Function description
1
Combustion and Exhaust
Ketika bahan bakar diesel dibakar, akan
dihasilkan gas buang diesel.
Produk dalam gas buang yang diatur adalah :
Nitrogen Oksida, yang beracun dan
berkontribusi pada asap fotokimia dan
rendahnya tingkat ozon dan juga
eurofikasi serta pengasaman.
Hidrokarbon, yang memberikan aroma
khusus pada gas buang diesel dan
berkontribusi pada asap fotokimia dan
rendahnya tingkat ozon.
Partikel yang dianggap berbahaya pada
kesehatan manusia.
Karbon monoksida, merupakan gas
yang berbahaya. Kandungan karbon
monoksida sangat kecil dalam gas
buang diesel karena terdapat sebagian
besar udara dalam engine diesel.
2
Nitrogen Oxides, NOX
Udara sekitar kita terdiri dari :
80% Nitrogen dan 20% Oksigen.
Ketika udara mengalami suhu yang sangat
tinggi, nitrogen dan oksigen di udara akan
bereaksi dan membentuk Nitrogen Oksida.
Dalam rangka untuk mengurangi
pembuangan Nitrogen Oksida ke udara
bebas, yang mungkin dilakukan adalah :
Menurunkan suhu pembakaran.
Mengurangi kuantitas oksigen
ketika proses pembakaran.
3
Hidrokarbon, HC
Hidrokarbon adalah limbah produk bahan
bakar dan hasil pembakaran yang tidak
sempurna. Hidrokarbon juga mengandung
zat-zat yang memberikan suatu karakteristik
bau gas buang engine diesel. Pembuangan
Hidrokarbon dapat dikurangi dengan :
Meningkatkan suhu pada ruang
pembakaran.
Meningkatkan rotasi udara pada
ruang pembakaran.
Meningkatkan atomisasi bahan
bakar.
Mengurangi volume ruang tekanan
dalam nozzle.
Meningkatkan tekanan injeksi.
1 Nozzle needle
2 Nozzle hole
3 Pressure chamber volume
4 Needle seat
5 Fuel
4
Partikel
Partikel yang mengandung jelaga dan
hidrokarbon berasal dari bahan bakar
ditambah minyak pelumas, asam sulfat dan
abu. Partikel menimbulkan asap dan
terbentuk dalam pembakaran yang tidak
sempurna, dari oli dalam ruang pembakaran
dan dari sulphur dalam kandungan bahan
bakar. Pembentukan partikel dapat
dikurangi dengan :
Memperbanyak udara dalam ruang
bakar.
Meningkatkan rotasi udara dalam
ruang bakar.
Tekanan injeksi lebih tinggi, lubang
yang lebih kecil pada nozzle yang
akan mengarah meningkatnya suhu
pada ruang pembakaran.
Mengurangi volume ruang tekanan
pada nozzle.
Sedikit jumlah oli yang ada pada
ruang pembakaran.
Kandungan sulfur yang rendah
dalam bahan bakar.
Memasang penyaring partikel.
1 Nozzle needle
2 Nozzle hole
3 Pressure chamber volume
4 Needle seat
5 Fuel
5
Kesimpulan
Langkah-langkah yang dapat diambil untuk
menurunkan produksi satu produk pada gas
buang secara bersamaan dapat
menyebabkan peningkatan satu produk
lainnya.
Kecenderungan saat ini adalah untuk :
Menunda waktu penginjeksian
untuk menurunkan suhu
pembakaran, yang mengurangi
produksi Nitrogen Oksida.
Kerugian metoda ini adalah
menurunnya efisiensi engine, yang
mengarah pada meningkatnya
penggunaan bahan bakar.
Mengurangi jumlah oksigen pada
proses pembakaran, yang mana
mengurangi produksi Nitrogen
Oksida.
Meningkatkan tekanan injeksi, yang
mana akan mengurangi produksi
partikel.
6
Cylinder Block
Cylinder block dicetak dalam satu kesatuan, dan setiap silinder memiliki kepala silinder yang
terpisah. Lubang silinder merupakan jenis silinder liner basah (berhubungan langsung
dengan coolant).
Engine 16 liter
7
Cylinder Liner
Cylinder liner dapat diganti. Suatu gasket
baja yang dilapisi dengan vulkanisasi karet
memberikan penyekatan antara cylinder
liner dengan cylinder head. Satu gasket
untuk setiap silinder.
8
Valve Mechanism
Kegunaan mekanisme valve adalah untuk
membuka dan menutup valve pada waktu
yang tepat sesuai dengan posisi cranksahft
dan piston.
9
Area valve lebih besar dengan adanya
empat valvedi setiap silinder, membuat
mudah untuk mengisi silinder dengan
udara. Pada saat yang sama sedikit
kekuatan yang diperlukan untuk
mengeluarkan gas buang.
10
Crank Mechanism
Piston
Terdapat dua perbedaan tipe piston.
Intergrally cast alumunium piston dan
articulated piston. Articulated piston
terbagi menjadi dua, terdiri dari bahan
alumunium pada bagian bawah dan bahan
baja pada bagian crown.
11
Ruang pembakaran berada pada ujung
bagian crown piston. Berbentuk mangkuk
setengah lingkaran dengan bagian tengah
yang dinaikkan.
12
Connecting Rods
Small end pada connecting rod berbentuk
tirus. Ini memberikan permukaan kontak
yang lebih luas pada piston dengan
connecting rod.
Connecting rod with unmachined contact surface Connecting rod with grooved contact
13
Crankshaft
Setiap langkah kompresi menyebabkan
perlambatan pada crankshaft dan setiap
langkah pembakaran akan menaikan
putaran rotasi dari crankshaft.
14
Permukaan bearing pada crankshaft
dikeraskan sampai kedalaman tertentu
sehingga permukaan tersebut dapat
diratakan sampai beberapa kali.
15
Timing Gear
Timing Gear terletak di bagian belakang
engine. Komponen utama seperti pompa
injeksi, unit injektor dan mekanisme valve
membutuhkan kendali yang presisi. Timing
gear terpasang pada bagian belakang
crankshaft, dekat flywheel, dimana letak
rotasi crankshaft paling lembut.
16
Untuk membantu pemasangan gear-gear
tersebut memiliki tanda, baik pada giginya
atau diantara gigi-gigi.
17
Lubrication System
Selain oil sump, lubricating system terdiri dari
komponen berikut :
1 Satu oil strainer
2 Satu oil pump
3 Satu safety valve (terletak di dalam pompa oli)
4 Satu oil cooler
5 Satu oil cleaner
6 Satu relief valve (pada engine 11 dan 12 liter
terletak dalam oil cleaner housing)
7 Satu oil filter
8 Satu piston cooling valve (pada engine 11
dan 12 liter terletak pada oil cooler haousing)
9 Satu oil pressure sensor (pada engine 11 dan
12 liter terletak pada oil filter housing)
18
Oil Flow
Oil pump mengalirkan oli pelumasan dari
oil sump melalui oil strainer.
Setelah dari oil pump, oli pelumasan
melalui safety valve. Ketika tekanan oli
melebihi 9.5 bar, safety valve terbuka dan
mengembalikan kembali oli pelumasan ke
oil sump. Tekanan oli yang terlalu tinggi
menyebabkan tekanan berlebih pada oil
pump dan komponen lainnya dalam sistem.
Oli pelumasan kemudian mengalir menuju
ke oil cooler. Sebagian oli pelumasan
dilewatkan ke oil cooler. Setelah
dibersihkan, oil dialirkan kembali ke oil
sump.
Sisa oli perlumasan melewati relief valve
untuk diregulasi tekanannya di dalam
sistem. Kelebihan oli di drain kembali ke
oil sump.
Oli pelumasan melewati ke filter oil untuk
dibersihkan.
19
Oli pelumasan mencapai camshaft bearing
dan crankshaft main bearing melalui
saluran dalam cylinder block.
Saluran dalam crankshaft mengarahkan oli
pelumasan ke connecting rod bearing.
Saluran langsung mengarah dari saluran
utama digunakan untuk melumasi rocker
arm.
Saluran-saluran tersebut bertekanan tetap.
Oli diarahkan ke roller tappetshaft melalui
alur di dalam camshaft bearing. Roller
tappet shaft memiliki saluran lubang untuk
melumasi roller tappet.
Piston didinginkan oleh oli pelumasan. Oli
disemprotkan ke atas, tepatnya di bawah
piston crown melalui nozzle khusus, satu
nozzle untuk setiap silinder.
20
Schematic diagram of the oil circulation in the lubrication system
11 and 12 litre engines
1 Oil sump
2 Oil pump
3 Safety valve
4 Oil cooler
5 Oil cleaner
6 Relief valve
7 Oil filter and by-pass valve
8 Piston cooling valve
A = To bearing and turbo
B = To piston cooling nozzles
21
Oil Pump
Oil pump digerakkan oleh crankshaft gear
dan menghasilkan tekanan yang dibutuhkan
untuk oli pelumasan agar mencapai semua
titik pelumasan.
Tekanan oli harus cukup tinggi untuk
memastikan setiap titik pelumasan
mendapatkan sejumlah oli yang cukup CONFIDENTIAL
untuk pelumasan dan pendinginan.
Oil Cooler
Semua aliran oli melalui oil cooler dan oli
tersebut didinginkan oleh coolant dalam
cooling system.
22
Centrifugal Oil Cleaner
Centrifugal oil cleaner memiliki rotor yang
membuat putaran karena gaya dari
semprotan jet oli pelumas melalui dua
nozzle di bagian bawah rotor.
Partikel asing akan terlempar ke dinding
rotor dimana kotoran tersebut akan melekat
dan membentuk lapisan padat.
Centrifugal cleaner seharusnya dibongkar
dan dibersihkan secara berkala.
Relief valve, mengurangi tekanan oli dalam
sistem, terletak di oil cleaner housing pada
engine 11 liter dan 12 liter. Kelebihan oli
di drain kembali ke oil sump.
23
Oil Filter
Oli pelumasan melalui oil filter untuk
dibersihkan. Oil filter merupakan filter
kertas.
Ketika filter menjadi buntu, suatu
overflowvalveakan terbuka. Engine selalui
tersuplai dengan oli pelumasan, tetapi
ketika filter mengalami kebuntuan oli
pelumasan tidak dibersihkan.
Overflow valve terpasang dalam oil filter
retainer ataupun pada timing gear casing
tergantung pada tipe engine.
Filteri pada engine 16 liter memiliki lubang
drain yang akan men drain oli ketika
element terangkat ke atas.
Oil filter harus diganti secara berkala sesuai
dengan Scania maintenance programme.
Oil filter for 11 and 12 litre engines Oil filter for 16 litre engine
24
Turbocharger
Turbocharger menambahkan masa udara
dalam silinder engine. Udara ekstra berarti
engine dapat membakar lebih banyak fuel.
Pada engine yang samaengine dengan
turbocharger menghasilkan tenaga yang
lebih besar daripada engine tanpa
turbocharger.
Turbocharger terdiri dari satu turbin dan
satu compressor. Turbine digerakkan oleh
gas buang engine. Compressor
mengkompresikan udara yang masuk ke
engine.
25
Compressor dan turbine terletak pada shaft
yang sama. Bearing housing terletak
diantara compressor dan turbine.
Ketika keluaran engine meningkat, engine
menghasilkan lebih banyak gas buang. Ini
akan menambha kecepatan turbine, dan
begitu juga compressor. Maka massa udara
secara otomatis disesuaikan dengan
kebutuhan engine, dan tidak membutuhkan
sistem pembatas.
Compressor berputar sangat cepat sekali.
Pada keluaran maksimal, kecepatan putaran
rotasi mecapai sekitar 100.000 rpm. Pada
saat yang sama suhu di turbine mencapai
diatas 600oC. Maka dari itu turbocharger
ini memerlukan bagian berputar, seimbang,
pendingin dan pelumasan yang baik. Jika
turbine atau compressor rusak,
turbocharger harus diganti.
26
Shaft terpasang pada dua radial bearing dan
satu thrust bearing yang berputar bebas
dalam bearing housing. Bearing housing
disekat dari turbine dan compressor dengan
sealing rings.
Kebuntuan air filterakan menyebabkan
kevacuman yang berlebih di dalam intake
pipe. Sehingga ada kemungkinan kabut oli
yang tertarik dari bearing housing.
Ketika sealing ring pada sisi turbine sudah
aus, gas buang akan berwarna kebiruan
ketika idle.
Partikel asing, seperti butiran pasir atau
partikel metal, di dalam turbine atau
compressorakan merusak vane. Ini akan
menyebabkan ketidak seimbangan dan
keausan pada bearing. Power keluaran
engineakan berkurang, dan jika engine tetap
bekerja kekurangan pasokan udara akan
menyebabkan overheating dan kerusakan
engine. Overheating seperti ini tidak akan
terdeteksi pada coolant temperature gauge.
Meskipun kebocoran kecil di jalur antara
air filter dengan turbochargerakan
menyebabkan tumpukan kotoran pada
compressor. Tekanan pengisian akan
berkurang yang hasilnya adalah
peningkatan suhu gas buang dan asap serta
mengarah pada berkurangnya umur
perawatan engine.
Kebocoran pada exhaust pipe antara
cylinder head dan turbochargerakan
menghasilkan tekanan pengisian yang
rendah.
Beberapa engine memiliki turbine yang
lebih kecil, menghasilkan tekanan pengisian
yang lebih besar, agar sesuai dengan
permintaan asan dan konsumsi fuel pada
kecepatan low speed.
27
Beberapa tipe engine dilengkapi dengan
wategate valve. Fungsi wastegate valve
digunakan untuk mengurangi tekanan
sehingga kecepatan maksimum
turbocharger tidak berlebihan.
Ketika tekanan dalam compressor housing
menjadi terlalu tinggi, wastegate valve
terbuka. Gas buang keluar melewati
turbine melalui suatu tabung by-pass dan
kecepatan rotasi turbocharger dikurangi.
1 Air in
2 Air to the engine
3 Exhaust gases from the engine
4 Exhaust gases out
5 Pressure regulator
6 By-pass tube
7 Compressor
8 Turbine
9 Wastegate valve
28
Closed Crankcase Ventilation
General
29
Function description
Flow of crankcase gases
30
Ketika terjadi proses pembakaran dalam
silinder, sejumlah gas pembakaran bocor
diantara piston dan cylinder liner (blow-by).
31
CCV Unit
Unit CCV terdiri dari penjebak oli yang
memisahkan oli dari gas crankcase.
32
Troubleshooting
General
Sejumlah oli selalu timbul dalam gas
crankcase, dan ini normal. Sejumlah kabut
oli akan bertambah seiring dengan waktu
operasi engine.
33
Vehicle Operating Profile
Penggunaan perlakukan dan area
pengoperasian kendaraan juga berpengaruh
pada gas crankcase dan lapisan oli pada
engine.
34
Kesalahan umum yang menyebabkan aliran gas crankcase dalam engine.
35
Cooling System
Berikut menjelaskan fungsi cooling system untuk semua tipe engine.
Terdapat dua tipe 11 liter engine. Desain engine alam DCS11 yang
memiliki 2 valves/cylinder dan desain terbaru DC11 yang memiliki 4
valves/cylinder.
General
Cooling system menjaga suhu operasi engine pada tingkat yang sesuai. Ini
sangatlah penting untuk biaya operasi dan masa pakai engine.
Ketika thermostat terbuka, coolant mengisi tank pada sisi masukan radiator
dan kemudian mengalir secara horisontal melalui radiator dan didinginkan
oleh udara yang melewati radiator dengan bantuan fan dan aliran udara
yang dikarenakan gerakan maju kendaraan.
36
16 litre Engine
Coolant dipompa naik kedalam cylinder
block, melewati oil cooler. Coolant
kemudian dipompakan ke saluran dalam
cylinder block, mengalir disekitar cylinder
liners dan ke atas kedalam cylinder heads.
Schematic view of the coolant circulation in a 16 litre engine with a Scania Retarder.
37
Coolant by-pass
Saat coolant bersuhu rendah, thermostat
tertutup dan semua coolant bersirkulasi
melalui by-pass channel tanpa melalui
radiator.
Level indicator
Suatu level indicator memberikan
peringatan ketika tingkat coolant terlalu
rendah. Indikator terdiri dari level sensor
yang dipasang dalam expansion tank dan
lampu peringatan pada instrument panel.
38
Radiator and Expansion Tank
Radiator
Radiator terdiri dari dua radiator tank dan
radiator core yang saling berhubungan.
Expansion Tank
Seiring dengan panasnya coolant,
coolantakan mengembang.
39
valveakan membuka sehingga akan
menyamakan perbedaan tekanan.
40
Fan
Thermostat Controlled Fan
Ketika kendaraan bergerak maju aliran
udara yang melalui radiator tidaklah cukup
untuk memberikan pendinginan yang baik,
fan menambahkan aliran udara.
41
Ketika enginerunning, oli dipaksa ke sisi
luar clutch dimana scraper 1 langsung
mengarahkan oli ke return channel 2 dalam
clutch cover dan kembali ke valve chamber
3 di tengah-tengah cover. Valve arm 4
membuka dan menutup valve melalui
regulator pin yang dikendalikan oleh satu
bi-metallic spring 6.
42
Electrically Controled Fan
Primary parts
1 Flange
2 Primary disc
Secondary parts
3 Housing
4 Control valve
5 Oil chamber
6 Oil return channel
7 Working chamber
8 Solenoid valve
43
Komponen utama fan, seperti flange 1 dan Kecepatan dari komponen kedua fan
primary disc 2, digerakkan oleh crankshaft dikendalikan oleh EDC control unit. Jika
melalui outer belt transmission. Rasio EDC control unit tidak mengirimkan
penggerak terhadap kecepatan engine sinyal ke solenoid valve, regulator valve
adalah 1:1,1. akan terbuka penuh dan fan akan fully
engaged, misalnya berputar pada
Komponen kedua dari fan digerakkan oleh kecepatan engine x 1,1. Kecepatan fan
gesekan oli silikon di dalam fan. Aliran diatur oleh perbedaan lebar pengiriman
oli silikon dikendalikan oleh regulator sinyal dari EDC control unit. Pada lebar
valve 4. Regulator valve 4 kerjanya sinyal maksimum, fanakan berputar pada
dikendalikan oleh solenoid valve 8. Ketika kecepatan idle, sekitar 200-300 rpm.
regulator valve 4 pada posisi tertutup, oli Kecepatan idle sesuai dengan kecepatan
akan ditahan di dalam chamber 5. Ketika engine.
regulator valve 4 terbuk, gerakan
sentrifugal menekan oli keluar kedalam Jika koneksi elektrikal rusak, fanakan
working chamber 7 dan diantara discs. berputar fully engaged dengan tujuan
Sirkulasi oli digerakkan oleh primary disc untuk melindungi engine.
2 pada kecepatan engine x 1,1, bebas dari
kecepatan fan.
When the solenoid valve has no voltage When the solenoid valve has a voltage
across it, the regulator valve will be in the across it, the regulator valve will be in the
open position. closed position.
44
Electrically controlled fan memiliki
kecepatan idle lebih rendah daripada
thermostat controlled fan. Saat fanclutch
dikendalikan secara elektrikal oleh sinyal
dari coolant temperature sensor, charge air
temperature sensor dan retarder, kecepatan
fan dapat dikendalikan lebih cepat dan lebih
akurat sesuai dengan permintaan
pendinginan. Kendali fan akan lebih tepat,
jika kecepatan fan dapat dioptimalisasi
untuk berbagai operasi. Ini juga akan
menghemat konsumsi fuel. Ini berarti juga
kemampuan retarder dapat lebih
dioptimalkan.
45
Thermostat
Function
Terdapat dua thermostat. Thermostat Cold Truck
menjaga suhu kerja engine.
Thermostat menutup, coolant bersirkulasi
Ketika suhu coolant dibawah suhu buka di dalam engine.
thermostat, coolant bersirkulasi di dalam
engine hanya untuk mempercepat Working Temperature
pemanasan awal.
Thermostat menjaga suhu engine dengan
Ketika suhu kerja telah tercapai, mengatur jumlah coolant yang melewati
thermostat membuka dan coolant radiator.
bersirkulasi melalui radiator.
Warm Truck
46
Coolant Pump
Function
Coolant pump terletak di engine bagian
depan dan digerakkan oleh crankshaft
melalui perantara belt.
Coolant pump for the 9 litre engine Coolant pump for the 11 litre engine (DSC)
Coolant pump for the 12 litre engine and Coolant pump for the 14 litre engine
11 litre engine (DC)
47
Coolant pump for the 16 litre engine
48
Charge Air Cooler
General
Keluaran maksimum engine tergantung
beberapa hal pada fuel yang secara efisien
dibakar dalam engine.
Noise Damper
Pada beberapa tipe engine 14 liter, terdapat
damper didalam pipa antara charge air
cooler dan inlet manifold. Valve menutup
untuk mengurangi suara suction selama
penggunaan exhaust braking. Valve
dikendalikan oleh exhaust brake control
unit.
49
Intake System
Function
Intake system memiliki pipa yang
memasukan udara setelah turbocharger ke
charge air cooler. Charge air cooler
diposisikan di bagian depan engine coolant
radiator. Charge air didinginkan oleh
udara yang melewati bagian luar charge air
cooler. Setelah mendinginkan udara, udara
yang masuk dimasukan ke inlet manifold
yang akan menyalurkan udara ke cylinder.
Air circulation, 11 litre engine (DC) and Air circulation, 14 litre engine.
12 litre engine.
50
Air circulation, 16 litre engine.
51
Fuel System
Fuel Manifold
Function
52
Fuel Manifold
Overview
53
Sistem fuel juga terdiri dari sensor dan unit injector solenoid valves.
Diagram skematik dari fuel system, Dual Rail yang ditunjukkan adalah engine lima cylinder
tetapi juga diterapkan pada engine enam cylinder.
1: Feed pump
2: Hand pump
3: Fuel filter
4: PDE unit injector Dual Rail
5: Fuel tank
6: Fuel channel for leak-off and return fuel
A: Check valve
B: Gear pump (feed pump)
C: Safety valve
D: Overflow valve
E: Drain nipple
54
Fuel Flow, Dual Rail
Feed pump 1 mengarahkan fuel dari fuel
tank dan menekannya melewati fuel filter 2
kemudian masuk kedalam fuel manifold 3.
55
Dual Rail Euro 3 Dual Rail Euro 4
56
Feed Pump
Location
57
PDE Unit Injector
Overview
1: Pump section
2: Injector section
3: Valve housing
A: Excess fuel duct
B: Return fuel duct
58
PDE Unit Injector
Function
Terdapat dua perbedaan desain injector. Tanpa pendingin solenoid valve (Monorail) dan
dengan cooling solenoid valve (Dual Rail). Terdapat satu injector untuk setiap cylinder.
Injector terletak di tengah-tengah cylinder head diantara empat valve.
Injector merupakan susunan dari satu unit pump element dengan injector nozzle. Injector
digerakkan oleh engine camshaft. Gerakkan disalurkan dari camshaft melalui roller tappet,
pushrod dan rocker arm ke injector.
Pump section, terdiri dari cylinder dan plunger, bertindak sebagai pump element
dalam injection pump.
Valve housing, dengan satu fuel valve yang dikendalikan secara elektromagnet.
Komponen bawah injector terpasang pada steel sleeve dengan cooper washer yang terletak di
bagian bawah cylinder head, sama dengan injector lama.
Komponen atas injector, dengan compression spring dan valve housing, terletak di atas
cylinder head.
Injection timing dan jumlah fuel yang diinjekskan diatur oleh control unit. Engine control
unit mengendalikan electromagnetic fuel valve di dalam injector valve housing.
Durasi pembukaan injector (injection timing) menentukan jumlah fuel yang diinjeksikan ke
dalam cylinder.
Monorail
Injector tipe monorail memiliki unpressurised fuel return di mana kebocoran fuel dari
injector mengalir kembali ke fuel manifold melalui saluran di dalam cylinder head. Fuel
kemudian kembali ke fuel tank.
Dual Rail
Tipe injector dual rail memiliki pendingin solenoid valve. Tambahan saluran fuel yang lewat
melalui valve housing membawa aliran yang tetap. Fuel ini memberikan pendinginan pada
solenoid valve. Fuel pendingin kemudian mengalir bersama dengan sisa fuel melalui saluran
di dalam cylinder head kembali ke fuel manifold dan kemudian kembali ke fuel tank.
59
Filling Phase
Selama filling phase, pump plunger 2 begerak ke atas ke posisi tertinggi.
Titik tertinggi cam pada camshaft telah dilewati dan roller tappet bergerak sesuai dengan
bentuk dasar lingkaran camshaft.
Fuel valve 1 berada pada posisi terbuka dan fuel dapat mengalir ke dalam barrel dari fuel
duct 3.
60
Spill Phase
Spill phase dimulai ketika camshaft bergerak pada posisi cam mulai menekan pump plunger
2 melalui rooler tappet, pushrod dan rocker arm.
Fuel sekarang bisa mengalir melalui fuel valve 1, melalui lubang di dalam injector dan keluar
melalui fuel duct 4.
61
Injection Phase
Injection phase dimulai ketika fuel valve 1 menutup. Fuel valve menutup ketika solenoid
valve diberikan tegangan. Cam pada camshaft berlanjut menekan pump plunger 2 melalui
rocker arm dan penginjeksian terjadi sejak saluran fuel valve ditutup.
62
Pressure Reduction Phase
Penginjeksian berhenti ketika fuel valve 1 terbuka dan tekanan di dalam injector turun
dibawah tekanan buka nozzle.
Fuel mengalir melalui bukaan fuel valve 1, lubang dalam injector dan keluar melalui fuel duct
4.
Jadi posisi buka atau tutup fuel valve yang menentukan kapan penginjeksian harus mulai dan
berakhir.
Lama waktu fuel valve tertutup menentukan jumlah fuel yang diinjeksikan setiap pump
stroke.
63
Sensor for Fuel Pressure and
Temperature
Function
Engine control unit menggunakan informasi untuk mengkompensasi variasi tekanan supply
sehingga performa dan tingkat emisi yang diharapkan dapat tercapai.
Enginecontrol unit membaca tegangan dari sensor. Sinyal tegangan sebanding dengan
tekanan fuel supply. Tekanan tinggi menghasilkan tegangan tinggi dan sebaliknya.
Jika terdapat kesalahan pada sinyal, control unitakan beroperasi sesuai nilai tekanan set awal
sementara pada saat yang sama akan membangkitkan kode kesalahan. Sebagai tindakan
pencegahan keselamatan, torsi engine dibatasi.
Engine control unit menggunakan informasi tersebut untuk mengkompensasi suhu fuel yang
bervariasi sehingga kelebihan performance dan tingkat emisi terjaga.
Engine control unit membaca tegangan dari sensor. Sinyal tegangan berbanding terbalik
secara proporsional dengan suhu fuel. Suhu tinggi memberikan tegangan rendah dan
sebaliknya.
Jika tegangan diluar batas yang diijinkan, control unitakan beroperasi sesuai setting awal nilai
suhu, dan fault code akan dibangkitkan pada saat yang sama.
64
Fuel Filter
Overview
1. Bleeder nipple
2. Intake
3. Outlet
4. Return to tank
5. Return from fuel manifold
65
Exhaust Brake
Overview
66
5. Seal
6. Seal
7. Gasket
8. Bracket
9. Steel plate
10. Flange screw, 2 off
11. Damper
12. Shaft
13. Blind rivet, 2 off
14. Seal
15. Ball joint housing
16. Latch clamp
17. Hexagon nut
18. Cylinder
19. Spacing sleeve
20. Flange screw
67
Exhaust Brake
Function
1. Control cylinder
2. Shaft with lever
3. Valve
68
Pengkatifan otomatis exhaust brake dapat juga
dipilih dengan menekan automatic exhaust
brake button pada intrument panel.
69
Exhaust Brake
Location
1. Proportional valve
2. Control cylinder
3. Damper
70
Clutch and clutch control
Function description
71
Function description
Clutch control
General
Jenis sistem kontrol clutch Scania adalah tipe
hidrolik dan self-adjusting. Clutch control
terdiri dari dua komponen utama,
(servomaster) master cylinder bertekanan
udara dan slave cylinder tipe tarik yang telah
terintegrasi dengan release bearing. Pada
truck yang dilengkapi dengan UK power take-
off, slave cylinder dipasang terpisah dan
release bearing terintegrasi di dalam clutch
cover.
72
Servomaster
Servomaster digerakkan oleh clutch pedal.
Ketika clutch pedal ditekan, pushrod 7 akan
mengaktifkan air valve 6 di dalam
servomaster. Air valve terbuka dan tekanan
udara akan menggerakkan hydraulic piston 9
bergerak ke bawah, yang akan menekan oli
hidrolik keluar ke slave cylinder. Sambungan
hidrolik 1 dibatasi pada beberapa clutch
dengan tujuan untuk mengurangi aliran di
dalam sistem dan demikian akan melawan
getaran pada clutch pedal.
73
Slave cylinder
Tipe slave cylinder adalah tipe tarik, dipasang
di dalam clutch housing, disekitar gearbox
input shaft. Bagian bergerak 3 dari slave
cylinder dihubungkan ke diaphragm spring 5
dariclutch dengan retaining ring 1. Ketika
slave cylinder ditekan oleh servomaster,
komponen bergerak slave cylinder akan
menarik diaphragm spring, dan akan terjadi
disengaged.
1 Retaining ring
2 Release bearing
3 Slave cylinder, moving part
4 Slave cylinder, fixed part
5 Diaphragm spring
6 Retainer for thrust washer
7 Thrust washer
8 Nose
74
Pada kendaraan yang dilengkapi dengan EK
power take-off, slave cylinder dipasang pada
bracket terpisah di luar clutch housing.
Release bearing terintegrasi di dalam clutch
cover dan digerakkan melalui lever.
1 Slave cylinder
2 Lever
3 Release bearing, integrated in clutch housing
75
1 Flywheel
2 Clutch disc
3 Pressure plate
4 Slave cylinder
5 Diaphragm spring
6 Clutch cover
76
Hose routing and connections
Older configuration.
1 Bleed nipple
2 Hydraulic line to servomaster
77
Configuration on trucks built after 9907
78
On trucks with EK power take-off
79
Gearbox
Function Description
80
GR900
GR900 merupakan gerabox 9-speed yang Pertama kali gear diganti dengan melewati
terdiri dari 4-speed pada bagian main gear seluruh posisi main gear, dengan
dan crawl gear pada bagian planetary planetary gear pada posisi low gear
gear. engaged (low range), setelah itu prosedur
diulangi lagi dengan planetary gear pada
Gearbox ini merupakan tipe range posisi high gear engaged (high range).
gearbox, yang berarti pada bagian main
gear memiliki gear step yang saling Crawl gear juga tersedia pada posisi low
berdekatan dan planetary gear memiliki range sehingga secara keseluruhan terdiri
low-speed dan high-speed range. dari sembilan gear.
1 Input shaft
2 Gearshift housing
3 Mainshaft
4 Planetary gear section
5 Layshaft
81
Operation
Main gearbox memiliki synchromesh pada
seluruh forward gear terlepas dari crawl gear.
Main gear dan crawl dan reverse gear dipilih
secara manual dengan lever.
Gearshift housing
Main gearbox
Main gearbox memiliki empat shaft : input shaft, mainshaft, layshaft dan reverse gear shaft.
Semua gear wheels dalam gearbox adalah roda gigi miring (bevel gear).
1 Input shaft
2 Gearshift housing
3 Mainshaft
4 Selector housing
5 Oil pump
6 Layshaft
7 Reverse gear shaft
82
Input shaft
Ujung depan input shaft duduk pada roller
bearing di tengah flywheel. Ujung
belakang duduk pada tapered roller
bearing di ujung depan plat gearbox
housing. Shaft dipasangkan dengan dua
ring piston pada lubang jalur oli bertujuan
untuk meminimalkan jatuhnya tekanan
sistem pelumasan. Needle bearing
dilumasi melalui lubang saluran dari
dalam shaft.
CONFIDENTIAL
83
Mainshaft
Ujung depan mainshaft duduk pada
tapered roller bearing dalam input shaft
dan ujung belakang duduk pada tapered
roller bearing di ujung belakang plat
gearbox housing. Mainshaft gear wheels
duduk pada needle bearings.
84
Layshaft
Pada GR gearbox, untuk reverse dan crawl
gear wheel dibuat langsung di shaft. Gear
wheel untuk 1st gear, 2nd gear, 3rd gear dan
input shaft dipasangkan secara press pada
shaft, menggunakan compound pengunci
pada persambungannya.
85
Synchromesh
Main gearbox dilengkapi dengan dua atau Keuntungan synchromesh adalah dengan
tiga synchromesh sesuai dengan tipe cepat membuat gear wheel untuk gear
gearbox. yang berhubungan ke kecepatan yang
sama dengan kecepatan mainshaft.
Reverse dan crawl gear tidak memiliki
synchromesh dan hanya memiliki satu Ini juga berarti layshaft, input shaft dengan
coupling sleeve, terkait langsung dengan clutch disc dan gear wheel lain pada
gigi coupling pada setiap gear wheel mainshaft terbawa ke kecepatan yang
ketika memindahkan gear. sesuai dengan gear tersebut.
86
Single synchromesh
Synchromesh untuk semua gear selain dari sleeve dan synchromesh cone berada pada
1st gear adalah single synchromesh. kecepatan yang sama.
Driver dengan locking roller, plunger dan
spring, shift sleeve dan latch cone
dipasang langsung pada mainshaft.
87
Double synchromesh
Synchromesh untuk 1st gear, biasanya
paling keras untuk engage, dikenal dengan
double synchromesh. Dengan double
synchromesh permukaan gesekan lebih
besar, menghasilkan sinkronisasi yang
lebih efektif.
88
Gear changing
Gambar pada halaman selanjutnya menunjukkan delapan langkah bagaimana gear engaged
melalui synchromesh.
89
The function of synchromesh during gear changing
90
Planetary gear
General
Planetary gearbox terdiri dari dua-kecepatan dan dikombinasikan dengan bagian belakang
dari main gearbox. Keduanya, yaitu high gear dan low gear memiliki synchromesh.
Planetary gear terdiri dari satu adjustable internal ring gear dengan internal teeth dan
coupling teeth, satu sun wheel yang dipasangkan ke mainshaft dalam main gearbox dan lima
planet wheel berada diantara ring gear dan sun wheel. Planet wheel dipasang dengan needle
bearing pada output shaft yang berfungsi sebagai planet wheel carrier pada saat yang sama.
91
Low range
Ketika mengemudi dalam low speed range,
sun wheel menggerakkan planet wheels.
Internal ring gear, yang diam, terkunci ke
planetary gear housing melalui fixed coupling
disc dalam housing. Sejak internal ring gear
diam, planet wheel dan output shaft dengan
planet wheel carrier digerakkan untuk
berputar, menghasilkan gear menjadi turun.
High range
Ketika mengemudi dalam high speed range,
internal ring gear terkunci pada sun wheel
melalui synchromesh cone yang dipasangkan
pada mainshaft serta dengan sun wheel melalui
splined joint. Seluruh planetary gear
kemudian akan berputar sebagai satu kesatuan
unit dan tidak ada perpindahan gear.
92
Synchromesh
Planetary gearbox dilengkapi dengan cone-
type synchromesh, yang fungsinya sama
dengan prinsip single synchromesh dalam
main gearbox. Kegunaan synchromesh untuk
menyamakan kecepatan main gearbox output
shaft (mainshaft) dengan kecepatan planetary
gear output shaft ketika high speed rang (high
range) pada posisi engaged dan ketika low
speed range (low range) pada posisi engaged.
93
Operation
Selama perpindahan gear, internal ring
gear digerakkan oleh dua diametrically
positioned control cylinder. Control
cylinder selector shaft dihubungkan satu
sama lain emlalui lever. Pada kondisi
torsi-bebas, gear dipegang oleh dua
tangkapan yang menggerakkan lever.
1 Internal ring gear
Cylinder hanya bertekanan ketika posisi di 2 Lever
main gearbox netral. 3 Selector shaft
4 Control cylinder
94
Selector housing
Selector housing dilengkapi dengan tiga Tiga plunger pegas dipasang di atas
atau empat pivoting fork yang dipasang di selector housing bertujuan untuk menahan
dalam dua bracket. Main gearbox pivoting gearshift rod ketika gear engaged atau
fork digerakkan dari gearshift housing disengaged selama kondisi torsi-bebas.
melalui plat selektor. Ketika torsi dikenakan gear ditahan oleh
synchromesh shift sleeve, yang memiliki
spline dilengkapi dengan unit pengunci.
95
Gearshift housing
Selector shaft duduk pada needle bearing
dengan gear selector untuk
mengoperasikan main gearbox, dipasang
di dalam gearshift housing. Valve posisi
netral untuk mengoperasikan planetary
gear dipasang di ujung depan.
96
Range and splitter gears
Wiring diagram and pneumatic diagram for range gear
97
Wiring diagram and pneumatic diagram for range and splitter gears, GRS900,
GRS890 and GRS920
98
Wiring diagram and pneumatic diagram for range and splitter gears, GRSO900
99
Split/range control valve
Control valve, yang merupaka valve tipe Pada saat yang sama di sisi lain dari
4/2, pada dasarnya terdiri dari dua control cylinder udara disalurkan melalui
komponen; bagian valve housing-nya koneksi 22 an 24 pada valve housing dan
sendiri dengan semua koneksi udara dan keluar melalui control valve.
bagian magnetik dengan koneksi
elektrikal. Pada kondisi digerakkan (actuated), valve
plunger digerakkan oleh udara, melalui
Terdapat valve plunger berpegas didalam koneksi 12, ke arah lubang sisi valve
valve housing yang menyalurkan suplai housing.
udara ke control cylinder.
Suplai udara keluar melewati koneksi 22
Pada kondisi tidak digerakkan dan 24. Sekarang koneksi 21 dan 23 dapat
(unactuated), pegas yang menahan valve disalurkan.
plunger melawan sisi magnet dari valve
housing. Suplai udara bisa keluar dari
koneksi 21 dan 23.
1 Pressure in
3 Venting
12 Pressure in (pilot)
21 Pressure out
22 Pressure out
23 Pressure out
24 Pressure out
100
Aliran udara, yang mengendalikan valve Pada kondisi tidak digerakkan
plunger, dikendalikan oleh bagian (unactuated), aliran udara keluar melalui
elektrikal. Di dalam bagian elektrikal bagian magnetik.
terdapat valve cone kecil, yang digerakkan
secara elektromagnet. Aliran udara Unactuated control valve disediakan pada
kemudian melawan gaya pegas pada valve berbagai kondisi jika satu high gear
plunger dan menggerakannya ke arah ditambahkan, baik itu split atau range.
lubang di sisi valve housing. Kecuali GRSO900, yang menggunakan
unactuated control valve untuk low split.
101
Neutral position valve (3/2 valve)
Valve posisi netral digerakkan secara
manual dari cam yang dipasang pada
selector shaft di dalam gear selector
housing.
102
Gear lever knob
Tersedia dua desain gear lever knob, yang
lama dan yang baru. Keduanya memiliki
switch untuk range gear atau range dan
splitter gear.
Range gear
Satu switch diberikan pada gear lever
knob. Pada low range kondisi switch akan
menutup sirkuit ke nagian magnetik dari
control valve dan sehingga aliran udara
menggerakkan valve plunger.
103
Lubrication system
Pelumasan diberikan melalui kombinasi Terdapat overflow valve lain di dalam
pelumasan splash dan force-feed. sistem, yang disebut dengan dumping
Pelumasan splash dilakukan oleh gigi dari valve, dan ditujukan untuk melindungi
layshaft yang mencapai I bawah livel oli di pompa oli dari tekanan balik yang
gearbox housing dan berfungsi sebagai berlebihan, seperti contohnya ketika oli
pompa. gearbox sangat dingin. Dumping valve,
yang terpasang pada gearbox housing
Pelumasan force-feed berarti dihasilkan langsung dibelakang oil filter, akan
oleh pompa oli, pipa dan saluran lubang di membuka dan oli akan di buang langsung
dalam shaft. Sistem plumasan juga ke gearbox lagi.
dilengkapi dengan satu oil filter dan
overflow valve. Oli ditekan dari oil filter melalui input
shaft melewati mainshaft menuju ke
Pompa pli merupakan tipe pompa rotor planetary gear, atau oli melalui pipa oli
yang terpasang pada clutch chousing dan dalam yang langsung menuju ke planetary
digerakkan oleh layshaft. Pompa gear.
mengalirkan oli melalui strainer yang
terletak di dasar gearbox housing. Oli Terdapat lubang saluran di mainshaft yang
kemudian ditekan dari pompa oli melalui mensuplai setiap bearing dan setiap gear
filter dengan built-in overflow valve dan wheel untuk planetary gear melewati sun
kemudian disalurkan melalui berbagai whee; dengan oli. Pipa oli dalam
saluran di dalam clutch housing. mensuplai ke output shaft bearing dengan
oli melalui spray nozzle.
104
Gear changing
Main gearbox
Main gearbox memiliki tiga sampai empat
gear dan satu reverse gear. Beberapa versi
juga memiliki crawl gear. Gear dari main
gearbox memiliki synchromesh, tetpai untuk
crawl dan reverse gear tidak memilikinya.
Pengoperasian dilakukan dengan
menggerakkan gear lever untuk setiap posisi
gear.
Splitter gear
Splitter gear terletak dengan di bagian depan
dari main gearbox. Splitter gear membagi
(split) setipa langkah gear, 1 – 3, ke low dan
high. Pada penambahan, crawl dan reverse
gear dapat juga di bagi (split) menjadi low dan
high.
Range gear
Range gear merupakan planetary gear dengan
synchromesh yang terletak di belakang main
gearbox. Range gear menggandakan langkah
gear pada main gearbox ke posisi low range
dan high range. Ini dioperasikan melalui
switch pada gear lever.
105
Gear changing, gearbox with splitter gear Gear changing, gearbox without splitter gear
106
Power flow for main gearbox
GR900
107
GRS900, GRS920 and GRS890 except crawl gear
108
GRSO900
109
Specifications
Ratios
GR900
C 16.86
1 10.10
2 7.10
3 5.09
4 3.75
5 2.69
6 1.89
7 1.36
8 1.00
RL 16.42
110
GRS900, GRS920 and GRS890 except crawl gear
CL 16,38
CH 13,28
1L 11,38
1H 9,23
2L 7,17
2H 5,81
3L 4,63
3H 3,75
4L 3,03
4H 2,46
5L 1,91
5H 1,55
6L 1,23
6H 1,00
L RL 14,74
L RH 11,95
111
GRSO900
CL 13,28
CH 10,76
1L 9,23
1H 7,48
2L 5,81
2H 4,71
3L 3,75
3H 3,04
4L 2,46
4H 1,99
5L 1,55
5H 1,26
6L 1,00
6H 0,81
L RL 14,74
L RH 11,95
112
Liquid-Cooled Gearbox Oil Cooler
Overview
1. Oil pipe
2. Side cover
3. O-rings
4. Gasket
113
Liquid-Cooled Gearbox Oil Cooler
Location
114
EG Power Take-Off
Overview
115
EG Power Take-Off
Function – Function of EG power take-off
Catatan :
116
A. Air line, pressurised
B. Air line, pressurised/not pressurised
C. Electrical cable
1. Air tank
2. Switch, power take-off
3. Solenoid valve, power take-off U13
4. Confirmation switch B87
117
Front axle
118
Function description
General
119
Steering knuckle
Front wheel hub dipasangkan pada shaft
journal, yang mana dipasang pada axle
dengan dudukan king pins. Shaft journal
memiliki dua perbedaan diameter.
Diameter paling dalam lebih besar 0.2 mm
dari pada diameter paling luar.
Service kit
Satu service kit 1 405 343 (sama dengan
versi bushing pada AM621) tersedia untuk
kendaraan yang memiliki front axle dengan
steering knuckles dengan tapered roller
bearing pada ujung bawah dari king pin.
120
Ball joints
Draglink
121
Track Rod
Terdapat dua jenis track rod, satu lurus
dengan clamp sleeve pada kedua ujungnya
dan satu melengkung dengan adjusting
screw dan clamp sleeve pada salah satu
ujungnya.
Catatan!
122
Work description
Front axle
123
Central gear
Function description
124
Central gear
General
Central gear menyalurkan torsi propeller
shaft ke roda penggerak.
125
Conical Gear Set
Terdapat dua tipe perbedaan conical gears,
satu conical spur gear dan satu hypoid
gear.
126
Mesh Image
Jarak antara titik tengah crown wheel dan
pinion penting untuk umur perawatan
central gear.
127
Gear Ratio
Gear ratio merupakan hubungan antara
jumlah gerigi pada crown wheel dengan
pinion. Pada kendaraan tanpa hub
reduction gear, reduksi dilakukan di central
gear yang berarti bahwa half shaft berputar
lebih lambat daripada propeller shaft. Pada
kendaraan dengan reduction gear, reduksi
akhir teradi pada hub reduction gear. Hasil
reduksi menghasilkan peningkatan pada
torsi.
Bearing
Pada kondisi berbeban pinion dan crown
wheel dikenakan pada gaya yang menekan
pinion kedepan dimana gaya yang
memisahkan pinion dan crown wheel.
Untuk melawan ini, pinion didukung kuat
dengan oleh taper roller bearing.
128
Double Rear Driving Axle
Pada front central gear torsi propeller
shaft disalurkan ke depat dan ke rear
central gear. Penyaluran torsi terjadi di
bogie differential.
129
Axle differential
General
Ketika berbelok, jarak tempuh roda
penggerak berbeda jaraknya sehingga
memiliki perbedaan kecepatan yang
berbeda. Perbedaan putaran antar roda
disalurkan ke axle differential.
130
Rotational Distribution
Ketika kendaraan dikendarai lurus dan
kecepatan rotasi roda penggerak sama,
differential pinion pada differential spider
tetapi bekerja hanya sebagai penggerak
antara crown wheel dan half shaft. Lihat
(A) di gambar.
131
Bogie differential
General
Ketika kendaraan berbelok, roda pada axle
penggerak belakang akan menempuh jarak
yang berbeda. Roda bagian depan akan
menempuh jarak lebih jauh daripada
bagian belakang. Ini berarti roda memiliki
perbedaan kecepatan putar. Perbedaan
putaran antara bagian depan dan belakang
roda disalurkan pada bogie differential.
132
Terdapat dua jenis bogie differential :
1 Output shaft
2 Input shaft
3 Differential pinion
4 Differential spider
5 Differential gear
6 Transfer gear
133
Jenis Lama – Bogie Differential
jenis Planetary Gear
Internal ring gear dihubungkan ke input
shaft melalui suatu penggerak. Internal
ring gear dalam rotasi yang tetap ketika
kendaraan bergerak. Sun wheel
dihubungkan ke output shaft. Planet wheel
terkait tetap dengan internal ring gear dan
sun wheel. Planet wheel disokong di dalam
planet wheel carrier . Salah satu transfer
gear terpasang pada planet wheel carrier.
134
Rotational Distribution
Berikut contoh yang menjelaskan
pembagian putaran di dalam boggie
differential :
Berkendara lurus.
135
Driving straight ahead
Ketika kendaraan dikendarai lurus dan
kecepatan putar setiap pasang roda
penggerak sama, putaran tenaga
menggerakkan propeller shaft akan
disalurkan dengan cara yang sama ke
bogie differential.
136
Old bogie differential
137
Front Driving Wheels Slip
Ketika roda pada axle penggerak depan
mengalami slip, putaran lewat dari
propeller shaft ke front pinion.
138
Old Bogie Differential
139
Rear Driving Wheels Slip
Ketika roda pada axle penggerak belakang
mengalami slip, putaran tenaga lewat dari
propeller shaft ke rear pinion.
140
Old Bogie Differential
141
Differential locks
142
Bogie Differential Lock
Tambahan untuk satu axle differential lock
pada setiap axle, kendaraan dengan axle
penggerak belakang ganda memiliki bogie
differential lock. Bogie differential lock
mencegah pasangan roda pada front dan
rear axle dari perbedaan putaran.
143
Operation
144
Axle differential lock in RB660 Axle differential lock in RBP735
1 Switch
2 Control cylinder
3 Lever
4 Coupling half
5 Differential gear (RB660) or differential housing (RBP735)
145
Old Bogie Differential Lock
146
Lubrication
General
Central gear dilumasi melalui semprotan
oli dari perputaran crown wheel di dalam
kolam oli.
147
Common lubrication
Pada kendaraan dengan hub reduction gear
baru, sirkulasi oli diantara central gear dan
hub reduction gear. Satu pipa oli pada rear
axle housing mengumpulkan oli yang
disempritkan oleh crown wheel. Oli
dialirkan dalam pipa oli ke hub reduction
gear. Satu pengumpul oli pada hub
reduction gear mengumpulkan oli
sepanjang sisi hub cover. Oli disirkulasi
ulang dalam rear axle housing ke central
gear dimana oli dibersihkan.
148
Hub reduction gear
Function description
149
Hub reduction gear
Jika reduksi akhir dan penambahan torsi
dibuat untuk ditempatkan di dekat dengan
roda penggerak, maka komoponen lain di
dalam transmissionakan diperkenakan pada
beban yang lebih ringan.
150
Hub reduction gear merupakan planetary
gear yang tersusun dari satu internal ring
gear, satu sun wheel, beberapa planet wheel
dan satu panet wheel carrier. Pada hub
reduction gear baru, planet wheel carrier
tergabung ke dalam hub cover.
RH832. The planet wheel carrier is a RH735/835. The planet wheel carrier is
separate part incorporatedinto the hub cover.
1 Hub
2 Driver
3 Internal ring gear
4 Planet wheel
5 Hub cover
6 Planet wheel shaft
7 Sun wheel
8 Half shaft
9 Planet wheel carrier
151
(Gambar) half shaft menggerakkan sun
wheel pada hub reduction gear. Satu
penggerak mengunci internal ring gear ke
dalam rear axle housing. Sun wheel
menggerakkan planet wheel yang berputar
terhadap fixed ring gear. Planet wheel
membuat planet wheel carrier berputar.
Planet wheel carrier dihubungkan ke
wheel hub melalui hub cover. Ini
mengahsilkan reduksi pada kecepata roda.
152
Lubrication
General
Ketika kendaraan dikendarai pada
kecepatan rendah, oli terletak dalam hub
reduction gear dan membentuk suatu
kolam oli. Putaran hub reduction gear
dalam kolam oli melumasi planet wheels,
sun wheel dan hub bearings.
153
Old hub reduction gear
Pada hub reduction gear lama, oli hanya
bersirkulasi dalam hub reduction gear.
Setiap hub reduction di drain sendiri –
sendiri.
154
Pada kecepatan tinggi, ketika oli disalurkan
sepanjang sisi hub cover, oli meninggalkan
hub reduction gear pada laju yang lebih
cepat daripada kembalinya oli. Kemudian
terdapat sedikit oli dalam hub reduction
gear yang mengurangi suhu.
155
Pada kecepatan rendah, kolam oli terbentuk
lagi dan tidak ada oli yang meninggalkan
hub reduction gear. Oli hanya disuplai dari
central gear melalui pipa oli. Tingkat
maksimum oli dalam hub reduction gear
dikendalikan otomatis ketika oli naik di atas
snap ring dalam rear axle housing dan lari
kembali ke central gear.
156
Braking system
System description
157
Description of
the braking
system
General
158
Jumlah tangki udara bertekanan pada
turck dapat bervariasi. Tangki-tangki
tersebut menyalurkan :
159
Location of components
160
10a (T4) Low-pressure indicator for 39 Overflow valve
supply 49 Load-sensing valve
pressure, parking brake circuit 51 (V3-6, V46-47) Control valve ABS
10b (T3) Low-pressure indicator for 52 Interlock valve
operating 55 Test connection/Filler union
pressure, parking brake circuit 57 Trailer relay valve
12 Service brake valve 58a Pressure limiting valve (6.5 bar for
13 Safety valve (14.3 bar) the
16 (T1) Pressure sensor and monitor, front exhaust brake, 7.3 bar for the others)
circuit 58b Pressure limiting valve (8 bar),
16 (T2) Pressure sensor and monitor, rear parking
circuit brake and trailer circuits
17 (B1) Brake lamp switch 58c Pressure limiting valve (9.3 bar),
18 Quick-release valve truck with
19 Relay valve, rear circuit air suspension
19b Relay valve, parking brake circuit 60 Four-circuit protection valve
20d Manual control valve, trailer circuit 61d Manual control valve, parking brake
23 Double check valve circuit
25 Trailer brake coupling 65 Manifold fitting
26 (O10) Pointer instrument, front circuit 74 (H4) Air dryer with built-in pressure
pressure regulator
26 (O11) Pointer instrument, rear circuit 79 Brake protection valve
pressure 81 (V81) Solenoid valve TC
27 Spring brake chamber 83 (V1) Solenoid valve, exhaust brake
28 Filler union, parking brake circuit 84 (N1) Buzzer
32 Drain valve W6 Warning lamp, low circuit pressure
35 Safety valve (19 bar) W7 Warning lamp, parking brake
36 Air tank, air suspension
161
Complete diagram
162
7b Air tank, parking brake and trailer 32 Drain valve
circuits 35 Safety valve (19 bar)
7c Air tank, front circuit 36 Air tank, air suspension
7d Air tank, rear circuit 39 Overflow valve
7k Air tank, air dryer 49 Load-sensing valve
10a (T4) Low pressure indicator for 51 (V3-6, V46-47) Control valve ABS
supply pressure, 52 Interlock valve
parking brake circuit 55 Test connection/Filler union
10b (T3) Low-pressure indicator for 57 Trailer relay valve
operating 58a Pressure limiting valve (6.5 bar for
pressure, parking brake circuit the
12 Service brake valve exhaust brake, 7.3 bar for the others)
13 Safety valve (14.3 bar) 58b Pressure limiting valve (8 bar),
16 (T1) Pressure sensor and monitor, front parking
circuit brake and trailer circuits
16 (T2) Pressure sensor and monitor, rear 58c Pressure limiting valve (9.3 bar),
circuit truck with
17 (B1) Brake lamp switch air suspension
18 Quick-release valve 60 Four-circuit protection valve
19 Relay valve, rear circuit 61d Manual control valve, parking brake
19b Relay valve, parking brake circuit circuit
20d Manual control valve, trailer circuit 65 Manifold fitting
23 Double check valve 74 (H4) Air dryer with built-in pressure
25 Trailer brake coupling regulator
26 (O10) Pointer instrument, front circuit 79 Brake protection valve
pressure 81 (V81) Solenoid valve TC
26 (O11) Pointer instrument, rear circuit 83 (V1) Solenoid valve, exhaust brake
pressure 84 (N1) Buzzer
27 Spring brake chamber W6 Warning lamp, low circuit pressure
28 Filler union, parking brake circuit W7 Warning lamp, parking brake
163
koneksi pengujian 55 diletakkan diantara
Supply circuit tangki pertama dan kedua.
164
3 Compressor 55 Test connection/Filler union
7k Air tank, air dryer 58c Pressure limiting valve (9.3 bar) in
13 Safety valve (14.3 bar) trucks
32 Drain valve with air suspension
35 Safety valve (19 bar) 60 Four-circuit protection valve
36 Air tank, air suspension 74 (H4) Air dryer with pressure regulator
39 Overflow valve and check valve
165
Front circuit
166
Operating part for a single Operating part for two front ax-
front axle les
Ketika pedal rem ditekan, service brake Ketika pedal rem ditekan, service brake
valve 12 mengirimkan aliran udara ke ser- valve 12 mengirimkan aliran udara ke re-
vice brake chamber 4 yang kemudian lay valve 19c. Valve terbuka dan mengi-
mengaktifkan brake. Jika truck dilengkapi rimkan udara ke service brake chamber 4
dengan ABS, udara melewati control valve yang kemudian mengaktifkan brake. Jika
51 (V3/V4) juga. Brake lamp switch 17 truck dilengkapi dengan ABS, udara
(B1) menyalakan lampu rem. Ketika pedal melewati control valve 51 (V3/V4) juga.
rem direlease, udara di brake chamber Brake lamp switch 17 (B1) menyalakan
dikosongkan oleh service brake valve dan lampu rem. Ketika pedal rem direlease,
control valve. udara di brake chamber dikosongkan oleh
service brake valve dan control valve.
Jika truck dilengkapi dengan sirkuit trail-
er, service brake valve mengirimkan udara Jika truck dilengkapi dengan sirkuit trail-
ke trailer relay valve 57 yang kemudian er, service brake valve mengirimkan udara
mengirimkan aliran udara ke trailer. ke trailer relay valve 57 yang kemudian
mengirimkan aliran udara ke trailer.
Truck dengan ABS memiliki test connec-
tion 55 pada kedua service brake chamber Truck dengan ABS memiliki test connec-
4; pada unit tanpa ABS hanyamemiliki test tion 55 pada kedua service brake chamber
connection di chamber sisi kanan. Test 4; pada unit tanpa ABS hanyamemiliki test
connection juga diletakkan di center valve connection di chamber sisi kanan. Test
assembly. connection juga diletakkan di center valve
assembly.
167
Diagram of the front circuit, single front axle
168
Diagram of the front circuit, two front axles
169
Rear circuit Operating part for a single rear
axle with leaf-spring or air
suspension
170
Operating part for a tag axle Pada truck dengan tag axle dan single
bogie with air suspension and wheel, solenoid valve 82 (V7) diaktifkan
untuk mencegah wheel mengunci ketika
4-channel ABS ABS meregulasi pengereman kendaraan.
Ini mengaktifkan pressure reduction valve
Ketika pedal rem ditekan, service brake
66 yang mengurangi tekanan pengereman
valve 12 mengirimkan aliran udara ke re-
pada tag axle sebanyak setengah kali dari
lay valve 19 melalui load-sensing valve 49.
shaft penggerak.
Relay valve terbuka dan membuang udara
ke service brake chamber 4. Pada truck Truck dengan TC memiliki solenoid valve
yang dilengkapi dengan ABS, control 81 (V81) yang membuang udara ke double
valve 51 (V5/V6) terletak diantara relay check valve 23 dan relay valve 19 ketika
valve dan chamber. Jika truck dilengkapi TC meregulasi. Control valve 51 (V5/V6)
dengan load-sensing valve (tipe 2 untuk menyesuaikan tekanan udara ke brake
truck dengan suspensi udara), tekanan dari chamber pada shaft penggerak. Ketika TC
aliran udara dan pengereman disesuaikan meregulasi kecepatan kendaraan, hanya
dengan beban kendaraan. Brake lamp shaft penggerak yang direm karena relay
switch 17 (B1) menyalakan lampu rem. valve 19a mencegah tercapainya udara ke
Ketika pedal rem direlease, udara di brake tag axle.
chamber dikosongkan oleh relay valve 19
dan control valve. Udara ke relay valve Terdapat test connection 55 untuk men-
dan load-sensing valve (jika ada salah sa- gukur tekanan kerja pada setiap axle.
tu) dikosongkan melalui service brake Truck dengan ABS memiliki dua test con-
valve. nection disetiap axle. Test connection juga
terletak di centre valve assembly.
Jika truck dilengkapi dengan sirkuit trail-
er, service brake valve mengirimkan udara
ke trailer relay valve 57 yang kemudian
mengirimkan aliran udara ke trailer.
171
Operating part for a tag axle Desember 1997, relay valve baru 19d un-
bogie with leaf-spring tuk sirkuit belakang. Relay valve 19d
memiliki tekanan buka 0.42 dari 0.20 un-
suspension and 4-channel tuk relay valve 19.
ABS
Jika truck dilengkapi dengan sirkuit trail-
Ketika pedal rem ditekan, service brake er, service brake valve mengirimkan udara
valve 12 mengirimkan aliran udara ke re- ke trailer relay valve 57 yang kemudian
lay valve 19 melalui load-sensing valve 49. mengirimkan aliran udara ke trailer.
Relay valve terbuka dan membuang udara
ke service brake chamber 4. Pada truck Truck dengan TC memiliki solenoid valve
yang dilengkapi dengan ABS, control 81 (V81) yang membuang udara ke double
valve 51 (V5/V6) terletak diantara relay check valve 23 dan relay valve 19 ketika
valve dan chamber. Jika truck dilengkapi TC meregulasi. Control valve 51 (V5/V6)
dengan load-sensing valve (tipe 1 untuk menyesuaikan tekanan udara ke brake
truck dengan suspensi pegas-daun), chamber pada shaft penggerak. Ketika TC
tekanan dari aliran udara dan pengereman meregulasi kecepatan kendaraan, hanya
disesuaikan dengan beban kendaraan. shaft penggerak yang direm karena relay
Brake lamp switch 17 (B1) menyalakan valve 19a mencegah tercapainya udara ke
lampu rem. Ketika pedal rem direlease, tag axle.
udara di brake chamber dikosongkan oleh
relay valve 19 dan control valve. Udara ke Terdapat test connection 55 untuk men-
relay valve dan load-sensing valve (jika gukur tekanan kerja pada setiap axle.
ada salah satu) dikosongkan melalui ser- Truck dengan ABS memiliki dua test con-
vice brake valve. nection disetiap axle. Test connection juga
terletak di centre valve assembly.
Truck dengan dua axle depan dan satu re-
lay valve 19c untuk sirkuit depan, sejak
172
Operating part for a tandem relay valve dan load-sensing valve (jika
bogie with leaf-spring ada salah satu) dikosongkan melalui ser-
vice brake valve.
suspension and 4-channel
ABS Truck dengan dua axle depan dan satu re-
lay valve 19c untuk sirkuit depan, sejak
Ketika pedal rem ditekan, service brake Desember 1997, relay valve baru 19d un-
valve 12 mengirimkan aliran udara ke re- tuk sirkuit belakang. Relay valve 19d
lay valve 19 melalui load-sensing valve 49. memiliki tekanan buka 0.42 dari 0.20 un-
Relay valve terbuka dan membuang udara tuk relay valve 19.
ke service brake chamber 4. Pada truck
yang dilengkapi dengan ABS, control Jika truck dilengkapi dengan sirkuit trail-
valve 51 (V5/V6) terletak diantara relay er, service brake valve mengirimkan udara
valve dan chamber. Jika truck dilengkapi ke trailer relay valve 57 yang kemudian
dengan load-sensing valve (tipe 1 untuk mengirimkan aliran udara ke trailer.
truck dengan suspensi pegas-daun),
tekanan dari aliran udara dan pengereman Terdapat test connection 55 untuk men-
disesuaikan dengan beban kendaraan. gukur tekanan kerja pada setiap axle.
Brake lamp switch 17 (B1) menyalakan Truck dengan ABS memiliki dua test con-
lampu rem. Ketika pedal rem direlease, nection disetiap axle. Test connection juga
udara di brake chamber dikosongkan oleh terletak di centre valve assembly.
relay valve 19 dan control valve. Udara ke
173
Operating part for a tag axle Truck dengan dua axle depan dan satu re-
bogie and tandem bogie with lay valve 19c untuk sirkuit depan, sejak
Desember 1997, relay valve baru 19d un-
air suspension and 6-channel tuk sirkuit belakang. Relay valve 19d
ABS memiliki tekanan buka 0.42 dari 0.20 un-
tuk relay valve 19.
Ketika pedal rem ditekan, service brake
valve 12 mengirimkan aliran udara ke re- Jika truck dilengkapi dengan sirkuit trail-
lay valve 19 melalui load-sensing valve 49. er, service brake valve mengirimkan udara
Relay valve terbuka dan membuang udara ke trailer relay valve 57 yang kemudian
ke service brake chamber 4. Pada truck mengirimkan aliran udara ke trailer.
yang dilengkapi dengan ABS, control
valve 51 (V5/V6/V46/V47) terletak dianta- Truck dengan TC memiliki solenoid valve
ra relay valve dan chamber. Jika truck 81 (V81) yang membuang udara ke double
dilengkapi dengan load-sensing valve (tipe check valve 23 dan relay valve 19 ketika
2 untuk truck dengan suspensi udara), TC meregulasi. Control valve 51
tekanan dari aliran udara dan pengereman (V5/V6/V46/V47) menyesuaikan tekanan
disesuaikan dengan beban kendaraan. udara ke brake chamber pada shaft peng-
Brake lamp switch 17 (B1) menyalakan gerak.
lampu rem. Ketika pedal rem direlease,
udara di brake chamber dikosongkan oleh Terdapat test connection 55 untuk men-
relay valve 19 dan control valve. Udara ke gukur tekanan kerja pada setiap axle.
relay valve dan load-sensing valve (jika Truck dengan ABS memiliki dua test con-
ada salah satu) dikosongkan melalui ser- nection disetiap axle. Test connection juga
vice brake valve. terletak di centre valve assembly.
174
Diagram of the rear circuit, single rear axle with leaf-spring or air
suspension
175
Diagram of the rear circuit, tag axle bogie with air suspension and
4- channel ABS
176
Diagram of the rear circuit, tag axle bogie with leaf-spring
suspension and 4-channel ABS
177
Diagram of the rear circuit, tandem bogie with leaf-spring
suspension and 4-channel ABS
178
Diagram of the rear circuit, tag axle bogie and tandem bogie with
leafspring suspension and 6-channel ABS
179
Parking brake circuit Operating part
Truck dua axle selalu memiliki parking
brake di setiap axle.
Supply part Truck dengan tiga atau empat axle mem-
iliki parking brake di dua atau tiga axle
Udara diarahkan dari four-circuit protec- sesuai permintaan customer.
tion valve 60 ke pressure limiting valve
58b yang membatasi tekanan suplai ke sir- Truck dengan parking brake pada front
kuit parking brake ke 8 bar. Udara axle dan ELC2 (Electronic Level Control,
disalurkan sebagai berikut : 2nd generation) dilengkapi dengan fungsi
operasional yang me-release parking
1 ke tangki sirkuit 7b yang mensuplai sir- brake ketika ELC dioperasikan manual.
kuit parking brake dan trailer dengan Tiga komponen penting untuk fungsi ini :
suplai udara.
1 solenoid valve 81b (V32);
2 Ke low pressure indicator 10a (T4) yang
mengaktifkan warning lamp W6 dan buzz- 2 double check valve 23;
er 84 (N1) jika tekanan di dalam sirkuit
jatuh di bawah 5 bar. 3 quick-release valve 18;
3 ke relay valve 19b yang memiliki check Parking brake diaktifkan oleh manual con-
valve dibagian intake. Setelah melewati trol valve 61d. memiliki empat posisi dan
check valve, aliran udara terbagi menjadi duakeluaran untuk aluran udara,
dua :
Driving position
Ke interlock valve 52 dan parking brake
valve 61d untuk operasi parking brake. 1 keluaran 21 me-release udara ke relay
valve 19b melalui double check valve 23.
Ke bagian suplai dari relay valve. Relay valve mengirimkan udara ke cham-
ber 27 yang akan me-release parking
4 ke relay valve 57. brake. Low pressure indicator 10b (T3)
membaca tekanan di jalur dan menjaga
Test connection 55 untuk bagian suplai lampu parking brake padam (di atas 6
terletak di belakang panel grille setelah bar).
pressure indicator 10a (T4).
2 keluaran 22 me-release udara ke trailer
relay valve 57 melalui manual control
valve 20d (bukan fitur standar). Trailer
tidak mengerem ketika jalur bertekanan.
180
Auxiliary brake position Test position
1 ketika lever digerakkan dari posisi driv- 1 ketika lever pada posisi test, rem parkir
ing ke posisi auxiliary brake, tekanan dari truck tetap aktif.
keluaran 21 ke relay valve 19b berkurang
bertahap. Saat tekanan jatuh, parking 2 rem trailer di-release oleh saluran 22 di
brake aktif lebih dan lebih. Indikator manual control valve 61d mengirmkan
tekanan rendah 10b (T3) menyalakan lam- udara ke trailer relay valve 57.
pu rem parkir W7 ketika tekanan di jalur
Ketika rem parkir aktif, udara dikosongkan
di bawah 6 bar.
dari :
2 sama, ketika tekanan dari jalur keluaran
1 axle depan melalui relay valve 19b. jika
22 ke trailer relay valve 57 juga akan jatuh
truck dilengkapi dengan ELC2, udara
dan rem trailer juga akan aktif lebih dan
dibuang mealui quick-release valve 18.
lebih.
Udara ke quick-release valve dikosongkan
melalui relay valve;
181
Diagram of the parking brake circuit
182
W7 Warning lamp, parking brake
Udara diarahkan dari four-circuit protec- 1 sirkuit depan melalui tekanan kerja dari
tion valve 60 ke pressure limiting valve service brake valve 12.
58b yang membatasi tekanan suplai ke sir-
2 sirkuit belakang melalui tekanan kerja
kuit parking brake ke 8 bar. Udara
dari service brake valve 12.
disalurkan sebagai berikut :
3 sirkuit rem parkir emlalui pengurangan
1 ke tangki sirkuit 7b yang mensuplai sir-
tekanan oleh manual control valve 61d
kuit parking brake dan trailer dengan
(lampu rem parkir akan menyala pada
suplai udara.
tekanan 6 bar).
2 Ke low pressure indicator 10a (T4) yang
4 sirkuit trailer melalui pengurangan
mengaktifkan warning lamp W6 dan buzz-
tekanan oleh manual control valve 20d
er 84 (N1) jika tekanan di dalam sirkuit
(bukan standar di truck 4 series).
jatuh di bawah 5 bar.
Tidak terdapat Test connection 55 dalam
3 ke trailer relay valve 57. Dari relay
bagian kerja. Konektor untuk pengecekan
valve, udara dikirim ke trailer melalui
sistem pengereman tidak memiliki test
coupling 25.
connection.
Test connection 55 untuk bagian suplai
terletak di belakang panel grille setelah
pressure indicator 10a (T4).
183
Diagram of the trailer circuit
7b Air tank, parking brake and trailer W6 Warning lamp, low circuit pressure
circuits
10a (T4) Low pressure indicator, supply
pressure
12 Service brake valve
17 (B1) Brake lamp switch
20d Manual control valve, trailer brake
25 Trailer connection
32 Drain valve
55 Test connection
57 Trailer relay valve
58b Pressure limiting valve (8 bar)
60 Four-circuit protection valve
61d Manual control valve, parking brake
84 (N1) Buzzer
184
Drum Brake Hub, Front Axle
Overview
1. Hub
2. Wheel bearing assembly
3. Circlip
4. Washer
5. Hub nut
6. O-ring
7. Hub cap
8. Plug
9. Wheel bolt
10. Wheel nut
11. Nut cap
12. Brake drum
13. ABS pulse ring
185
Drum Brake
Location
186
Drum Brake
Function
Drum brakes Scania merupakan tipe S-cam, yang mana brake shoes ditekan melawan brake
drum dengan menggerakkan brake camshaft.
187
Diafragma pada brake chamber menekan keluar pushrod. Lever (1) dihubungkan ke pushrod
dan menggeser brake camshaft (2) dengan S-cam. Gaya menekan brake lining ke luar
melawan brake drum dan kendaraan mulai mengerem.
188
Air compressors
Description of operation and work description
189
Compressor
Function
Compressor digerakkan melalui gear wheel
pada engine timing gear.
190
Working Phase
Saat piston bergerak turun, check valve 1 dan intake valve 2 terbuka karena timbul
kevakuman di dalam cylinder. Udara akan terhisan dan mengalir ke dalam cylinder.
Saat piston naik, intake valve 2 tertutup oleh tekanan udara di dalam cylinder. Kemudian
udara lewat melalui saluran 3, melewati outlet valve 4 dan masuk ke dalam compressed air
system.
191
Relief Phase
Ketika APS unit memilih untuk tidak mengaktifkan compressor, misalnya ketika tekanan di
dalam sistem pneumatik telah mencapai tingkat yang telah dibutuhkan, jalur kendali yang
bertekanan dan udara akan dibuang ke mekanisme piston pembuangan (Energy saving
System, ES) 5. ESS akan ditekan ke dalam dan menggerakkan intake valve sehingga
hubungannya akan terbuka ke inlet chamber 6 di bagian atas compressor. Pada waktu yang
sama saluran 3 tertutup, yang berarti tidak ada udara yang bisa keluar melewati sistem.
Saat piston bergerak naik, udara dikompresikan di dalam cylinder dan dalam intake chamber
6. Tekanan udara yang dihasilkan membuat piston bergerak ke bawah.
Dengan menghilangkan rugi-rugi dalam bentuk panas, yang timbul selama proses kompresi,
energi yang dikeluarkan pada proses kompresi digunakan kembali untuk menggerakkan
piston ke bawah. Ini berarti compressor dengan ESS system mengkonsumsi energi yang
sangat kecil selama relief phase.
192
APS, Air Processing System
Overview
A (air dryer)
1. Desiccant container
2. Regeneration check valve
3. Drain valve (venting)
4. Silencer
5. Pressure limiting valve
6. Safety valve
B (circuit protection valve)
7. 24, Accessory circuit
8. 22, Front circuit
9. 23, Trailer brake and parking brake circuit
10. 21, Rear circuit
11. 25, Air suspension circuit
12. Solenoid valve for regeneration
13. Solenoid valve for compressor control
193
APS, Air processing system
Overview - Schematic diagram for vehicles with aux-
iliary regeneration tank
1. Air dryer
2. Protection valve
3. Control unit with pressure sensor
194
22: Front circuit
23: Parking brake circuit
24: Accessory circuit
25: Air suspension circuit
29: Intermediate piece for connecting the regeneration tank.
195
APS, Air processing system
Overview - Schematic diagram for vehicles without
auxiliary regeneration tank
1. Air dryer
2. Protection valve
3. Control unit with pressure sensor
196
22: Front circuit
23: Parking brake circuit
24: Accessory circuit
25: Air suspension circuit
197
APS, Air processing system
Overview - APS unit compressed air flow
198
APS, Air Processing System
Location
199
APS, Air Processing System
Function
APS unit menggunakan circuit protection valve untuk mengatur kebutuhan sirkit pengisian
udara. APS unit juga mengatur compressor dan regenerasi dengan solenoid valve yang
dikendalikan oleh control unit. Compressor dan regenerasi tidak hanya dikendalikan oleh
tekanan udara dalam compressed air system, keduanya juga masuk ke dalam bagian
parameter lain seperti tekanan udara yang dibutuhkan untuk suspensi udara rear axle. APS
control unit secara terus-menerus mengupayakan untuk mengurangi beban pada engine untuk
mengehmat fuel, sehingga utamanya mengisi compressed air system ketika kendaraan
melakukan pengereman.
200
Modules and Components in The APS Unit
Air dryer (1) terdiri dari air dryer housing dan desiccant container. Circuit protection valve
(2) dihubungkan ke air dryer dan terdiri dari empat protection valve (satu untuk setiap sirkit)
sama seperti priority valve untuk sirkit parking brake dan trailer brake. Control unit (3),
yang ditempatkan di sisi luar sirkit protection valve, berkomunikasi dengan kendaraan
melalui komunikasi CAN dan memeriksa serta mengatur fungsi compressor dan regenerasi.
1. Air dryer
2. Circuit protection valve
3. Control unit
201
Air Dryer
Desicant container terdiri dari desicant, yang memecah kelembapan dan mencegah air serta
uap air masuk ke compressed air system. Desicant dikeringkan selama proses regenerasi
ketika udara dari compressed air system menyembur keluar melalui desicant dan keluar dari
sistem melalui drain valve.
Check valve mencegah udara yang dikompresi dari circuitprotection valve dari aliran balik ke
dalam air dryer dan mencegah udara yang dikompresi dari bocor sistem udara.
Pressure limiting valve untuk sirkit parking brake, sirkit trailer brake seperti sirkit aksesoris,
yang terdiri dari komponen sensitif terhadap tekanan. Sesuai dengan peraturan diminta untuk
tekanan udara sirkit trailer brake dibatasi pada 8.5 bar.
202
Safety Valve (4) :
Safety valve memiliki tekanan buka maksimal 14.5 bar dan batas tekanan udara karena
pembocoran udara dari sistem ketika tekanan udara terlalu tinggi.
Drain valve terbuka ketika desicant diregenerasi. Valve dikendalikan oleh udara dari
regeneration solenoid valve.
Intermediate piece dipasang pada APS kapasitas-tinggi. Intermediate piece dipasang diantara
air dryer dan cricuit protection valve APS unit dan memberikan tambahan saluran. Terdapat
koneksi pada intermediate piece yang digunakan untuk menghubungkan pipa ke extra
compressed air tank (regeneration tank).
Extra compressed air tank untuk sistem pneumatik membangkitkan sejumlah besar udara
untuk regenerasi. Ini memberikan aliran udara lebih tinggi yang lebih efisien untuk menjaga
air dryer dari uap air. Regenerasi lebih cepat, waktu yang tersedia untuk mengeringkan
udara bertambah dan kemampuan APS unit meningkat.
Extra compressed air tank bersama dengan intermediate piece memungkinkan sejumlah
besar udara untuk melewati desiccant container selama proses regenerasi. Aliran udara lebih
tinggi melepaskan uap air dari desiccant lebih efektif dan proses regenerasi lebih cepat.
Waktu regenerasi yang lebih cepat memungkinkan APS unit bekerja pada mode charging
dengan prosentase waktu lebih besar dan demikian lebih banyak udara kering ke sistem.
203
Circuit Protection Valve
Ketika tekanan drop pada salah satu sirkit, circuit protection valve menjaga sirkit lain dari
kehilangan tekanan udara.
Circuit protection valve juga mengendalikan sistem pengisian udara. Untuk memastikan
bahwa parking brake tidak dapat di release sebelum front dan rear circuit mendapatkan
tekanan udara cukup untuk pengereman, circuit protection valve mengatur suplai udara
sehingga tidak ada udara yang masuk ke sirkit parking brake sebelum tekanan udara pada
front dan rear circuit tecukupi. Jika pada front circuit tidak bertekanan, parking brake
circuitakan membunag udara melalui by-pass valve (10).
Protection valve untuk sirkit suspensi udara tebuka pada 8.5 bar dan tertutup pada >4.5 bar.
Untuk membantu proses charging dari hembusan udara ketika sistem udara telah kosong,
terdapat satu by-pass valve yang memungkinkan untuk mulai mengisi sirkit sebelum
protecion valve dibuka. Aliran 50 liter per menit pada 6.0 bar.
204
Protection Valve for The Rear Circuit (2) :
Protection valve untuk rear circuit terbuka pada 7.5 bar dan tertutup pada >4.5 bar.
Protection valve untuk front circuit terbuka pada 7.5 bar dan tertutup pada >4.5 bar.
Protection valve for The Trailer Brake and Parking Brake Circuit (4) :
Protection valve untuk sirkit trailer brake dan parking brake terbuka antara 6.0 dan 7.5 bar
dan tertutup pada > 4.0 bar. Protection valve untuk sirkit parking brake hanya terbuka ketika
front dan rear circuit keduanya telah mencapai tekanan di atas 7.2 bar. Ini memastikan
bahwa terdapat tekanan pengereman sebelum parking brake dapat di release.
Protection valve untuk sirkit aksesori terbuka pada 7.5 bar dan menutup pada > 4.5 bar.
Untuk mengaktifkan white smoke limiter sebelum protection valve dibuka, terdapat by-pass
valve(6).
Ketika solenoid valve terbuka, udara kompresi mengalir dari sistem melalui solenoid valve,
yang membuka drain valve. Udara kompresi mengalir kembali melalui air dryer keluar
melalui drain valve.
Check valve menjaga aliran suplai udara ke dalam control pipe dan mengalir ke drain valve
ketika sistem sedang proses charging. Membatasi udara mengalir melalui desiccant
container selama proses regenerasi.
Ketika solenoid valve aktif, jalur kendali telah bertekanan dan compressor telah bocor.
Ketika compressor diaktifkan, udara kompresi dibuang dari jalur kendali melalui solenoid
valve dan melalui drain valve (posisi 3.2 pada diagram).
By-pass valve membuang udara dari sirkit parking brake ke sirkit front. Ini terjadi jika
tekanan udara pada sirkit front drop dibawah tekanan udara sirkit parking brake. Aliran
udara diantra 35 dan 55 liter per menit pada 6.0 bar.
Nilai tekanan pada tabel di bawah dapat sulit untuk diukur dan dapat bervariasi seusai pada
metode pengukuran yang digunakan. Nilai tekanan berikut seharusnya hanya digunakan
sebagai panduan ketika trouble shooting. Deviasi nilai tekanan tidak begitu berarti apakah
terdapat kesalahan pada circuit protection valve atau komonen lain di dalam sistem.
205
Circuit Opening Pressure Closing Pressure
23 (trailer brake and parking 6.0-7.5 bar, at front and rear >4.0 bar
brake circuit) circuit >7.2 bar
A1: Accessory circuit B1: Test connection for the rear circuit
A2: Accessory circuit B2: Rear circuit
A3: No connection B3: Rear circuit
A4: Test connection for the front circuit B4: Parking brake circuit
A5: Test connection for the parking brake B5: Air suspension circuit
circuit
B6: Test connection for the air suspension
A6: Front circuit circuit
206
Control Unit
Terdapat Control unitpada beberapa versi berbeda dan terdiri dari komponen berikut :Circuit
board, connectors, temperature sensor dan pressure sensor.
Nilai sensor suhu digunakan untuk mendeteksi suhu pada drain valve. Ketika suhu terdeteksi
mencapai nol derajat celcius, APS unit bekerja pada heating mode.
Informasi dari rear circuit pressure sensor dikirimkan melalui komunikasi CAN dan
ditampilkan di instrument cluster.
Informasi dari front circuit pressure sensor dikirimkan melalui komunikasi CAN dan
ditampilkan di instrument cluster.
Informasi dari parking brake circuit pressure sensor dikirimkan melalui komunikasi CAN ke
intrusment cluster. Jika tekanan udara di bawah 5.5 bar brake pressure lamp menyala dan
buzzer berbunyi.
207
Connector (5) :
208
Parking brake
Complete - Releasing the parking brake by refilling with
external air
Jika sistem udara bertekanan tidak diaktifkan, parking brake dapat di-release dengan diisi
ulang dengan udara dari salah satu ban atau dari sistem udara bertekanan lainnya.
Udara dapat diisi ulang dengan hose bertekanan yang didapatkan pada perlengkapan tools.
Hubungkan hose pada salah satu ban dan ke filler valve 28 atau X904 pada instrument
cluster. Ini akan membuat parking brake ter-release untuk beberapa waktu.
______________________________
Location on trucks.
209
Leaf spring suspension
210
Function Description
General
System components
Multi-leaf spring
Multi-leaf spring
211
Parabolic spring
U-bolts
Rangkaian front spring dan rear spring
diikatkan pada axle dengan menggunakan
u-bolts pada setiap sisinya. U-bolts
dikencangan dengan nut pada torsi terten-
tu. Akibatnya, torsi pengencangan u-bolts
mementukan tekanan clamping pada joint
antara spring dan axle. sehingga, screw
joint memerlukan inspeksi berkala dan
dikencangkan ulang.
212
Front springs and spring brackets
Diantara rangkaian spring dan front axle
terdapat wedge-shaped bracket yang
menentukan inclination dari front axle,
misalnya caster dan berfungsi sebagai
bracket untuk anti-roll bar. Caster dapat
diatur dengan mengatur wedges 0.5- 4o.
Front axle
1 Adjusting wedge
2 Bracket
Front axle 2
1 Adjusting wedge
2 Wedge-shaped spacer.
213
Rear springs and wedge-shaped separator inserts
Pada bagian atas dari main spring adalah Main spring with helper spring
helper spring, yang tidak terikat tetap ke
frame. Helper spring pada multi-leaf
spring merupakan rangkaian spring yang
terpisah. Pada parabolic spring, helper
spring dirangkai bersama dengan main
spring menggunakan center bolt.
214
Rear springs with tag axle
Pada kendaraan dengan tag axle, spring
diletakkan di bawah driving axle.
Ujung depan dari spring dipasangkan ke
spring bracket menggunakan spring bolts.
Ujung belakang dari spring dipasangkan
pada balance arms mengunakan spring
shackles.
Ketika terkena beban, driving axle akan Suspension on vehicles with tag axle
berupaya untuk mengangkat dari spring.
Suspension movement
215
Rear springs for tandem bogie
Kendaraan dengan double-drive bogie salah
satunya dilengkapi dengan balance bogie
atau dengan fourspring tandem. Kedua
bogie dilengkapi dengan multi-leaf atau
parabolic spring, sesuai pada tipe
kendaraan. Axle dipasangkan
menggunakan torque rods.
Balance bogie
Four-spring tandem
216
Frame bracket
Frame brackets dikelingkan pada frame. Rear bracket dilengkapi dengan spring shackle
yang memungkinkan spring bergerak secara longitudinal selama aksi suspensi.
General illustration of front bracket with General illustration of rear bracket with
lubricated spring bush lubricated spring bush
1. Spring bolt 1. Rear spring bracket
2. Grease nipple 2. Spring shackle
3. Spring bush
4. O-ring
5. Front spring bracket
6. Clamp bolt
217
Power steering hydraulic pump
LUK VT75A
218
Description of operation
Hydraulic pump
Shaft, yang digerakkan oleh timing gear, Oli yang mengalir ke dalam diantara vanes
menggerakkan rotor di dalam rotor hous- dan diarahkan melalui expansion chamber.
ing. Ketika rotor berputar, vanes berge- Ketika oli mencapai saluran outlet, diame-
rak keluar karena gaya sentrifugal dan ter rotor housing berkurang dan oli di
kemudian mengikuti bentuk elips bagian tekan keluar melalui saluran outlet. Oil
dalam dari rotor housing. Gerakan ber- yang terkandung dibelakang vanes pada
putar dari rotor dan gerakan keluar dari sistem tekanan digunakan sebagai penye-
vanes meningkatkan volume ruang dianta- kat diantara vanes dan rotor housing.
ra vanes ketika melewati saluran intake,
menciptakan kevakuman, dimana tekanan
atmosfer membuat oli masuk ke dalam ro-
tor housing.
1 Inlet
2 Outlet
3 Rotor housing
4 Rotor
5 Vane
219
Flow limitation valve
Pompa telah memiliki integrated flow valve
yang membatasi aliran oli. Ketika flow
melebihi nilai preset, kelebihan oli
diarahkan kembali ke saluran intake pompa
melalui saluran bypass di dalam pompa.
220
Steering gear TAS85
Description of operation
221
General
Power steering gear TAS85 dipasankan pada kendaraan seri P, G, R dan T dengan rasio
steering 18.6 atau 23.4. Power steering gear dirancang untuk sistem tekanan 150 bar dan
torsi 6,650 Nm.
Power steering gear memiliki integrated pressure limiting valve dan hydraulic wheel end
lock yang akan tersetting sendiri pada batas yang ditentukan.
222
1 Hexagon screw - automatic end position 7 Input shaft
limitation 8 Valve housing
2 Adjusting screw - manually adjusted end 9 Ball set
position limitation 10 Steering gear housing
3 Valve - end position limitation 11 Steering gear shaft
4 Worm 12 Operating piston
5 Torsion bar
6 Control valve
223
224
Function with servo effect
tekanan oli yang diperlukan untuk
Neutral position menahan wheel pada posisinya.
Jika tidak ada torsi yang dikenakan pada Jika pengemudi melepas steering wheel,
torsion bar, control valve berada pada torsion bar mengembalikan control valve
posisi netral. Saluran inlet dan return pada ke posisi netral dan wheel kembali ke
power steering gear saling dihubungkan. posisi lurus.
Jika enigne running, sirkulasi oli dari
pompa hidrolik melalui control valve dan
kembali lagi ke oil reservoir melalui
saluran return. High oil pressure gives
steering force - a signif-
icant flow of oil gives
Transmission of steer-
fast steering reaction
ing wheel torque Jumlah oli yang masuk melewati cylinder
chamber ditentukan oleh kecepatan perge-
Dengan bantuan servo, hanya komponen rakan steering wheel. Tekanan oli yang
kecil dari steering yang menggerakkan dibangun ditentukan oleh hambatan dari
secara mekanikal. steering wheels sesuai tergantung pada be-
rat axle dan gesekan antara tyre dan per-
Ketika steering wheel diputar dan worm
mukaan jalan.
screw mencoba untuk merubah posisi
piston, piston terhambat karena piston Control valve mengatur perbedaan antara
terikat dengan sector shaft. Torsion bar putaran input shaft dan worm screw
diantara input shaft dan worm screw sehingga tekanan dan aliran diatur secara
kemudian diputar bersama input shaft dan optimal dalam setiap kondisi steering.
worm screw.
Hambatan steering yang bervariasi pada
Perbedaan sudut putaran dari input shaft steering wheel memberikan informasi
dan worm screw mengkatifkan control kepada pengemudi dan mngatur proses
valve. Control valve secara komponen steering.
menutup aliran oli diantara saluran inlet
dan return dan membuka saluran untuk Jika steered wheel tiba-tiba terkena beban
memberikan aliran oli secara penuh ke kejut, gaya ini akan disalurkan ke worm
cylinder chamber pada salah satu sisi screw dan akan membuatnya untuk
piston. berbalik secara cepat. Ketika worm screw
berbalik, control valve juga berbalik sesuai
Tekanan oli secara cepat bertambah di hubungannya dengan input shaft.
dalam cylinder chamber menggantikan
piston dan, dengan menghubungkan Control valve kemudian mengatur aliran
dengan sector shaft, kemudian oli secara penuh ke sisi tekanan rendah
memutarnya. Oli dalam chamber pada sisi dari piston dimana tekanan oli naik secara
lain piston dan oli yang tidak digunakan cepat. Tekanan oli membentuk gaya
untuk steering mengalir keluar melalui perlawanan yang menghambat beban kejut
control valve melewati return channel ke sebelum tekanan tersebut disalurkan ke
reservoir. Ketika pengemudi berhenti steering wheel.
berbelok, suplai oli hanya mencapai
225
1 Hexagon screw
2 Cylinder compartment
3 Valve sleeve
4 Piston pin
5 Compression spring
226
End position limitation
Power steering gears TAS85, TAS86 dan servo. Karena itu pengemudi tidak dapat
TAS87 memiliki hydraulic wheel end lock. mengoperasikan beban penuh pada power
Fungsi dari wheel end lock adalah untuk steering gear pada posisi end lock.
mengurangi tekanan oli dalam power
steering gear, dan juga torsinya ketika Wheel end-lock dapat di setting sendiri
wheel mendekati akhir posisinya. dengan hati-hati. Kelebihan ini telah diset
oleh pabrik dengan power steering gear
Tanpa fungsi ini peningkatan sacara besar kendaraan dan dengan sudut preset wheel
pada tekanan dan suhu akan dihasilkan lock.
dalam sistem jika roda digerakkan
melawan posisi end lock roda dengan gaya Jika nilai sudut wheel lock kemudian
yang besar. Ini juga memposisikan beban ditingkatkan, wheel end lock akan diatur
yang besar pada komponen steering. secara otomatis.
Wheel end lock terdiri dari dua valve yang Jika sudut wheel lock dikurangi, wheel end
terintegrasi ke dalam longitudinal channel lock harus di atur secara manual.
pada piston. Valve akan ditutup oleh
Pengaturan manual pada wheel end lock
compression spring yang ditempatkan
juga diperlukan dalam beberapa kondisi
diantara valve dan dinuka oleh dua piston
berikut :
pin. Tonjolan ujung piston pin melewati
valve sleeves ke dalam ujung piston. Setiap kali wheel lock angel
dirubah, jika pengaturan manual
Valve sleeves dipasangkan dalam servo
sebelumnya telah dilakukan.
piston dengan cara di press.
Ketika pengaturan wheel end lock
Kedalaman pemasukan valve sleeve secara manual, hexagon bolt
menyesuaikan sudut kunci wheel dari seharusnya diganti bersama dengan
kendaraan. adjusting screw dan sealing lock
nut.
Ketika tekanan oli di sisi tekanan tinggi
piston lebih tinggi dari pada tekanan oli Jika panjang drag link, misalnya
diantara valve, oli akan mengalir melalui posisi lurus telah diubah sehinga
sisi tekanan valve. input shaft pada power steering
gear telah berputar lebih dari 10o
Ketika piston mencapai posisi end lock, dari posisi tengahnya.
piston pin ditekan ke dalam valve sleeve
dan membuka valve pada sisi tekanan Jika input shaft pada power
rendah. Tekanan oli pada sisi bertekanan steering gear yang telah dilepas
akan berkurang karena aliran oli mengalir (power steering gear yang telah
melalui valve dan piston ke sisi tekanan dilepas dari draglink) diputar lebih
rendah dan ke reservoir melalui return dari 1.6 revolusi (18.6 : 1 ) atau 2.0
channel. revolusi (23.4 : 1) dari posisi
tengah. Ini menyebabkan
Piston lebih dekat ke posisi akhir, lebih perubahan posisi preset dari valve
banyak tekanan oli yang dikurangi, sleeve di dalam piston.
menghasilkan pengurangan pada kerja
227
1. Piston
2. Valve sleeve
3. Piston pin
4. Spacing sleeve
5. Hexagon bolt
6. Adjusting screw
7. Cylinder chamber
8. Compression spring
228
Alternator
Function
Engine control unit menentukan kapan alternator bekerja. Kecepata engine harus tercukupi,
misalnya sekitar 400 rpm, untuk memastikan telah bekerja. Engine control unit menerima
sinyal dari alternator jika alternator telah bekerja dan telah melakukan proses pengisian.
Jika engine control unit mendeteksi kegagalan pada proses pengisian dari alternator, lampu
pengisian pada instrument cluster akan menginformasikan kepada pengemudi dan kode
kesalahan juga akan dibangkitkan pada saat yang sama. Setelah memeriksa kabel dan
konektor, disarankan untuk memeriksa pada alternator.
Alternator digerakkan oleh poly-V-belt pada engine. Ketika kecepatan engine bertambah,
kecepatan alternator juga bertambah sehingga menghasilkan tegangan yang lebih tinggi pada
alternator.
1. Not used
2. L
3. 15
4. Not used
5. Not used
229
Pada alternator Bosch, konstruksi regulator pengisian menjadi satu kesatuan dengan carbon
brushes. Meskipun, pada alternator Melco, konstruksi regulator pengisian terpisah dengan
carbo brushes.
Carbon brushes menempel pada slip rings. Agar alternator dapat berfungsi dengan baik
carbon brushes harus memiliki panjang yang tepat.
Jika saat kondisi kendaraan diam, tenaga listrik yang diperlukan lebih besar, kecepatan
engine dapat ditingkatkan dengan mengatur idle speed.
230
M1, Starter motor
Overview
Bosch EVB and GVB
Bosch HXF
Melco 105P70
231
M1, Starter motor
Function
1. Starter relay
2. Pre-relay
Starter motor diaktifkan dengan kendali tegangan dari engine control unit dan melalui
tegangan baterai (30 supply).
Ketika kendali tegangan diaktifkan, starter relay (solenoid) dalam strater motor diberikan
tenaga. Ketika kendali tegangan dihilangkan, solenoid switch tidak lagi ada tenaganya.
232
Activating Melco 105P70
Starter motor diaktifkan dengan kendali tegangan dari engine control unit dan melalui
tegangan baterai (30 supply).
Ketika kendali tegangan diaktifkan, starter relay (solenoid) dalam strater motor diberikan
tenaga. Ketika kendali tegangan dihilangkan, solenoid switch tidak lagi ada tenaganya.
1. Ketika starter key diputar ke posisi start, engine control unit mengirimkan sinyal
tegangan ke pre-relay yang akan memberikan tenaga ke starter relay. Ketika
solenoid switch disuplai dengan tegangan, solenoid akan terdorong ke engine starter
ring gear menggunakan control arm pada starter motor pinion. Starter motor pinion
dapat bergeser di atas motor rotor shaft. Ketika menyesuaikan letak starter motor
pinion ke dalam starter ring gear, starter motor berputar secara perlahan sampai
starter motor pinion tepat pada posisinya.
2. Ketika pinion terhubung secara penuh dengan engine starter ring gear, sepasang
konektor pada starter relay saling berhubungan dan mensuplai seluruh arus ke starter
motor.
3. Ketika engine telah di-start, starter pinion akan mencegah putaran engine untuk
memutar starter motor pada kecepatan yang terlalu tinggi melalui putaran freewheel.
Starter motor pinion tetap terhubung dengan starter ring gear smpai tegangan tidak
ada suplai tegangan lagi ke starter relay. Starter motor pinion dikembalikan ke posisi
semula oleh return spring pada solenoid switch dan arus yang menuju ke starter
motor terputus.
Engine control unit memantau langkah-langkah proses starting. Kode kesalahan akan
dibangkitkan, jika langkah-langkah proses starting tidak dilakukan dengan normal.
Starter motor seharusnya tidak boleh bekerja lebih dari 30 detik untuk mencegah
overheating. Setelah itu starter motor harus di-istirahat-kan paling sebentar selama 30 detik.
Starter motor hanya bisa digunakan 5 kali dalam sekali proses. Setelah itu harus di-istirahat-
kan selama 15 menit.
233
Pada keadaan darurat, starter motor pada kendaraan dengan gearbox manual dapat
dioperasikan untuk maksimum 64 detik guna memindahkan kendaraan ke posisi aman.
Setelah itu, control unit akan me-non-aktif-kan starter motor.
2. Ketika pinion terhubung secara penuh dengan engine starter ring gear, sepasang
konektor pada starter relay saling berhubungan dan mensuplai seluruh arus ke starter
motor.
3. Ketika engine telah di-start, starter pinion akan mencegah putaran engine untuk
memutar starter motor pada kecepatan yang terlalu tinggi melalui putaran freewheel.
Starter motor pinion tetap terhubung dengan starter ring gear smpai tegangan tidak
ada suplai tegangan lagi ke starter relay. Starter motor pinion dikembalikan ke posisi
semula oleh return spring pada solenoid switch dan arus yang menuju ke starter
motor terputus.
Engine control unit memantau langkah-langkah proses starting. Kode kesalahan akan
dibangkitkan, jika langkah-langkah proses starting tidak dilakukan dengan normal.
Starter motor seharusnya tidak boleh bekerja lebih dari 30 detik untuk mencegah
overheating. Setelah itu starter motor harus di-istirahat-kan paling sebentar selama 30 detik.
Starter motor hanya bisa digunakan 5 kali dalam sekali proses. Setelah itu harus di-istirahat-
kan selama 15 menit.
Pada keadaan darurat, starter motor pada kendaraan dengan gearbox manual dapat
dioperasikan untuk maksimum 64 detik guna memindahkan kendaraan ke posisi aman.
Setelah itu, control unit akan me-non-aktif-kan starter motor.
234
M1, Starter motor
Location
235
ICL, Instrument cluster
Overview
ICL2
U 31 - Earth
236
ICL, Instrument cluster
Purpose
ICL control unit mengirimkan dan menerima pesan dan sinyal dari sistem lainnya. ICL
control unit mengumpulkan informasi tersebut yang kemudian diproses untuk ditampilkan
sebagai informasi di instrument cluster.
237
ICL, Instrument cluster
Function
ICL2
Instrument cluster menampilkan informasi dari control unit lainnya. Informasi yang
ditampilkan antara lain oleh tampilan gauges, lampu indikator dan/atau dengan suara, atau
sebagai tampilan pesan.
ICL2 VDV memiliki dua guages, menunjukkan kecepatan engine dan kecepatan kendaraan.
ICL2 Basic dan ICL2 Colour memiliki empat gauges, menunjukkan kecepatan engine,
kecepatan kendaraan, suhu coolant dan tingkat ketinggian fuel. ICL2 Colour+ memiliki
enam gauges, menunjukkan kecepatan engine, kecepatan kendaraan, suhu coolant, tingkat
ketinggian fuel, konsumsi fuel dan tekanan oli engine.
Informasi lainnya ditampilkan melalui lampu indikator atau tampilan teks pada display.
Terdapat juga lampu indikator yang menampilkan informasi dan peringatan sesuai dengan
beberapa bodywork.
Informasi yang ditampilkan pada display dipilih dengan menekan tombol INFO pada steering
wheel switch module. Display juga sebagai tambahan pada lampu indikator dan pada
beberapa kondisi yang ditampilkan di sini sedikit lebih detail daripada melalui lampu
indikator.
238
239