NIM : 931212419
KELAS : D HUKUM EKONOMI SYARIAH
MATKUL : HUKUM PERIKATAN
TEMA : RESUME BAB 3 EBOOK
DOSEN : BPK. NIWARI, S.SOS., MA
BAB III
HUKUM PERIKATAN
E. Sikap Pengadilan
Dalam kesempatan lain, H.R. berpendapat berbeda, yaitu pada
tanggal 13 Maret 1925, menetapkan bahwa dalam hal pihak telah
menetapkan batas-batas risiko yang harus ditanggung masingmasing
secara teliti, hakim tidak bebas menggeser batas-batas risiko tersebut.
Tanggal 8 Januari 1926 H.R., berpendirian bahwa ketentuan yang
memungkinkan perluasan dan penambahan perikatan yang lahir dari
perjanjian di luar batas yang ditentukan secara tegas, tidak mempunyai
tujuan yang sebaliknya, yaitu melalui daya kerja kepatutan, menghapuskan
daya mengikat yang tegas-tegas ditetapkan dengan carademikian
membatalkan perikatan yang lahir dari perjanjian itu (Satrio, 1992 :375).
Berdasarkan kedua contoh tersebut di atas, sekarang melalui itikad baik
Hakim sekarang, hanya dapat menambah/mengisi isi perjanjian, tetapi
tidak dibenarkan untuk mengurangi atau menghapuskan hak dan
kewajiban. Para sarjana menyayangkan sikap H.R. tersebut dan dianggap
sebagai kemunduran, karena mereka berpendirian bahwa pelaksanaan
suatu perjanjian harus diuji melalui itikad baik, lebih menjamin kepastian
hukum dari pada mendahulukan kata-kata perjanjian (Satrio, 1992 :375).