Anda di halaman 1dari 8

Artikel Kewarganegaraan

Nama : Muhammad Fikri

NPM : 213402516448

Prodi Manajemen

a) Latar belakang
Setiap bangsa mempunyai sejarah perjuangan dari orang-orang terdahulu yang
memiliki nilai nasionalis patriotris dan sebagainya yang terpatri dalam setiap jiwa
warga negaranya, Nilai- nilai tersebut semakin lama semakin hilang dari diri
seseorang dalam suatu bangsa. Oleh karna itu, kita perlu pembelajaran untuk
mempertahankan nilai-nilai tersebut, agar terus menyatu dalam setiap warga Negara
dan setiap warga Negara tau hak dan kewajiban dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang
mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga Negara
agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak
menyimpang dari apa yang diharapkan karna betapa penting nya nilai pendidikan ini
sudah diterapkan sejak usia dini di setiap jenjang pendidikan mulai dari yang paling
dini hingga diperguruan tinggi agar dapat menghasilkan penerus-penerus bangsa yang
berkompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara.

b) Isu dan Masalah


1. Apa saja bentuk pelanggaran warga negara dalam Hak dan kewajiban yang
mereka miliki
2. Bagaimana upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan integrasi nasional
3. Bagaimana upaya bangsa indonesia dalam menjaga identitas nasional bangsa
Indonesia
4. Bagaimana cara bangsa indonesia dalam melaksanakan kewajiban bela negara
5. Bagaimana bangsa Indonesia menghadapi nasionalisme di era modern
c) Pembahasan
1.1. Hak Dan Kewajiban Warga Negara
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA Hak adalah sesuatu yang di
dapatkan sejak lahir. Tentu saja hak dimiliki setiap orang yang hidup. Sedangkan,
kewajiban adalah sesuatu yang harus di laksanakan. Sebagai warga negara kita
memiliki hak dan kewajiban yaitu seperti hak untuk mendapatkan perlindungan dan
kewajiban kita untuk melaksanakan tugas warga negara. "Konstitusi dalam suatu
negara termasuk di Indonesia menjadi sumber dan dasar pembuatan aturan atau
hukum positif yang mempunyai prinsip utama, seperti sebagai hak dan kewajiban
warga negara."(filah, 2020) Banyak dari warga negara kita yang belum mendapatkan
sepenuh haknya. Seperti di masa pandemi sekarang tentang bantuan sosial yang
seharusnya sudah di dapatkan semua warga negara Indonesia yang membutuhkan. Ini
justru sebaliknya, ada yang tidak sampai pada warga negara kita. (Dhevira 2021).
Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Damri dan Fauzi Eka Putra,
dijelaskan bahwa ada beberapa bentuk pelanggaran terhadap hak warga negara, yaitu:
 Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga stabilitas tanpa
berlandaskan hukum.
 Penggunaan budaya kekerasan untuk menindak warga negara yang
dianggap melakukan tindakan ekstrem yang dinilai oleh pemerintah
dapat mengganggu stabilitas keamanan dan membahayakan
kelangsungan hidup warga negara.
 Pembungkaman kebebasan pers dengan cara mencabut SIUP,
khususnya terhadap pers yang dianggap mengkritisi kebijakan
pemerintah, dengan dalih mengganggu stabilitas keamanan.
 Pembatasan terhadap hak warga untuk berkumpul, berserikat, dan
menyampaikan pendapat.
 Hukuman mati, bentuk hukuman ini dianggap kontroversial sebab
setiap manusia memiliki hak untuk hidup. Hak untuk hidup merupakan
puncak dari hak asasi manusia.
 Penggusuran rumah, kebijakan pemerintah melakukan penggusuran
dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak warga negara
Pelanggaran hak warga negara salah satunya disebabkan oleh pengingkaran
kewajiban warga negara. Bentuk tindakan yang mencerminkan pengingkaran
kewajiban warga negara, antara lain:

 Membuang sampah sembarangan


 Tidak membayar pajak Merusak fasilitas negara, contohnya mencorat-coret
bangunan milik umum, merusak jaringan telepon, dan lain-lain.
 Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
 Tidak menaati undang-undang dan peraturan yang berlaku.
 Tidak menaati hukum lalu lintas, contohnya tidak memakai helm saat
berkendara, tetap berkendara padahal tidak memiliki SIM, tidak mematuhi
rambu-rambu lalu lintas, dan sebagainya.
 Tidak menghormati lambang, bendera, dan lagu kebangsaan.
Sumber:https://www.mendeley.com/catalogue/5597a00a-cd87-347b-8458-63e8b00578ca

1.2. Integrasi Nasional


Integrasi nasional adalah penyatuan atau pembauran suatu bangsa sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh. Berintegrasi nasional berarti sama dengan konsep
menyatukan bangsa dengan kesederhanaan. Integrasi nasional mempunyai dua
pengertian dasar, yakni integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa Latin,
yaitu ‘integrate‘ yang berarti memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Adapun
menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi adalah pembauran sampai
menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Adapun kata nasional berarti bangsa.
Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan integrasi nasional:
 Mempertahankan dasar negara Pancasila dan Undang-undang Dasar atau
UUD 1945.
 Mewujudkan dan mendalami nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
kewarganegaraan.
 Meningkatkan rasa nasionalisme dan rasa cinta tanah air.
 Meningkatkan rasa toleransi antarsuku, agama, dan budaya.
 Tidak berperilaku rasis.
 Memberikan kebebasan beragama kepada orang lain.
 Bertindak adil kepada sesama.
 Bertindak sesuai peraturan yang berlaku baik di sekolah, masyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
 Menumbuhkan sikap tenggang rasa.
 Aktif ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
 Bersikap penuh empati, tenggang rasa, dan toleran terhadap antarsesama
manusia.
 Menjalankan kewajiban dan amanah di lingkungan manapun dengan sebaik
mungkin.
 Tidak bertindak semena-mena atas dasar kuasa yang dimiliki.
 Tidak menciptakan kelompok-kelompok tertentu yang dapat mengancam
integritas bangsa.
 Memiliki wawasan nusantara dengan cara mematuhi dan menaati setiap
komponen pembentukan bangsa agar tercipta kepentingan yang sama,
keadilan, solidaritas, dan kerja sama.
 Setiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
dengan kapasitasnya masing-masing.
Integrasi nasional merupakan upaya penyatuan berbagai perbedaan, seperti kelompok
budaya dan kelompok suku dalam suatu wilayah sehingga membentuk kesatuan.
Integrasi nasional dapat terhambat dan terancam oleh sejumlah faktor, yaitu:
 Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang sifatnya heterogen.
 Kurangnya toleransi antargolongan.
 Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan
gangguan dari luar.
 Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan.
Sumber : https://www.mendeley.com/catalogue/251b1da2-ee89-334b-a257-5ee7ed88771a

1.3. Identitas Nasional


Identitas (identity) dalam kamus Oxford berasal dari bahasa Latin yaitu ‘idem’
atau sama dan dua makna dasar yaitu, pertama tentang kesamaan absolut dan yang
kedua adalah konsep pembeda atau perbedaan yang menganggap adanya konsistensi
dan kontinuitas (Jenkins dalam Heychles, 2012: 23). Identitas adalah soal apa yang
kamu miliki secara bersama-sama dengan beberapa orang dan apa yang membedakan
kamu dengan yang lainnya (Weeks dalam Barker, 2005: 221). Sementara itu kata
‘nasional’ merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih
besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan fisik, baik fisik seperti budaya, agama
dan bahasa maupun nonfisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan. Himpunan
kelompok inilah yang kemudian disebut dengan identitas bangsa atau identitas
nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok yang diwujudkan dalam
bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa identitas nasional adalah suatu jati
diri yang khas dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa yang lain.
Dalam hal ini, tidak hanya mengacu pada individu saja, akan tetapi berlaku juga pada
suatu kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional adalah kumpulan nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan
suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional
dengan acuan pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah
pengembangannya.
Unsur-unsur identitas nasional merujuk pada bangsa yang majemuk.
Kemajemukan itu merupakan gabungan unsur-unsur pembentuk identitas nasional
yang meliputi suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa. Dari unsur-unsur
identitas nasional tersebut, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi tiga bagian
(Herdiawanto dan Hamadayama, 2010), yaitu: (1) Identitas Fundamental, yaitu
pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara dan ideologi negara. (2) Identitas
Instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perundang-undangannya. Dalam hal
ini, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, bendera negara Indonesia, lambang
negara Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya. (3) Identitas
Alamiah, yaitu meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku, budaya,
bahasa dan agama serta kepercayaan
Wacana dipahami sebagai sebuah tindakan. Atau wacana juga dipahami
sebagai bentuk interaksi. Jadi wacana merupakan sesuatu yang bertujuan, misalnya
apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyanggah, dan sebagainya.
Wacana juga merupakan sesuatu yang diekspresikan secara sadar dan terkontrol.
(Sumaludin, 2018)
Upaya dalam menjaga identitas bangsa indonesia
 Menjaga sikap dan perilaku dengan berpedoman pada pancasila
 Memberikan aspirasinya untuk menjaga identitas nasional
 Berbicara menggunakan bagasa indonesia yang baik dan benar
 Melestarikan budaya bangsa
 Menjaga jiwa nasionalisme
1.4. Bela Negara
Bela negara adalah sikap dan tindakan warga negara yang dilandasi rasa cinta
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara, kerelaan berkorban guna menghadapi setiap ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan ( ATHG) baik yang datang dari dalam maupun dari luar
yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan Negara, keutuhan wilayah,
yuridiksi nasional dan nilai –nilai luhur Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945(Sumaludin, 2018).
Bentuk penyelenggaraan usaha bela negara Wujud penyelenggaraan keikutsertaan
warga negara dalam usaha pembelaan negara bisa dilakukan melalui:

 Pendidikan kewarganegaraan

 Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib

 Pengabdian sebagai prajurit TNI secara suka rela atau secara wajib.
Pengabdian sesuai dengan profesi

 Bentuk bela negara di lingkungan

Bentukbela negara di lingkungan masyarakat Beberapa bentuk bela negara di lingkungan


sebagai berikut:

 Ikut serta menanggulangi akibat bencana alam

 Ikut serta mengatasi kerusakan masal dan komukal

 Keamanan rakyat yaitu berpartisipasi langsung di bidang keamanan.

 Perlawanan rakyat yaitu bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang


pertahanan.

 Pertahanan sipil yaitu kekuatan rakyat yang merupakan kekuatan pokok.

1.5. Nasionalisme
Globalisasi membawa tiga kecenderungan yakni homogenisasi, hibridisasi dan
perbedaan dalam aspek kehidupan. Homogenitas terjadi dengan ditandai masayarakat
Indonesia secara luas menggunakan merekmerek barat meskipun tidak asli.
Hibridsasi berlangsung dengan adanya produk global yang diadaptasi dan
dimodifikasi oleh dan untuk kondisi lokal dengan pencampuran kultur. (Lisa
Retnasari, Menemukan Sikap Nasionalisme Warga Negara Muda di Era Globalisasi
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, 2020)Dilansir menurut
(Rasid, 2013) mengemukakan bahwa generasi muda dapat dan mampu
mengembangkan karakter nasionalisme dengan melalui tiga tahapan yaitu :
a) Karakter serta moral yang dimilikiolehgenerasi muda perlu dijadikan model dalam
pengembangan karakter bangsa yang sudahpasti harus positif, dengan selalu inisiatif
dan tidak bersifat apatis dalam membangun kesadaran yang tinggi. misalnya
menyerukan penyelesaian masalah atau solusi dari permasalahan.
b) Pembangun karakter yang artinya generasi muda sangatlah berperan untuk
membangun karakter yang tentunya positif.
c) Perekayasa karakter artinya adalah generasi muda memiliki peran penting dalam
mengembangkan prestasi di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat
ke dalam proses pembelajaran pengembangan karakter positif bangsa yang sesuai dan
sejalan dengan perkembangan zaman.
Pendidikan karakter berusaha mengembangan para siswa untuk memiliki sikap
yang bertanggung jawab, kretivitas dan berpikir kritis (Mitra Kasih La Ode Onde,
2020). Dari adanya konsep tersebut maka dapat disimpulkan bahwa generasi muda
merupakan pilar bangsa. Kita sselaku warga negara Indonesia tentunya memiliki
peran yang sangatlah penting dalam terbentuk dan terbangunnya bangsa. Masa
depan(Vania et al., 2021)
Daftar Pustaka

Aswandi, B., & Roisah, K. (2019). NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI PANCASILA DALAM KAITANNYA
DENGAN HAK ASASI MANUSIA (HAM). Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 1(1).
https://doi.org/10.14710/jphi.v1i1.128-145

Sumaludin, M. M. (2018). Identitas Nasional dalam Buku Teks Pelajaran Sejarah. Historia: Jurnal Pendidik
Dan Peneliti Sejarah, 1(2). https://doi.org/10.17509/historia.v1i2.10709

Vania, A. S., Dewi, D. A., Robi’ah, F., Nugraha, I. F. C., & Furnamasari, Y. F. (2021). Revitalisasi Pancasila
dalam Memfilter Dampak Globalisasi dan Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Basicedu, 5(6).
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1612

 
https://www.mendeley.com/catalogue/5597a00a-cd87-347b-8458-63e8b00578ca

https://www.mendeley.com/catalogue/251b1da2-ee89-334b-a257-5ee7ed88771a

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/05/163000669/bentuk-dan-contoh-bela-negara?
page=all

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/25/153317369/integrasi-nasional-pengertian-
faktor-pembentuk-dan-penghambat?page=all.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/03/163139869/bentuk-pelanggaran-hak-dan-
pengingkaran-kewajiban-warga-negara.

Anda mungkin juga menyukai