggaran HAM berat. Ketentuan dalam
Keputusan Presiden atau Kepres, yaitu: Keputusan Presiden Nomor 50 tahun 1993
tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Keputusan Pesiden Nomor 83 tahun
1998 tentang Pengesahan Konvensi Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan
Perlindungan untuk Berorganisasi, Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 2001
tentang Pembentukan Pengadilan HAM

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (disingkat P4) atau


Eka Prasetya Pancakarsa adalah sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila
dalam kehidupan bernegara semasa Orde Baru. Panduan P4 dibentuk dengan
Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa, yang
menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai
pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Produk hukum ini tidak berlaku lagi
karena Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 telah dicabut dengan Ketetapan MPR
No. XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah
bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan MPR No. I/MPR/2003.
Dalam perjalanannya 36 butir pancasila dikembangkan lagi menjadi 45
butir oleh BP7. Tidak pernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir
ini benar-benar diamalkan dalam keseharian warga Indonesia.
Sila pertama
Bintang.
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
Contoh kegiatan sila pertama:[1]
- Meyakini keberadaan Tuhan yang maha esa
- Meyakini kepercayaan masing-masing
- Menjalankan ibadah dan kewajiban sesuai kepercayaan dan agama yang dianut
- Tidak saling membading-bandingkan agama satu sama lain
- Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan agamanya
- Tidak mengganggu teman beda agama yang sedang beribadah
- Tidak mengejek ajaran agama lain
- Hidup rukun dan bekerja sama satu sama lain

Sila kedua
Rantai.
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
Contoh penerapan sikap:[2]
- Memperlakukan manusia sesuai dengan hak nya sebagai manusia
- Menyadari persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
- Menerapkan sikap saling cinta sesama manusia
- Tidak menerapkan sikap semena-mena terhadap orang lain
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain.

Sila ketiga
Pohon Beringin.
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
Contoh penerapan sikap:[3]
- Rela berkoban untuk bangsa dan negara saat diperlukan
- Menerapkan sikap bhinneka tunggal ika dalam kehiduoan sehari-hari
- Menerapkan rasa kebanggaan terhadap bangsa indonesia
- Mengembangkan rasa cinta tanah air

Sila keempat
Kepala Banteng
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-
nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
Contoh penerapan sikap:[4]
- Tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain
- Menghormati keputusan yang telah dibuat
- Mempertanggung jawabkan keputusan yang telah dibuat
- Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
- Melakukan musyawarah dengan adil

Sila kelima
Padi Dan Kapas.
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
Suka bekerja keras.
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Contoh penerapan sikap:[5]
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
- Menghormati hak-hak orang lain
- Tidak menyalahgunakan kekuasaan
- Menghargai hasil karya dan jerih payah orang lain
- Adil terhadap sesama
- Menerapkan sikap gotong royong dan kekeluargaan

Anda mungkin juga menyukai