Anda di halaman 1dari 19

MONITORING PELAKSANAAN RPS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PANCASILA

Semester : GASAL/GENAP Petunjuk Pengisian :


Tahun Akademik : 1. Dosen mengisi kolom realisasi RPS kemudian diparaf oleh dosen dan perwakilan mahasiswa
Mata Kuliah : Lab Perpajakan I 2. Koordinator mata kuliah menulis temuan ketidaksesuaian pada kolom yang disediakan dan diparaf
Program Studi : D3 PERPAJAKAN 3. Apabila ditemukan ketidaksesuaian agar diselesaikan dengan mengisi kolom verifikasi dan tindakan perbaikan
Dosen : 4. Monitoring dan evaluasi dilakukan minimal 2 kali dalam satu semester (sebelum UTS dan UAS)
Ruang :
Minggu
Waktu Pelaksanaan Paraf Paraf
Ke -
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER REALISASI PEMBELAJARAN SEMESTER Dosen Mahasiswa
Tgl Jam

Pengertian Pajak, Retribusi dan Sumbangan /


1 Pungutan, serta fungsi dan jenis pajak

1. Konsep dan fungsi NPWP dan SKP


2 2. Tata cara pendaftarannya
3. Jenis-jenis SPT
4. Batas waktu penyampaian SPT

1. Konsep teori dan fungsi Surat Ketetapan Pajak


3 2. Surat Keberatan dan Banding

1. Prinsip-prinsip pembukuan
4 2. Pencatatan
3. Hak dan kewajiban dalam pemeriksaan pajak

1. Konsep Pajak Penghasilan


5 2. Subjek Pajak PPh
3. Objek Pajak PPh
4. Wajib Pajak PPh
Konsep penghitungan Pajak Penghasilan
6 tahunan sesuai dengan Undang-undang
Perpajakan yang berlaku

konsep penghitungan Pajak Penghasilan


7 pasal 21 sesuai dengan Undang-undang
Perpajakan yang berlaku

UTS
Minggu
Waktu Pelaksanaan
Ke -
Paraf Paraf
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER REALISASI PEMBELAJARAN SEMESTER Dosen Mahasiswa
Tgl Jam

Konsep penghitungan Pajak Penghasilan


8 lebih/kurang bayar sesuai dengan Undang-undang
Perpajakan yang berlaku

Konsep penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan


9 sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang
berlaku

1. Konsep dasar dan terminologi PPN


10 2. Mekanisme PPN
3. Wajib Pajak PPN
4. Penghitungan PPN

Konsep penghitungan PPN kurang/lebih bayar


11 sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang
berlaku
Konsep penghitungan Pajak Penjualan Barang
12 Mewah sesuai dengan Undang-undang
Perpajakan yang berlaku

Konsep atas Bea Materai sesuai dengan Undang-


13 undang Perpajakan yang berlaku

14 Review dan Quiz

UAS

Referensi :
1. Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak, Perpajakan Edisi Revisi 2013, Yogyakarta
2. Prof. Dr. Azhari Aziz Samudra, M.Si, Perpajakan di Indonesia, 2015, Jakarta
3. Untung Sukardji,, Pajak Pertambahan Nilai Edisi Revisi, 2012, Jakarta
4. Djoko Mulyono, PPH dan PPH 21 Lengkap dengan Undang-undang, 2009, Jakarta
5. Kementerian Keuangan RI, Dirjen Pajak, Direktorat penyuluhan Pelayanan dan Humas, Susunan Dalam satu Naskah UU Perpajakan

TEMUAN KETIDAK SESUAIAN VERIFIKASI DAN TINDAK PERBAIKAN PELAKSANA PARAF

KOORDINATOR MATA KULIAH

KETUA PRODI
MODUL LAB
PERPAJAKAN I
Pertemuan 1
PENGERTIAN PAJAK & RETRIBUSI, FUNGSI, SYSTEM DAN
PENGGOLONGAN JENIS PAJAK

1. Pengertian Pajak dan Retribusi


Prof.Dr. Rochmat Soemitro, SH:
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-
Undang (yang dapatdipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.

 Menurut Undang-Undang No.16 Tahun 2009:


Pajak adalah Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
 Retribusi
adalah pungutan yang dikenakan kepada masyarakat yang
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Negara.
Contoh: Retribusi tol, restribusi kebersihan, restribusi
masuk terminal, restribusi tontonan, restribusi iklan,
restribusi izin usaha

2. Fungsi Pajak:
 Fungsi Budgetair
Sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya. Dimasukkan dalam komponen
penerimaan dalam negeri pada APBN
 Fungsi Regulerend (mengatur)
Sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contoh:
- pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang mewah dan minuman
keras
- tarif pajak, untuk ekspor sebesar 0%
 Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak digunakan oleh pemerintah untuk pengeluaran umum dan
pembangunan nasional untuk membuka kesempatan kerja dengan tujuan
meningkatkan pendapatan masyarakat
 Fungsi Demokrasi
Adalah suatu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau wujud
sistem gotong royong termasuk pemerintah dan penggunaannya demi
kesejahteraan masyarakat
3. Sistem Pemungutan Pajak
>>>>Official Assessment System
Adalah suatu sitem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus/petugas pajak)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak

Ciri-cirinya:
* wewenang pada fiskus
* wajib pajak pasif
* utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat
ketetapan pajak oleh fiskus
>>>>Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.

Ciri-cirinya:
* wewenang pada wajib pajak
* wajib pajak aktif mulai dari menghitung,
menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang
terutang
* fiskus hanya mengawasi
>>>>With Holding System
Adalah sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga
untuk memotong dan menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya:
*wewenang pada pihak ketiga adalah pihak
lain selain fiskus dan wajib pajak
4. Pengelompokan Pajak
>>>>>>Menurut Lembaga Pemungutnya:
a. Pajak Pusat
Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga Negara.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM) dan Bea Materai
b. Pajak Daerah
Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga daerah.

Pajak Daerah terdiri atas:


o Pajak Propinsi, contoh: Pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar kendaraan
bermotor
o Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan
Khusus untuk PBB sejak 1 Januari 2014:
o PBB Pedesaan dan perkotaan (P2) selain P3 dikelola sepenuhnya oleh kabupaten/kota
o PBB sektor perkebunan, perhutanan dan pertambangan (P3) masih tetap pajak pusat.
>>>>>>Menurut Golongannya:
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri
oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Penghasilan

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya


dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
: Pajak Pertambahan Nilai
>>>>>Menurut sifatnya
Pajak Subjektif dan pajak objektif.
~ Pajak Subjektif adalah pajak yang pengenaannya pertama
tama memperhatikan pribadi wajib pajak,kemudian
menetapakan objek pajaknya. Keadaan pribadi wajib pajak
(gaya pikul) sangat mempengaruhi besarnya jumlah pajak
yang terutang. Contoh: pph.

~ Pajak Objektif adalah pajak yang pengenaannya pertama


tama memperhatikan kepada objeknya yaitu berupa benda,
keadaan, perbuatan,peristiwa yang menyebabkan utang
pajak kemudian ditetapkan subjeknya tanpa mempersoalkan
apakah subjek tersebut bertempat tinggal diindonesia atau
tidak, contoh : PPN dan PPnBM, PBB.
PENGERTIAN-PENGERTIAN
BAKU DALAM PERPAJAKAN
Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau
badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan
untuk melakukan kewajiban perpajakan,
termasuk pemungutan pajak atau pemotongan
pajak tertentu.

BADAN
Adalah sekumpulan orang dan atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun
yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan
bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis,
lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya
PENGUSAHA
Adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk
kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan
barang, mengimpor barang, mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan
barang tidak berwujud dari luar daerah pabean,
melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa
dari luar daerah pabean

PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)


Adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang
dikenakan pajak berdasarkan UU Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), tidak termasuk Pengusaha Kecil yang
batasannya ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk
dikukuhkan menjadi PKP
MASA PAJAK
Adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan TAKWIM atau jangka
waktu lain yang ditetapkan keputusan mnteri keuangan paling lama 3 (tiga) bulan
takwim

TAHUN PAJAK
Adalah jangka waktu 1 (satu) tahun TAKWIM kecuali jika WP menggunakan tahun
buku yang tidak sama dengan tahun takwim
Pada umumnya sama dengan tahun takwim/kalender.
Wajib pajak bisa menggunakan lain dengan syarat konsisten, selama 12 bulan dan
dengan pemberitahuan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Jenisnya:
Tahun Pajak sama dengan tahun takwim 1 Jan 18 s/d 31 Des 18
Tahun pajak tidak sama dengan tahun takwim
1 Juli 2018 s/d 30 Juni 2019  Disebut tahun pajak 2018 krn 6 bln atau lebih
ditahun 2018.
1 April 2018 s/d 31 Maret 2019 Disebut tahun pajak 2018 krn 6 bulan atau lebih
di tahun 2018.
1 Okt 2018 s/d 30 Sep 2019 Disebut tahun pajak 2016 krn 6 bln atau lebih di
tahun 2019.
BAGIAN TAHUN PAJAK
Adalah bagian dari jangka waktu satu tahun pajak

PAJAK YANG TERUTANG


Adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat
dalam Masa Pajak, Tahun Pajak atau dalam
Bagian Tahun Pajak menurut ketentuan
peraturan perundang undangan perpajakan.

SURAT PAKSA
Adalah surat perintah membayar utang pajak
dan biaya penagihan menurut UU No.19/2000
tentang penagihan dengan Surat Paksa
KREDIT PAJAK
Adalah Pajak Masukan (PM) yang dapat dikreditkan
setelah dikurangi dengan pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak atau setelah dikurangi dengan pajak
yang telah dikompensasikan, yang dikurangkan dari
pajak yang terutang

PENANGGUNG PAJAK
Adalah pribadi atau badan yang bertanggung jawab
atas pembayaran pajak termasuk wakil yang
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban WP
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan

Anda mungkin juga menyukai