PANCASILA : SEBAGAI ALAM PIKIRAN Maksudnya disini, Pancasila sebagai alam pikiran tidak muncul mendadak, melainkan telah dipersiapkan jauh dan lama sebelum diresmikan dalam Pembukaan UUD 1945.
Tokoh terpenting dalam perumusan Pancasila adalah Bung
Karno. Pada tanggal 1 juni 1964 Bung karno mengemukakan tiga pengertian dari pancasila : 1. Pancasila sebagai pemerasan jiwa kesatuan Indonesia 2. Pancasila sebagai manifestasi persatuan bangsa dan wilayah Indonesia 3. Pancasila sebagai “ weltanschauung “ bangsa Indonesia dlam penghidupan nasional dan internasional LANJUTAN Pancasila sebagai alam pikiran, menetapkan pilihan dasar-dasar : 1. Ontologis 2. Epistemologis 3. Aksiologi Pancasila lebih dikualifikasikan sebagai falsafah dan ideologi yang menunjukkan jati diri bangsa Indonesia. PEMIKIRAN TENTANG PANCASILA MASIH MARGINAL Marginal adalah jumlah atau efek yang sangat kecil. Dilakukan studi oleh A.M.W Pranaka 1995, yang menempatkan Pancasila dari sudut disiplin sejarah pemikiran, hukum dan kebudayaan, tetapi hanya berefek kecil pada masyarakat. Sebenarnya, Pancasila merupakan aliran pikiran yang menujukkan kesinambungan alam pikiran kebangsaan dan keIndonesiaan. FALSAFAH PANCASILA DAN AKTUALISASINYA Falsafah pancasila : Pancasila memperoleh sumber nilai dalam konteks perjalanan dinamis sejarah kebudayaan bangsa. melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam waktu yang sangat panjang. Dalam sebuah tesis kesarjanaan menyebutkan dasar falsafah adalah substrat Trisula : kekeluargaan, keseimbangan dan religiusitas. Sehingga dirumuskan Pancasila kedalam 5 dasar yang secara resmi terdapat didalam UUD 1945. LANJUTAN Aktualisasinya : Pancasila mencerminkan nilai-nilai budaya baik tradisional maupun modern. Berarti, terhadap arus globalisasi kebudayaan dewasa ini, Pancasila justru akan meresapkan nilainya; menjadi tolak ukur kesesuaian adopsi nilai budaya. Pancasila juga akan welcome terhadap pengaruh baru seperti nilai-nilai iptek. UPAYA MENDULANG FILSAFAT PANCASILA Pancasila sebagai versi ideologis Karena Pancasila sebagai cita-cita harus dilakukan dan di wujudkan dalam kehidupan nyata.
Menurut Dr. Hardono :
Jati diri Pancasila memuat tiga pokok , yakni kepribadian, keunikan, dan identitas. Kepribadian : mengikat elemen-elemen internal dalam masyarakat Keunikan : Mengekspresikan individuitas dalam konteks pergaulaan eksternal Identitas : Perkembangan masyarakat yang bersangkutan dalam skala waktu PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI ILMU Butir-butir pembangun filsafat ilmu sosial sekurang-kurangnya dalam aksiologi ilmu: 1. Spiritual Realitas spiritual tidak harus mewujud dalam dimensi dan nilai religius melainkan terungkap melalui forum lain semisal ilmu pengetahuan, moralitas, estetika, maupun tindakan karikatif. Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai fondamen moral Pancasila berada pada tingkat tertinggi Menurut leahy, ini merupakan titik balik peradaban 2. Keadilan Sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab memberikan implikasi spiritual dalam forum interaksi antarmanusia, yang di tekankan pada pesan keadilan. Realisasi pesan ini akan mengantarkan manusia pada Pancasila membangun keadaan dan peradaban yang spiritual. Digunakan untuk membangun nilai-nilai ekonomi, politik dan sosiologi. 3. Kekeluargaan postulat kekeluargaan lebih mencolok bagi sila ketiga dan keempat, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Yang dimaksudkan mencakup prinsip-prinsip integralistik-holistik dan prinsip tata diri dinamik dalam sistem kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia.