Anda di halaman 1dari 6

Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila

Salah satu karakteristik hak dan kewajiban asasi manusia adalah bersifat universal..

Artinya, hak dan kewajiban asasi merupakan sesuatu yang dimiliki dan wajib dilakukan oleh

setiap manusia di dunia tanpa membeda-bedakan suku bangsa, agama, ras, maupun golongan.

Oleh karena itu, setiap negara wajib menegakkan hak asasi manusia. Akan tetapi, karakteristik

penegakan hak asasi manusia berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara lainnya.

Ideologi, kebudayaan, dan nilai-nilai khas yang dimiliki suatu negara akan memengaruhi pola

penegakan hak asasi manusia di suatu negara. Contohnya di Indonesia, dalam proses

penegakan hak asasi manusia berlandaskan kepada ideologi negara yaitu Pancasila, yang

selalu mengedepankan keseimbangan antara hak dan kewajiban .

Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Pancasila

sangat menghormati hak dan kewajiban asasi setiap warga negara maupun bukan warga

negara Indonesia. Bagaimana Pancasila menjamin itu semua? Pancasila menjamin hak dan

kewajiban asasi manusia melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai Pancasila

dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis. Ketiga

kategori nilai Pancasila tersebut mengandung jaminan atas hak asasi manusia, sebagaimana

dipaparkan berikut ini.

1. Hak dan kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila

Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila yaitu: nilai Ketuhanan Yang Maha

Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal,

sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai

dasar ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara.
Hubungan antara hak dan kewajiban asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan secara

singkat sebagai berikut.

a. Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama,

melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk menghormati perbedaan agama.

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada

kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk

mendapat jaminan dan perlindungan hukum.

c. Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara

dengan semangat gotong royong, saling membantu, saling menghormati, rela berkorban, dan

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Hal

ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia bahwa hendaknya sesama manusia bergaul satu

sama lainnya dalam semangat persaudaraan.

Sumber: http://indonesiaexpat.biz/other/gotong-royong/

Gambar 1.3 Gotong royong sebagai perwujudan sila Persatuan Indonesia mengandung nilai-nilai

penghormatan terhadap hak asasi manusia

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.

Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa

adanya tekanan, paksaan, atau pun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi

masyarakat.

e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan dan dilindungi

pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat


2. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Pancasila

Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. Nilai instrumental

sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan nilai dasar. Dengan kata lain, nilai instrumental

merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Perwujudan nilai instrumental pada

umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai dengan peraturan daerah.

Hak dan kewajiban asasi manusia juga dijamin dan diatur oleh nilai-nilai instrumental Pancasila.

Adapun, peraturan perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia di antaranya

sebagai berikut.

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama Pasal 28 A – 28 J.

b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam Tap MPR

tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia.

c. Ketentuan dalam undang-undang organik, yaitu:

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi Menentang

Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau

Merendahkan Martabat Manusia.

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi

Manusia.

4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional

tentang Hak-hak Sipil dan Politik.

5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional

Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.

d. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun


1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

e. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah.

1) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap

Korban dan Saksi dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi, Rehabilitasi

terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat.

f. Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Kepres).

1) Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

2) Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Nomor 87

tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk Berorganisasi.

3) Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Medan, dan

Pengadilan Negeri Makassar.

4) Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres Nomor 53 Tahun

2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat.

5) Keputusan Presiden Nomor Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak

Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004 – 2009

3. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila

Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam kehidupan

sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan

perubahan dan perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut

dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka

Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan

instrumental Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh
warga negara. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap warga negara menunjukkan sikap

positif dalam kehidupan seharihari.

Sikap yang ditunjukkan yang berkaitan dengan penegakan Hak Asasi Manusia

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

a. Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat beragama sehingga terbina kerukunan

hidup

b. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya

c. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

a. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara sesama manusia

b. Saling mencintai sesama manusia

c. Tenggang rasa kepada orang lain

d. Tidak semena-mena kepada orang lain

e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

f. Berani membela kebenaran dan keadilan

g. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain

3. Persatuan Indonesia

a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamat-an bangsa dan negara di

atas kepentingan pribadi atau golongan

b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara

c. Cinta tanah air dan bangsa

d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia

e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan


a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat

b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama

d. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah.

e. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang

Maha Esa

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

a. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

b. Menghormati hak-hak orang lain

c. Suka memberi pertolongan kepada orang lain

d. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain

e. Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah

f. Rela bekerja keras

g. Menghargai hasil karya orang lain

Anda mungkin juga menyukai