Anda di halaman 1dari 15

Defek sputum Atrium

Kelompok 3
1)Dionesia agnes
2)Hardianti Dewi Sartika
3)Firman
Definisi
Defek Septum Atrium atau Atrial Septal Defect
(ASD) adalah kelainan kongenital pada jantung
dimana terdapat lubang di dinding (septum)
yang memisahkan bagian atrium jantung.
Lubang yang terbentuk dapat bervariasi
ukurannya, dimana dapat menutup sendiri atau
mungkin memerlukan pembedahan untuk
mengobatinya
Etiologi Defek Septum Atrium
Penyebab defek septum atrium di antara sebagian
besar kasus pada bayi. Beberapa bayi mengalami
kelainan jantung karena adanya perubahan gen
atau kromosom. Jenis kelainan jantung ini juga
diduga disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor
risiko lainnya, seperti kondisi lingkungan serta
riwayat makanan dan minuman atau obat- obatan
yang dikonsumsi ibu saat hamil
Tanda dan Gejala
Pasien dengan defek jantung yang lebih kecil
(kurang dari 5 mm) mungkin tidak mengalami
gejala apapun. Sementara pasien dengan defek
berkisar antara 5 sampai 10 mm akan muncul
pada dekade keempat atau kelima kehidupan.
Pasien dengan defek yang lebih besar datang
lebih cepat, pada dekade ketiga kehidupan.
Pasien mungkin datang dengan dispnea,
kelelahan, intoleransi olahraga, palpitasi atau
tanda-tanda gagal jantung sisi kanan.
Patofisiologi
Terdapat lubang pada septum dimulai minggu
keempat kehamilan. Kerusakan atau defek
dimulai dengan pertumbuhan septum atrium
primer (septum primum) dari bagian atas
atrium primitif ke arah kaudal menuju bantalan
endokardium. Ujung kaudal septum primum
ditutupi oleh sel- sel mesenkim yang berasal dari
endokardium embrionik.
Pemeriksaan penunjang
• Foto rongsen
• Elektrokardiografi (EKG)
• Kateterisasi jantung
• Ekokardiografi
Penatalaksanaan
Pasien dengan ASD harus ditawarkan untuk melakukan
Penutupan defek setelah diagnosis ditegakkan dengan tidak
memandang usia. Akan tetapi ada beberapa alasan untuk tidak
menutup defek. diantaranya adalah:
• a. Defek terlalu kecil, tetapi harus dilakukan pemantauan
secara berkala karena beberapa dari mereka mungkin akan
terjadi dilatasi jantung kanan di kemudian hari karena
peningkatan relatif dari tekanan diastolik ventrikel kiri dan
peningkatan akibat dari pirau kiri-ke-kanan (ini tidak berlaku
untuk foramen ovale persisten).
• b. Terjadi Hipertensi arteri pulmonal merupakan
kontraindikasi penutupan ASD. Pasien seperti itu sering
mengalami sianosis saat istirahat dan menjadi lebih sianosis
selama berolahraga.
Tinjauan Asuhan keperawatan
Anamnesa
• Apakah ibu/ayah pasien riwayat
penyakit jantung ?
• Apakah pasien mengomsumsi alkohol/ rokok ?

Pengkajian fisik
• Pasien tampak sesak
• Pasien tampak demam
• Pasien tampak batuk dan pilek
NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan Perawatan jantung (I.02075)
berhubungan dengan keperawatan selama … x24 jam Observasi:
perubahan preload ditandai diharapkan pasien dapat 1.identifikasi tanda/gejala utama penurunan curah jantung( termasuk dispnea kelelahan,
dengan menunjukan perbaikan curh edema,sesak napas,nokturia paroksismal peningkatan PVC)
Gejala dan Tanda Mayor jantung dengan outcome: 2.identitas tanda/gejala sekunder dari penurunan curah jantung ( termasuk penambahan berat
Subjektif 1.Denyut jantung,tekanan darah badan , hepatomegali,distenia sacral,palpitasi ,ronki basah,oliguria batuk, pucat).
1. Perubahan preload (Lelah) dan perfusi perimer dalam batas 3. Pantau tekanan darah
Objek normal menurun usia 4.Pantau asupan dan haluaran cairan.
1. Edema 2. haluran urin adekuat(dari 0,5 5. Pantau berat badan setiap hari.
2. distensi vena hingga 2 ml/kg usia ) 6Pantau saturasi oksigen.
Jugularis 7. Tindak lanjut untuk keluhan nyeri dada (mis. intensitas.lokasi, radiasi,
3. central venous pressure durasi, akurasi pereda nyeri). monitor EKG 12 sadapan.
(CVP) 8. Pantau adanya aritmia (irama
4. hepatomegali dan kecepatan abnormal)
Gejala dan Tanda Minor 9. Pantau nilai Laboratorium jantung
1. perubahan (misalnya, elektrolit, enzim jantung, BNP NTPRO-BNP).
preload( murmur jantung,BB 10. Memantau fungsi alat pacu jantung
bertambah ,pulmonary artery 11. Observasi tekanan darah dan nadi sebelum dan sesudah aktivitas
wedge pressure menurun ) 12. Periksa tekanan. darah dan nadi
sebelum minum obat (misalnya beta-blocker,ACE inhibitor,calcium channel.blocker, digoxin)
Terapeutik:
1. Tempatkan pasien dalam posisi semi- Fowler atau Fowler dengan kaki di bawah atau dalam
posisi santai.
2. Berikan diet jantung (misalnya. batasi kafein. natrium,kolesterol, dan makanan tinggi Lemak)
3.Gunakan kaus kaki elastis atau kaus kaki pneumatic sesekali, seperti yang diarahkan.
4.Bantu pasien dan keluarga membuat perubahan gaya hidup sehat.
5.Berikan terapi relaksasi untuk menghilangkan stres, jika diperlukan.
6. Benkan dukungan mental dan emosional
Edukasi:
1. Dorong aktivitas fisik yang dapat
ditoleransi
2. Dorong aktivitas fisik progresif.
3. Minta pasien dan keluarga untuk mengukur berat badan mereka setiap hari
4. Minta pasien dan keluarga untuk mengukur asupan dan haluaran cairan setiap hari
Intoleran Aktivitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi (1.05178)
Berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam Observasi:
ketidakseimbangan antara suplai diharapkan anak dapat 1. Identifikasi perubahan
dan kebutuhan oksigen, ditandai mempertahankan tingkat energi yang fungsi tubuh yang berkontribusi terhadap
dengan adekuat tanpastress tambahan kelelahan
Gejala dan tanda Mayor Data dengan outcome: 2.Pantau fisik dan emosional
Subjektif Anak mengidentifikasi dan 3. Pantau pola tidur dan waktu tidur 4. Pantau
1. Mengeluh lelah melakukan aktivitas yang sesuai lokasi dan ketidaknyamana n selama
Data Objektif dengan kemampuannya. melakukan aktifitas
1. Frekuensi jantung meningkat > 1. Anak mendapatka n waktu tidur Terapeutik:
20% dari kondisi istirahat yang istirahat/cukup 1. Sediakan Lingkungan yang nyaman dengan
Gejala dan tanda Minor Data 2. Peningkatan saturasi oksigen, stimulus rendah
Subjektif: pengurangan gejala 2. Sediakan aktivitas yang
1. Dispnea saat/setelah istirahat Lelah,peningkatan tekanan darah menyenangkan
2. Merasa tidak nyaman setelah 3.Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
beraktivitas mampu berpindah atau berjalan
3. Merasa Lelah Edukasi:
Data Objektif 1. Anjurkan tirah gejala kelelahan tidak
Data Objektif: berkurang baring
1. Tekanan darah berubah >20% 2. Anjurkan aktivitas bertahap
dari 3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
Kondisi istirahat dan gejala kelelahan tidak berkurang
2. Gambaran EKG 4. Ajarkan strategi
Menunjukkan aritmia saat/setelah koping untuk mengurangi kelelahan
aktivitas
Gangguan pertukaran gas Setelah di lakukan tindakan Pemantauan respirasi(1.01014)
berhubungan dengan ketidak keperawatan 1x24 jam di harapkan Definisi
seimbangan ventilasi-perfusi oksigenasi dan / atau eliminasi Mengumpulkan dan menganalisis data
karbon dioksida pada membran untuk memastikan kepalenan jalan napas
alveolus-Kapiler dalam batas dan keefektifan pertukaran gas.
normal meningkat dengan kriteria Tindakan
hasil : Observasi
- Dispnea menurun -Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
- Bunyi napas tambahan menurun upaya napas
-BCO2 membaik -Monitor pola napas (seperti bradipnea,
-PO2 Membaik takipnea, hiperventilasi, Kussmaul
- Takikardia Membaik Cheyne-Stokes
- pH arteri Membaik Biot, ataksik)
-Monitor kemampuan batuk efektif
-Monitor adanya produksi sputum
-Monitor adanya sumbatan jalan napas
-Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
-Auskultasi bunyi napas
-Monitor saturasi oksigen
-Monitor nilai AGD
-Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
-Abur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
-Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
-Informasikan hasil pemantauan, jika
pola napas tidak efektif Setelahn dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
berhubungan dengan volume keperawatan 1 x 24 jam diharapkan (I.010112)
inspirasi dan/atau ekspirasi yang Tindakan
jantung
memberikan pentilasi Adekuat membaik Observasi
dengan kriteria hasil : -Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
- Dispnea Menurun napas)
- Penggunaan Otot bantu Napas -Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling,
menurun mengi, wheezing, ronkhi kering)
- Pemanjangan fase ekspresi Menurun - Monitor sputum (jumlah, wama, aroma)
- Frekuensi napas membaik Terapeutik
- Kedalaman napas membaik -Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
-Posisikan semi-Fowler atau Fowler
-Berikan minum hangat
-Lakukan fisioterapi dada,jika perlu
-Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
-Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
-Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
-Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
-Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Kelebihan volume cairan berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam Manajemen hipervolemia 1.03114
dengan penurunan aliran darah ginjal diharapkan Ekuilibrium anatara volume cairan di Tindakan
sekunder terhadap gagal jantung kanan ruang intraseluler dan ekstraseluler tubuh Observasi
meningkat dengan kriteria hasil: -Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea,
- membran mukosa lembab meningkat dispnea, edema, JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugular
- edama menurun positif, suara napas tambahan)
- dehidarasi menurun -Identifikasi penyebab hipervolemia
- intake cairan membaik -Monitor status hemodinamik (mis. frekuensi jantung,
- output urine membaik tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO, CI), jika
- tekanan darah membaik tersedia
- frekuensi nadi membaik -Monitor intake dan output cairan
- kekuatan nadi membaik - Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. kadar natrium, BUN,
- tekanan arteri rata-rata membaik hematokrit, berat jenis urine)
-Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis.
kadar protein dan albumin meningkat)
-Monitor kecepatan infus secara ketat
-Monitor efek samping diuretik (mis. hipotensi ortortostatik,
hipovolemia, hipokalemia,
hiponatremia)
Terapeutik
-Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
Batasi asupan cairan dan garam
-Tinggikan kepala tempat tidur 30-40°
Edukasi
-Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/kg/jam dalam
6 jam -Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam
sehari Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
-Kaloborasipemberian diuretik
-Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretik
-Kolaborasi pemberian continuous renal replacement
therapy (CRRT), jika perlu.
Daftar pustaka
PPNI (2018). Standar Luaran keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi keperawatan: Definisi Dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi Dan Tindakan
Muhammad Rangga Alfiansyah (2022) Buku Ajar Anak S1 Keperawatan Jilid I,maha
karya cipta utama grup
Iqlila Romaidha, S,Si., M.Sc(2023), BUNGA RAMPAI PATOFISIOLOGI
KARDIOVASKULER,media pustaka indo

Anda mungkin juga menyukai