Anda di halaman 1dari 30

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

TUGAS ILMU
& Taraf Kepastian Subjektif dan Objektif

PENELITIAN
REZY (A20223011)
Filsafat ilmu bagian dari filsafat.
Filsafat ilmu berbeda dengan filsafat ilmu. Tetapi
keduanya sulit dipisahkan.
Filsafat merupakan dasar bagi Filsafat Ilmu.

FILSAFAT
ILMU
Filsafat bersangkutan dengan ilmu
pengetahuan, sedangkan Filsafat Ilmu
bersangkutan dengan ilmu sains.

Ilmu adalah ilmu pengetahuan tetapi tidak


semua ilmu oengetahuan adalah ilmu.
DEFINISI ILMU DEFINISI
(SCIENCE) PENGETAHUAN
(KNOWLEDGE)
• Akumulasi pengetahuan yang
menjelaskan hubungan sebab akibat • Pembentuka pemikiran asosiatif yang
(kausalitas) yang hakiki dan menghubungkan atau menjalin sebuah
universal, dari suatu objek menurut pikiran dengan kenyataan atau dengan
metode-metode tertentu merupakan pikiran lain berdasarkan pengalaman
satu kesatuan sistematis. yang berulang-ulang tanpa
pemahamam sebab akibat (Kausalitas)
yang hakiki dan universal.
Pengetahuan itu bukan hanya ilmu, pengetahuan
merupakan bahan bagi ilmu.

Pengetahuan (Knowledge)merupakan sesuatu yang


dikejar manusia untuk mengetahui pengetahuannya
(curiosity). Maka lahirlah folk-wisdom (kearifan rakyat)
antara lain dituangkan dalam bentuk pepatah pepitih,
peribahasa, perumpamaan dan sebagainya. Bila dilihat
didalamnya terdapat hubungan sebab akibat (kausalitas).
Example:

Biar tidak ada rotan, akarpun jadi (subtitusi)

Bila tidak ada elang,


Belalang adalah elang (subtitusi)

Air beriak, tanda tak dalam (indikator, kausalitas)


Ilmu (Science) adalah pengetahuan keilmuan yang diperoleh dari pengetahuan melalui
metode ilmu ditandai dengan pressisi (tingkat ketepatan), baik tentang apa maupun
tentang mengapa (kausalitas), sehingga menetapkan mana yang kaisalitas, mana yang
kausalitas.

Misalnya:
misalnya; karena banyak burung bangau maka banyak isteri nelayan yang hamil (itu tidak
berarti bahwa bayi dibawa oleh burung bangau),hubungan burung bangau dengan isteri
nelayan hamil itu merupakan hubungan yang kabur (spourious correlation). Dengan
demikian pula dikatakan bahwa hasil-hasil kegiatan keilmuan merupakan alat
meramalkan (prediksi) dan mengendalikan (control) gejala-gejala alam. Hal ini mudah
dimengerti karena pengetahuan keilmuan(ilmu) merupakan sari penjelasan tentang
kejadian-kejadian di alam yang bersifat umum dan impersonal.
SIFAT ILMU
a. Bahwa ilmu adalah menjelajah dunia empirik tanpa batas, sejauh
mana dapat ditangkap oleh indera manusia. Namun, oleh karena
kemampuan indera manusia terbatas, maka sebagai sifat kedua dari
ilmu;

b.Bahwa tingkat kebenaran yang dicapainya adalah relatif atau tidak


sampai kepada tingkat kebenaran yang mutlak;

c.Bahwa ilmu menemukan proposisi-proposisi (ungkapan yang


terdiri dari dua variabel atau lebih menyatakan kausalitas) yang teruji
secara empirik.
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu Pengetahuan :
Bangunan atau akumulasi pengetahuan yang diperoleh
sepanjang sejarah perkembangan pengetahuan
manusia
>> Ilmu Pengetahuan dianggap sebagai “produk”
>>Contoh : Einstien dengan teori relatifitasnya dan
Newton dengan teori tentang gaya dll
Pengetahuan yang diperoleh melalui prosedur ilmiah (Metode
Ilmiah)
>>Ilmu Pengetahuan dianggap sebagai “proses”,
diperoleh secara logis (dasar & alasan yang deduktif
rasional) untuk menjelaskan suatu gejala dan diuji
secara empiris sehingga bersifat terbuka
>>Contoh : Lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi
komputer
METODE ILMIAH
Metode Ilmiah adalah mekanisme atau cara
mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang
didasarkan pada suatu struktur logis yang terdiri
atas tahapan kerja :
• Adanya kebutuhan obyektif
• perumusan masalah
• pengumpulan teori
• perumusan hipotesis
• pengumpulan data/informasi/fakta
• analisis data
• penarikan kesimpulan
disebut daur logico-hypothetico-verifikatif
SIFAT METODE ILMIAH :
• Efisien dalam penggunaan sumber daya
(tenaga, biaya, waktu)
• Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja)
• Teruji (prosedurnya logis dalam
memperoleh keputusan)
Metode Ilmiah menjadi kerangka dasar kegiatan
penelitian, dimana didalam penelitian akan berisi
penerapan metode ilmiah
TUGAS ILMU PENGETAHUAN
DAN PENELITIAN
MENCANDRA/MENGADAKAN
DESKRIPSI
Menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal
yang dipersoalkan

MENERANGKAN/EKSPLANASI
Menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari
terjadinya peristiwa-peristiwa/gejala

MENYUSUN TEORI
Mencari dan merumuskan hukum-hukum mengenai
hubungan antara kondisi yang satu dengan yang lain
atau hubungan peristiwa yang satu dengan yang lain
TUGAS ILMU PENGETAHUAN
DAN PENELITIAN
MEMBUAT PREDIKSI/PERAMALAN
Membuat ramalan, estimasi dan proyeksi
mengenai peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi
atau gejala-gejala yang akan muncul

MELAKUKAN PENGENDALIAN
Melakukan tindakan guna mengendalikan
peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala
ASUMSI DASAR
Sebagai asumsi dasar dari ilmu sehubungan dengan ketiga sifatnya
itu pertama, adalah bahwa dunia itu ada (manipulable), sebagai
asumsi kedua adalah percaya kepada kemampuan indera manusia
yang menangkap fenomena- fenomena itu. Asumsi dasar ketiga,
adalah bahwa fenomena-fenomena yang terjadididunia
“manipulable” itu
berhubungan satu sama lain.
PENELITIAN
(RESEARCH)
Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Research
berasal dari kata re, yang berarti “kembali” dan “to search” yang
berarti mencari. Dengan demikian arti sebenarnya dari research
adalah research mencari kembali.

Menurut kamus Webster’s New Internasional, penelitian adalah


penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan
prinsip-prinsip, suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk
menetapkan sesuatu.
Bagaimana hubungan antara
penelitian, ilmu dan kebenaran ?
penelitian dan ilmu adalah sama-sama Kebenaran yang diperoleh melalui penelitian
proses, sehingga penelitian dan ilmu terhadap fenomena yang fana adalah suatu
adalah proses menghasilkan kebenaran yang telah ditemukan melalui proses
kebenaran (truth). ilmiah, karena penemuan tersebut dilakukan
secara ilmiah. Namun ada juga kebenaran
terhadap fenomena yang fana dapat diterima
tidak melalui proses penelitian, misalnya secara
kebetulan, secara common sense (akal sehat),
melalui wahyu, secara intuitif, secara trial dan
error, spekulasi, dan juga karena kewibawaaan.
Kelebihan Berfikir Secara Obyektif dan subyektif

Kelebihan berpikir secara objektif:


• Memungkinkan seseorang untuk berpikir lebih rasional dan menghilangkan emosi
• Menyediakan wilayah netral yang memungkinkan terjadinya diskusi yang adil
• Mendorong seseorang untuk mempertimbangkan fakta daripada perasaan pribadi
• Pengambilan keputusan yang bersifat objektif memiliki tujuan agar keputusan yang
dipilih benar-benar tepat, dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak merugikan
siapapun
Kelebihan berpikir secara subyektif:
• Memungkinkan seseorang untuk mengemukakan pendapat atau perasaan pribadi
• Dapat membantu seseorang untuk mengungkapkan hasil pemikiran yang terintegrasi
secara utuh
• Dapat membantu seseorang untuk mengekspresikan diri dengan gaya bahasa dan
caranya sendiri
Taraf-taraf Kepastian Subjektivitas dan
Objektifitas

ILMU-ILMU EMPIRIS

SUBJEK OBJEK
SUBJEK OBJEK

Kepastian Kesementaraan Kesesatan Kebarangkalian


Contoh: besok akan hujan
atau tidak akan hujan
Kesimpulannya
Explanans bisa ditarik

Rumus p(H,P)=0-1
Kepastian

Menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari


Explanans terjadinya peristiwa-peristiwa/gejala
Secara umum eksplanasi berarti Menjadikan sesuatu
menjadi jelas atau lebih jelas

Kesimpulannya kepastia mengenai kesimpulan yang dapat ditarik


bisa ditarik dari suatu hokum yang berlaku
• Taraf Kepastian Objektif
Taraf kepastian objektif adalah kepastian yang
didasarkan pada fakta atau realitas yang ada di luar diri
manusia. Kebenaran objektif dapat diukur dan
diverifikasi secara empiris, sehingga dapat diterima
secara umum.

• Taraf Kepastian Subyektif


Taraf kepastian subyektif adalah kepastian yang didasarkan pada persepsi,
keyakinan, atau perasaan seseorang. Kebenaran subyektif bersifat relatif
dan dapat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya.
Kelebihan Berfikir Secara Obyektif dan
subyektif
Kelebihan berpikir secara objektif:
• Memungkinkan seseorang untuk berpikir lebih rasional dan menghilangkan emosi
• Menyediakan wilayah netral yang memungkinkan terjadinya diskusi yang adil
• Mendorong seseorang untuk mempertimbangkan fakta daripada perasaan pribadi
• Pengambilan keputusan yang bersifat objektif memiliki tujuan agar keputusan yang dipilih
benar-benar tepat, dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak merugikan siapapun
Kelebihan berpikir secara subyektif:
• Memungkinkan seseorang untuk mengemukakan pendapat atau perasaan pribadi
• Dapat membantu seseorang untuk mengungkapkan hasil pemikiran yang terintegrasi secara
utuh
• Dapat membantu seseorang untuk mengekspresikan diri dengan gaya bahasa dan caranya
sendiri.
Kekurangan Berfikir Secara Obyektif dan
subyektif

Kekurangan berpikir secara objektif:


• Tidak mempertimbangkan pandangan atau perasaan pribadi seseorang
• Tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang tidak dapat diukur secara
objektif, seperti nilai-nilai moral atau etika
• Tidak selalu dapat memberikan jawaban yang tepat atau akurat dalam
situasi yang kompleks
Kekurangan berpikir secara subyektif:
• Tidak selalu dapat memberikan jawaban yang tepat atau akurat dalam
situasi yang kompleks
• Dapat dipengaruhi oleh bias atau prasangka pribadi
• Tidak selalu dapat diukur secara objektif
Ilmu-ilmu Pasti
Context of Discovery Context of Justification

Ungakapan
Aksiomatis
Dalil-dalil P (AD,P)=1
Context of Discovery Context of Justification

konteks pembenaran (context of


konteks penemuan(context of justification) dari salah satu sistem
discovery),sebagai ungkapan matematika atau logika yang sudah
mengenai usaha coba-coba,dan rumus jadi dan berdiri sendiri,tidak ada
(31)berlaku dalam konteks dimana hipotesa lagi,melainkan hanya
ilmu –ilmu itu belum pasti. ungkapan-ungkapan yang bersifat
aksiomatis dan dalil-dalil,yang
semuanya tanpa kecuali,tidak bisa
lain selain bernilai 1.
Proses Pengetahuan
Evidensi Kepastian

Objek Subjek
Subjek
Abad 20

menurut Kant dan Husserl terarah pada benda


dirinya sendiri Refleksi dan Evaluasi
Filsafat Atas Data-data

Ilmu Alam

Check your knowledge


Abad 20

menurut Kant dan Husserl terarah pada benda


dirinya sendiri

Dalam abad ke-20 ini,pokok perhatian filsafat dan ilmu-ilmu memang sering diarahkan kembali lagi
pada ”benda pada dirinya sendiri”(Husserl)dan dalam bidang ilmu-ilmu alam dilakukan penyelidikan
atas dasar-dasar ilmu (founddational research),antara lain persoalan mengenai materi itu sebenarnya
apa.Perhatian ini mirip dengan masa purba dan abad pertengahan,dan juga dengan karya
Descartes..Namun,penyelidikan modern itu masih berada pada tahap teoretis.Dengan
begitu,penyelidikan itu berpusat pada subjek lagi. Selain itu,ajakan Husserl mengenai ”kembalilah
pada benda-benda itu sendiri” menunjukkan kesadaran akan pentingnya perhatian terhadap susunan
benda-benda.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai