Hukum Bisnis - Kelompok 3
Hukum Bisnis - Kelompok 3
ASPEK
Elisabeth Tanti Sukma 40122110007
Nikita Deslivia 40122110008
YA
SLIDESMANIA
03 Oktober
HELL
O!
Electronic Commerce artinya sistem pemasaran secara atau dengan
media elektronik. E-commerce ini mencakup distribusi, penjualan,
pembelian, marketing dan service dari sebuah produk yang dilakukan
dalam sebuah system elektronika seperti internet atau bentuk jaringan
komputer yang lain. E-commerce bukan sebuah jasa atau sebuah
barang, tetapi merupakan perpaduan antara jasa dan barang. E-
SLIDESMANIA
Salah satu tantangan utama dalam mengadopsi digital contact center adalah
mengintegrasikan solusi baru dengan sistem yang sudah ada dalam perusahaan.
Banyak organisasi memiliki infrastruktur yang rumit, termasuk CRM (Customer
Relationship Management), database pelanggan, sistem telepon, dan lain sebagainya.
Menghubungkan semua elemen ini dengan contact center digital baru dapat menjadi
tugas yang rumit.
SLIDESMANIA
Menghadapi Tantangan dan Solusi dalam Mengadopsi Digital Contact Center
2. Training karyawan
Mengadopsi digital contact center memerlukan pelatihan karyawan agar mereka dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan sistem tersebut dengan baik. Tantangan yang
muncul adalah menyediakan training yang cukup bagi staf yang memiliki berbagai
tingkat keahlian dan latar belakang
SLIDESMANIA
Menghadapi Tantangan dan Solusi dalam Mengadopsi Digital Contact Center
3. Keamanan data
Keamanan data pelanggan adalah aspek kritis yang harus diperhatikan dalam
pengadopsian digital contact center. Dalam lingkungan digital yang rentan terhadap
ancaman keamanan, perusahaan harus menjaga privasi dan integritas data
pelanggan mereka
SLIDESMANIA
Menghadapi Tantangan dan Solusi dalam Mengadopsi Digital Contact Center
Mengadopsi digital contact center tidak hanya melibatkan perubahan teknologi, tetapi
juga perubahan budaya di dalam perusahaan. Beberapa karyawan mungkin tidak
nyaman dengan perubahan tersebut dan resisten terhadap penggunaan teknologi
baru
SLIDESMANIA
Beberapa teknologi yang diperlukan untuk menjalankan platform digital contact center:
1. Sistem telepon atau VoIP (Voice over Internet Protocol): Sistem ini memungkinkan
komunikasi suara melalui internet, yang sangat penting untuk menangani panggilan masuk dan
keluar dari contact center.
2. Sistem tiket atau help desk: Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mengajukan
pertanyaan atau meminta bantuan dengan cara mengirimkan tiket. Tiket tersebut kemudian
akan ditangani oleh tim support contact center.
3. Chatbot atau asisten virtual: Chatbot atau asisten virtual dapat membantu menangani
pertanyaan yang sering diajukan oleh pengguna secara otomatis, sehingga mengurangi beban
pada tim support.
SLIDESMANIA
Beberapa teknologi yang diperlukan untuk menjalankan platform digital contact center:
4. Sistem CRM (Customer Relationship Management): Sistem ini memungkinkan contact center untuk
mengelola dan menganalisis data pelanggan, seperti riwayat panggilan, pertanyaan yang sering diajukan,
dan informasi lainnya yang berguna untuk memberikan layanan yang lebih baik.
5. Sistem analitik atau pemantauan: Sistem ini memungkinkan contact center untuk mengukur dan
menganalisis kinerja sistem, seperti waktu respon, tingkat kepuasan pelanggan, dan tingkat kesuksesan
6. Sistem integrasi: Sistem integrasi memungkinkan contact center untuk terintegrasi dengan sistem lain
yang digunakan perusahaan, seperti sistem CRM atau sistem help desk.
SLIDESMANIA
Aspek Hukum dan Perlindungan Hukum E- Commerce
Hukum memiliki banyak dimensi dan segi, sehingga tidak mungkin memberikan definisi hukum
yang sungguh-sungguh dapat memadai kenyataan. Walaupun tidak ada definisi yang sempurna
mengenai pengertian hukum, definisi dari beberapa sarjana tetap digunakan yakni sebagai
pedoman dan batasan melakukan kajian terhadap hukum. Meskipun tidak mungkin diadakan suatu
batasan yang lengkap tentang apa itu hukum, namun (Utrecth, 1962 ) telah mencoba membuat
suatu batasan yang dimaksud sebagai pegangan bagi orang yang hendak mempelajari ilmu hukum
(Dermawan, Saputra, & Hutagalung, 2021).
SLIDESMANIA
Pengaturan Hukum Bagi Pelaku Usaha E-commerce di Indonesia
Pengaturan awal tentang e-commerce di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 yang
telah dirubah dalam Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang
merupakan cyber law pertama yang dimiliki Indonesia. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik bertujuan mengatur hukum diranah internet, baik yang berkaitan dengan aspek pidana, aspek perdata, aspek
administrasi negara, dan beberapa aspek lainnya yang berkenaan dengan perbuatan hukum diranah cyber. Perdagangan
melalui sistem elektronik masuk ke dalam aspek perdata.
Pengaturan hukum e-commerce yang berkaitan dengan konsumen juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pengaturan e-commerce dalam undang-undang ini ditujukan agar dapat
memberikan kepastian dan kesepahaman mengenai apa yang dimaksud dengan e-commerce dan memberikan perlindungan,
kepastian kepada pelaku usaha elektronik, penyelenggaraan e-commerce, dan konsumen dalam melakukan kegiatan
perdagangan melalui sistem elektronik
SLIDESMANIA
Pihak yang melakukan perdagangan melalui sistem
elektronik
Menurut PP Nomor 80 tahun 2019 PMSE dapat dilakukan oleh Pelaku Usaha, Konsumen, Pribadi, dan
instansi penyelenggara negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
selanjutnya disebut para pihak.
Pelaku Usaha pada PMSE meliputi
a. Pelaku Usaha Dalam Negeri yang meliputi:
- Pedagang dalam negeri;
- PPMSE dalam negeri; dan
- Penyelenggara Sarana Perantara dalam negeri;
b. Pelaku Usaha Luar Negeri yang meliputi:
- Pedagang luar negeri;
- PPMSE luar negeri; dan
- Penyelenggara Sarana Perantara luar negeri
SLIDESMANIA
Penyelenggaraan Perdagangan melalui sistem
elektronik
Dalam PP Nomor 80 Tahun 2019 ) Pelaku Usaha wajib memiliki izin usaha dalam melakukan
kegiatan usaha PMSE. PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri wajib:
a. mengutamakan menggunakan nama domain tingkat tinggi Indonesia (dot id) bagi Sistem
Elektronik yang berbentuk situs internet;
b. mengutamakan menggunakan alamat Protokol Internet (IP Address) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan ;
c. menggunakan perangkat seruer yang ditempatkan di pusat data sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
SLIDESMANIA
Penyelenggaraan Perdagangan melalui sistem
elektronik
d. melakukan pendaftaran Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. memenuhi ketentuan persyaratan teknis yang ditetapkan oleh instansi terkait dan
memperoleh Sertifikat Keandalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan ;
f. menyampaikan data dan/atau informasi secara berkala kepada lembaga pemerintah
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik; dan
g. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan sektoral lain yang terkait
dengan perizinan kegiatan usaha PMSE.
SLIDESMANIA
Pengurusan Izin Bagi Pelaku Usaha E-commerce di Indonesia
Dalam kegiatan usaha perdagangan juga diperlukannya suatu izin untuk menjalankan usaha tersebut, baik
perdagangan melalui sistem elektronik (e-commerce) maupun perdagangan secara konvensional. Perizinan dalam usaha
perdagangan dikenal dengan istilah SIUP yaitu singkatan dari Surat Izin Usaha Perdagangan. Pengertian SIUP menurut
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/MDAG/PER/9/2007 Tentang Penerbitan Surat Izin Usaha
Perdagangan(Permendag 36/2007) yang berbunyi:
“Surat Ijin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disebut SIUP adalah Surat Ijin untuk dapat melaksanakan usaha
perdagangan.”
Dalam kegiatan bisnis dalam e-commerce, terdapat tahapan tahapan yang dilakukan oleh pihak pelaku usaha
dengan konsumen untuk proses jual beli yang nantinya akan dilakukan oleh kedua belah pihak,tahapan-tahapan transaksi
elektronik yakni:
1. Information Sharing
Merupakan proses paling awal dalam transaksi e-commerce. Pada tahap ini, calon pembeli biasanya melakukan browsing di
internet untuk mendapatkan informasi tentang produk tertentu yang akan dibeli. Untuk melihat informasi, konsumendapat
melakukan 2 hal, yang pertama dengan cara melihat produkbarang/jasa yang di iklankan di website platform dan yang kedua
SLIDESMANIA
2. Online Oders
Merupakan tahap pemesanan dari calon pembeli yang tertarik dengan produk yang ditawarkan. Jika pemesanan
dilakukan melalui website, bukan melalui e-mail, maka pelaku usaha biasanya menyediakan katalog yang berisi daftar barang
yang diperdagangkan pada website.
3. Online transaction
Merupakan tahapan dimana pihak pembeli danpenjual melakukan kesepakatan perjanjian jual beli yang akan
dilakukan, dapat juga melakukan tawar-menawar pada tahap ini. Transaksi elektronik pada tahap ini kemudian akan dituangkan
kedalam kontrak elektronik sebagai bukti adanya transaksi. . Untuk memastikan ke ontetikannya, kontrak elektronik dapat
menggunakan tanda tangan elektronik sebagai tanda persetujuan para pihak.
4. E-Payment
Merupakan suatu sistem pembayaran yang dilakukan secara elektronik. Cara pembayaran yang akan dilakukan
olehkonsumen sebelumnya telah ditentukan dalam kontra elektronikyang sudah dibuat dan disetujui oleh kedua belah pihak
(Burhanuddin,2011).
SLIDESMANIA
Perlindungan Terhadap Data Pribadi
Setiap data pribadi diberlakukan sebagai hak milik pribadi dari orang atau Pelaku Usaha yang
bersangkutan, wajib bertindak sebagai pengemban amanat dalam menyimpan dan menguasai data pribadi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaku Usaha wajib menyimpan data pribadi sesuai
standar perlindungan data pribadi atau kelazirnan praktik bisnis yang berkembang. Standar Perlindungan yang
dimaksud :
a. data pribadi harus diperoleh secara jujur dan sah dari pemilik data pribadi yang bersangkutan disertai
dengan adanya pilihan dan jaminan adanya upaya pengamanan dan pencegahan kerugian pemilik data
tersebut;
b. data pribadi harus dimiliki hanya untuk satu tujuan atau lebih yang dideskripsikan secara spesifik dan sah
serta tidak boleh diproses lebih lanjut dengan cara yang tidak sesuai dengan tujuan tersebut;
c. data pribadi yang diperoleh harus layak, relevan, dan tidak terlalu luas dalam hubungannya dengan tujuan
SLIDESMANIA
d. data pribadi harus akurat dan harus selalu up-to-date dengan memberikan kesempatan kepada pemilik data
untuk memutakhirkan data pribadinya;
e. data pribadi harus diproses sesuai dengan tujuan perolehan dan peruntukkannya serta tidak boleh dikuasai
lebih lama dari waktu yang diperlukan;
f. data pribadi harus diproses sesuai dengan hak subyek pemilik data sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
g. pihak yang menyimpan data pribadi harusmempunyai sistem pengamanan yang patut untukmencegah
kebocoran atau mencegah setiap kegiatanpemrosesan atau pemanfaatan data pribadi secaramelawan hukum
serta bertanggung jawab ataskerugian yang tidak terduga atau kerusakan yangterjadi terhadap data pribadi
tersebut; dan
h. data pribadi tidak boleh dikirim ke negara atau wilayah lain di luar Indonesia kecuali jika negara atauwilayah
tersebut oleh Menteri dinyatakan memilikistandar dan tingkat perlindungan yang sama denganIndonesia.
SLIDESMANIA
Penyelesaian Sengketa Dalam Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik
Dalam hal terjadi sengketa dalam PMSE, para pihak dapat menyelesaikan sengketa
melalui pengadilan atau melaluimekanisme penyelesaian sengketa lainnya. Penyelesaian
sengketa PMSE sebagaimana dimaksud dapat diselenggarakan secara elektronik (online
disputeresolutionl sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan. Dalam hal terjadi
sengketa antara Pelaku Usaha Dalam Negeri dan Konsumen, Konsumen dapat menggugat
Pelaku Usaha melalui badan penyelesaian sengketa Konsumen atau mengajukan ke lembaga
peradilan ditempat kedudukan Konsumen (PP No 80 Thn 2019).
SLIDESMANIA
Sanksi Administratif
a. peringatan tertulis;
diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalam tenggang waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak
tanggal surat peringatan sebelumnya diterbitkan.
b. dimasukkan dalam daftar prioritas pengawasan;
c. dimasukkan dalam daftar hitam;
d. pemblokiran sementara layanan PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri oleh
instansi terkait yang berwenang; dan/atau
e. pencabutan izin usaha
SLIDESMANIA
Kasus kecurangan yang berujung pada pemecatan beberapa
karyawan Tokopedia ini, kepentingan konsumen memang harus dilindungi
sesuai amanat UU Perlindungan Konsumen. Salah satu perusahaan jual
beli online atau e-commerce, PT Tokopedia ramai menjadi perbincangan publik
lantaran pemecatan sejumlah karyawannya. Pemecatan tersebut buntut dari
Kasus Tokopedia, dugaan tindakan curang atau fraud sejumlah karyawan Tokopedia saat
Kepentingan
perusahaan tersebut menggelar program promosi flash sale pada 15-17
Agustus 2018.
Konsumen Mesti
Head of Corporate Communications Tokopedia, Priscilla Anais
menjelaskan pemecatan oknum karyawan tersebut terjadi pada Jumat
Dilindungi
(24/8/2018) setelah perusahaan melakukan audit internal rutin atas program
promosi flash sale tersebut. Menurutnya, kejadian ini bentuk pelanggaran yang
menunjukkan kegagalan integritas karyawan terhadap perusahaan. “Kami
sangat menyesali ketika mendapati ada beberapa karyawan kami yang telah
gagal menjalankan nilai-nilai perusahaan dan melanggar transaksi 49 produk
dari kampanye promosi yang kami lakukan akhir-akhir ini,” ujar Priscilla dalam
SLIDESMANIA
Kasus Tokopedia, perusahaan salah satunya yakni prinsip itikad baik dalam melakukan kegiatan
Kepentingan
usahanya. Dalam kasus ini, Tokopedia berupaya menunjukkan itikad baiknya
dengan mengambil langkah pemecatan terhadap beberapa karyawan yang
Konsumen Mesti
diduga bertindak curang.
Tindakan beberapa karyawan yang menahan produk promosi
Dilindungi
untuk kepentingan diri sendiri juga bertentangan dengan Pasal 12 UU
Perlindungan Konsumen. Dalam pasal itu disebutkan, pelaku usaha dilarang
menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan suatu barang dan/atau jasa
dengan harga atau tarif khusus dalam waktu dan jumlah tertentu, jika pelaku
usaha tersebut tidak bermaksud melaksanakannya sesuai waktu dan jumlah
(produk) yang ditawarkan, dipromosikan, atau diiklankan.
SLIDESMANIA
PSAK & OPINI
OPINI
PSAK
Menurut kelompok kami, keberadaan e-commerce di era sekarang memberikan
Hingga saat ini, belum ada PSAK khusus yang membahas tentang banyak kemudahan, baik bagi pihak penjual maupun konsumen. Bagi pihak
penjual, mereka dapat melakukan efisiensi biaya tanpa harus memiliki toko secara
akuntansi untuk e-commerce. Berikut merupakan kutipan dari ISAK
fisik. Selain itu, melalui e-commerce, penjual dapat menjangkau konsumen secara
14 tentang Aset Tidak Berwujud – Biaya Situs Web paragraf 8: lebih luas sehingga dapat membantu peningkatkan pendapatan penjual. Bagi
konsumen, e-commerce memberikan kemudahan dengan bisa berbelanja dari
“Situs web yang timbul dari pengembangan diakui sebagai aset tidak
mana dan kapan saja melalui perangkat elektronik, seperti smartphone atau
berwujud jika dan hanya jika, selain memenuhi persyaratan umum komputer. Keberadaan e-commerce juga menginisiasi adanya digital contact
center. Digital contact center merupakan pihak yang menjembatani komunikasi
dalam PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak Berwujud Paragraf 21 untuk
antara pihak penjual di e-commerce dengan konsumen sebagai pelanggan/calon
pengakuan dan pengukuran awal, entitas juga dapat memenuhi pembelinya. Digital contact center memberikan berbagai pelayanan terhadap
pelanggan selama 24 jam seperti memberikan bantuan serta informasi kepada
persyaratan dalam PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak Berwujud
pelanggan serta menerima keluhan, kendala, dan komplain pelanggan atas porduk
paragraf 56. Secara khusus, suatu entitas dapat memenuhi yang dijual di e-commerce.
Terlepas dari kemudahan yang diberikan dari adanya e-commerce dan digital
persyaratan untuk menunjukkan bagaimana situs web entitas akan
contact center tersebut, ada beberapa aspek hukum yang patut diperhatikan, baik
dapat menghasilkan manfaat ekonomi masa depan sesuai dengan oleh penjual maupun konsumen. Aspek hukum yang penting untuk diperhatikan
adalah yang terkait dengan kepatuhan penjual terhadap aturan yang berlaku serta
PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak Berwujud paragraf 57(d) misalnya
kepuasan dan perlindungan data pribadi pelanggan. Terlebih, mengenai
ketika situs web ini mampu menghasilkan pendapatan, termasuk perlindungan data pribadi pelanggan menjadi hal yang cukup sensitif dikarenakan
rentannya keamanan sistem dari serangan hacker yang diikuti dengan belum
pendapatan langsung dari pesanan. Apabila entitas tidak dapat
adanya undang-undang yang mengatur tentang perlindungan data pelanggan
menunjukkan bagaimana situs web yang dikembangkan (semata- secara spesifik. Hal ini dapat terlihat dari peristiwa bocornya data pelanggan dari
platform e-commerce yang sempat dialami oleh Bukalapak dan Tokopedia.
mata atau terutama untuk mempromosikan dan iklan produk dan jasa
SLIDESMANIA
Rentannya keamanan sistem ini jika tidak diperhatikan dapat memberikan kerugian
entitas) akan menghasilkan kemungkinan manfaat ekonomi masa terutama bagi konsumen karena datanya dapat dipakai untuk kejahatan dan bagi
pihak e-commerce dapat menurunkan kepercayaan konsumen dalam
depan, maka semua pengeluaran pada pengembangan situs web menggunakan platform e-commerce yang dimiliki.
harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya.”
YOU!
THANK
SLIDESMANIA