Anda di halaman 1dari 56

INSPEKTORAT DAERAH

KAB. GARUT
FGD Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Desa pada
Pemerintah Kabupaten Garut

Pengawasan Pengelolaan Kamis, 14 Desember 2023

Keuangan Desa yang Akuntabel


dalam Rangka Peningkatan
Produktivitas untuk Transformasi
Ekonomi Desa yang Berkelanjutan
Drs. Undang Suryana, M.Si.
Auditor madya
ViSi RPJMD
“GARUT YANG BERTAQWA, MAJU DAN SEJAHTERA“

MISI ke-2 :
Mewujudkan Pelayanan Publik yang Profesional dan Amanah
disertai Tatakelola Pemerintahan Daerah yang Baik dan Bersih.
RENSTRA 2019 - 2024
TUJUAN
Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta
Profesionalisme Pelayanan Publik

SASARAN 1. Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan


Bersih;
2. Meningkatnya Kualitas Pengawasan.
PERBUP G
ARUT NO
TENTANG 139 TAHUN

TUGAS
2 0 19
PERUBAH
AN KEDUA
TAHUN 20 ATAS PERA
16 TENTAN TURAN BU
PERANGK G KEDUD PATI GARU
AT DAERA UKAN DAN T NOMOR
KABUPATE H SUSUNAN 27
N GARUT ORGANISA
Bagian Kee SI
mpat Pasa
l 16

INSPEKTORAT
(mengacu p
ada Peratu
Perangkat ran Pemerin
Daerah) tah Nomor
72 Tahun 2
019 tentan
g

MEMBANTU BUPATI MEMBINA DAN MENGAWASI


PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG
MENJADI KEWENANGAN DAERAH DAN TUGAS
PEMBANTUAN OLEH PERANGKAT DAERAH
PERATURAN BUPATI GARUT NO 79 TAHUN 2020
FUNGSI TENTANG
TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH
I N S PE K T O RAT KABUPATEN GARUT

1 Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;

2 Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya

3 Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Bupati dan Gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat

4 Penyusunan laporan hasil pengawasan

5 Pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak pidana korupsi

6 Pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak pidana korupsi;

7 Pengawasan pelaksanaan program reformasi birokrasi

8 Pelaksanaan administrasi Inspektorat Daerah Kabupaten

9 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan


tugas dan fungsinya.
Kec. Malangbong 24 Desa

Kec. Kadungora 14 Desa

KLIEN KECAMATAN
Kec. Tarogong Kaler 12
Desa
Kec. Samarang 13 Desa

Kec. Cisompet 11 Desa


IRBAN
Kec. Pakenjeng 13 Desa

Kec. Banjarwangi

Kec. Cibiuk 5 Desa


JUMLAH FUNGSIONAL 13
ORANG Kec. Sukaresmi 7 Desa

Kec. Mekarmukti 5 Desa

Ket :

Garis koordinasi pengawasan,


pembinaan dan konsultasi
Kec. Cilawu 18 Desa

Kec. Karangpawitan 16 Desa

Kec. Leles 12 Desa


IRBAN

KLIEN KECAMATAN
Kec. Cikajang 12 Desa

2 Kec. Wanaraja 9 Desa

Kec. Pameungpeuk 8 desa

Kec. Talegong 7 Desa


JUMLAH FUNGSIONAL 13
ORANG Kec. Karangtengah 4 Desa

Kec. Cigedug 5 Desa

Kec. Caringin 6 Desa

Kec. Cisewu 9 Desa

Ket :
Garis koordinasi pengawasan, pembinaan dan konsultasi
Kec. Bayongbong 18 Desa

Kec. Cisurupan 11 Desa

KLIEN KECAMATAN
Kec. Leuwigoong 8 Desa

Kec. Cibatu 11 desa

Kec. Sukawening 11 Desa

IRBAN . Kec. Cikelet 11 Desa

Kec. Sucinaraja 7 Desa

Kec. Kersamanah 6 Desa

JUMLAH FUNGSIONAL 13 Kec. Peundeuy 6 Desa


ORANG
Kec. Pamulihan 5 Desa

Kec. Garut Kota 11 Kel


Ket :

Garis koordinasi pengawasan, pembinaan dan konsultasi


Kec. Banyuresmi 15 Desa

Kec. Limbangan 14 Desa

Kec. Pangatikan 8 Desa

KLIEN KECAMATAN
IRBAN Kec. Pasirwangi 12 Desa

4
Kec. Cibalong 11 Desa

Kec. Bungbulang 13 Desa

Kec. Singajaya 9 Desa


JUMLAH FUNGSIONAL 13
ORANG Kec. Tarogongkidu 7 Desal, 5 kel

Kec. Selaawi 7 Desa

Kec. Cihurip 4 Desa

Ket :

Garis koordinasi pengawasan, pembinaan dan konsultasi


IRBAN
INVESTIGASI DAN PENGADUAN

WILAYAH KERJA 33 SKPD,


42 KECAMATAN DAN 421 DESA
OBYEK PEMBINAAN & PENGAWASAN INSPEKTORAT

SKPD
(DINAS/BADAN) SKPD (KECAMATAN) DESA BUMD/BLUD

33 42 421 3 BUMD
SKPD KECAMATAN DESA 1 BLUD
Penetapan Desa yang dijadikan sampel Pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan
dan aset desa, dilakukan identifikasi terhadap 12 faktor risiko:

a. Faktor risiko keuangan 1) Proporsi belanja operasional terhadap belanja


APB Desa; 2) Kewajaran pencairan dana dari Rekening Kas Desa (RKD); 3)
Proporsi selisih lebih anggaran (SiLPA) akhir tahun terhadap APB Desa; 4)
Kewajaran pengeluaran belanja kegiatan tanpa SPP Panjar; 5) Kewajaran
pemungutan/pemotongan kewajiban perpajakan; 6) Kewajaran penyetoran
kewajiban perpajakan.
b. Faktor risiko non keuangan 1) Waktu penetapan RKP Desa; 2) Waktu
penetapan APB Desa; 3) Kompetensi/kapabilitas SDM perangkat desa; 4)
Kondisi geografis desa; 5) Pembinaan pengelolaan keuangan desa; 6)
Pengawasan pengelolaan keuangan desa;
Pembinaan dan Pengawasan Keuangan Desa
a. Pemerintah dalam hal ini adalah Menteri Dalam

Dasar Hukum
dengan Negeri yang melakukan pembinaan umum
penjelasan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. Pemerintah Daerah Provinsi dalam hal ini adalah
A. Pasal 112 Ayat : Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.

Dengan Mandat dari : (1) Pemerintah, Pemda Provinsi, dan Pemda Kab/Kota membina dan
Mengawasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
(2) Pemerintah, Pemda Provinsi, dan Pemda Kab/Kota dapat
mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kepada Perangkat
1. UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa; Daerah;
B. Pasal 113 Pembinaan dan Pengawasan yang dilakukan oleh
Pemerintah meliputi:
a. Memberikan pedoman dan standar pelaksanaan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
A. BPD. Pasal 51 - Kepala Desa menyampaikan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa setiap akhir
SUBYEK
3. PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan tahun anggaran kepada BPD secara tertulis paling
PENGAWASAN DESA
Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun lambat 3 (tiga) bulan dari akhir tahun anggaran;
B. Masyarakat. Pasal 127 Ayat (2) huruf:
2014 tentang Desa; Mendorong partisipasi masyarakat dalam
perencanaan dan pembangunan Desa yang
dilaksanakan secara swakelola oleh Desa;
C. Camat. Pasal 154 Ayat (1) huruf:
4. PP No. 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Camat atau sebutan lain melakukan tugas pembinaan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan dan pengawasan desa.
Pasal 19 ayat (5):
Pembinaan dan pengawasan oleh inspcktorat
kabupaten/kota dilaksanakan untuk menjaga
5. Permendagri No. 20 Tahun 2018 tentang akuntabilitas pcngelolaan keuangan desa;
Pengelolaan Keuangan Desa.
Pasal 74 Ayat (3):
Bupati/Wali Kota membina dan mengawasi pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa yang dikoordinasikan dengan

1 APIP Daerah kabupaten/kota.


Gambaran Umum
Pengelolaan Keuangan Desa
Berdasarkan Semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang
 UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.
 PERMENDAGRI No. 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja,
pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan
desa yang baik.

1. Struktur Organisasi Pengelolaan Keuangan Desa 3. Pengadaan Barang dan Jasa Desa (PBJ)
 Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dipegang PBJ di Desa pada prinsipnya dilakukan secara Swakelola
oleh Kepala Desa. dengan memaksimalkan penggunaan material/bahan dari
 Kekuasaan pengelolaan keuangan desa sebagian wilayah setempat, dilaksanakan secara gotong royong dengan
dikuasakan kepada PPKD melibatkan partisipasi masyarakat setempat.
 Perangkat Desa terdiri atas sekretariat desa,
pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis.
4. Perpajakan Desa
2. Siklus Pengelolaan Keuangan Desa Setiap pengeluaran kas desa yang menyebabkan beban
atas anggaran Belanja Desa dikenakan pajak sesuai
a) Perencanaan Keuangan Desa d) Pelaporan Keuangan Desa dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
b) Pelaksanaan Keuangan Desa e) Pertanggungjawaban
c) Penata Usahaan Keuangan Desa Keuangan Desa
Gambaran Umum
Berdasarkan PERMENDAGRI No. 73 Tahun 2020 Yang dilakukan Oleh :
tentang Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa

Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa adalah usaha, 1 Menteri Dalam Negeri


tindakan, dan kegiatan yang ditujukan untuk Melakukan Pengawasan Pengelolaan
memastikan Pengelolaan Keuangan Desa berjalan Keuangan Desa Secara Nasional yang
secara transparan, akuntabel, tertib dan disiplin dilaksanakan Oleh APIP Kementerian
anggaran, serta partisipatif sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan 2 Gubernur
Sebagai Wakil Pemerintah Pusat Melakukan
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa Di
Wilayah Daerah Provinsi Yang Dilaksanakan
Oleh APIP Daerah Provinsi
3 Bupati/Wali Kota
Melakukan Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa Di Wilayah Daerah
Kabupaten/Kota yang dilaksanakan Oleh APIP
Daerah Kab/Kota dan Camat

4 Badan Permusyawaratan Daerah (BPD)

5 Masyarakat Desa
PENGAWASAN OLEH APIP
2
Ruang Lingkup Pengawasan
Bentuk Pengawasan
a. Reviu;
B. Monitoring; APIP
APIP APIP
C. Evaluasi; Provinsi Kab/Kota
Kementerian
D. Pemeriksaan; Dan
E. Pengawasan Lainnya.

a. Evaluasi Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Desa a. Evaluasi Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan a. Evaluasi Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan
Secara Nasional; Desa Lingkup Daerah Provinsi; Desa Lingkup Daerah Kab/Kota;
b. Pemeriksaan Terhadap Binwas Yang Dilakukan Oleh GWPP Atas b. Pemeriksaan Terhadap Binwas Yang Dilakukan Oleh b. pemeriksaan kinerja Pengelolaan Keuangan dan Aset
Pelaksanaan Tugas Bupati/Walikota; Bupati/Wali Kota; Desa;
c. Pemeriksaan Terhadap Pembinaan GWPP Dalam Peningkatan c. Pemeriksaan Terhadap Pembinaan Bupati/Wali Kota c. pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan BUM
Kapasitas Aparatur Kabupaten/Kota; Dalam Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa;
d. Pemeriksaan Kebijakan Bantuan Keuangan Yang Bersumber Kabupaten/Kota; d. reviu atas proses evaluasi Rancangan APB Desa
Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Ke d. Reviu Kebijakan Yang Ditetapkan Oleh Bupati/Wali mengenai APB Desa, termasuk konsistensi dengan
Desa; Kota Yang Berhubungan Dengan Pengelolaan RKP Desa;
e. Pemeriksaan Terhadap Pembinaan Dan Pengawasan Yang Keuangan Desa Dan BUM Desa; e. reviu atas kualitas belanja Desa
Dilakukan Oleh GWPP Atas Pelaksanaan Tugas Bupati/Wali Kota e. Reviu Perhitungan Rincian Dan Penyaluran Dana f. reviu pengadaan barang dan jasa di Desa
Dalam Binwas Terkait Pengelolaan BUM Desa; Dan Desa, Alokasi Dana Desa, Dan Dana Transfer g. pemantauan atas penyaluran dana transfer ke Desa
f. Pemeriksaan Investigatif. Kabupaten/Kota Ke Desa Yang Dilakukan Oleh dan capaian keluaran Desa; dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; h. Pemeriksaan Investigatif.
f. Pemantauan Atas Penyaluran Dana Transfer Ke Desa
Dan Capaian Keluaran Desa; Dan
g. Pemeriksaan Investigatif.
Tahapan Pengawasan • Dalam Penetapan tim Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa dilakukan oleh pimpinan APIP
Kementerian dan pimpinan APIP daerah sesuai
kewenangan masing-masing dengan memperhatikan
1. Perencanaan kompetensi teknis.

APIP melaksanakan Pengawasan Pengelolaan Keuangan • Pengumpulan informasi umum obyek


Desa Pengawasan Pengelolaan Keuangan
berdasarkan fokus dan sasaran melalui: Desa sebagaimana dimaksud dilakukan
a. penetapan tim Pengawasan Pengelolaan Keuangan untuk mengumpulkan informasi dan
Desa; memahami obyek Pengawasan
b. pengumpulan informasi umum obyek Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa.
Pengelolaan Keuangan Desa;
c. penentuan skala prioritas; dan • Penentuan skala prioritas dilakukan untuk
d. penyusunan program kerja Pengawasan Pengelolaan mengidentifikasi dan memetakan area
Keuangan Desa. Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
yang berisiko tinggi terhadap
penyimpangan

• Penyusunan program kerja Pengawasan


Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana
dimaksud dilakukan untuk merancang uraian
langkah pengawasan yang akan dilakukan oleh
tim Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa.
Tahapan Pengawasan
1. Perencanaan
Jadwal pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan untuk APIP Kementerian ditetapkan dengan
Keuangan Desa disusun berdasarkan prinsip
kesesuaian, keterpaduan, menghindari tumpang tindih, Keputusan Menteri
efisiensi, dan efektivitas dalam penggunaan sumber
daya Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa. untuk APIP Provinsi ditetapkan dengan

Dengan Sususan TIM Pengawasan untuk APIP Kabupaten/Kota ditetapkan dengan

Inspektur atau Inspektur Pembantu


Penganggung Jawab
Keputusan Gubernur

Pengendali Teknis Pejabat Fungsional jenjang Madya

Pejabat Fungsional jenjang Muda


Ketua Tim

Pejabat Fungsional dan/atau Keputusan Walikota


Anggota Tim pelaksana bersertifikat
Tahapan Pengawasan

2. Pelaksanaan
 Dilakukan sesuai dengan langkah kerja yang telah ditentukan dalam program
kerja Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
 Langkah kerja sebagaimana dimaksud
menggunakan metode:
a. telaah dokumen;  Hasil pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan
b. wawancara; Keuangan Desa sebagaimana dimaksud pada
c. analisis data; ayat (1) dituangkan dalam dokumen kertas kerja
d. kuesioner; Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa.
e. survei;
f. inspeksi;
g. observasi; dan/atau
h. metode lainnya terkait pengawasan.
Tahapan Pengawasan

3. Pelaporan
 Pelaporan dituangkan dalam laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa.
yang memuat :
a) temuan dalam Pengelolaan Keuangan Desa; dan
b) rekomendasi atas perbaikan untuk dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah Desa
dan/atau pemerintah daerah.
 Laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa direviu secara berjenjang dan
ditanda tangani oleh inspektur sesuai kewenangan masing-masing paling lama 2 (dua)
minggu setelah pengawasan selesai dilakukan.
 Laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa disampaikan kepada gubernur,
bupati/wali kota, dan/atau kepala Desa dengan tembusan inspektur jenderal Kementerian
untuk hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa APIP daerah provinsi dan inspektur
daerah provinsi untuk hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa APIP daerah
kabupaten/kota.
Tahapan Pengawasan

4. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan


 Hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa, wajib ditindaklanjuti oleh gubernur, wakil gubernur, bupati,
wakil bupati, wali kota, wakil wali kota, kepala perangkat daerah terkait, kepala Desa, dan/atau pihak yang
disebutkan dalam laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa paling lama 60 (enam puluh) hari
kalender sejak laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa diterima.
 Pimpinan APIP Kementerian dan pimpinan APIP daerah sesuai kewenangan masing-masing melakukan
penelaahan atas tindak lanjut yang dilakukan oleh gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota,
wakil wali kota, kepala perangkat daerah terkait, kepala Desa, dan/atau pihak yang disebutkan dalam laporan
hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa.
 Penelaahan sebagaimana dimaksud diklasifikasikan menjadi:
a) tindak lanjut telah sesuai dengan rekomendasi, apabila rekomendasi pimpinan APIP Kementerian dan
pimpinan APIP daerah sesuai kewenangan masing-masing telah ditindaklanjuti secara memadai;
b) tindak lanjut belum sesuai dengan rekomendasi, apabila tindak lanjut rekomendasi pimpinan APIP
Kementerian dan pimpinan APIP daerah sesuai kewenangan masing-masing masih dalam proses atau
telah ditindaklanjuti tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan rekomendasi;
c) rekomendasi belum ditindaklanjuti, apabila rekomendasi pimpinan APIP Kementerian dan pimpinan
APIP daerah sesuai kewenangan masing-masing belum ditindaklanjuti; dan
d) rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti, apabila rekomendasi yang tidak dapat ditindaklanjuti secara
efektif, efisien, dan ekonomis berdasarkan pertimbangan profesional APIP.
PENGAWASAN OLEH CAMAT
3
Bentuk Pengawasan

Evaluasi Rancangan Peraturan Desa Terkait Dengan APB Desa

Evaluasi Pengelolaan Keuangan Desa Dan Aset Desa

Evaluasi Dokumen Laporan Pertanggungjawaban APB Desa

Hasil Pengawasan
• Hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa oleh Camat
disampaikan kepada Bupati/Walikota dan ditembuskan
kepada APIP daerah kabupaten/kota.

• Selanjutnya Hasil Pengawasan tersebut menjadi bahan


bagi APIP daerah kabupaten/kota untuk menentukan ruang
lingkup Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
PENGAWASAN OLEH BPD
DAN MASYARAKAT DESA

BPD MASYARAKAT DESA


Badan Permusyawaratan Desa melakukan pengawasan Masyarakat Desa melakukan pengawasan melalui
terhadap kinerja Kepala Desa dalam Pengelolaan Keuangan pemantauan terhadap Pengelolaan Keuangan Desa
Desa, melalui: dengan cara meminta dan mendapatkan informasi dari
a. Perencanaan kegiatan dan anggaran Pemerintahan Pemerintah Desa. Informasinya antara lain:
Desa; a. APB Desa;
b. Pelaksana kegiatan anggaran dan tim yang
b. Pelaksanaan kegiatan;
melaksanakan kegiatan;
c. Laporan pelaksanaan APB Desa; dan c. Realisasi APB Desa;
d. Capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa, dan APB d. Realisasi kegiatan;
Desa. e. Kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak
terlaksana; dan
Hasil pengawasan Oleh BPD f. Sisa anggaran.
Disampaikan kepada kepala Desa dalam musyawarah
Badan Permusyawaratan Desa dan juga disampaikan Hasil Pemantauan Oleh Masyarakat
kepada camat dan APIP daerah kabupaten/kota. disampaikan kepada Pemerintah Desa dan BPD untuk
mendapatkan tanggapan atau tindaklanjut, jika terdapat
keluhan diselesaikan secara mandiri oleh Desa
berdasarkan kearifan lokal melalui musyawarah pada
BPD, bila kurang memuaskan bisa di sampaikan ke
camat untuk dilakukan mediasi, dan apabila indikasi
pelanggaran dapat menyampaikan ke APIP
Langkah Kerja
LANGKAH KERJA PENGAWASAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA OLEH APIP KABUPATEN/KOTA

6
Format Program Kerja
LANGKAH KERJA PENGAWASAN
APIP KABUPATEN/KOTA
B. PEMERIKSAAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
ASET DESA
1. Pengertian
Pemeriksaan kinerja atas pengelolaan keuangan dan Aset Desa bertujuan
memastikan bahwa pengelolaan keuangan desa telah dilaksanakan secara ekonomis,
efisien, efektif, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta mendapatkan keyakinan penatausahaan aset desa

2. Tujuan
1) Menilai 3E (ekonomis, efisien, dan efektif) dan ketaatan
2) Memberikan rekomendasi perbaikan tata kelola keuangan desa dan aset desa

3. Sasaran
1) perencanaan keuangan;
5) penatausahaan kewajiban perpajakan;
2) penatausahaan pendapatan;
6) penatausahaan aset;
3) penatausahaan belanja;
7) pemanfaatan hasil kegiatan; dan
4) penatausahaan pembiayaan;
8) penatausahaan asset desa.
penatausahaan pengadaan
barang dan jasa;
LANGKAH KERJA PENGAWASAN Format Program Kerja ( Lanjutan)
APIP KABUPATEN/KOTA
B. PEMERIKSAAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
ASET DESA
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pemeriksaan kinerja atas pengelolaan keuangan dan Aset Desa
desa meliputi:
1) penatausahaan aspek administratif, aspek keuangan, dan aspek operasional
pemerintahan desa dalam suatu periode pemeriksaan/audit, dari 1 Januari
sampai dengan 31 Desember pada tahun anggaran yang ditetapkan.
2) Pemantauan atas penatau usahaan aset desa mencakup ruang lingkup
sebagai berikut
a. Kelengkapan dokumen penatausahaan aset desa.
b. Kepatuhan pencatatan aset desa ( kesesuaian belanja modal serta
kapitalisasi).
3) Inventarisasi atau keberadaan/penguasaan aset desa
5. Metodologi
1. Waktu Pelaksaan pemeriksaan sesuai dengan rencana pengawasan.
2. Perolehan Jumlah Bukti audit yang akan diuji mengggunakan teknik
sampling dengan pendekatan risiko dengan menggunakan aplikasi
Siswaskeudes
3. Melakukan pembandingan pertanggungjawaban pelaksanaan
kegiatan dengan ketentuan pengelolaan keuangan desa.
4. Penyusunan langkah kerja untuk mendeteksi adanya ketidaksesuaian
dari ketentuan.
LANGKAH KERJA PENGAWASAN Format Program Kerja ( Lanjutan)

APIP KABUPATEN/KOTA
C. PEMERIKSAAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN BUM DESA
1. Pengertian
serangkaian proses telaah dan pengujian atas pengelolaan keuangan BUMDes
untuk mendapatkan keyakinan terbatas mengenai kepatuhan dan efektivitasnya.
2. Tujuan
Mendapatkan keyakinan terbatas atas Kepatuhan dan Efektivitas Penyertaan
Modal pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Dampaknya bagi
Peningkatan Pendapatan Asli Desa.
3. Sasaran
1) Kelayakan Penyertaan Modal ke BUMDes
2) Akuntabilitas keuangan BUMDes
4. Ruang Lingkup
Penyertaan modal ke BUMDes, bagi hasil BUMDes dan pertanggungjawaban
5. Metodologi
1. Jadwal pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan Rencana Pengawasan
Tahunan
2. Perolehan Jumlah Bukti audit yang akan diuji mengggunakan teknik
sampling dengan pendekatan risiko.
3. Melakukan pembandingan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
dengan ketentuan pengelolaan keuangan desa.
4. Penyusunan langkah kerja untuk mendeteksi adanya ketidaksesuaian dari
ketentuan.
Format Program Kerja
LANGKAH KERJA PENGAWASAN
APIP KABUPATEN/KOTA
H. PEMERIKSAAN INVESTIGATIF

1. Pengertian
Proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan bukti secara sistematis yang
bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya
guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya.
2. Tujuan
Bertujuan adalah membuktikan bahwa kecurangan (fraud) benar-benar terjadi.
3. Sasaran
Kegiatan-kegiatan terkait pengelolaan keuangan desa yang di dalamnya diduga
terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
4. Ruang Lingkup
Meliputi pengelolaan keuangan desa yang tidak sesuai dengan ketentuan
perundangan.
5. Metodologi
1) Perolehan Jumlah Bukti audit yang akan diuji secara memadai.
2) Melakukan pembandingan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
dengan ketentuan pengelolaan keuangan desa.
3) Penyusunan langkah kerja untuk mendeteksi adanya ketidaksesuaian dari
ketentuan.
PEMBINAAN &
Pasal EKSISTENSI BUMDesa DALAM IMPLEMENTASI
PENGAWASAN
MENTERI, GUBERNUR,
32 PERMENDESA PDTT NO. 4 TAHUN 2015
BUPATI Pasal 7 & 8 PERATURA TDK PUNYA
N DESA UNIT USAHA
Pasal 17 s.d 18 Pasal 2 s.d 6
BENTU
PERMODALAN BUMDes PENDIRIAN K
BUMDES BUMDesa ORGA
Pasal 28 s.d 30 a NISASI
KERJASAMA
BADAN PUNYA UNIT
ANTAR
HUKUM USAHA
DESA
/BUMDESMA
MUSY
Pasal 9 s.d 16 AWAR
AH KERJASAM
KEPENGURUSA DESA MAKSUD TUJUAN INISIATIF
MUSDES A ANTAR
N BUMDES PENDIRIAN PENDIRIAN PENDIRIAN
DESA

PERTANGGUNGJAWA
BAN PELAKSANAAN
LAPORAN BUMDESA
AKUNTANS
I

PENGELOLA PENASIHAT /
PENGAWAS
OPERASIONAL EX OFFICIO BPD

Pasal
27
TIDAK
BERHASIL /
UNTUNG
BERHASIL / UNIT UNIT UNIT
PAILIT USAHA USAHA USAHA
Pasal 34
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan
HASIL
Pasal Pasal 19 s.d 25 mengenai Badan Usaha Milik Desa dalam Peraturan Menteri
USAHA 26 Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik
BUMDES Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Titik Rawan Pengelolaan Keuangan Desa
PESERTA

1. Perancanaan 2. Penganggaran 3. Pelaksanaan


a. Keselarasan a. Unifikasi dan a. Pengadaan Barang
Perencanaan; Integrasi Anggaran; dan Jasa (PBJ);
b. Tingkat Partisipas; dan b. Harmonisasi Kepala b. Kewajiban
c. Kualitas RKP Desa. Desa dan BPD; dan Perpajakan; dan
c. Evaluasi APBDes c. Kepala Desa yang
oleh Camat. ‘Powerfull’.

6. Khusus Bantuan
Langsung Tunai utk
5. Pelaporan dan 4. Penatausahaan
menghadapi Pademi C-19 Pertanggungjawaban a. Administrasi
a. Pendataan Calon pembukuan;
a. Jumlah laporan yang
Penerima BLT b. Cara peng-SPJ-an;
harus dibuat; dan
b. Besaran Jumlah BLT c. Pencatatan kekayaan
b. Tatacara pelaporan. desa; dan
c. Penyerahan BLT tepat
sasaran, lokasi, waktu d. Konsep Belanja Modal
dan Belanja Barang.36
dan jumlah.
PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN
A. KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN

TUJUAN PRINSIP STRATEGI

menciptakan suatu lingkungan yang


memungkinkan masyarakatnya untuk
menikmati kehidupan yang kreatif, sehat dan
berumur panjang
Prinsip-Prinsip Pembangunan Ekonomi Pedesaan

Prinsip-Prinsip Pembangunan Ekonomi


Pedesaan

paransi Dapat
bukaan) Partisipasi Dapat Dinikmati Dipertanggung Berkelanjutan
Masyarakat jawabkan (Sustainable)
(Akuntabilitas)
Strategi Pembangunan Pedesaan

Strategi Terpadu
Strategi Strategi Strategi dan Menyeluruh
Pertumbuhan Kesejahteraan Responsif terhadap
Kebutuhan
Masyarakat
B. PEMBERDAYAAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN

1.Berkembangnya
TUJUAN Usaha Ekonomi
PRINSIP Masyarakat Dalam Dinamika Tata
STRATEGI
Kehidupan Perdesaan Yang Berdaya”.
2.Misi Memantapkan kelembagaan pangan masyarakat dan usaha
pertanian perdesaan;
3. Mendayagunakan lembaga keuangan mikro dan usaha desa sebagai
penggerak perekonomian lokal;
4.Memperluas jaringan dan akses pasar untuk mendorong pengembangan
produksi unggulan perdesaan;
5.Mengembangkan usaha ekonomi keluarga dan industri rumah tangga;
6.Mengoptimalkan potensi ekonomi perdesaan dan bantuan bagi
masyarakat tertinggal.
OBYEK PEMBINAAN & PENGAWASAN INSPEKTORAT

SKPD
(DINAS/BADAN) SKPD (KECAMATAN) DESA BUMD/BLUD

33 42 421 3 BUMD
SKPD KECAMATAN DESA 1 BLUD
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
• Permendes Nomor 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2023, diprioritaskan untuk program kegiatan percepatan pencapaian
SDGs Desa, yang meliputi:

• Pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa;


• Program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa; dan
• Mitigasi dan penanganan bencana alam dan non alam sesuai kewenangan
Desa
43

TPB/SDGs Menyempurnakan MDGs

• Dicanangkan pada tahun 2015 dan selesai pada tahun 2030 dengan 17 tujuan
44
45
46
47
48
• Dengan 18 tujuan yang telah dirumuskan, SDGs Desa bukan sekadar agenda
pembangunan, melainkan refleksi atas aspirasi bersama untuk desa yang
lebih baik. Sebuah desa yang tak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi
juga kaya akan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan. Di tengah
derasnya arus globalisasi, kearifan lokal desa tetap menjadi bintang penuntun
yang menerangi jalan menuju masa depan yang lebih cerah.

• Di tengah pesatnya perubahan zaman, desa memiliki peran yang tak kalah
penting dalam konteks pembangunan nasional. Sebagai bagian dari upaya
global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, Indonesia merumuskan
SDGs Desa. Ini adalah refleksi atas komitmen negara untuk memastikan
bahwa desa, sebagai bagian integral dari pembangunan, tak terlewatkan
dalam upaya menuju Indonesia yang lebih adil dan sejahtera
STATUS DESA BERDASARKAN PENGUKURAN INDEKS DESA
MEMBANGUN (IDM) TAHUN 2023

DESA MANDIRI DESA MAJU DESA BERKEMBANG

106 184 132


DESA DESA DESA
STATUS DESA BERDASARKAN PENGUKURAN INDEKS DESA
MEMBANGUN (IDM) TAHUN 2023

DESA MANDIRI DESA MAJU DESA BERKEMBANG

gambaran dari kesuksesan pembangunan desa yang memiliki potensi Desa potensial
desa. Desa ini memiliki kemampuan luar dan mampu mengelola menjadi Desa Maju, yang
biasa dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakatnya. Dengan IDM lebih besar
sumber daya sosial, ekonomi, memiliki potensi sumber
dari 0,8155, Desa Mandiri mampu dan lingkungannya, untuk daya sosial, ekonomi, dan
mempertahankan ketahanan sosial, menanggulangi kemiskinan ekologi tetapi belum
ekonomi, dan ekologi secara
serta meningkatkan mengelolanya secara
berkelanjutan.
Desa Mandiri memberikan kesempatan
kesejahteraan masyarakat optimal untuk peningkatan
bagi masyarakat desa untuk kesejahteraan
mengembangkan potensi ekonomi lokal masyarakat Desa, kualitas
mereka. Dengan menggunakan sumber hidup manusia dan
daya alam yang ada di sekitarnya secara
berkelanjutan, desa-desa menanggulangi kemiskinan
dapat menciptakan lapangan kerja baru,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
dan memperkuat perekonomian lokal
Ringkasan Umum Temuan Audit Operasional
1. Tingkat kepatuhan terhadap penyetoran pajak masih rendah, dengan masih ditemukannya
yang tidak menyetorkan pajak kegiatan;
2. Adanya realisasi belanja yang sudah dipertanggungjawabkan, namun realisasi fisik
pekerjaan tidak ada, dan/atau kelebihan pembayaran krna kekurangan volume pekerjaan;
3. Realisasi belanja belum didukung dengan bukti belanja yang sah, lengkap dan memadai;
4. Penyertaan Modal Usaha BUMDes pada umumnya belum meningkatkan PADes secara
signifikan, serta masih kurangnya pengendalian Desa terhadap tata kelola BUM Des itu
sendiri;
5. Penatausahaan keuangan pada umumnya belum menggunakan aplikasi Siskeudes;
6. Pengelolaan Aset belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan;
7. Pengelolaaan administrasi kepegawaian belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan;
• Selain itu, dari kegiatan pengawasan desa tahun 2023 juga masih terdapat permasalahan yang sering
terjadi di desa dalam dua sektor.
Dalam hal pengelolaan keuangan meliputi:
• realisasi pendapatan dan belanja yang masih rendah,
• akuntabilitas belanja desa yang rendah,
• masih adanya kegiatan yang tidak tepat sasaran,
• inefisiensi RAB desa yang tidak mencapai output,
• selisih pungutan dan penyetoran pajak dan
• kurangnya pertanggungjawaban atas kesesuaian dengan kondisi riil,

Kemudian, di sektor perencanaan desa ditemukan:


. belum tersusunnya roadmap SDGs.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut, tentunya Inspektorat harus berusaha untuk segera memanfaatkan dua
sistem yang dikembangkan BPKP yakni,

Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) dan Sistem Pengawasan Desa (Siswaskeudes).


• sehingga secara simbiosis mutualistis peran Inspektorat efektif dan efisien dalam fungsi assurance dan
consulting nya, sekaligus mempermudah Pemerintah Desa dalam tata kelola keuangan desa, data akurat,
dan proses yang cepat.
• Yang pada akhirnya pengelolaan keuangan desa berjalan secara transparan, efektif dan akuntabel menuju
Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi Desa yang Berkelanjutan
• perlunya kolaborasi dan sinergi serta pemanfaatan teknologi informasi dalam
pembangunan desa. Peran Lembaga Supra Desa dalam pemberdayaan,
pembinaan, dan pengawasan desa, baik , Dinas PMD, dan Inspektorat Daerah
perlu terus diendorse oleh BPKP.

• Dari sisi pemanfaatan teknologi informasi, Desa –Desa di Kabupaten Garut


diharapkan mampu mengembangkan aplikasi pengelolaan keuangan dan
pengawasan desa yaitu Siskeudes dan Siswaskeudes.

• Pengembangan teknologi informasi diharapkan


mendorong interoperability (mengacu pada standar, protocol, teknologi, dan
mekanisme yang memungkinkan data mengalir di antara system yang beragam
dengan intervensi manusia yang minimal) data keuangan dan pembangunan
desa serta peningkatan kapabilitas aparatur desa yang berkelanjutan
• Penggunaan dan Pemanfaatan Siswaskedes belum
dilaksanakan.
• Namun seiring dinamika dan tuntutan dari pengawasan berbasis
IT untuk dapat mempermudah pemerintah desa dalam tata kelola
keuangan desa, data akurat, dan proses yang cepat., Inspektorat
Garut pada Awal Bulan November 2023 sudah mengirimkan SDM
Pemeriksa nya baik Auditor maupun P2UPD sekitar 32 orang dan
telah mengikuti Diklat di Pusdiklatwas Bogor.

Anda mungkin juga menyukai