Anda di halaman 1dari 4

CLUTCH CONTROL SYSTEM SCANIA

Sistem pengotrolan kopling (Clutch) pada unit Scania adalah Hydraulic &
Self Adjusting. Sistem pengontrolan clutch tersebut terdiri dari dua komponen
utama yaitu Servo Master dan dan Slave Cylinder yang terintegrasi dengan Pull
Type Release Bearing. Dengan adanya pengontrolan secara hidrolis, maka
pengoperasiannya hanya membutuhkan gaya yang kecil pada saat menginjak
pedal clutch. Hal tersebut tentu saja memberikan keuntungan berupa kenyamanan
dan performance yang baik.
1. Servo Master

1. Hydraulic connection to slave


cylinder
2. Connection to fluid reservoir
3. Connection for ventilation hose
4. Air piston
5. Rubber bellows
6. Air valve, servo valve
7. Push rod to clutch pedal
8. Compressed air connection
9. Pipe
10. Hydraulic piston

Servo master digerakan dengan pedal clutch. Ketika pedal clutch diinjak,
push rod 7 akan mendorong valve 6 melalui perantaraan spring di dalam servo
master. Pergerakan valve 6 akan tertahan oleh pipe 9, sehingga valve tersebut
akan terbuka dan udara yang bertekanan masuk kemudian menekan air piston 4.
Karena air piston 4 menyatu dengan hydraulic piston 10, maka pergerakan dari air
piston sama dengan pergerakan hydraulic piston. Pergerakan dari hydraulic piston
tersebut selajutnya mendorong oli keluar dari servo master menuju ke slave
cylinder.
Aliran oli yang keluar dari servo master dihambat oleh sebuah orifice yang
bertujuan untuk mengurangi vibrasi pada clutch pedal.

2. Slave Cylinder

Slave cylinder adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah tenaga


hidrolik menjadi tenaga mekanik dengan cara menarik diaphragm spring sehingga
clutch dis-engaged. Terdapat dua macam tipe slave cylinder yang digunakan pada
unit scania, yaitu pull-type slave cylinder dan push type slave cylinder.

A. Pull Type Slave Cylinder (Internal Slave Cylinder)

1. Retaining ring
2. Release bearing
3. Slave cylinder, moving part
4. Slave cylinder, fixed part
5. Diaphragm spring
6. Retainer for thrust washer
7. Thrust washer
8. Nose

Tipe slave cylinder seperti ini ditempatkan di dalam clutch housing.


Komponen 3 dari slave cylinder dihubungkan dengan diaphragm spring 5
kemudian di-lock oleh retaining ring 1. Ketika oli bertekanan yang disuply oleh
servo master masuk ke dalam slave cylinder, maka komponen 3 dari slave
cylinder bersama-sama dengan release bearing menarik diaphragm spring yang
mengaibatkan clutch dis-engaged.
B. Push Type Slave Cylinder (Exsternal Slave Cylinder)

Slave cylinder tipe ini di-mounting di bagian luar dari clutch housing. Push
rod dari slave cylinder dihubungkan ke clutch lever melalui ball joint, dan bentuk
dari ujung lever yang kontak dengan push rod berupa cekungan. Pada saat oli
bertekan yang di-suply oleh servo master dialirkan ke dalam slave cylinder, push
rod tertekan kedepan oleh piston. Pergerakan dari pushrod ke release bearing
diteruskan melalui lever. Lever tersebut di-mounting oleh holder pada clutch
housing. Ujung bagian dalam dari lever berbentuk fork yang akan menarik release
bearing akibat gaya ungkit dari lever sehingga mengakibatkan clutch dis-engaged

Piston
Push rod

3. Release Bearing

Baik exsternal slave cylinder maupun internal slave cylinder digunakan


bersama-sama dengan pull-type release bearing. Perbedaan dari kedua tipe
tersebut adalah internal slave cylinder assy dengan release bearing, sedangkan
external slave cylinder tidak assy dengan release bearing.
Pull-type release bearing artinya proses dis-engagednya clutch dengan
cara menarik release bearing ke belakang menjauhi flywheel.
.

Anda mungkin juga menyukai