Anda di halaman 1dari 11

002

VOLUME
JUNE, 2023

NO. 002 | SEPTEMBER 2023

PENGENALAN TEKNOLOGI
SELECTIVE CATALITYC REDUCTION
PADA VOLVO TRUCK

PLANT
PLANTPEOPLE
PEOPLEDEVELOPMENT
PT. SAPTAINDRA SEJATI - ADARO SERVICES
DEVELOPMENT
2022
PT. SAPTAINDRA SEJATI - ADARO
PENGENALAN TEKNOLOGI SELECTIVE CATALITYC REDUCTION
PADA VOLVO TRUCK
kurnia sandi setia bayu (01121031)
PPD - Learning Center BORO
E- mail: kurnia.sandi@saptaindra.co.id

ABSTRAK
Semakin naiknya standar emisi gas buang di Dunia, membuat Volvo Truck juga semakin berimprovisasi dengan
teknologi aftertreatment gas buang mereka, salah satunya adalah teknologi SCR (selective catalityc reduction) yang
mereka pakai untuk mengantarkan produk mereka mencapai standar EURO 5. Karna ada beberapa unit Volvo kita
yang sudah memakai teknologi ini, maka akan dijabarkan teknologi tersebut dalam journal ini.
Kata kunci : Volvo Truck, Aftertreatment, EURO 5, SCR technologies.

ABSTRACT
As exhaust emission standards in the World continue to rise, Volvo Truck is also improvising their exhaust
aftertreatment technology, one of which is the SCR (selective catalityc reduction) technology that they use to bring
their products up to EURO 5 standards. Since some of our Volvo units uses this technology, we will describe this
Volvo SCR technology in this journal.
Key word : Volvo Truck, Aftertreatment, EURO 5, SCR technologies.

PENDAHULUAN

Gambar disamping adalah standard emisi


Eropa, yang biasa disebut dengan EURO.

Untuk Indonesia masih memakai standar


EURO 4 ( berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017)

Kombinasi SCR (Selective Catalytic


Reduction) dan larutan reagen (AdBlue®)
digunakan untuk memenuhi emisi gas buang
Euro 5

Teknologi SCR menggunakan larutan reagen


(AdBlue®) untuk mentreatment gas buang
demi mematuhi standar emisi. larutan
disuntikkan ke dalam gas buang sebelum
melewati catalytic converter. Aditif ini
mengubah NOx (Nitrogen Oksida) menjadi gas
Gambar 1. EURO emmisions standard
nitrogen dan uap air.
METODE PENELITIAN

 Melakukan visual check di Unit.


 Studi literatur

PEMBAHASAN

Prinsip Kerja Reagent (AdBlue®)

Komponen utama pada system


Reagent (AdBlue®):

1) Reagent (AdBlue®) tank


2) Pump unit
3) ACM (Aftertreatment Control Module)
4) Dosage valve
5) Silencer
6) Catalytic converter

Larutan reagen (AdBlue®) diinjeksikan ke


dalam gas buang dalam bentuk yang
dikabutkan sebelum konverter katalitik (6).
Injeksi dikendalikan oleh ECM (Engine
Control Module) yang menjamin
pengurangan emisi yang optimal untuk semua
kondisi pengoperasian.
Panas gas buang dengan cepat menguraikan
reagen (AdBlue®) yang diinjeksikan menjadi
amonia (NH3) dan karbon dioksida (CO2).

Gambar 2. Reagent (AdBlue®) components Reaksi kimia akan terjadi di catalytic


converter, di mana NOx akan bereaksi dengan
amonia dan diubah menjadi gas nitrogen dan
uap air yang tidak berbahaya (2 NH3 + NO +
NO2 = 2 N2 + 3 H2O).
Reaksi kimia ini terjadi pada suhu
pembakaran di atas 190°C.

Gambar 3. Exhaust & Reagent flow in Catalityc converter


KOMPONEN – KOMPONEN SCR

Tank, fittings and hoses for reagent (AdBlue®)

Reagen (AdBlue®) disimpan dalam tangki terpisah,


yang terletak di sebelah battery box dan APS.
Tangki terbuat dari plastik dan tersedia dalam beberapa
ukuran dan desain.
Memiliki ventilasi atau breather untuk menyamakan
perubahan tekanan.
Terdapat drain plug di bagian bawah tangki untuk drain
reagen (AdBlue®).

Di dalam tangki terdapat unit tangki gabungan yang


terdiri dari pipa hisap untuk menyedot reagen
(AdBlue®). Pipa hisap memiliki strainer (1) untuk
mencegah partikel kotoran bersirkulasi di dalam sistem
dan menyebabkan gangguan. Strainer harus diperiksa
dan dibersihkan bila jika perlu. Unit tangki gabungan
berisi sensor level dan sensor suhu (2).

Gambar 4. Reagent (AdBlue®) tank

Reagent (AdBlue®) tank connections

1) Coolant inlet from the pump unit


2) Coolant outlet to the engine cooling system
3) Outlet reagent (AdBlue®) to the pump unit
4) Back flow
5) Vent
6) Electrical connection to level and
temperature sensors

Unit tangki gabungan juga berisi cooling coil


(dipasangkan dengan engine cooling system), yang
memanaskan reagen (AdBlue®) untuk mencegah dari
kebekuan (freezing point −11℃). Selanjutnya selang
antara tangki, pump unit dan reagen (AdBlue®) nozel
dipanaskan secara elektrik. (jika dipakai di iklim
dingin)

Gambar 5. Reagent (AdBlue®) tank connections


Filler pipe dan nozel tangki reagen
(AdBlue®) dirancang untuk digunakan
hanya dengan peralatan pengisi yang
kompatibel
Desain ini menghindari risiko pengisian
cairan lain secara tidak sengaja.
Selain itu tangki juga memiliki tutup biru
dan stiker khusus.
Filler pipe memiliki kumparan magnet (1).
Nozel pengisi terbuka hanya ketika
mendeteksi magnet ini. Terdapat juga filter
(2) pada filler pipe untuk mencegah kotoran
masuk ke tangki.

Gambar 6. Reagent (AdBlue®) tank filler pipe

Pump unit reagent (AdBlue®)

Gambar 7. Reagent (AdBlue®) pump unit

1) Inlet A. Part number


2) Outlet B. Manufacturing number, date and serial number
3) Input coolant
4) Output coolant
5) ACM connection
6) Filter housing
Pump unit terletak dibelakang tanki, didalamnya meliputi pump,filter housing, cooling control valve, pressure sensor
dan temperature sensor.
Pump bertipe electric membran pump, dan pump akan mulai bekerja setelah semua kondisi awal terpenuhi dengan
tekanan operasi sebesar 5 bar.

Pompa ini dilengkapi dengan solenoid yang dapat menukar arah suction dan discharge dari pompa, yang bekerja
ketika engine dimatikan. jadi pump system akan dikosongkan dari larutan reagen (AdBlue®), dan larutan reagen
akan dipompakan kembali ke tangki. Ini memakan waktu sekitar 60 detik

Reagent (AdBlue®) filter

Gambar 7. Reagent (AdBlue®) pump unit

Terdapat dua filter di Pump Unit, satu filter utama dan satu filter kecil di saluran masuk pump.
Filter harus diperiksa dan dibersihkan seperlunya atau diganti jika rusak.
Filter harus diganti sesuai dengan interval penggantian sesuai literatur yaitu 3600 hours.
Diesel exhaust fluid (AdBlue®)-nozzle / dosage valve

Injeksi diesel exhaust fluid (AdBlue®) dilakukan dengan


Dosage valve yang dipasang pada aliran gas buang.
Dosage valve adalah sebuah valve yang dapat mengatur
takaran (injektor) yang menginjeksikan cairan buang
diesel (AdBlue®) ke dalam gas buang sebelum mencapai
catalytic converter.
Jumlah cairan buang diesel (AdBlue®) bergantung pada
kecepatan dan beban engine, dan dapat dikontrol secara
elektronik oleh ECM. ( adblue consumption adalah
sekitar 5-6% dari fuel consumption)
Injeksi tidak dilakukan jika suhu diesel exhaust fluid
(AdBlue®) di luar temperatur standar (-9℃ - 70℃)
Dosage valve adalah katup solenoid yang dikontrol PWM
(Pulse Width Modulated).
Valve ini dilindungi dari panasnya exhaust gas oleh
pelindung panas, kantong udara, dan sirkulasi diesel
exhaust fluid (AdBlue®).
Dosage valve dipasang sedemikian rupa sehingga
Gambar 8. Reagent (AdBlue®) dosage valve sambungan listriknya berada sejauh mungkin dari
aliran gas buang.

Dosage valve ditandai dengan part number dan nomor


seri.
Dosage valve adalah komponen sensitif yang harus
ditangani dengan hati-hati saat memasang dan melepas.
Sambungan inlet dan outlet memiliki quick-release
coupling dengan ukuran yang berbeda untuk mencegah
kesalahan dalam pemasangan.
Diesel exhaust fluid (AdBlue®) dialirkan sedemikian
rupa sebagai pendinginan dosage valve, dan dilengkapi
dengan non-return valve pada output linenya.
Karena diesel exhaust fluid (AdBlue®) sensitif terhadap
suhu, cairan ini mengalir melalui pipa yang dililitkan
dengan kumparan tembaga yang dipanaskan secara
Gambar 9. Reagent (AdBlue®) flow in dosage valve elektrik menuju dan dari dosage valve.
Silencer sensors

Gambar 10. Silencer sensors Gambar 11. NOx sensor

1) Temperature sensor
2) NOx sensor

Sensor nitrogen oksida terletak di exhaust pipe tepat setelah catalytic converter.
Nilai analog yang diberikan oleh sensor NOx didaftarkan dalam modul yang mengubahnya menjadi nilai digital dan
mengirimkannya melalui link CAN J1939-7.
Nilai ini dapat dibaca dengan menggunakan alat diagnostik (Volvo Tech Tool) atau melalui on board diagnostic
(OBD).
Jika nilai NOx terlalu tinggi, peringatan dan error code akan ditampilkan di instrument cluster.

After-treatment system, ACM control unit

A. CAN (Controller Area Network)


B. Temperature sensor
C. Level sensor
D. Reagent (AdBlue®) tank, heater
E. Electric hose heating (3x)
F. Activation, dosage valve
G. Exhaust temperature sensor
H. Pump motor activation/pump
temperature sensor
I. Pressure sensor
J. Directional valve

Gambar 12. ACM control unit


Gambar 12. ACM external link

ACM dalam pekerjaanya bekerjasama dengan Engine Control Modul ECM.


Singkatnya jumlah reagen (AdBlue®) yang diinjeksikan oleh dosage valve ditentukan oleh engine control unit
menggunakan informasi dari ACM.
Informasi ini terdiri dari nilai aktual dari gabungan sensor level dan temperatur di tangki, sensor tekanan dan sensor
temperatur masing-masing di pump unit dan dosage valve sebelum catalytic converter.
Sistem ini tidak memerlukan kalibrasi, dan diagnosis serta pemrogramannya dapat dilakukan melalui kontak
datalink.
Dan tool diagnostic yang dapat digunakan untuk membaca kode kesalahan dari sistem serta pemrograman ulang dan
menjalankan sejumlah pengujian pada sistem ini adalah Volvo Tech Tool.
SELECTIVE CATALITYC REDUCTION SYSTEM OVERVIEW

Gambar 13. SCR system

1) Reagent (AdBlue®) tank 9) ACM


2) Level sensor for reagent (AdBlue®) tank 10) Temperature sensor
3) Temperature sensor, reagent (AdBlue®) tank 11) Directional valve
4) Pump unit, reagent (AdBlue®) 12) NOx sensor
5) Temperature sensor, reagent (AdBlue®) 13) Dosage valve
6) Main filter 14) Non-return valve
7) Pressure sensor 15) SCR catalytic converter
8) Filter

Saat kunci kontak dihidupkan semua sinyal sensor diperiksa secara elektronik untuk memastikan bahwa sinyal
tersebut masuk akal, termasuk temperatur tangki diesel exhaust fluid (AdBlue®), ambient air temperature dan pump
temperatur dimonitor.
Pada suhu rendah (di iklim dingin), sistem akan menjalani tahap pemanasan sebelum dihidupkan.
Setelah engine dihidupkan dan semua kondisi telah terpenuhi (masuk akal), sistem akan memasuki fase build-up
pressure; dengan kata lain, pompa juga akan menyala.
Pada fase build-up pressure, pompa menghisap diesel exhaust fluid (AdBlue®) dari tangki, lalu udara dalam sistem
ditekan keluar melalui non-return valve (restricted back pressure) dan pembukaan singkat dosage valve.
Pompa dipacu hingga kecepatan penuh, setelah itu pressure regulator mengambil alih dan mengatur tekanan dalam
sistem dengan memvariasikan kecepatan motor pompa.
Akan ada overflow konstan yang bersirkulasi melalui dosage valve ke tangki untuk mempertahankan tekanan yang
stabil dalam sistem.
Sistem akan mencapai mode operasi normal setelah target tekanan (5 bar) tercapai dan temperatur gas buang terendah
tercapai (190 ℃). Barulah sistem akan siap untuk menginjeksikan cairan knalpot diesel (AdBlue®) ke dalam exhaust
pipe.

ECM menghitung berapa banyak diesel exhaust fluid (AdBlue®) yang harus diinjeksikan, perhitungan ini berdasarkan
perhitungan data fuel yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Nilai tersebut lalu ditransfer ke ACM, yang mengontrol dosage valve. Injektor pada dosage valve bekerja pada
frekuensi tetap (frequency 4 Hz) dan jumlah yang diinjeksikan dikontrol dengan memvariasikan durasi pembukaan
injektor.
Temperatur gas buang yang tinggi menguraikan diesel exhaust fluid (AdBlue®) dan reaksi kimia terjadi di catalytic
converter di mana gas diubah menjadi nitrogen dan air yang tidak berbahaya.
Sensor NOx mengukur kandungan nitrogen oksida NOx dalam knalpot. Jika tingkat emisi yang diizinkan tidak
tercapai, lampu peringatan akan menyala pada layar dan kode kesalahan disimpan dalam ECM.

KESIMPULAN
Dengan semua teknologi tersebut, volvo truck telah mampu memenuhi standar regulasi emisi yang telah ditetapkan
di berbagai negara. Dan siap bersaing dengan para pesaingnya dalam menghadirkan produk - produk low emmisions
trucks.

REFERENSI

 Impact volvo program

Anda mungkin juga menyukai