Anda di halaman 1dari 4

Eflyn Clara Novilia Setiyahadi

NIM: 232023111

Isu-isu Kewarganegaraan

1. Identitas Nasional
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa
yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan hal itu, setiap bangsa
yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai dengan keunikan, sifat dan karakter
dari suatu bangsa.

Indonesia sendiri mempunya banyak identitas, seperti Bendera Negara Indonesia, yaitu sang
Merah Putih, Bahasa Indonesia, sebagai Bahasa Nasional & Pemersatu, Lambang Negara "Garuda
Pancasila", Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya, Semboyan Negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika,
Dasar Falsafah Negara, yaitu Pancasila, Kontitusi Negara, yaitu UUD 1945, serta Kebudayaan
daerah. Namun hal ini seringkali menimbulkan konflik dan isu-isu sosial yang terjadi di dalam
maupun luar, seperti konflik Suku Sampit yang terjadi antara suku madura & Dayak, konflik yang
terjadi antara Suku Lampung dan Suku Bali, Konflik yang terjadi antara FPI dan GMBI di Jawa
Barat, konflik yang terjadi antara masyarakat Yogyakarta dan Mahasiswa Papua Barat, peristiwa
Rasialisme yang menimpa mahasiswa papua di Surabaya, dan masih banyak lagi. Atau isu
mendunia antara Indonesia dengan Malaysia yang memperebutkan Pulau Ambalat.

Pada saat sekarang ini, Indonesia sedang mengalami krisis identitas, untuk mengatasi hal tersebut
kita perlu menyadari bahwa Tuhan menciptakan setiap bangsa dengan keunikan dan jati diri
masing-masing. Kita harus menyadari bahwa bangsa Indonesia keunikan tersendiri yang tidak
dimiliki oleh bangsa lain. Dalam dunia Pendidikan sendiri diperlukan adanya pendidikan
kewarganegaraan yang harus diajarkan sejak dini agar para penerus bangsa semakin mengerti
tentang identitas bangsa nya sendiri sehingga tidak terpengaruh dengan budaya-budaya asing
yang masuk ke Indonesia. Kita tidak hanya belajar teori dari pendidikan kewarganegaraan tetapi
juga harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga harus berpegang teguh pada
Pancasila sebagai identitas bangsa dan menjadi pedoman hidup bangsa.

Untuk menyikapi hal tersebut diperlukan adanya strategi untuk mempertahankan identitas
nasional. Strategi untuk mempertahankan identitas nasional dapat dilakukan dengan
mengembangkan nasionalisme, pendidikan, pelestarian budaya, dan usaha bela negara. Idenitas
nasional dianggap penting karena identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang merdeka,
sebagai pembeda antara suatu bangsa dengan bangsa lainnya.

2. Negara dan Konstitusi


Konstitusi adalah hukum dasar yang mengatur sistem ketatanegaraan suatu negara ¹. Di
Indonesia, konstitusi yang berlaku saat ini adalah Undang-Undang Dasar 1945 ¹. Konstitusi ini
diresmikan menjadi konstitusi Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, satu hari setelah
kemerdekaan Indonesia. Konstitusi ini sempat berganti-ganti dengan keinginan mencari konstitusi
yang tepat. Pada tahun 1949, Indonesia menggunakan konstitusi RIS atau Republik Indonesia
Serikat. Dan berganti lagi pada tahun 1950 menjadi UUDS 1950 atau Undang-Undang Dasar
Sementara 1950. Dari konstitusi RIS ke konstitusi UUDS hanya berjarak satu tahun saja. Hal ini
disebabkan saat Indonesia menggunakan konstitusi RIS, timbul adanya ketidakpuasan masyarakat
Indonesia dan diyakini dibuat oleh Belanda untuk memecah belah Indonesia. UUDS 1950 pun
hanya bertahan 9 tahun. Pada tahun 1959, konstitusi Indonesia kembali ke UUD 1945 setelah
dikeluarkannya Derkret Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.

Saat ini, terdapat beberapa isu yang berkaitan dengan konstitusi di Indonesia. Beberapa isu
tersebut antara lain adalah:
 Pengawasan terhadap pelaksanaan konstitusi: Pengawasan terhadap pelaksanaan konstitusi
di Indonesia masih belum optimal. Hal ini terlihat dari masih banyaknya kasus pelanggaran
konstitusi yang terjadi di Indonesia .
 Ketidakadilan dalam pelaksanaan konstitusi: Pelaksanaan konstitusi di Indonesia masih
belum merata dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini terlihat dari masih banyaknya
kasus diskriminasi yang terjadi di Indonesia .
 Keterbatasan dalam pelaksanaan konstitusi: Pelaksanaan konstitusi di Indonesia masih
terbatas oleh berbagai faktor seperti keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan
sumber daya keuangan, dan keterbatasan infrastruktur.

3. Hubungan Negara dan Warganegara


Hubungan antara negara dan warga negara adalah dasar bagi keberlangsungan masyarakat dan
pembentukan sistem pemerintahan yang efektif. Dalam konteks ini, penting untuk memahami
dinamika hubungan tersebut serta peran entitas masing-masing. Negara merupakan entitas
politik yang memiliki wilayah, pemerintahan, dan kedaulatan. Warga negara, di sisi lain, adalah
individu yang tunduk pada hukum dan kewajiban negara tersebut. Hubungan ini dapat dilihat
sebagai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Baik negara maupun warganya
memiliki hak dan kewajiban yang harus berjalan. Hak-hak tersebut mencakup hak sipil, politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Hak sipil mencakup kebebasan berpendapat, beragama, dan hak
untuk memiliki properti. Hak politik meliputi hak untuk memilih dan dipilih, serta berpartisipasi
dalam proses politik. Hak ekonomi termasuk hak untuk bekerja dan memiliki properti, sementara
hak sosial dan budaya meliputi akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan. Berlaku
pula pada negara yang bertanggung jawab untuk melindungi hak-hak warga negara dan
menciptakan lingkungan yang mendukung keberlangsungan hidup mereka. Negara juga
bertanggung jawab untuk menyediakan layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan
keamanan.

Namun, hubungan antara negara dan warga negara tidak selalu berjalan mulus. Seperti halnya
sering terjadi isu-isu seperti ketidaksetaraan, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia
dapat mempengaruhi hubungan antara negara dan warga negara. Pemerintah harus berupaya
mengatasi ketidaksetaraan dan memastikan bahwa semua warga negara diperlakukan secara adil
dan setara.

4. Hak Asasi Manusia dan Negara Hukum


Indonesia merupakan negara hukum, itu berarti Indonesia menganggap semua manusia sama di
mata hukum, hal ini menjadi tolak ukur berjalannya sistem demokrasi di Indonesia. Demokrasi
dan HAM saling berhubungan, mencederai pelaksanaan demokrasi bertentangan dengan prinsip
HAM itu sendiri. Pemerintah harus bisa mengambil kebijakan yang bisa memenuhi hak asasi
manusia, karena pemerintah mengambil peran yang sangat penting di masyarakat. Namun hal
tersebut kadang tidak berjalan dengan semestinya, banyak isu-isu yang muncul seperti dalam
konteks konflik bersenjata, kebijakan internal, atau tindakan aparat keamanan. Ini mencakup
tindakan seperti penyiksaan, penahanan sewenang-wenang, pembatasan kebebasan berekspresi,
dan pelanggaran hak-hak dasar lainnya.

Negara hukum yang baik diharapkan mematuhi prinsip-prinsip HAM dan memastikan bahwa
lembaga-lembaga mereka beroperasi dengan transparan, akuntabel, dan menghormati hak asasi
manusia setiap individu. Peran masyarakat sipil, lembaga hak asasi manusia, dan pengawas
independen juga sangat penting dalam memantau dan menanggapi isu-isu ini.

5. Demokrasi
Demokrasi di Indonesia adalah proyek yang terus berkembang. Masyarakat sipil, media, serta
lembaga-lembaga demokratisasi memainkan peran penting dalam memonitor, mengevaluasi, dan
memperbaiki sistem demokrasi. Penting untuk terus berupaya memperkuat aspek-aspek
demokrasi yang memadai sambil menangani isu-isu yang muncul sepanjang waktu, seperti yang
terjadi pada Pilpres yang digelar pada 2004, begitu juga dengan Pilkada, adalah maraknya praktik
oligarki partai politik, politik uang (money politics) untuk mengambil suara rakyat, masifnya
produksi hoaks, ujaran kebencian, dan kampanye hitam, serta penggunaan politik identitas
sebagai strategi untuk memecah belah masyarakat. Belum lagi jika memperhitungkan adanya
kecurangan dalam proses pemilihan umum yang berlangsung.

Politik identitas kemungkinan masih bisa bergulir pada pemilu 2024 namun kita akan terus
berjuang untuk menghentikan isu-isu politik identitas, harapannya akan semakin kecil pada materi
kampanye. Hal ini menjadi perjalanan panjang bagi kita untuk menanggulangi politik
identitas di masa lalu.

6. Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami beberapa tahapan yang signifikan sejak
masa Reformasi pada tahun 1998. Beberapa isu terkait dengan perkembangan demokrasi di
Indonesia melibatkan aspek politik, sosial, dan ekonomi. Beberapa isu terkini yang berkaitan
dengan perkembangan demokrasi di Indonesia, seperti lemahnya partai politik yang dibuktikan
oleh pemilu biaya tinggi karena masifnya praktik politik uang, maraknya ujaran kebencian,
intoleransi, dan diskriminasi terhadap minoritas agama dan suku, serta ancaman kebebasan
media untuk berekspresi merupakan ancaman dari perkembangan demokrasi di Indonesia.

Perlu partisipasi semua pihak baik intelektual, aktivis, jurnalis, dan partai politik untuk menyadari
situasi kemunduran demokrasi di Indonesia untuk bersama-sama berjuang menyelamatkan
demokrasi di negara kita tercinta. Rendahnya dialog dan sinergi di antara berbagai elemen adalah
masalah demokrasi kita saat ini.

7. Integrasi Nasional
Integrasi nasional merupakan salah satu jalan mencapai kehidupan damai berdampingan dengan
berbagai suku, ras, dan kelompok yang berbeda. Integrasi nasional dapat terjadi karena adanya
perpaduan dari berbagai unsur, seperti suku bangsa, tradisi, kepercayaan atau agama, sosial
budaya, dan budaya ekonomi. Sehingga dapat mewujudkan satu kesatuan wilayah, politik,
ekonomi, sosial, dan budaya yang membentuk jati diri suatu bangsa. Dalam membentuk integrasi
nasional dibutuhkan adanya toleransi antar sesama.

Banyak isu-isu yang dapat menghambat integrasi Nasional, seperti adanya diskriminasi yang
dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap minoritas, atau orang yang mempunyai kuasa
terhadap orang yang rentan, kesenjangan sosial yang kerap kali membuat orang cemburu
sehingga berujung kepada perbuatan criminal, seperti perampokan dan pencurian, dan yang
terakhir adalah korupsi yang mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Integrasi nasional merupakan upaya yang terus menerus dan harus melibatkan partisipasi aktif
dari seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan pemahaman, penghargaan, dan kerjasama antar
kelompok di Indonesia menjadi kunci dalam mencapai integrasi nasional yang kuat.

8. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional


Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi
proses pembangunan nasional tujuan nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi
yang harus diwujudkan proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan
sukses. oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan
karakteristik bangsa Indonesia, didukung dengan adanya wawasan nusantara kita harus bisa
memilih sikap dan perilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa
dan bangsa.

Isu-isu yang menyangkut wawasan nusantara dan ketahanan nasional termasuk dalam globalisasi
dan perkembangan teknologi yang perlu dihadapi dengan bijak agar tidak mengancam
keberlanjutan hidup bangsa. Perubahan iklim, konflik regional, dan ketidaksetaraan dapat
mempengaruhi ketahanan nasional dan memerlukan respons yang efektif. Penting untuk
mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan serta menjaga
persatuan dalam keberagaman untuk memastikan ketahanan nasional yang kokoh.

9. Korupsi
Indonesia merupakan negara yang besar, terdiri dari 17.000 pulau dengan penduduk dari ras dan
etnis yang berbeda-beda. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk negara Indonesia
tahun 2020 berjumlah 273,52 juta jiwa atau sekitar 3,5 persen dari total penduduk dunia. Jumlah
penduduk yang banyak membuat isu-isu dalam kewarganegaraan juga makin melimpah seiring
berjalannya waktu, seperti halnya kasus korupsi yang kian marak terjadi di pemerintahan baik di
masa lalu maupun sekarang. Jika dibiarkan terus terjadi maka akan menimbulkan tidak meratanya
kesejahteraan penduduk, serta menyimpang dari undang-undang tertulis dan norma masyarakat.

Korupsi tidak hanya sebatas penggelapan dana untuk dipakai secara pribadi, namun bisa juga
dalam bentuk penyuapan, yakni pembayaran dalam bentuk uang atau sejenisnya yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu, utamanya melewati birokrasi formal. Jenis selanjutnya adalah
pemerasan, biasanya melibatkan aparat untuk memaksa guna mendapatkan keuntungan pribadi.
Lalu yang paling marak terjadi di lingkungan masyarakat adalah Favorism atau favoritisme, yakni
tindakan penyalahgunaan kekuasaan yang menyediakan lapangan kerja bagi orang-orang
terdekat, atau satu etnis dengan mereka. Hal ini sangat merugikan, sebab lapangan kerja menjadi
terhambat, serta terjadi ketidakadilan bagi orang yang lebih berkompetensi.

Oleh karena itu, perlunya perbaikan sistem, serta strategi edukasi dan kampanye dilakukan
sebagai bagian dari pencegahan dan memiliki peran strategis dalam pemberantasan korupsi di
negeri ini.

Anda mungkin juga menyukai