Anda di halaman 1dari 15

ILMU

PERUNDANG-UNDANGAN

DR. M. GAUSSYAH, S.H., M.H.


AHMAD MIRZA SAFWANDY, S.H., M.H.
ILMU PERUNDANG-
UNDANGAN
■ norma hukum dan tata urutan atau hirarki.
■ lembaga-lembaga negara yang berwenang membuat peraturan perundang-
undangan.
■ lembaga-lembaga pemerintah yang mempunyai wewenang di bidang
peratura perundang-undangan.
■ tata susunan norma-norma hukum negara.
■ jenis-Jenis perundang-undangan beserta dasar hukumnya.
■ asas-asas dan syarat-syarat serta landasan-landasannya.
■ pengundangan dan pengumumannya.
■ teknik perundang-undangan dan proses pembentukannya
MENURUT HANS
NAWIASKY
■ Grundnorm.
■ Aturan-aturan dasar negara.
■ Aturan formal, undang-undang.
■ Peraturan di bawah undang-undang
ASAS-ASAS PEMBENTUKAN
PER-UUNGAN
■ Asas hukum merupakan tiang utama bagi pembentuk Peraturan
Perundang-Undangan, asas adalah suatu hal yang dianggap oleh
masyarakat hukum sebagai basic truth , sebab melalui asas
hukum pertimbangan etis dan sosial masyarakat masuk ke dalam
hukum, dan menjadi sumber menghidupi nilai-nilai etis, moral
dan sosial masyarakatnya.
■ Menurut I. C. Van Der Vlies dalam pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan ada beberapa asas formal dan material
yang harus perhatikan antara lain sebagai berikut:
LANJUT…

1. Asas Formal
■ Asas tujuan yang jelas.
■ Asas lembaga yang tepat.
■ Asas perlunya pengaturan.
■ Asas dapat dilaksanakan.
■ Asas konsensus.
2. Asas Material
■ Asas terminologi dan sistematika yang benar.
■ Asas dapat dikenali
■ Asas perlakuan yang sama di depan hukum.
■ Asas kepastian hukum.
■ Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individu.
ASAS MATERIAL MENURUT A.
HAMID S. ATTAMIMI
■ Asas sesuai denga cita hukum dan norma fundamental negara
■ Asas sesuai dengan hukum dasar negara
■ Asas sesuai dengan prinsip negara hukum
■ Asas sesuai dengan prinsip negara berdasarkan konstitusi
■ Asas keadilan, keseimbangan, keserasiaan, dan keselarasan
■ Asas ketertiban, perdamaian, pengayoman dan perikemanusiaan.
peraturan Perundang-
undangan yang baik

■ Asas kejelasan tujuan, asas ini mengartikan bahwa setiap


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus mempunyai
tujuan yang jelas yang hendak dicapai
■ Asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat, asas ini
mengartikan bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan
harus dibuat oleh lembaga negara atau pejabat Pembentuk
Peraturan Perundang-undangan yang berwenang, Peraturan
Perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi
hukum apabila dibuat oleh lembaga negara atau pejabat yang
tidak berwenang.
LANJUT…

■ Asas kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan, asas


ini mengartikan bahwa dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi
muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki Peraturan
Perundang- undangaN
■ Asas dapat dilaksanakan, asas ini mengartikan bahwa setiap
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus
memperhitungkan efektivitas Peraturan Perundang-undangan
tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis,
maupun yuridis.
LANJUT…

■ Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan, asas ini mengartikan


bahwa setiap Peraturan Perundang-undangan dibuat karena
memang benar- benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
■ Asas kejelasan rumusan, asas ini mengartikan bahwa setiap
Peraturan Perundang- undangan harus memenuhi persyaratan
teknis penyusunan Peraturan Perundang-undangan, sistematika,
pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan
mudah di mengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai
macam interpretasi dalam pelaksanaannya.
■ Asas keterbukaan, asas ini mengartikan bahwa dalam
Pembentukan Peraturan Perundang- undangan mulai dari
perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau
penetapan, dan pengundangan bersifat transparan dan terbuka.
Oleh sebab itu, seluruh lapisan masyarakat mempunyai
kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan
dalam Pembentukan Peraturan Perundang- undangan.
PASAL 1AYAT (1) UU 15/19

■ Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah pembuatan


Peraturan Perundang-undangan yang mencakup tahapan
perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau
penetapan, pengundangan.
LANDASAN FILOSOFIS
(FILOSOFISCHE GRONSLAG),
SOSIOLOGIS, YURIDIS
■ Rumusannya sesuai dengan pandangan hidup, cita-cita
bernegara, kebenaran, keadilan,dan kesusilaan, meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
■ Landasan Sosiologis merupakan fakta empiris,landasan ini
menggambarkan dan memberi pertimbangan bahwa peraturan
yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek.
LANJUT…

■ Landasan Yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang


dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum, mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan peraturan yang
telah ada, yang akan diubah atau yang dicabut guna menjamin
kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
■ Sebelum Perundang-undangan dibentuk maka harus berpatokan pada
beberapa teori yaitu Teoru Perundang-Undangan ( Legislative Theory
) yang dikemukakan oleh Jhon Michael Otto dan Sunaryati Hartono.
■ Menurut Jhon Michael Otto
■ Ada 3 teori dalam mengenali faktor-faktor yang relevan untuk
pembentukan Perundang-undangan yaitu :
■ 1. Teori tentang Pembentukan hukum itu sendiri;
■ 2. Teori tentang Pembentukan hukum dengan dampak sosialnya;
■ 3. Teori tentang Pembentukan hukum dengan mengacu pada Hukum
Internasional

Anda mungkin juga menyukai