OLEH :
KELOMPOK 12 KELAS 4A
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Hotijah 1130018058
2. Khotimatul Chusna M 1130018105
FASILITATOR :
Firdaus, S.Kep., Ns., M.Kes.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal
Bedah I yang berjudul “Asuhan Keperawatan dan Patofisiologi Gangguan Nutrisi
pada KKP” dapat selesai seperti waktu yang telah direncanakan. Tersusunnya
makalah ini tentunya ridak lepass dari peran berbagai pihak yang memberikan
bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak I Firdaus,
S.Kep,Ns,.M.Kes.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Hemofilia 4
2.2 Klasifikasi Hemofilia 4
2.3 Etiologi Hemofilia 6
2.4 Patofisiologi & Way Of Caution Hemofilia 6
2.5 Manifestasi Klinis Hemofilia 9
2.6 Komplikasi Hemofilia 10
2.7 Pemeriksaan diagnostik pada Hemofilia 10
2.8 Penata laksanaan Hemofilia 11
2.9 Konsep asuhan keperawatan pada Hemofilia 13
BAB 3 APLIKASI TEORI 21
BAB 4 PEMBAHASAN 22
BAB 5 PENUTUP 23
4.1 Kesimpulan 23
4.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Indonesia mengalami gizi buruk dan kurang (Riskesdas, 2013). Berdasarkan
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat jumlah balita yang
mengalami gizi buruk pada tahun 2012 berjumlah 3.514, telah menurun
0,18% dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 5.249 (Dinkes Prov Jateng,
2012).
Terdapat empat faktor yang melatar belakangi terjadinya KKP yait
masalah sosial, ekonomi, biologi, ang lingkungan. Kemskinan merupakan
salah satu dari banyak determinan sosial-ekonomi, merupakan sumber
masalah paling dasar sebagai penyebab ketidaksedsiaan panga, tempat tinggal
yang padat yang padat, kumuh dan tidak sehat, serta ketidakmampuan
mengakses fasilitas kesehatan (Sodikin,2011).
Saat ini malnutrisi masih merupakan masalah yang perlu ditangani
secara serius, maka usaha pencegahan harus terus digalakkan sejak dini
dengan cara memberikan makanan dan pelayanan kesehatan sebelun efek dari
malnutrisi semakin meningkat, selain itu pemerintah perlu membuat
kebijakan dan menjalankan langkah-langkah praktis untuk menyediakan
fasilitas layanan yang mudah dijaungkau oleh segenap lapisan masyarakat
Sodikin, 2011).
2
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami teori asuhan keperawatan dan
penatalaksanaan gangguan nutrisi pada Kurang Kalori Protein (KKP).
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui definisi dari Kurang
Kalori Protein (KKP).
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui etiologi dari Kurang
Kalori Protein (KKP).
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui manifestasi klinis Kurang
Kalori Protein (KKP).
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui patofisiologi dari Kurang
Kalori Protein (KKP).
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui susunan WOC dari
Kurang Kalori Protein (KKP).
6. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pemeriksaan diagnostik
dari Kurang Kalori Protein (KKP).
7. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui penatalaksanaan dari
Kurang Kalori Protein (KKP).
8. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui Asuhan Keperawatan
Teori dari Kurang Kalori Protein (KKP).
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.8 Konsep Asuhan Keperawatan Teori Pada Kurang Kalori Protein (KKP).
2.8.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Identitas klien, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
susku/bangsa, alamat, tgl MRS, dan penanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Utama
1) Perdarahan dalam jangka waktu lama
2) Epitaksis
3) Memar, khusunya pada eksermitas bawah
4
4) Bengkak dan nyeri pada sendi; sendi juga terasa hangat akibat
perdarahan jaringan lunak dan hemoragi pada sendi
5) Pada hemofilia C biasanya disertai perdarahan spontan
6) Perdarahan pada sistem gastrointestinal
a.Riwayat penyakit sekarang
Klien mangatakan nyeri pada kaki. Nyeri dirasakan hilang timbul
seperti tertusuk-tusuk dan nyeri bertambah saat berjalan dan berkurang
bila istirahat. Pasien mengeluh terjadi pendarahan lama, epitaksis,
bengkak yang nyeri, pendarahan spontan, pendarahan sistem GI track.
b. Riwayat penyakit terdahulu
Tanyakan apakah klien pernah mengalami pendarahan yang tidak
henti-hentinya serta apakah klien mempunyai penyakit menular atau
menurun seperti, hipertensi, TBC.
c. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya keluarga klien ada yang mendarita hemofilia pada laki-
laki atau carrier pada wanita.
c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan Umum
Pada pemeriksaan umum klien hemofilia bisanya didapatkan keadaaan
lemah dan kesadaran compos mentis
2. Tanda-tanda Vital
Biasanya pada penderita hemofilia tekanan darah normal 120/80
mmHg, frekuensi nadi takikardi >110x/menit, frekuensi nafas
normal/meningkat 28x/menit, suhu normal 36,5oC - 37,5 oC.
1) B1 (Breathing)
a) Inspeksi : Pada pasien hemofilia umumnya mengalami frekuensi
nafas normal/maningkat
b) Palpasi : pada pasien hemofilia biasanya normal
c) Perkusi : pasien hemofilia umumnya suara sonor
d) Auskultasi : pada pasien hemofilia Suara nafas Vesikuler
2) B2 (Bleeding)
5
a) Inspeksi : Pada pasien hemofilia umumnya terjadi perdarahan terus-
menerus dan adanya luka memar di dekat area perdarahan.
b) Palpasi : Umumnya CTV > 2 detik
c) Perkusi : pada umumnya tidak ada pergeseran jantung
d) Auskultasi : pada pasien hemofilia Suara jantung normal (S1 dan
S2) dan tidak ada suara jantung tambahan (S3 dan S4)
3) B3 (Brain)
Inspeksi : Pasien mengeluhkan Pusing
4) B4 (Bledder)
Inspeksi : sistem perkemihan normal
5) B5 (Bowel)
a) Inspeksi : Mengkaji pola makan pasien apakah sebelumnya
pesien mengkonsumsi asupan nutrisi harian secara pas atau
kurang.
b) Palpasi : terdapat pembesaran hati atau limfa.
6) B6 (Bone):
Palpasi : umumnya penderita hemofilia mengalami nyeri
persendian dan tulang
6
Definisi pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisik.
2. Gangguan integritas jaringan (D.0129)
Definisi Kerusakan jaringan ( membran mukosa, kornea, fasia, otot,
tendon, tulang, kartilago, kampsul sendi dan/ ligament. Gangguan
integritas jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan
kekurangan volume cairan.
3. Resiko cedera (D.0136)
Definisi beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang
menyebabkan seseorang tidak lagi sepenuhnya sehat atau dalam
kondisi baik. Resiko Cedera dibuktikan dengan ketidaknormalan profil
darah.
4. Risiko ketidakseimbangan cairan (D.0023)
Definisi berisiko peningkatan atau percepatan perpindahan cairan dari
intravaskuler, interstisial/intraselular. Risiko ketidakseimbangan cairan
dibuktikan dengan trauma/perdarahan.
5. Gangguan mobilitas fisik (D.0054)
Definisi keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan musculoskeletal.
7
jam diharapkan hidrasi(tekanan darah)
ketidakseimbangan R/ mengetahui
cairan dapat teratasi. perkembangan tekanan
Kode: L.03020 darah px
1. Haluaran Urin dari 2. Monitor hasil
skala 2(cukup pemeriksaan Labotarium
menurun) menjadi (Hematokrit)
4(cukup R/ mengetahui
meningkat) perkembangan
hematokrit px
2. Kelembaban 3. Catat intake –output
membran mukosa dan hitung balance
dari skala 2 (cukup cairan 24 jam
menurun) menjadi R/ membantu
4(cukup mengontrol
meningkat) keseimbangan cairan
tubuh pasien
3. Tugor kulit dari 4. Berikan asupan cairan
skala 2 (cukup R/membantu
memburuk) meminimalkan
menjadi 4 (cukup terjadinya kekurangan
membaik) volume cairan
5. Kolaborasi pemeberian
diuretic
R/ meminimalkan
terjadinya kekurangan
cairan akibat
perdarahan yang
dialami pasien
8
2. Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,
tindakan karakteristik, durasi,
keperawatan 3 x 24 frekuensi, kualitas,
jam diharapkan intensitas nyeri.
tingkat nyeri akut R/ membantu dalam
dapat teratasi mengatasi masalah
Kode: L.08066 pasien
1. keluhan nyeri dari 2. Identifikasi skala nyeri
sakala 2 (cukup R/ agar mengetahui
meningkat) tingkat skala nyeri
menjadi 4 ( cukup pasien.
menurun) 3. Identifikasi respons
2. meringis dari nyeri non verbal
sakala 2 (cukup R/ mengetahui respon
meningkat) yang dilakukan
menjadi 4 ( cukup 4. Identifikasi faktor yang
menurun) memperberat dan
3. sikap protektif memperingan nyeri
dari sakala 2 R/ membantu pasien
(cukup faktor-faktor nyeri
meningkat) 5. Berikan teknik
menjadi 4 ( cukup nonfarmakologis untuk
menurun) mengurangi rasa myeri
4. gelisah dari (kompres hangat)
sakala 2 (cukup R/ meningkatkan
meningkat) vasokonstriksi,
menjadi 4 ( cukup penumpukan resepsi
menurun) sensori yang
selanjutnya akan
menurunkan nyeri
6. Jelaskan penyebab,
9
periode, dan pemicu
nyeri
R/ supaya pasien
mengetahui apa
penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
7. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
R/ agar saat dirumah
pasien bisa melakukan
teknik nonfarmakologis
8. Kolaborasi pemberian
analgetik.
R/ meminimalkan
terjadinya kekurangan
cairan akibat
perdarahan yang
dialami pasien
10
menjadi 4 (cukup dan stamina umum
meningkat) 3. Libatkan keluarga
2. Kekuatan otot untuk membantu pasien
dari skala 2 dalam meningkatkan
(cukup pergerakan
menurun) R/ memudahkan pasien
menjadi 4 dalam meningkatkan
(cukup pergerakan
meningkat) 4. Jelaskan tujuan dan
3. Rentang gerak prosedur mobilisasi
ROM dari skala R/ pasien dapat
2 (cukup mengetahui tujuan dari
menurun) mobilisasi
menjadi 4
(cukup
meningkat)
BAB 3
11
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hemofilia adalah gangguan pendarhan perifer yang dapat timbul
pada defisiensi atau gannguan fungsional factor pembekuan plasma yang
manapun, kecuali factor XII, prekalikrwin, dan kininogen berat molekul
tinggi (HMWK). Hemofilia ialah kelainan pendarahan herediter terikat
resesif yang dikarakteristikan oleh defisiensi factor pembekuan esensial.
Klasifikasi dari hemofila terbagi atas dua jenis, yaitu hemofilia A
dan hemofilia B. klasifikasi hemofilia menurut berat ringannya penyakit
dapat dibedakan menjadi 4 yaitu defisensi berat, defisiensi ringan,
defisiensi sedang, dan subhemofilia.
Penyebab hemofilia adalah mutasi genetic yang didapat (acquered)
atau diturunkan (herditer), hemofilia A disebabkan kurangnya factor
pembekuan VII dan hemofilia B disebabkan kurangnya factor pembekuan
IX (Plasma Tromboplastic Antesenden).
Sedangkan manifestasi klinis dari hemofilia diantaranya adalah
perdarahan hebet setelah trauma ringan, hematom pada jaringan lunak,
hematrosis (pendrahan sendi) dan kontraktur sendi, hematuria, pendarahan
serebal, terjadinya pendarahan yang dapat menyebabkan takhikardi,
takipnea dan hipotensi.
4.2 Saran
Hemofilia adalah penyakit keturunan yang tidak dapat di cegah
maka untuk penderita hemophilia kami sarankaan agar tetap sabar dan
berusaha untuk pengobatan rutin. Dan berusahasa agar menjaga kesehatan
dan mencegah dampak dari hemophilia. Bagi mereka yang memiliki
gejala-gejala hemofilia, disarankan segera melakukan tes darah untuk
mendapat kepastian penyakit dan pengobatannya rutin berolahraga, tapi
pilih yang bermanfaat untuk menguatkan otot dan melindungi persendian.
DAFTAR PUSTAKA
12
Betz, C. L., & Sowden, L. A. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi
5.Jakarta: EGC.
Galih, Chandra. 2011. Menikmati Hidup Bersama Hemofilia. Solo: Metagraf.
Handayani, W., & Haribowo, A.S. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Hoffbrand,A. V., and Moss, P.A. H. 2013. Kapita Selekta HEMATOLOGI.
Jakarta: EGC.
Jitowiyono, Sugeng. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Hematologi. Yogyakarta: PT. PUSTAKA BARU
LeMone, Priscila. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan
Kardiovaskular,Ed. 5.Jakarta: EGC
Ngatiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Smeltzer, Susan C. 2013. Keperawatan Medikal bedah Ed.12. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia.Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Jakarta: DPP PPNI
13