Rita - Tesis
Rita - Tesis
REMAJA PUTRI
DI WILAYAH PERTANIAN HORTIKULTURA
KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG
OLEH:
RITA YUNIATI
19720010
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER
STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA
2020/2021
Penguji I : Dr. Istri Yuliani, S.SiT., M.Sc
Penguji II : Dr. Totok Sudargo, SKM., M.Kes
Penguji III : Dr.Yuni Kusmiyati,S.ST.,MPH
Penguji IV : Dr. Sri Puji Ganefati,SKM., M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
TEORITIS
01
Hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi
tambahan informasi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan tentang dampak
02 cholinesterase
terhadap anemia pada remaja putri.
03
PRAKTIS : 04
Kabupaten Magelang
Tahun 2008
KEASLIAN PENELITIAN
Asupan Fe Penggunaan
A. Pestisida
Perdarahan
B.
Penyakit Infeksi
C.
Pengelolaan
D. Penurunan
pestisida E . Kadar enzim
F. Cholinesterase
G.
Pembentukan
Kadar sulfhemoglobin atau
Hemoglobin darah methemoglobin
rendah
didalam sel darah
merah
Variabel Perancu
1. Asupan Fe
2. Perdarahan
3. Penyakit Infeksi
4. Pengelolaan pestisida
5. Lama kerja (per hari)
6. Kelengkapan APD
1. Ada pengaruh kadar cholinesterase dalam darah dengan kejadian anemia pada
remaja putri.
2. Ada pengaruh asupan Fe dengan kejadian anemia pada remaja putri.
3. Ada pengaruh perdarahan dengan kejadian anemia pada remaja putri.
4. Ada pengaruh penyakit infeksi dengan kejadian anemia pada remaja putri.
5. Ada pengaruh pengelolaan pestisida dengan kejadian anemia pada remaja putri.
6. Ada pengaruh lama kerja dengan kejadian anemia pada remaja putri
7. Ada pengaruh kelengkapan APD dengan kejadian anemia pada remaja putri.
BAB III
METODE PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
Desain penelitian : cross sectional
Sampel :
Remaja putri umur 15-19 tahun
Cholinesaterase (+)
Tidak Tidak
anemia anemia
Kriteria :
a. Bersedia menjadi subjek penelitian dan bersedia dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dan kadar
b. Remaja putri umur 15-19 tahun di wilayah kecamatan Ngablak pada saat penelitian dilakukan dan remaja
yang telah diperiksa Hb pada uji pendahuluan tidak digunakan sebagai responden.
d. Tidak sedang menstruasi, apabila responden sedang mengalami menstruasi maka akan digugurkan atau
mencari sampel yang baru. Apabila responden yang sedang mengalami menstruasi tetap dijadikan
sampel penelitian maka menunggu responden sampai selesai menstruasi dan dilakukan pemeriksaan
Untuk mendapatkan sampel yang proporsional maka dari 93 orang sampel akan dibagi dalam dua kelompok
yaitu :
a. Kelompok remaja yang bekerja di perkebunan kentang sebanyak :
n = 50 x 100 % = 41,7 %
120
n = 41,7 % x 93 orang
= 39 orang
b. Kelompok remaja yang bekerja di pembibitan sebanyak :
n = 70 x 100 % = 58,3 %
120
n = 58,3 % x 93 orang
= 54 orang
DEFINISI OPERASIONAL
No VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA PENGUKURAN SKALA PENGUKURAN
1 Kejadian Anemia Kadar Hb dalam darah remaja putri <12 gr/dL Uji laboratorium,
yang diukur dengan satuan gr/dL Pengambilan dan Nominal:
pemeriksaan specimen
darah dikerjakan oleh 1. Tidak
nakes/staf laboratorium
dari puskesmas 2. Ya
menggunakan 1. Tidak
kuesioner 2. Ya
kuesioner 2. Ya
kuesioner 2. Ya
6 Lama kerja per hari Lamanya waktu responden brada di area Wawancara dengan Nominal:
Lama jika ≥ 5 jam per hari; dan tidak lama 2. Tidak Lama
7 Pengelolaan pestisida Perlakuan responden terhadap kegiatan Wawancara dengan menggunakan Nominal
pembuangan kemasan
8 Kelengkapan Alat pelindung Kelengkapan dalam memakai alat/pakaian Wawancara dengan menggunakan Nominal :
diri (APD) dalam setiap kegiatan pertanian untuk kuesioner 1. Tidak lengkap (<5 jenis APD)
melindungi diri dari paparan pestisida langsung, 2. Lengkap (≥5 jenis APD)
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data
a. Editing
Pengolahan b. Coding
c. Entry Data
Data
d. Tabulating
a. Analisis Univariat
Analisis b. Analisis Bivariat : Uji Regresi Linier Sederhana
Data c. Analisis Multivariat : Uji Regresi logistik
ETIKA PENELITIAN
Ethical Cleareance
Informed Consent
Confidentiality
Benefit
Justice
BAB IV
HASIL PENELITIAN
GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN
15 tahun 7 7,52
16 tahun 8 8,6
17 tahun 26 27,95
18 tahun 19 20,45
19 tahun 33 35,48
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
Responden
SMA 21 22,58
SMP 72 77,42
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
Responden
Responden (%)
Responden
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
Responden
Menstruasi 0 0
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
Responden
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
Responden
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
Responden
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
LAMA KERJA Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Lama Kerja per Hari
Responden
Jumlah 93 100
Hasil Analisis Bivariat
Tabel 4.11 Tabel tabulasi silang korelasi kadar Cholinesterase dengan kejadian anemia
pada remaja putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022
Kadar Hemoglobin
Total
Kadar P T Constanta
Anemia Tidak Anemia
R
Cholinesterase value (95%CI)
n % n % n %
Tidak
Kadar Hemoglobin
Total
T Constanta
P
Anemia Tidak Anemia
Asupan Fe R
value
(95%CI)
n % n % N %
2,927 0,946
0,293 0,004
Minum Fe 10 10,75 4 4,30 56 15,05
Tidak Minum
Kadar Hemoglobin
Total
Penyakit Anemia Tidak Anemia P T Constanta
R
Infeksi value (95%CI)
n % n % N %
Ada Penyakit
Infeksi 0 0 3 3,23 3 3,23 0,160 0,000 1,544 1.144
Tidak Ada
Penyakit
Kadar Hemoglobin
Total T Constant
Pengelolaan P
Anemia Tidak Anemia R a
Pestisida value
(95%CI)
n % N % N %
Kadar Hemoglobin
Total
T Constanta
Penggunaan P
Anemia Tidak Anemia R
APD value
(95%CI)
n % N % N %
5,267 0,817
0,483 0,000
APD Lengkap 23 24,73 10 10,75 33 35,49
APD Tidak
Kadar Hemoglobin
Total
P T Constanta
Anemia Tidak Anemia
Lama Bekerja R
value (95%CI)
n % N % N %
2,025 0,551
0,208 0,046
≥ 5 jam 44 47,31 21 22,58 65 69,89
No Variabel
p value Kandidat
Penelitian ini menunjukkan kejadian anemia pada remaja putri dipengaruhi oleh
penurunan kadar kolinesterase. Kondisi ini disebabkan pekerjaan yang dilakukan
remaja putri di pembibitan sayuran dan di perkebunan kentang yang selalu
menggunakan pestisida.
Anemia yang terjadi pada penderita keracunan pestsida adalah karena terbentuknya
gugus sulfemeglobin dan methemoglobin di dalam sel darah merah. Kandungan
sulfur yang tinggi menyebabkan terbentuk ikatan sulfemeglobin, dan menyebabkan
hemoglobin menjadi tidak normal dan tidak mampu melaksanakan fungsinya dalam
mengantarkan oksigen. Keberadaan sulfemeglobin dan methemoglobin dalam darah
akan menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah dan mengakibatkan
hemolitik anemia (Achmadi, 2018), sehingga dapat disimpulkan adanya keracunan
akibat terpaparnya pestisisida akan berdampak pada penurunan kadar
cholinesterase dan kadar haemoglobine menjadi rendah dan terjadi anemia .
A. Pengaruh Asupan Fe dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri.
Hasil uji statistik bivariat diperoleh nilai p-value sebesar 0,004<0,05 dan
didapatkan nilai thitung sebesar 2,927 > ttabel 1,990 sehingga dapat disimpulkan
bahwa asupan Fe berpengaruh terhadap kejadian anemia pada remaja putri.
Kebutuhan zat besi harian pada remaja putri antara 14-18 tahun adalah 11 mg/hari.
Dimana zat besi sendiri dapat diperoleh tubuh melalui asupan makanan sehari-hari
terutama dari sayuran yang berwarna hijau gelap, kacang-kacangan, daging merah, hati
ayam atau sapi, tahu, tempe, beras merah dan lainnya. Dosis untuk suplemen sendiri
pada remaja dapat diberikan 60mg/hari dan diberikan 2 kali seminggu selama 3 bulan
Hasil penelitian diketahui remaja yang mengonsumsi tablet Fe sebesar 14 (15,1%) lebih
sedikit dibanding responden yang tidak rutin mengonsumsi tablet Fe sebesar 79 (84,9%).
Berdasarkan hasil wawancara pada remaja putri yang rutin minum tablet Fe mengatakan
mengetahui informasi bahaya anemia pada remaja putri dan damapak jangka panjang
pada saat di bangku sekolah, sedangkan remaja putri yang tidak mengkonsumsi tablet
Fe mengatakan tidak tahu manfaat mengkonsumsi tablet Fe dan pentingnya tablet Fe
untuk tubuh
C. Pengaruh Penyakit Infeksi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
Pada penelitian ini responden yang mengalami penyakit infeksi yaitu penyakit
influensa sebanyak 3 (3,2%). Berdasarkan hasil analisa bivariat didapatkan nilai
signifikansi p value sebesar 0,126>0,05 (Ha ditolak)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sarah (2018) dan Wijayanti (2011)
menunjukkan tidak ada hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan anemia
pada remaja putri.
Data yeng diperoleh dari penelitian ini terdapat remaja putri yang mengalami
penyakit infeksi ISPA dan tidak mengalami anemia sebanya 3 orang. Menurut
Rasmaliah, 2004 bahawa kejadian anemia karena penyakit infeksi disebabkan
adanya infeksi cacing tambang. Darah akan berkurang dan keluar bersama tinja,
hal ini disebabkan cacing tambang yang melekat di dinding usus menggigit dan
menghisap darah. Cacing tambang akan mengisap darah dan terjadi
perembesan pada sekitar area hisapan sehingga terjadilah perdarahan yang
menyebabkan darah berkurang
D. Pengaruh Pengelolaan Pestisida dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
Kejadian anemia pada remaja putri dipengaruhi oleh pengelolaan pestisida yang
buruk meliputi : pencampuran pestisida dengan dosis yang hanya dikira-kira
berdasarkan kebutuhan tidak menurut ketentuan.
Beberapa responden melakukan pencampuran di ruangan tertutup atau di rumah
dan pencampuran pestisida tidak menggunakan ember khusus dan pengaduk
yang mungkin digunakan untuk hal lain.
Pencucian alat semprot dan tidak segera mengganti pakaian dan mencuci
tangan setelah kontak dengan pestisida. Penyimpanan pestisida di dalam rumah,
dan menggunakan kembali wadah bekas pestisida, dan mencampur pakaian
yang digunakan bertani dengan pakaian sehari-sehari saat mencuci pakaian.
Hal-hal tersebut bila dilakukan terus menerus akan meningkatkan risiko terpapar
pestisida terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan menurunnya kadar
hemoglobin dalam darah remaja putri.
E. Pengaruh Penggunaan APD dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,000 dan nilai thitung sebesar 1,544 <
ttabel 1,990, maka ada pengaruh kelengkapan APD dengan kejadian anemia
pada remaja putri di wilayah pertanian holtikultura Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang (Ha diterima).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Istianah
(2017) dan Budiawan (2013) yang menunjukkan terdapat hubungan antara
penggunaan APD dengan keracunan pestisida sehingga terjadi anemia.
E. Pengaruh Penggunaan APD dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
• Terkait APD yang digunakan oleh para remaja putri yang bekerja di
yang sering mereka gunakan hanya masker, baju lengan panjang, dan
topi.
E. Pengaruh Penggunaan APD dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
• Kebiasaan remaja putri ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran diri tentang
dikarenakan berbagai macam alasan seperti kurang nyaman saat digunakan, sesak nafas
dan tidakketaatan dalam menggunakan APD saat bekerja sehingga para remaja putri saat
bekerja di area pertanian tidak memakai APD secara lengkap baik saat melakukan
penyemprotan ataupun tidak. Penggunaan APD secara lengkap saat penyemprotan sangat
berpengaruh terhadap jumlah masuknya partikel pestisida kedalam tubuh petani sehingga
dapat terpapar pestisida yang akan mempengaruhi penurunan kadar cholinesterase dalam
darah.
F. Pengaruh Lama Kerja di Ladang dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
• Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,046 dan nilai thitung sebesar 2,025
> ttabel 1,990 maka ada pengaruh lama kerja dan kejadian anemia pada remaja
putri (Ha diterima).
•Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan ol Djau (2009)
yang meyebutkan bahwa ada hubungan antara lama kerja dengan kadar
kolinesterse dalam darah (p=0,002) yang kemudian berpengaruh pada
penurunan kadar hemoglobin dalam darah.
F. Pengaruh Lama Kerja di Ladang dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
dipengaruhi lama kerja sebagai petani. Hasil wawancara diperoleh dari remaja
putri yang berangkat ke ladang atau yang bekerja di area pertanian setiap
menyiangi, dan selalu berada di area pertanian setiap harinya dalam waktu > 5
•Seseorang yang bekerja menggunakan pestisida tidak boleh bekerja lebih dari 4 sampai 5
jam dalam satu hari bekerja, bila terpapar pestisida dari hari ke hari secara kontinyu dan
•Akumulasi pestisida yang masuk ke dalam tubuh yang semakin lama dan dilakukan secara
terus menerus akan semakin tinggi risiko untuk mengalami keracunan pestsida dan dapat