Anda di halaman 1dari 27

Metode Penelitian Kualitatif

Kelompok 9

Ahmad Farhan 11190251000039


Rizky Rahmadhani 11190251000092
Sandy Suprayogi 11190251000149
2

Penelitian Campuran
1.
Pengertian
4

Pengertian Penelitian Campuran


Beberapa dasar pemikiran yang melatarbelakangi mengapa penelitian gabungan
kuantitatif dan kualitatif (penelitian campuran) dikembangkan, berawal dari ketidakpuasan para
peneliti, setelah mencermati secara mendalam kelemahan yang dihasilkan penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Perdebatan pada 1970-­1980­an, memberi wahana baru dan kebermaknaan
penelitian gabungan bagi penelitian sosial. Ketidakpuasan terhadap kelemahan penelitian
kuantitatif maupun kualitatif, maka pada awal 1990­an peneliti mencoba menggunakan
penelitian gabungan, yaitu menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam meneliti
satu masalah. (Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, 427.)

Metode penelitian campuran digunakan sebagai solusi dalam penelitian apabila


metode kuantitatif atau kualitatif dianggap tidak bisa memberikan hasil yang lengkap dalam
menjawab rumusan masalah penelitian. Metode penelitian campuran ini lahir disebabkan
banyaknya permasalahan yang dialami oleh peneliti ketika menggunakan kuantitatif atau
kualitatif saja.
5

Konsep Penelitian Campuran


Secara konsep umum, penelitian campuran merupakan penelitian yang menggabungkan
metode kuantitatif dengan metode kualitatif. Inilah definisi menurut para ahli. Menurut Creswell dan
Clark (2007) “Metode penelitian campuran adalah suatu rancangan penelitian dengan asumsi filosofis
seperti metode inkuiri. Sebagai metodologi, ini melibatkan asumsi filosofis yang memandu arah
pengumpulan dan analisis data dan campuran pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam banyak fase
dalam proses penelitian. Sebagai suatu metode, ia berfokus pada pengumpulan, analisis, dan
pencampuran data kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian. Premis utamanya adalah bahwa
penggunaan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang masalah penelitian daripada hanya menggunakan satu pendekatan saja.”

Sedangkan menurut Schoonenboom & Johnson (2017), Penelitian metode campuran


adalah jenis penelitian di mana seorang peneliti atau tim peneliti menggabungkan elemen pendekatan
penelitian kualitatif dan kuantitatif (misalnya, penggunaan sudut pandang kualitatif dan kuantitatif,
pengumpulan data, analisis, teknik inferensi) untuk tujuan luas dan mendalam ketika memahami dan
melakukan pembuktian.
6

Tujuan Penelitian Campuran


Secara umum tujuan dari penggunaan penelitian campuran yaitu untuk lebih memahami isu atau
permasalahan penelitian dengan mengtriangulasikan data kualitatif yang berupa perincian deskriptif dengan data
kuantitatif yang berupa angka-angka

Jika tujuan penggunaan ingin dilihat dari beberapa sudut pandang penelitian, maka terdapat lima tujuan dilakukan
pengabungan metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian (Schoonenboom & Johnson, 2017), yaitu:

1. Triangulasi, yaitu mencari konvergensi, pembuktian, korespondensi hasil dari metode yang berbeda.
2. Complementaritas, yaitu mengupayakan elaborasi, perbaikan, ilustrasi, klarifikasi hasil dari satu metode dengan
hasil dari metode lainnya.
3. Pengembangan, yaitu berupaya menggunakan hasil dari satu metode untuk membantu mengembangkan atau
menginformasikan metode lain, di mana pengembangan secara luas diartikan untuk memasukkan pengambilan
sampel dan implementasi, serta keputusan pengukuran.
4. Inisiasi, yaitu mencari kontradiksi, perspektif baru, kerangka kerja, penyusunan kembali pertanyaan atau hasil dari
satu metode dengan pertanyaan atau hasil dari metode lain.
5. Ekspansi, yaitu berusaha untuk memperluas kedalaman dan jangkauan penyelidikan dengan menggunakan metode
yang berbeda untuk komponen penyelidikan yang berbeda.
7
Kelebihan & Kekurangan Penelitian Campuran
a. Metode campuran menyediakan bukti yang lebih komprehensif dalam mempelajari masalah penelitian
dibandingkan dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif saja.
b. Hasil penelitian menggunakan metode campuran tidak bersifat umum, tetapi memberikan hasil yang
lebih mendalam. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian digunakan dapat dikembangkan berdasarkan
hasil data penelitian salah satu metode utama yang telah digunakan.
c. Metode ini memberikan kemudahan kepada peneliti, karena menyediakan banyak desain penelitian
yang sesuai dengan masalah penelitian pada berbagai bidang penelitian.
d. Dengan menggunakan metode campuran, peneliti dapat menemukan temuan lain di luar dugaan peneliti
yang akan mendukung hasil penelitian.

Metode ini memiliki kekurangan dari hal-hal kecil saja. Sebagai contoh, dalam hal instrumen penelitian.
Peneliti perlu menyiapkan instrumen yang lebih banyak dibandingkan dengan metode lainnya, karena
dampak dari gabungan dua metode. Dalam hal waktu, penelitian campuran membutuhkan waktu yang lebih
lama dibandingkan metode kuantitatif. Dalam hal penerapan, peneliti diwajibkan memahami jenis
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam hal anggaran, membutuhkan sumber biaya yang lebih besar jika
dibandingkan dengan hanya menggunakan satu metode penelitian saja.
2.
Prosedur
9

Prosedur Penelitian Campuran


➜ Dalam menentukan prosedur pengumpulan data dalam metode penelitian capuran,
terdapat beberapa sudut pandang. Berdasarkan proses, pengumpulan data dalam metode penelitian
campuran dapat dibagi menjadi tiga, antara lain:

1) Menggabungkan atau menyatukan dua metode secara bersamaan. Dalam proses ini metode kuantitatif
dan kualitatif digunakan pada waktu bersamaan selama penelitian, selain itu kedua metode memiliki
besar pengaruh yang sama dalam penelitian.
2) Menghubungkan dua metode dengan syarat satu metode sebagai data utama, dan metode lain sebagai
pendukung. Proses ini terdiri dari dua bentuk, yaitu pengumpulan data kuantitatif dilakukan terlebih
dahulu sebelum pengumpulan data kualitatif atau pengumpulan data kualitatif dilakukan terlebih
dahulu sebelum data kuantitatif.
3) Menanamkan satu metode pada metode yang lain, sehingga satu jenis data yang didapatkan dapat
mendukung data lainnya. Dalam cara ini, pengumpulan data Kuantitatif dan Kualitatif dilakukan
secara bersamaan.
10
Kelebihan & Kekurangan Penelitian Campuran
Di dalam penelitian campuran, penting kiranya mempertimbangkan terlebih dahulu sejumlah
aspek penting dalam merancang prosedur-prosedur untuk penelitian. (Creswell:2003) menjelaskan ada beberapa
aspek prosedur dalam penelitian metode campuran, yaitu:

Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Apakah data akan
dikumpulkan secara bertahap (sekuensial) atau dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu (konkuren).

Weigthing (bobot)
Bobot dalam penelitian metode campuran ini perlu diprioritaskan, karena bobot itu bisa saja seimbang dan bisa juga lebih
berat ke satu metode daripada metode lainnya.

Mixing (pencampuran)
Mencampurkan data, dalam pengertian lebih luas mencampur rumusan masalah, filosofi, dan interpretasi penelitian.
Mencampurkannya bukanlah pekerjaan yang mudah mengingat data kualitatif terdiri dari teks-teks dan gambar-gambar,
sedangkan data kuantitatif terdiri dari angka-angka.

Teorizing (teorisasi)
Dalam prosedur metode campuran, perspektif teoretis yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses atau tahap
penelitian.
11
Analisis Data Penelitian Campuran
➜ Pada dasarnya analisis data dilakukan untuk memperoleh jawaban dari proses
pengumpulan data penelitian. Dalam proses analisis data, Iskandar (2008) menjelaskan
perbedaan antara analisis data kuantitatif dan kualitatif, yaitu analisis data kualitatif pada
dasarnya menggunakan pemikiran logis, sedangkan analisis data kuantitatif menggunakan
dasar berfikir deduktif. Secara khusus, analisis data dalam penelitian campuran didasarkan
pada desain metode campuran yang digunakan. Setiap desain memiliki prosedur analisis
data yang berbeda-beda, hal ini tergantung dari kebutuhan peneliti. Pada bagian ini akan
dijelaskan secara umum analisis data dalam metode campuran, yang didasarkan pada dua
jenis pengumpulan data dalam metode campuran, yaitu konkuren dan sekuensial.
12

Sekuensial
Analisis data sekuensial paling banyak
Konkuren digunakan dalam desain penelitian
eksplanatori dan eksploratori. Oleh sebab
Dalam penelitian campuran dengan itu, dalam analisis sekuensial ini hasil yang
didapatkan dari pengumpulan data dengan
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif menggunakan metode pertama digunakan
dilakukan dalam waktu bersamaan, terdapat sebagai dasar pengumpulan data dengan
metode kedua. Pada umumnya proses
ketentuan yang bisa menjadi panduan analisis data dilakukan secara terpisah
dalam proses analisis data. Dalam hal ini, disesuaikan dengan rumusan masalah

pemilihan teknik dalam proses analisis data Hasil dari analisis data dari penggunaan
dilakukan berdasarkan tujuan dari metode pertama dapat mempengaruhi
beberapa hal pada pengumpulan data kedua,
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. seperti instrumen penelitian yang akan
digunakan, subjek yang akan dipilih untuk
Biasanya penggunaan dua metode secara
pengumpulan data dengan metode kedua dan
bersamaan memiliki dua tujuan yaitu, waktu pengumpulan data. Selain itu, hasil
analisis data ini juga mampu menimbulkan
sebagai penguatan dan sebagai
pembanding.
3.
Jenis-Jenis Desain
Jenis-Jenis Desain Penelitian Campuran 14

Dalam metode campuran ada beberapa desain penelitian yang telah ditawarkan oleh pakar-pakar
metode penelitian. Setiap desain memiliki prosedur-prosedur yang berbeda-beda yang disesuaikan
dengan banyak kasus yang terjadi dan kebutuhan peneliti. Para pakar metode penelitian campuran
telah mengemukakan beberapa pertimbangan yang harus dilihat dalam menentukan desain yang akan
digunakan.

Memilih desain berdasarkan tujuan penelitian, hal ini dikarenakan kebutuhan dari setiap masalah
yang ingin dipecahkan dalam suatu penelitian akan berbeda. Memilih desain berdasarkan proses
penyiapan instrumen penelitian, karena seringkali menemukan kasus peneliti menyiapkan instrumen
dari awal, menyiapkan instrumen tahap pertama kuantitatif dahulu lalu kualitatif di tahap selanjutnya,
dan sebaliknya.
15
Desain Sekuensial Eksplanatori
Desain eksplanatori merupakan salah satu desain metode campuran yang bersifat
sekuensial, di mana proses penelitian dilakukan dalam dua fase. Setiap fase penerapan metode kuantitatif
dan kualitatif dalam desain eksplanatori dilakukan dalam waktu yang berbeda. Ciri khusus dari desain
eksplanatori adalah proses pengumpulan data kuantitatif selalu dilakukan terlebih dahulu, dan selanjutnya
diikuti dengan pengumpulan data kualitatif. Tujuan utama dari penerapan desain eksplanatori adalah data
hasil metode kualitatif memba

Dalam desain eksplanatori, metode kuantitatif menjadi metode utama dalam proses
pengumpulan data, sedangkan metode kualitatif sebagai metode pendukung. Akan tetapi dalam beberapa
kasus dalam desain eksplanatori juga disediakan jenis model dengan metode kualitatif sebagai metode
utama, sedangkan metode kuantitatif sebagai pendukung. Walaupun dalam kasus tersebut bobot terbesar
terdapat pada metode kualitatif, akan tetapi fase penelitian tetap selalu diawali dengan metode kuantitatif,
dan selanjutnya diikuti metode kualitatif. Bentuk seperti ini biasanya dilakukan untuk menentukan subjek
penelitian atau sampel yang berperan pada tahap pengumpulan data kualitatif. Sampel pada tahap
pengumpulan data kualitatif akan berbeda, jika hasil yang didapatkan pada metode kuantitatif berbeda.
16
Desain Sekuensial Eksploratri

Desain eksploratori merupakan kebalikan dari desain eksplanatori. Desain metode campuran ini
juga bersifat sekuensial, dimana proses penelitian dilakukan dalam dua fase dalam waktu berbeda. Ciri dari desain
eksploratori adalah fase pertama yang dilakukan adalah proses pengumpulan dan analisis data kualitatif,
selanjutnya hasil dari analisis data kualitatif digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data kuantitatif.

Menurut Creswell dan Clark (2007), beberapa alasan desain eksploratori digunakan dalam suatu penelitian :

a. Jika instrumen penelitian tidak tersedia, variabel tidak diketahui, atau tidak ada teori yang menjadi referensi
penelitian, maka proses kualitatif pada tahap awal penelitian dalam desain eksploratori adalah cara terbaik untuk
mengeksplorasi suatu fenomena.
b. Desain ini digunakan ketika peneliti perlu untuk mengembangkan dan menguji instrumen karena tidak tersedia.
c. Desain ini digunakan untuk mengidentifikasi variabel penting untuk digunakan pada metode kuantitatif ketika
variabel tidak diketahui.
d. Desain ini digunakan jika peneliti ingin menggeneralisasikan hasil untuk kelompok berbeda.
e. Untuk mengeksplorasi fenomena lebih dalam.
17
Desain Konkuren Triangulasi
➜Desain triangulasi merupakan desain metode campuran yang bersifat konkuren, di
mana proses penelitian dilakukan dalam satu fase dalam waktu bersamaan. Ciri dari desain
triangulasi adalah fase pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif dilakukan dalam
waktu yang sama dan dengan bobot yang sama. Dalam arti lain, dalam desain triangulasi
tidak ada salah satu metode yang menjadi metode utama dan metode lainnya menjadi
metode pendukung.

➜Desain triangulasi memiliki banyak keunggulan yang memberikan kemudahan bagi


peneliti dalam melakukan penelitian. Salah satu keunggulan utama adalah waktu penelitian
yang dibutuhkan peneliti tidak banyak, karena karakteristik desain ini adalah konkuren.
Selain itu, desain triangulasi tidak bersifat monoton karena data kuantitatif dan kualitatif
yang dikumpulkan tidak harus permasalahan yang sama. Beberapa peneliti senang
menggunakan desain ini karena antar satu metode dengan metode lain dalam desain ini
saling mendukung.
18
Desain Konkuren Embedded
➜Desain embedded merupakan salah satu desain metode campuran yang mana satu
metode penelitian ditanamkan pada metode penelitian lainnya (Creswell dan Clark, 2007).
Dalam desain embedded satu metode penelitian dijadikan metode utama, sedangkan
metode lainnya dijadikan metode pendukung. Hal ini bertujuan agar kekurangan data yang
didapatkan dari metode utama, dapat digali lebih dalam pada metode pendukung sehingga
hasil penelitian yang didapatkan mampu menjawab secara tepat pertanyaan dari penelitian.

➜Desain embedded banyak digunakan dalam penelitian pendidikan, hal ini


dikarenakan para peneliti pendidikan biasanya tidak bisa mendapatkan data secara lengkap
jika mengunakan hanya satu metode dalam satu penelitian. Misalnya dalam penelitian
eksperimental, peneliti ingin menguji suatu model pembelajaran. Efek dari pembelajaran
tersebut bisa diukur secara kuantitatif, akan tetapi untuk mengetahui proses yang terjadi
dalam pembelajaran memerlukan suatu pengumpulan data secara kualitatif.
19
Desain Konkuren Transformatif
➜ Model penelitian campuran transformatif merupakan model penelitian campuran yang
menggunakan salah satu dari keempat model sebelumnya (eksplanatori, eksploratori, embedded, tringaulasi) yang
didesain menggunakan suatu kerangka transformatif atau lensa (Creswell, 2011). Kerangka transformatif ini
bertujuan untuk mengatasi masalah sosial yang terjadi pada suatu populasi yang terpinggirkan (kurang
terwakilkan) yang masih terlibat dalam penelitian yang membawa perubahan. Menurut Greene dalam Creswell
(2011), kekuatan dari model penelitian campuran ini adalah berbasis pada nilai dan ideologinya.

➜Kerangka transformatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah sosial yang terjadi pada suatu populasi yang
terpinggirkan (kurang terwakilkan) yang masih terlibat dalam penelitian yang membawa perubahan. Menurut
Greene dalam Creswell (2011), kekuatan dari model penelitian campuran ini adalah berbasis pada nilai dan
ideologinya. Metode penelitian ini lebih menarik, karena peneliti dapat mengumpulkan dua macam data
(kuantitatif dan kualitatif atau sebaliknya) secara simultan, dalam satu tahap pengumpulan data. Dengan demikian
data yang diperoleh menjadi lengkap dan lebih akurat. Sebagai contoh penelitian kuantitatif pengukur berat badan
seseorang, dan sekaligus diamati prilaku masing-masing orang berdasarkan berat badannya berat badannya dengan
metode kualitatif. Mengamati eksperimen sekaligius mengamati prilaku orang-orang yang sedang terlibat dalam
eksperimen. (Sugiyono, 2018)
4.
Contoh
21

Penelitian berjudul “Interpersonal Difficulties Among


Chinese‑Canadian Students” Contoh ini menunjukkan diperolehnya
keuntungan apabila penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif sekaligus dalam satu penelitian. Fase penelitiannya adalah:
fase pertama penelitian kuantitatif, kedua kualitatif, dan ketiga
kuantitatif lagi. Catat bahwa, berlawanan dengan gambaran umum
tentang bagaimana kedua pendekatan berkaitan, penemuan ‑penelitian
kualitatif memberi sumbangan terhadap validasi penelitian kuantitatif,
sedangkan hasil final penelitian kuantitatif memberikan perkembangan
hipotesis bagi penelitian kualitatif lebih lanjut.
22
➜Fase Kuantitatif Pertama. Fase pertama meneliti hubungan antara akulturasi dan penyesuaian
interpersonal, dengan menggunakan kerangka kerja yang disiapkan melalui teori interpersonal
tradisional the interpersonal circumplex (Leary; Keisler; Wiggins & Trobst).Model ini meliputi delapan
problem (kesukaran) interpersonal yang dapat dikelompokkan menjadi dua dimensi love dan
dominance.
Sampel terdiri dari 130 mahasiswa perempuan dan 54 mahasiswa laki laki berusia antara
18 sampai dengan 25 tahun, semuanya mahasiswa Kanada keturunan Cina. Alat ukur yang digunakan
adalah Inventory of Interpersonal Problems (IIP; Horowitz, Alden, Wiggins & Pincus) untuk mengukur
problem interpersonal, dan the Vancouver Index of Acculturation (VIA; Ryder, et al.) untuk mengukur
akulturasi secara dimensional, dengan subskala independen untuk Heritage dan Mainstream Cultural
Self identities (dalam hal ini China dan Kanada).Hanya subskala Mainstream dari VIA yang memiliki
korelasi signifikan dengan penyesuaian, memprediksi lebih sedikit terhadap problem keinginan balas
dendam/selfcentered, dingin/tidak ramah, pemalu, tidak asertif, dan sangat akomodatif.
23

Fase Kualitatif. Tujuan dari penelitian tahaf kedua ini adalah untuk
memperkaya model pengujian secara kualitatif untuk menguatkan fase
pertama dari data kuantitatif, dengan potensi untuk menambahkan unsur
unsur penting yang tak terduga bagi model tersebut.Di sini penelitian
dilakukan dengan diskusi kelompok terarah (focus group discussion)
untuk mengeksplor konteks problem problem interpersonal mana yang
dialami subyek.
24
➜Fase Kuantitatif Kedua. Tujuan dari fase ini adalah untuk meneliti model yang sudah terelaborasi,
yang menerangkan bahwa konteks budaya di mana berbagai problem interpersonal terjadi. Subyek
penelitiannya adalah 85 mahasiswa perempuan dan 51 mahasiswa laki laki yang rentang usianya antara 18
sampai dengan 26 tahun, dan semuanya adalah mahasiswa keturunan Cina. Alat ukur yang digunakan sama
dengan yang digunakan pada penelitian kuantitatif tahap pertama, yaitu IIP dan VIA; akan tetapi kali ini IIP
diberikan dua kali, yang satu mengkhususkan pada problem problem mahasiswa dengan budaya Kanada dan
yang satu mengkhususkan pada problem problem mahasiswa dengan budaya Cina.
Pertama melihat problem yang dihadapi mahasiswa dengan budaya Cina; dan temyata baik
untuk subskala Haritage maupun subskala Mainstream mempunyai hubungan yang signifikan dengan
penyesuaian. Skor yang tinggi pada subskala Haritage secara signifikan memprediksi lebih banyak problem:
sangat bersifat menguasai atau mengendalikan, tidak suka mencampuri, berkorban diri, dan lebih sedikit dengan
problem dingin/tidak ramah dan pemalu; sedangkan skor tinggi pada subskala Mainstream secara signifikan
memprediksi lebih sedikit dengan problem: menguasai atau mengendalikan, ingin membalas dendam/ self
centered, dingin/tidak ramah, tidak asertif, terlalu akomodatif, dan tidak suka mencampuri. Hasil di atas
berbeda dengan problem yang dihadapi mahasiswa dengan budaya Kanada; yang hanya pada subskala
Mainstream saja yang mempunyai hubungan signifikan dengan penyesuaian, dan polanya sama dengan
penemuan yang didapat dalam fase pertama penelitian kuantitatif.
5.
Kesimpuan
26
Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan
bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran kedua pendekatan tersebut dalam
satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis
data, tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga
kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Konsep penelitian campuran yaitu intergrasi yang memuat komponen kualitatif dan
kuantitatif bergabung dan dapat terjadi pada setiap tahap proses penelitian. Tujuan keseluruhan dari
penelitian campuran menggabungkan komponen penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah untuk
memperluas dan memperkuat kesimpulan penelitian dan penggunaan metode ini berkontribusi dalam
menjawab pertanyaan penelitian seseorang.
27

Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai