REZY A20223011
Definisi
Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu
“aksios” yang berarti nilai dan kata “logos” berarti teori. Jadi,
aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai.
Dengan kata lain, aksiologi adalah teori nilai. Suriasumantri
mendefinisikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan
kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. Aksiologi dalam
Kamus Bahasa Indonesia (1995) adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai
khususnya etika. Menurut Wibisono seperti yang dikutip Surajiyo
(2007), aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran,
etika dan moral sebagai dasar normatif penelitian dan penggalian,
serta penerapan ilmu. Dalam Encyclopedia of Philosophy
dijelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan value and valuation
Memperbincangkan aksiologi tentu
membahas dan membedah masalah nilai.
Apa sebenarnya nilai itu? Bertens
menjelaskan nilai sebagai sesuatu yang
menarik bagi seseorang, sesuatu yang
menyenangkan, sesuatu yang dicari,
sesuatu yang dicari, sesuatu yang disukai
dan diinginkan.11 Pendeknya, nilai
adalah sesuatu yang baik.
Obyek ilmu aksiologi
berkaitan dengan
dua komponen
mendasar, yakni:
Etika, yaitu obyek yang dibahas adalah
masalah-masalah moral. Titik fokusnya
pada prilaku, norma dan adat istiadat
yang berlaku pada kelompok tertentu.
Dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah
laku yang penuh dengan tanggung
jawab terhadap diri sendiri,
masyarakat, alam maupun terhadap
Tuhan sebagai dzat pencipta (Warsito,
et. al., 2013).
Estetika, yaitu mempersoalkan nilai
keindahan, bahwa di dalam diri segala
sesuatu terdapat unsur-unsur yang
tertata secara tertib dan harmonis
dalam satu kesatuan hubungan yang
menyeluruh. Jadi, keindahan suatu
objek bukan semata-mata bersifat
selaras serta berpola baik, melainkan
juga harus mempunyai kepribadian.
(Warsito, et. al., 2013)
Estetika, yaitu mempersoalkan nilai
keindahan, bahwa di dalam diri segala
sesuatu terdapat unsur-unsur yang
tertata secara tertib dan harmonis
dalam satu kesatuan hubungan yang
menyeluruh. Jadi, keindahan suatu
objek bukan semata-mata bersifat
selaras serta berpola baik, melainkan
juga harus mempunyai kepribadian.
(Warsito, et. al., 2013)
CONTOH AKSIOLOGIS
• Kita mengetahui mengenai
handphonne, maka dengan aksiologi
kita dapat mengetahui apakah
handphone memberi manfaat untuk
kehidupan kita.
Referensi
10 Ibid, hal. 99. 11 Aziz, A., & Saihu, S. (2019). Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya Kontekstualisasi Kaidah
Bahasa Arab. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab, 3(2), 299-214 Saihu, S. (2019). PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
KEARIFAN LOKAL (STUDI DI JEMBRANA BALI). Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 8(01), 69-90. Şahin, C.
RELIGIA. Saihu, S., & Mailana, A. (2019). Teori pendidikan behavioristik pembentukan karakter masyarakat muslim dalam
tradisi Ngejot di Bali. Ta'dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 163-176. Mubin, F. KEADILAN DALAM GENDER:
KAJIAN KEPEMIMPINAN WANITA DALAM ISLAM1, Saihu, M. (2019). Merawat Pluralisme Merawat Indonesia (Potret
Pendidikan Pluralisme Agama Di Jembrana?Bali). Deepublish
KEBENARAN
DEFINISI KEBENARAN
PENGETAHUAN INDRAWI
16 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2000, cet. ke 13), hlm. 57.
2. Teori Koherensi (Coherence Theory of
Truth)
Teori kebenaran koherensi atau konsistensi adalah teori
kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren
atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila
sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-
pernyataan yang berhubungan secara logis. Menurut
teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan
antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta
dan realitas, tetapi atas hubungan antara putusan?
putusan itu sendiri.
Teori ini berpendapat bahwa kebenaran ialah
kesesuaian antara suatu pernyataan dengan
pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih
dahulu diketahui, diterima dan diakui sebagai
benar.
3. Teori Pragmatisme (The pramagtic theory of
truth.)