Anda di halaman 1dari 24

Kelompok 10

1. Debby Tamara (2014210056)


2. Abdila Perdana Yamani (2015210001)
3. Alya Fariha (2015210013)
4. Amirah (2015210015)
5. Anisa Cahya Wardhani (2015210023)
6. Bilqis Inayah (2015210044)
Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban
Dasar/Asasi Manusia Dalam
A. ISTILAH DAN PENGERTIAN HAK-HAK ASASI
MANUSIA

Istilah hak asasi manusia dalam beberapa


Bahasa asing, sebagai berikut:
a) Droit de I’homme (Perancis), artinya: “hak
manusia”
b) Human right (Inggris) / mensen rechten
(Belanda), artinya: “hak-hak kemanusiaan”
atau “hak-hak asasi manusia”.
1. Darji Darmodiharjo
“Hak-hak asasi manusia adalah hak-
hak dasar atau hak-hak pokok yang
dibawa manusia sejak lahir sebagai Menurut beberapa
anugerah Tuhan Yang Maha Esa”. pakar hukum
Indonesia, pengertian
2. Padmo Wahjono
daripada hak-hak asasi
“Hak-hak asasi adalah hak yang manusia adalah:
memungkinkan orang hidup
berdasarkan suatu harkat dan
martabat tertentu (beradab)”.
1. Ketetapan MPR RI No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia pada Angka I huruf D butir I menyebutkan:

“Hak asasi manusia adalah hal sebagai anugerah Tuhan


Yang Maha Esa, yang melekat pada diri manusia, bersifat
kodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan harkat dan
martabat manusia”. Pengertian dan
2. UU No. 39 Tahun 1999 tentang “Hak Asasi Manusia” yang rumusan tentang Hak
didalam Pasal 1 angka 1 menyebutkan : Asasi Manusia juga
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat tercantum dalam:
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
Negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”.
B. Pembedaan Atas Macam Dan Jenis Hak-Hak Asasi

I. Dari segi subyek:


a) Hak-hak asasi individu
b) Hak- hak asasi kolektif/sosial

II. Sri Soemantri, dalam tulisannya tentang


“ konstitusi serta artinya untuk negara “:
a) Hak-hak asasi manusia klasik
ialah hak-hak asasi manusia yang timbul dari
eksistensi manusia.
b) Hak-hak asasi manusia social
ialah hak-hak yang berhubungan dengan kebutuhan
manusia, baik yang bersifat lahiriah maupun
rohaniah.
a) hak-hak asasi pribadi (personal rights)
b) Hak-hak asasi ekonomi (property rights)
c) Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang
sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of legal Hak-hak asasi
equality)
berdasarkan obyek dan
d) Hak-hak asasi politik (political rights) kepentingannya/
e) Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan (social and penggolongan hak-hak
culture rights) asasi menurut jenisnya
f) Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata menjadi:
cara peradilan dan perlindungan (procedural rights)
g) Hak-hak asasi untum membangun (rights to
development)
C. Sejarah Dan Perkembangan Hak-Hak Asasi
Manusia

Setiap negara yang berdaulat pada dasarnya


mempunyai latar belakang sejarah sendiri-sendiri
dalam perjalanan hidup bangsanya, sehingga hal
yang bersangkut paut dengan perkembangan hak-
hak asasi manusianya pun tidak akan sama,
meskipun segi pengertian hak-hak asasi manusia itu
di mana-mana pada dasarnya sama, namun asas-
asas dan penerapannya dalam kehidupan suatu
negara dapat berbeda.
1) Sejarah dan perkembangan hak-hak asasi
manusia di Inggris dan Pengaruhnya

Sejarahnya dimulai dengan ketika Inggris berada dibawah


pemerintahan raja John Lackland (119-1216), yang dikenal
sebagai raja yang memerintah secara sewenang-sewenang,
sehingga menimbulkan protes dikalangan kaum bangsawan, dan
dari sebab pertentangan tersebut maka lahirlah Piagam Magna
Charta (1215). Adanya piagam ini mencerminkan bukti
kemenangan kaum bangsawan atas raja.
Perkembangan yang ada di inggris membawa pengaruh
pada jajahannya, yaitu Amerika Serikat, dengan lahirnya revolusi
tanggal 4 Juli 1776 yang dikenal dengan sebutan Declaration of
Independence, berkat pengaruh ahli pikir kenegaraan terkemuka
Inggris, John Locke mengenai hak untuk hidup, hak
kemerdekaan, dan hak milik ( life, liberty, dan property ).
Sedangkan untuk Perancis, dengan revolusinya
tanggal 17 Juli 1789, melahirkan Assemble nationale,
Dewan Nasional sebagai perwakilan rakyat Perancis yang
mengubah struktur Perancis dari feodalistis menjadi
demokratis, kemudian disusul dengan lahirnya
Declaration des droits del’Homme et du Citoyen
(Pernyataan hak-hak manusia dan warga negara),
diumumkan tanggal 27 Agustus 1789, sebagai pengaruh
terutama dari pemikiran Rousseau, yang menjadi dasar
dari aliran liberalisme pada abad ke-19 di Eropa.
Tujuan dari revolusi Perancis ini disimpulkan
dalam semboyannya, yaitu kemerdekaan, kesamarataan,
dan persaudaraan, ( Liberte, Egalite, Fraternite ) .
2) Sejarah Dan Perkembangan Hak-Hak Asasi Manusia
di Indonesia

Perjuangan hak-hak asasi manusia Indonesia yang


mencerminkan bentuk pertentangan kepentingan yang besar,
dikatakan terjadi setelah masuk dan bercokolnya bangsa asing
di Indonesia, sehingga timbul perlawanan dari rakyat untuk
mengusir penjajah. Pada masa kerajaan Majapahit kehidupan
rakyatnya dipandang telah mencapai taraf kecukupan. Hal
tersebut mencerminkan bahwa hak-hak asasi manusia sudah
terpelihara dengan baik.
Namun, setelah Majapahit mulai mengalami kemunduran
dan keruntuhan. Kemudian masuknya bangsa-bangsa asing
untuk mencari rempah-rempah ke Indonesia hingga menjajah.
Perlawanan terhadap penjajah semakin berjalan silih berganti,
namun senantiasa gagal, karena kurangnya koordinasi dan kurangnya
persenjataan. Hingga memasuki babakan baru, yaitu pergantian penjajah
dari Belanda ke tangan Jepang, perlawanan bangsa Indonesia semakin
matang dimana mereka sudah tidak lagi mengandalkan fisik. Pada tanggal
17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
sehari setelahnya adalah pengesahan UUD Negara RI dimana Terwujudlah
jaminan HAM Indonesia serta kewajiban-kewajiban yang bersifat
dasar/asasi pula.
Pada masa orde baru mulai diwujudkan rancangan UU tentang
HAM, dan perkembangan selanjutnya mulai dibentuknya Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia berdasarkan Kepres RI No. 50 tahun 1993 tanggal 7
Juni dan bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat antar bangsa
yang menghormati Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia PBB. Lalu pada masa Orde Reformasi
lahirnya Ketetapan No. XVII/MPR/1998 tentang HAM, yang kemudian
menjadi dasar lahirnya UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM dan dimuat
dalam LNRI tahun 1999 No. 165.
Dalam negara yang berdasarkan Pancasila, pemahaman
atas hak-hak asasi manusia dipandang penting, yaitu dengan
menempatkan manusia dengan kodrat, harkat dan martabatnya.
Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat asli,
kemampuan-kemampuan atau bakat-bakat alami, kekuasaan,
bekal, disposisi yang melekat pada keberadaan/eksistensi manusia
baik sebagai makhluk pribadu maupun makhluk sosial merupakan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Pemahaman Hak
Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Asasi Manusia
Tuhan, yang memiliki kemampuan-kemampuan cipta, rasa dan
karsa, kebebasan, hak-hak serta kewajiban-kewajiban asasi.
dalam Negara
Pancasila
Martabat manusia adalah kedudukan luhur manusia
sebagai makhluk Tuhan lainnya di dunia, karena manusia adalah
makhluk yang berakal budi dan memiliki harkat berupa
kemampuan-kemampuan tadi, dan dengan harkatnya yang tinggi
memberi manusia martabat yang luhur.
Derajat manusia adalah kodrat tingkat kedudukan atau
martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki bakat,
kodrat, kebebasan, hak-hak manapun kewajiban-kewajiban asasi.
Untuk memahami hak – hak asasi manusia dalam negara Pancasila,
menurut hemat penulis peran dari adanya Ketetapan MPR-RI No.
XVII/MPR/1998, sangat penting dan strategis, kerena didalamnya
mengandung amanat berupa penugasan kepada :
a) Lembaga-lembaga Tinggi Negara dan seluruh Aparatur
Pemerintah, untuk menghormati, menegakkan dan
menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia
kepada seluruh masyarakat.
b) Presiden RI dan DPR-RI untuk meratifikasi berbagai instrumen
PBB tentang HAM, sepanjang tidak bertentangan dengan
Pancasila dan UUD 1945.
c) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ditetapkan dengan UU untuk
melaksanakan penyuluhan, pengkajian, pemantauan, penelitian
dan mediasi tentang hak asasi manusia.
Lebih lanjut Ketetapan tersebut memuat suasana sistematika
naskah HAM yang terdiri dari :
1.Pandangan dan Sikap Bangsa Indonesia terhadap Hak Asasi
Manusia, yang meliputi :
a. Pendahuluan
b. Landasan
c. Sejarah, Pendekatan, dan Substansi
d. Pemahaman HAM bagi Bangsa Indonesia.

2.Piagam Hak Asasi Manusia, yang meliputi :


a. Pembukaan, terdiri atas 7 Alinea.
b. Batang tubuh, terdiri atas 10 Bab, 44 Pasal, yang Kemudian
diimplementasikan ke dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, yang terdiri dari 11 bab, terperinci dalam 106
pasal.
Perkembangan perjuangan bagi tegaknya Hak Asasi
Manusia di Indonesia makin memperoleh wujud yang
nyata dalam peraturan perundang-undangan
Indonesia setalah sidang tahunan MPR-RI yang
digelar dari tanggal 7 s/d 18 Agustus 2000 berhasil
mengadakan Perubahan Kedua UUD-RI tahun 1945,
yang di tetapkan di Jakarta, pada tanggal 18 Agustus
2000, dengan mencantumkannya dalam BAB XA
dibawah judul Hak Asasi Manusia, yang meliputi
Pasal 28A s/d 28J.
PAHAM INTEGRALISTIK/
KEKELUARGAAN
INDONESIA
Paham integralistik merupakan salah satu
aliran pikiran di dalam bernegara. Hal ini
berawal dari pandangan yang dikemukakan PENGERTIA
oleh Soepomo di muka sidang BPUPKI tanggal
31 Mei 1945 dalam masa persidangan I, yang N
kemudian berkembang lebih lanjut dalam
sidang BPUPKI masa persidangan II, yaitu
berkaitan dengan pembicaraan mengenai
Dasar Negara Indonesia Merdeka, termasuk
pembahasan hak-hak asasi manusia yang
hendak dikemukakan.
Pencerminan atas asas integralistik ini dalam pembukaan UUD
1945 tampak dalam penjelasan atas pokok – pokok pikiran sebagai
berikut :

1. Pokok Pikiran Pertama I


Dengan Rumusan : Negara melindungi segenap bangsa
Pokok-pokok
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan keadilan
pikiran asas
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pokok pikiran ini integralistik dalam
mengungkapkan fungsi negara yang didasarkan pada cita pembukaan UUD
negara (staatside) integralistik, seperti tercermin pada kata –
1945
kata dalam huruf yang diberi tanda garis diatas dan berikut.

2. Pokok Pikiran Kedua II


Dengan Rumusan : Negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pokok pikiran ini
mengungkapkan tujuan negara, yaitu terwujudnya keadilan
integralistik.
3. Pokok Pikiran Ketiga III
Dengan Rumusan : Negara yang bekedaulatan rakyat,
berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.
Pokok pikiran ini mengungkapkan subjek dari kehidupan
kenyataan, yakni seluruh rakyat yang berdaulat, sehingga sifat
daripada kedaulatan, kehendak, dan cara mengidentifikasi
kehendak rakyat juga integralistik.

4. Pokok Pikiran Keempat IV


Dengan Rumusan : Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab. Pokok pikiran ini mengungkapkan tipe
negara integralistik, yakni negara yang tidak sekuler,
melainkan negara yang secara seimbang dan serasi
memadukan pertimbangan-pertimbangan moral, ketuhanan,
dalam menetapkan semua kebijaksanaan pemerintahan.
a) Bagian atau golongan yang terlibat berhubungan erat
dan merupakan kesatuan organis.
b) Eksistensi setiap unsur hanya berarti dalam
hubungannya dengan keseluruhan.
c) Tidak terjadi situasi yang memihak pada golongan yang
kuat atau yang penting.
d) Tidak terjadi dominasi mayoritas dan tirani minoritas.
e) Tidak memberi tempat bagi paham individualisme,
liberalisme dan totaliterisme.
Dari pemikiran Soepomo,
f) Yang diutamakan keselamatan maupun kesejahteraan,
maka tercermin adanya
kebahagiaan keseluruhan (bangsa dan negara).
tata nilai integralistik yang
g) Mengutamakan penunaian kewajiban daripada
mengandung ciri-ciri
penuntutan daripada hak-hak pribadi/golongan.
sebagai berikut :
h) Mengutamakan memadu pendapat daripada mencari
menangnya sendiri.
i) Disemangati kerukunan, keutuhan, persatuan,
kebersamaan setia kawan, gotong royong.
j) Saling tolong menolong, bantu membantu, dan kerja
sama.
k) Berdasarkan kasih sayang, pengorbanan, kerelaan.
l) Menuju keseimbangan lahir dan batin, pria dan wanita,
individu dan masyarakat serta lingkungan.
Salah satu faktor penting bagi bangsa Indonesia dalam memahami
paham integralistik bukanlah terletak pada perbedaan pandangan
sebagaimana sering diperdebatkan oleh para pakar, karena adanya
perbedaan itu sendiri dipandang sebagai sesuatu hal yang wajar,
yang justru mengakui kebhinnekaan dan kebaradaan bangsa
Indonesia yang serba majemuk, sebagai khasanah kekayaan dalam
mengembangkan potensi yang ada bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, yang pada intinya diharapkan dapat
digunakan sebagai perekat bagi terciptanya rasa kekeluargaan,
kegotong-royongan sebagai bangsa yang padu, bersat, berdaulat
dan mandiri, tidak mudah diadu domba oleh unsur – unsur yang
bersifat destruktif/merusak, baik dari kalangan bangsa sendiri atau
bangsa lain, serta menghindaru terjadinya bahaya disintegrasi
bangsa seperti yang akhir – akhir ini sedang marak dan terjadi di
berbagai kawasan dan wilayah tanah air, diantaranya Aceh, Irian
Jaya dan Ambon/Maluku.
Hak-hak asasi manusia adalah “hak-hak dasar
atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir
sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa”. Hak-hak ini
menjadi dasar daripada hak-hak dan kewajiban-kewajiban
yang lain. Dasar hukum yang digunakan adalah Ketetapan
MPR-RI No. XVII/MPR/1998 dan Undang-undang (UU) No.
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Paham integralistik merupakan salah satu aliran KESIMPULAN
pikiran di dalam bernegara. faktor penting bagi bangsa
Indonesia dalam memahami paham integralistik bukanlah
terletak pada perbedaan pandangan melainkan karena
adanya perbedaan itu sendiri dipandang sebagai sesuatu
hal yang wajar, yang justru mengakui kebhinnekaan dan
kebaradaan bangsa Indonesia yang serba majemuk,
sebagai khasanah kekayaan dalam mengembangkan
potensi yang ada bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara,

Anda mungkin juga menyukai