Anda di halaman 1dari 16

ASKEP PADA ANAK DENGAN

KEKURANGAN KALORI DAN


PROTEIN (KKP)
DISUSUN OLEH: HARDIANTI DEWI SARTIKA [221151010]
DEFINISI

Penyakit kurang kalori dan protein (KKP) ini pada


dasarnya terjadi karena defisiensi energi dan defisiensi
protein, disertai susunan hidangan yang tidak seimbang.
Penyakit KKP terutama menyerang anak-anak yang sedang
tumbuh, dan dapat pula menyerang orang dewasa yang
biasanya kekurangan makan secara menyeluruh.
ETIOLOGI

Etiologi malnutrisi primer,yaitu Berikut ini hasil holistik penyebab


apabila kebutuhan individu yang multifactoral menuju ke arah terjadinya
sehat akan protein, kalori atau KKP:
keduanya, tidak dipenuhi oleh 1. Ekonomi negara rendah
makanan yang adekuat, atau 2. Pendidikan umum kurang
sekunder, akibat adanya penyakit 3. Pengetahuan gizi kurang
yang menyebabkan asupan 4. Hygine rendah
suboptimal, gangguan penyerapan 5. Pekerjaan rendah
dan pemakaian nutrien, dan/atau 6. Anak terlalu banyak
peningkatan kebutuhan karena 7. Sistem perdagangan dan distribusi
terjadinya hilangnya nutrien atau tidak lancar
keadaan stres. 8. Persediaan pangan kurang
9. Ketidakseimbangan konsumsi zat
gizi dalam makanan
10. Penyakit infeksi misalnya pada sel
pencernaan (misalnya cacingan)
TANDA DAN GEJALA

2. KKP Berat
1. KKP Ringan
a) Pertumbuhan linear terganggu a) Gangguan pertumbuhan
b) Peningkatan berat badan b) Mudah sakit
berkurang, terhenti, bahkan c) Kurang cerdas
turun
c) Ukuran lengan atas menurun d) Jika berkelanjutan menimbulkan
d) Malnutrisi tulang terhambat kematian
e) Ratio berat terhadap tinggi
normal atau cederung menurun
f) Anemia ringan atau pucat
g) Aktifitas berkurang
h) Kelainan kulit (kering, kusam)
i) Rambut kemerahan
PATOFISIOLOGI

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan
kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan
hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan
tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan
hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat
(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar,
sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat
sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Akibatnya metabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar
dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak,
gliserol dan keton bodies. (Arisman, 2012).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, Albumin, Globulin, Protein total, Elektrolit serum).
• Pemeriksaan Hemoglobin akan didapatkan hipohemoglobin atau hiperhemoglobin
• Pemeriksaan Hematokrit akan didapatkan hipohematokrit atau hiperhematokrit
• Pemeriksaan Albumin akan didapatkan hipoalbumin atau hiperalbumin
• Pemeriksaan Globulin akan didapatkan hipoglobulin atau hiperglobulin
• Pemeriksaan Protein total akan didapatkan normal atau tidak normal
• Pemeriksaan Elektrolit serum akan didapatkan kurang atau berlebihan
2. Pemeriksaan urine
3. Uji fungsi hati
4. EKG
5. Photo thorax
6. Antropometri Anak (tinggi badan, berat badan,dan lingkar kepala)
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan kurang kalori protein:


1. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit
3. Penanganan diare bila ada cairan: antidiare dan antibiotik
B. Diagnosa
1. Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder: imununosupresi (penurunan kekebalan tubuh)
(0142)
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan
(D.0019)
3. Defisit pengetahuan b.d kurang minat dalam belajar
(D. 0111)
4. Risiko gangguan perkembangan b.d kelainan
genetik/kogenital (kelainan pada otot) (D. 0107)
5. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d penurunan
mobilitas (D.0129)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Biodata
Sering menyerang anak usia 1-3 tahun, bisa lak-laki/perempuan, yang kebanyakan tinggal di daerah angka ekonominya
sangat rendah.
b. Keluhan utama
Biasanya anak rewel, cengeng, anorexia, anak kurus tinggal tulang, suhu badan dibawah normal, disertai diare kronik.
c. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien merasa lesu, pandangan mata sayu, tidak bersemangat, tidak mau makan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya pada pasien marasmus dan khahiorkor memiliki riwayat premature, diit tidak baik dan sering sakit-sakitan karena
terjadinya penurunan ketahanan tubuh.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan pasien, atau menderita penyakit seperti
asma, TBC, dan DM.
f. Pola fungsi kesehatan
- Status nutrisi: Pada penderita marasmus dan kwashiorkor biasanya pasien akan mengalami BB menurun, badan tampak
kurus atau odem, dan sulit makan.
- Kebutuhan tidur dan istirahat: anak terganggu, cengeng, rewel.
- Pola eliminasi BAK: Volume urine menurun
- Pola eliminasi BAB: Sering konstipasi dan diare
- Koping kelurga rendah
2. Pemeriksaan fisik
TTV:
1. Suhu 8. Mulut
2. Nadi 9. Leher
3. RR 10. Thorax
4. KU 11. Abdomen
5. Kepala 12. Esktermitas
6. Muka 13. Kulit
7. Hidung
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan Tingkat infeksi (L.14137) Manajemen imunisasi/vaksinasi (I.14508)
pertahanan tubuh sekunder
(imununosupresi) penurunan kekebalan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24
tubuh (0142) jam, diharapkan derajat infeksi berdasarkan Tindakan
observasi atau sumber informasi menurun. Observasi
Dengan kriteria hasil: -Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
-Kebersihan tangan meningkat -Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi (mis. reaksi anafilaksis
-Kebersihan badan meningkat terhadap vaksin sebelumnya dan atau sakit parah dengan atau tanpa
-Demam menurun demam)
-Kemerahan menurun -Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan
-Nyeri menurun -Terapeutik Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral
-Bengkak menurun
-Kadar sel darah putih membaik -Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis, nama produsen, tanggal
kedaluwarsa)
-Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat

Edukasi
-Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal, dan efek samping
Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah (mis. Hepatitis B,
BCG, difteri, tetanus, pertusis, H. influenza, polio, campak, measles,
rubela)
-Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakit namun saat
ini tidak diwajibkan pemerintah (mis. influenza, pneumokokus)
Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus (mis. rabies, tetanus)
-Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang
jadwal imunisasi kembali
-Informasikan penyedia layanan pekan Imunisasi Nasional yang
menyediakan vaksin gratis
Defisit pengetahuan b.d Tingkat pengetahuan (L.12111) Edukasi kesehatan (I.12382)
kurang minat dalam belajar Setelah dilakukan tindakan Tindakan
(D. 0111) keperawatan 3 x 24 jam, diharapkan Observasi
kecukupan informasi kognitif berkaitan -Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi -
dengan topik tertentu meningkat. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
Dengan kriteria hasil: menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
-Perilaku sesuai anjuran meningkat Terapeutik
-Verbalisasi minat dalam belajar -Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
meningkat -Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Kemampuan menjelaskan pengetahuan - Berikan kesempatan untuk bertanya
tentang suatu topik meningkat Edukasi
-Kemampuan menggambarkan -Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
pengalaman sebelumnya yang sesuai - Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
dengan topik meningkat -Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
-Perilaku sesuai dengan pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehal
meningkat
-Pertanyaan tentang masalah yang
dihadapi menurun
-Persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun
3.. Risiko gangguan perkembangan b.d Status perkembangan (I.10101) Promosi Perkembangan Anak (I.10340)
kelainan genetik/kogenital (kelainan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 Tindakan
pada otot) (D. 0107) jam , diharapkan kemampuan untuk Observasi
berkembang sesuai dengan kelompok usia -Identikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak
membaik. Terapeutik
Dengan kriteria hasil: -Fasilitasi hubungan anak dengan teman sebaya
-Keterampilan/perilaku sesuai usia meningkat -Dukung anak berinteraksi dengan anak lain
-Kemampuan melakukan perawatan diri -Dukung anak mengekspresikan perasaannya secara positif
meningkat -Dukung anak dalam bermimpi atau berfantasi sewajarya
-Dukung partisipasi anak di sekolah, ekstrakurikuler dan aktivitas komunitas
-Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak
-Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai anak
-Bacakan cerita/dongeng untuk anak
-Diskusikan bersama remaja tujuan dan harapannya
-Sediakan kesempatan dan alat-alat untuk menggambar, melukis, dan mewarnal
-Sediakan mainan berupa puzzle dan maze
Edukasi
-Jelaskan nama-nama benda obyek yang ada di lingkungan sekitar
-Ajarkan pengasuh milestones perkembangan dan prilaku yang dibentuk
-Ajarkan sikap kooperatif, bukan kompetisi diantara anak
-Ajarkan anak cara meminta bantuan dari anak lain, jika perlu
-Ajarkan teknik asertif pada anak dan remaja
-Demontrasikan kegiatan yang meningkatkan perkembangan pada pengasuh
Kolaborasi
-Rujuk untuk konseling, jika perlu
4... Gangguan integritas Integritas Kulit dan Jaringan (I.14125) Perawatan Integritas Kulit (L.11353)
kulit/jaringan b.d penurunan Setelah dilakukan tindakan 3 x 24jam, Tindakan
mobilitas (D.0129) diharapkan kemampuan keutuhan kulit Observasi
(dermis dan/atau epidermis) atau jaringan -Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. perubahan
(membran mukosa, kornea, lasia, otot, sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu
tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
dan/atau ligamen meningkat. Terapeutik
Dengan kriteria hasil: -Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
-Kerusakan jaringan menurun -Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu -Bersihkan
-Kerusakan kulit menurun perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
-Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
-Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
sensitif
- Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
-Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion, serum)
-Anjurkan minum air yang cukup -Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
-Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
-Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
-Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar
rumah
-Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi I. Cetakan III (Revisi). Tim Pokja SDKI DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi Dan Tindakan
Keperawatan.Edisi I. Cetakan II. Tim Pokja SIKI DPP PPNI.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi I. Cetakan II. Tim Pokja SLKI DPP PPNI
Prof. Dr. Achmad Djaeni Sediaoetama, M. Sc. Ilmu gizi, 2000. Dian rakyat-Jakarta Timur
Dr. Arief ZR. Neonatus & Asuhan Keperawatan Anak, 2009. Nuha Medika-Yogyakarta
https://www.scribd.com/document/457522435/Pathway-KKP
Diakses pada tanggal 01-Oktober-2023
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai