Anda di halaman 1dari 7

FILSAFAT ILMU

Teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan


Nama : Umi Nadiroh
Nim : 931212419
Kelas : Filsafat HES – B
Dosen Pengampu : Niwari, MA
Definisi Kebenaran Menurut KBBI dan Filsafat

Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia, kebenaran yang berasal dari kata benar yang berarti
sesuai, sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah, cocok dengan keadaan yang
sesungguhnya); tidak bohong.
Kebenaran menurut filsafat adalah satu nilai utama di dalam kehidupan manusia. Sebagai nilai -
nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan
(human dignity) selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran.
Kebenaran adalah kesesuaian objek dengan realita atau kesesuaian objek dengan pengetahuan
barometer kebenaran.
Tingkatan-Tingkatan Kebenaran
Dalam kehidupan manusia, kebenaran adalah fungsi rohaniah, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi:

• Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang dialami manusia.Teori
berfikir dengan mencari kebenaran secara langsung, yaitu sesuatu yang dapat di cerna oleh 5 indera kita.

• Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indra, diolah pula dengan rasio.
• Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi
nilainya.

• Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian
dengan integritas dengan iman dan kepercayaan.
Teori Kebenaran Menurut Filsafat

Dalam sejarah filsafat, terdapat beberapa teori tentang kebenaran, antara lain :
 Teori Korespondensi (Teori Persesuaian)
Teori korespondensi adalah teori kebenaran yang didasarkan pada fakta obyektif sebagai dasar kebenarannya.
Teori ini menyatakan bahwa sebuah pernyataan dianggap benar hanya jika pernyataan tersebut berhubungan
dengan fakta obyektif yang ada.
 Teori Konsistensi/Koherensi (Teori Keteguhan)
Menurut teori koherensi, sebuah pernyataan bisa dianggap benar hanya jika pernyataan itu koheren atau tidak
bertentangan dengan pernyataan sebelumnya yang sudah terbukti benar. Untuk dianggap benar, teori ini
mensyaratkan adanya konsistensi atau tidak adanya pertentangan (kontradiksi) antara suatu pernyataan dengan
aksioma. Karena itulah teori koherensi dikenal juga sebagai teori konsistensi .
Teori Pragmatik
Teori pragmatis berbeda dengan dua teori sebelumnya dalam menentukan dasar kebenaran. Jika pada korespondensi
dasar kebenarannya adalah fakta obyektif dan pada teori koherensi adalah konsistensi logis, maka teori pragmatis meletakkan
dasar kebenarannya pada manfaat praktis dalam memecahkan persoalan kehidupan.

Teori perfomativisme
Teori kebenaran performatif muncul dari konsepsi J. L. Austin yang membedakan antara ujaran konstatif dan ujaran
performatif.

Teori esensialisme
Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban
umat manusia. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam
semesta tempat manusia berada. Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat bahwa alam semesta
itu pada hakikatnya adalah spirit/jiwa dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual .
Teori konstruktivisme
Teori konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generative, yaitu tindakan mencipta sesuatu
makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam
kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang
mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Teori religiusme
Teori religiusme memaparkan bahwa manusia bukanlah semata-mata makhluk jasmaniah, tetapi juga makhluk rohaniah.
Oleh karena itu, muncullah teori religius ini yang kebenaran secara ontologis dan aksiologis bersumber dari sabda Tuhan yang
disampaikan melalui wahyu.
Sekian dan Terima Kasih
Wasalamu’alaikumWr.Wb

Anda mungkin juga menyukai