Anda di halaman 1dari 37

4.

POLIMER
1. Pendahuluan
Kata polimer merupakan singkatan dari poly yang artinya banyak. Dan mer yang artinya
satuan blok dari jaringan molekul.
Sehingga polimer artinya suatu rantai panjang dari satuan blok jaringan molekul,
dimana jaringan molekul ini berdasarkan rantai hidrokarbon berikatan kovalen. Bentuk
dari rantai polimer ini dapat dilihat dari contoh gambar berikut ini :

H H H H H H

C = C C = C C = C

H Cl H Cl H Cl

H H H H H H

- C - C - C - C - C - C -

Cl H Cl H Cl H

Gambar 4.1 Polimerisasi yang menggabungkan beberapa monomer individu (vinyl cloride)
menjadi bentuk polimer polyvinil cloride (PVC)
Reaksi penggabungan monomer-
monomer biasanya disebut sebagai
reaksi polimerisasi. Reaksi polimerisasi
ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
.Chain Polymerization
Karbon merupakan unsur tetravalent dan
dapat membentuk rantai ikatan single,
double, triple antar atom karbon. Ikatan
polimerisasi terjadi dengan membuka
ikatan double monomer dengan bantuan
initiator (katalis aroganik atau inorganik)
dan dan menggunakan terminator untuk
menghentikan laju. Proses ini terkadang
dilakukan dengan menggunakan
tambahan temperatur dan tekanan,
sehingga proses ini disebut proses
addition polymerization.
.Step reaction polymers
Proses ini umumnya terjadi pada dua
monomer yang tidak sama dan
berlangsung secara bertahap. Selain itu
proses ini juga menghasilkan produk
sampingan yang memiliki berat molekul
lebih rendah (contoh air pada proses
nylon 6,6), atau yang biasa disebut
sebagai condensation reaction.
Bentuk Struktur Polimer
Rantai polimer tidak berbentuk lurus, dimana ikatan antar karbon
membentuk sudut 109,5o dan memiliki panjang antar karbon 0,154 nm,
atau 0,126 jika pada garis lurus. Sehingga material PE yang memiliki 2000
atom karbon, artinya material ini memiliki panjang 252 nm ketika
direngggangkan. Ikatan karbon bisa berotasi atau bersilangan satu
dengan lainnya, sehingga rata-rata panjang ikatan karbon ini sekitar 18
nm.
b. Dimungkinkan pula membentuk ikatan antar 2 jenis monomer, dan ikatan ini disebut copolymer.
Copolymer bisa terbentuk dari 3 jenis monomer dan disebut ternary copolymer/terpolymer. Bentuk formasi
polimer bisa berbentuk random (AABBBBABAABBA9, alternating (ABABABABABA), block
(AAAAAABBBBAAAABBBBBAAAA) atau dalam bentuk graft polymer.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
B B
B B
B B
B B
B B
c. Dimungkinkan pula adanya 2 polimer berbeda yang dicampurkan (tanpa membentuk ikatan rantai) satu sama lain
dengan menjadikan salah satu mpolimer sebagai matrik. Polimer semacam ini disebut polymer blends (polyblends atau
polymer alloys).

d. Pada polimer aromatik, lingkaran benzena memilikikemungkinan membentuk ikatan cross link.

3. Sumber Kekuatan Polymer


Kekuatan utama polymer ditanggung oleh ikatan kovalen, dimana energi yang dibutuhkan untuk memutuskan satu mol
(6,02.1023 ikatan) adalah 350-830 KJ/mol. Selain itu kekuatan polymer juga ditanggung pula oleh ikatan sekunder yang
terdiri dari beberapa hal yaitu :
a. Gaya van der walls yang umumnya lemah (2-8 kJ/mol)
b. Ikatan dipole yang terjadi akibat munculnya kutub-kutub positif molekul saat lepasnya
elektron pada pemakaian bersama antar atom. Ikatan ini memilki energi yang lebioh tinggi dari
pada gaya van der walls, yaitu 6-13 kJ/mol.
c. Ikatan hydrogen yang terjadi antara hidrogen dan O, N, F. ikatan ini cukup tinggi yaitu 13-30
kJ/mol
4. Polymer Crystaline dan Amourphous
Polymer memiliki susunan rantai yang berbeda-beda, yang pada intinya berbentuk amourphous dan kristalin. Pembentukan
susunan kristalin dan amourphous ini sangat dipengaruhi oleh temperatur dan waktu pemanasan/pendinginan.
a. Crystallization
Material polimer yang memiliki bentuk yang sederhana dengan regulasi kimiawi yang teratur akan lebih mudah diolah
menjadi material kristalin. Kristalisasi ini dilakukan pada suhu dibawah suhu lebur T m, dengan diawali nukleasi
(pembentukan inti polimer) dan diikuti dengan pertumbuhan inti. Proses ini meliputi pula pelipatan rantai dalam arah
ketebalan (sekitar 10 nm) dan kristal tumbuh dalam 2 arah yang berbeda. Sebagian rantai tumbuh tak teratur (random)
dalam arah yang bebas
Kristalisasi sempurna sebenarnya tidak dapat terjadi, yang ada adalah gabungan antara kristalin dan amourphous. Jadi
polimer kristalin yang ada hanyalah gabungan antara polimer kristalin dan amourphous, dengan dominasi daerah kristalin.
Derajat kristalin tergantung oleh banyak faktor, seperti pada polimer berbentuk sederhana tanpa cabang, kelompok
pendant (isotactic atau atactic), copolymer biasa atau graft atau random dan waktu pendinginan.
b. Amourphous Polymer
Jika struktur dan proses tidak memungkinkan adanya kristalisasi lagi, maka polimer akan melanjutkan
pendinginannya menjadi amourphous. Proses pembentukan struktur amourphous/kristalin ini berakhir
sampai suhu Tg (glass transition temperature). Pada suhu ini tidak ada lagi ikatan yang terbentuk dan
spesific volume akan bergerak lebih lambat.
Polymer Thermoplastik
Polimer thermoplastik memilki kharakteristik dasar molekul linier polimer yaitu akan lunak dan dapat dideformasi jika
dipanaskan. Plastisitas pada temperatur tinggi ini berpengaruh pada kemampuan molekul untuk bergeser satu sama lain.
Sehingga duktilitas thermoplastik juga bertambah dengan adanya pemanasan. Bentuk struktur molekul dan rantai dari
polimer thermoplastik ini, sesuai dengan jabaran yang telah dibahas sebelumnya.
Polymer Thermoset
Polimer thermoset merupakan kebalikan dari thermoplastik. Material ini akan mengeras dan kaku dengan perlakuan panas.
Dan fenomena ini tidak hilang setelah pendinginan. Hal ini merupakan kharakteristik struktur jaringan molekul yang
terbentuk melalui mekanisme step reaction dan jaringan baru tersebut disebut crosslink. Pada proses ini reaksi kimia akan
meningkat jika ada pemanasan (curing) atau katalis pada material dan reaksi ini irreversible. Densitas thermoset cukup
tinggi dan tidak mempunyai deformasi elastis yang signifikan. Sehingga material polimer thermoset ini getas, memiliki
modulus elastisitas yang tinggi dan ketahanan temperatur.
Penambahan pemanasan polimer pada suhu rendah akan meningkatkan proses pembentukan cross linking. Dan jika
material ini sudah memiliki jaringan cross link, maka salah satu cara untuk mendeformasi ikatan material ini adalah dengan
melakukan pemanasan berlebih/overheating. Yang hasilnya adalah hancurnya karbon penyusun dan tidak bisa didaur
ulang lagi.
.Elastomers
Elastomers adalah kelas spesial dari polimer. Material ini memiliki perpanjangan 2- 5 kali panjang semula, bahkan jika beban
dihilangkan panjangnya akan kembali ke posisi semula.

a.Thermoset Elastomers
Polimer ini terbuat dari polimer linier
amourphous yang dapat digunakan pada suhu
diatas Tg. Proses ikatan polimer ini dilakukan
dengan membuka ikatan double untuk
membentuk crosslink. Contoh ikatan ini adalah
ikatan polyisoprene yang berikatan dengan
sulfur (vulcanized) yang membentuk material
baru dengan kekuatan yang tinggi dan elastis
b.Thermoplastik Elastomers
Polimer ini terjadi karena adanya daerah glassy
didalam matrik amourphous. Contohnya adalah
kopolimer blok styrene-butadiena, dimana
styrene membentuk agregate polystirene
berbentuk glassy yang mengikat butadiena.
Polimer ini digunakan dibawah suhu Tg dan
dapat didaur ulang.
vulcanization
Additif
Additif yang dapat dicampurkan untuk meningkatkan sifatnya adalah :
a. Antioksidan
Zat ini ikut dalam proses chain-reaction polimer, dimana kemampuan utama dari zat
ini adalah sebagai stabilizer terhadap cahaya dan panas UV.
b. Flame retardant
Zat ini berfungsi untuk menurunkan laju pembakaran, menciptakan atmosfir yang
tidak mendukung pembakaran dan mengurangi emisi pembakaran.
c. Plasticizer
Zat ini bekerja dengan menghilangkan beberapa struktur ikatan, menurunkan T g dan
meningkatkan fleksibilitas.
d. Solvent
Zat ini bersifat memutuskan ikatansekunder dan masuk diantara molekul polimer.
Sehingga akan mengakibatkan polimer menjadi larut.
e. Pigment
Zat ini terbuat dari bermacam-macam oksida atau senyawa yang fungsi utamanya
membuat warna dan mendukung additif lainnya.
f. Lubricant
Zat ini berfungsi meningkatkan kemampuan alir polimer saat memasuki cetakan dan
berguna pula untuk memudahkan pembongkaran dari cetakan.
Sifat-sifat plastik
Kekuatan polimer menunjukan sifat yang beragam, hal ini sangat ditentukan dari jenis polimer itu sendiri. Polimer
memilki sensitivitas yang tinggi terhadap kenaikan temperatur. Selain itu polimer memiliki sifat histeresis jika mengalami
tarikan dan tekanan yang bekerja. Ciri khas lain dari polimer adalah adanya matrik crazing saat mengalami tarikan.
Crazing terbentuk akibat adanya internal void yang menghasilkan retak halus, sehingga polimer gagal pada beban yang
dibawah kekuatannya.
VISCOELASTIC DEFORMATION
Crystallization, Melting, and Glass Transition Phenomena in
Polymers
FRACTURE OF POLYMERS
sekian

Anda mungkin juga menyukai