Nilai dasar ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara. Hubungan antara hak dan
kewajiban asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama, melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk
menghormati perbedaan agama.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki
kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan hukum.
c. Persatuan Indonesia
mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara dengan semangat gotong
royong, saling membantu, saling menghormati, rela berkorban, dan menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Hal ini sesuai dengan prinsip hak
asasi manusia bahwa hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat
persaudaraan.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya
tekanan, paksaan, atau pun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat. e.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi
kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.
peraturan perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia di antaranya sebagai berikut.
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama Pasal 28 A – 28 J.
b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam Tap MPR
tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia.
c. Ketentuan dalam undang-undang organik, yaitu:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia.
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari.
Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan
perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.
Nilai Praksis Pancasila dengan contoh sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila adalah dasar negara yang digali dari kehidupan bangsa Indonesia, maka Pancasila bukan
hanya merupakan nilai teoritis dan normative saja tapi juga harus dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari
Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi Nasional artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Bisa juga
dimaknai sebagai Penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah dan
pembentukan suatu identitas nasional
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis
a. Secara Politis
Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam
kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
b. Secara Antropologis
Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
masyarakat
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia dimaksudkan untuk
memberikan landasan hukum dalam menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, pengadilan dibagi
menjadi dua jenis, yakni: Pengadilan Negeri sebagai Pengadilan Tingkat Pertama Pengadilan
Tinggi sebagai Pengadilan Tingkat Banding. Sebagai lembaga Pengadilan Tingkat Pertama,
Pengadilan Negeri memiliki sejumlah tugas, fungsi dan wewenang yang harus dijalankan.
Salah satu Lembaga penegak hukum adalah kepolisian yang mempunyai peran, fungsi utama dari
polisi adalah menegakkan hukum dan melayani kepentingan masyarakat umum.
melakukan pencegahan terhadap kejahatan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat
Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan sebagai berikut
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan
keamanan diatur dengan undang-undang
Strategi pertahanan dan keamanan negara untuk mengatasi berbagai macam ancaman militer
dilaksanakan dengan menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(sishankamrata).
Sistem pertahanan dan kemanan rakyat semesta pada hakikatnya adalah segala upaya menjaga
pertahanan dan keamanan negara yang seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana
dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara merupakan satu kesatuan pertahanan yang
utuh dan menyeluruh.
Sistem pertahanan dan kemanan yang bersifat semesta yang diselenggarakan dengan keyakinan pada
kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan
negara.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan berikut.
a. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan.
c. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan
Bela negara
Bela Negara adalah kesadaran dan tindakan warga negara yang diterapkan karena cinta mereka
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945
UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya bila kita turut serta dalam bela negara dengan
mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG)
terhadap Negara
1. Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang dilakukan
secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis
2. Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
3. Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
4. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan
atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
Paham nasionalisme mulai dikenal di Indonesia sejak awal abad ke-20, yaitu saat berdirinya Budi
Utomo tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo itu merupakan awal dari kebangkitan nasional
dan merupakan awal dari kesadaran nasional.
Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Konsep bangsa dalam substansi ini adalah bangsa Indonesia yaitu bangsa yang menghuni wilayah
Nusantara dari Sabang sampai Merauke
Konsepsi wawasan nusantara merupakan suatu konsep di dalam cara pandang dan pengaturan yang
mencakup segenap kehidupan bangsa yang dinamakan astagatra, yang meliputi aspek alamiah
(trigatra) dan aspek sosial (pancagatra).
Trigatra meliputi
- posisi dan lokasi geografis negara,
- keadaan dan kekayaan alam, dan
- keadaan dan kemampuan penduduk.
Konsep kesatuan yang kita anut meliputi aspek alamiah (konsep kewilayahan) dan aspek sosial
(politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan).
Kesatuan wilayah meliputi darat, laut, dan udara. Kebulatan ini sesuai dengan politik kewilayahan
yang kita anut yakni Wawasan Nusantara.
Berdasarkan konsep Wawasan Nusantara, negara kita memiliki karakteristik berikut.
1. Negara kepulauan yang pengertiannya adalah suatu wilayah lautan yang ditaburi pulau-pulau
besar dan kecil.
2. Laut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari daratan, bukan pemisah antara daratan dan
pulau yang satu dengan yang lainnya.
Dalam aspek sosial, kesatuan tersebut diwujudkan dalam beberapa aspek kehidupan berikut.
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik
a. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
b. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara, yang
melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.