Anda di halaman 1dari 29

PONDASI TIANG PANCANG

Kelompok 3 :
A. Fatchul Qirom Aisya p
Sutejo Amint Tohari Sri Wahyuni
Suci Indah Sari Hermi
Mardiyani
MATERIAL PONDSI TIANG

1. KAYU
2. BAJA
3. BETON
- BETON PRACETAK
- COR DI TEMPAT
4. TIANG KOMPOSIT
KAYU

BAJA
PRACETAK

COR DI TEMPAT

Tiang komposit
Metode pelaksanaan pemancangan pondasi
• Piles(Tiang) – Pracetak, dipancang ke dalam tanah.
• Drilled Shafts – Dibor lobang silindris dipasang tulangan dan dicor beton.
• Caissons – Kotak(box) atau silinder dimasukkan ke dalam tanah dan diisi
dengan beton.
• Mandrel driven shells – Shell baja tipis dipancang ke dalam tanah dan
diisi dengan beton.
• Auger Cast Piles – Dibor lobang silindris dengan hollow-stem auger dan
kemudian digrout melalui lobang auger sedang auger secara perlahan
ditarik.
• Pressure Injected Footings – Beton dicor di tempat dan ditumbuk ke
dalam tanah dengan drop hammer
Piles(Tiang) versus Drilled Shafts
Piles(Tiang) Drilled Shafts

Pracetak dipancang ke dalam Cast-in-situ


tanah
Kayu,baja, beton prategang Beton bertulang
composite

Diameter maksimum ~24 in. Diameter 6-8 ft

Digunakan dalam kelompok Tunggal


Cara Pelaksanaan dan Peralatan 8

• Pile driving rigs


• mengangkat dan menahan tiang(pile)
• ada fasilitas “leads” untuk mengarahkan
tiang(pile)
• hydraulic atau cable actuators menggerakkan
“leads” ke posisi yang diinginkan
• menahan hammer
Pile Driving Rig
9
Pile Driving Hammers 10

• Drop Hammers
• rarely used in US now
• 3-12 blows/min
• Steam, Pneumatic Hydraulic Hammers
• 60 blows/min
• Diesel Hammers (40-55 blows/min)
• Vibratory Hammers (150 Hz)
Steam, Pneumatic Hydraulic Hammers 11
Pemancangan Cara Impact 12

• Diesel hammer
• Air and steam
hammers:
• Single-acting
hammers
• Double-acting
hammers
• Drop hammer
• Hydraulic hammer
PEMANCANGAN CARA VIBRATORY DRIVING

Tiang yang digetarkan sangat


efisien dalam pengistalan
dalam pemancangan
Tiang yang dipancang dengan
vibrator sangat cocok untuk
tanah berbutir kasar (non
kohesif) dan tidak cocok
untuk tanah lempung kaku

13
Predrilling, Jetting and Spudding 14

• Predrilling: Drill a vertical hole, smaller than the


pipe diameter (and not necessarily full length)
and then drive piles into hole
• Jetting: Pump high pressure water through a
nozzle at pipe tip
• Spudding: Drive hard metal points, remove them
and then drive pile
Dealing with Eccentricity
15
Dealing with Eccentricity
16
Drilled Shaft Foundations
17
• Juga disebut:
Piers
Drilled Piers
Bored Piles
Cast-in-place Piles
Caissons
Drilled Caissons
Drilled Shafts versus Piles 18

• Drilled Shafts/Keuntungan
- biaya pemasangan dan pembongkaran drill rig jauh lebih murah dari pada
peralatan pancang.
- bising dan vibrasi lebih kecil
- dapat memeriksa keadaan tanah
- diameter/panjang dapat diubah dengan mudah menyesuaikan kondisi
lapangan
- tidak terhalang batu(boulders)
- tidak memerlukan pile cap.
Drilled Shafts disbanding tiang pancang 19

• Drilled Shafts/kerugian
-Kebehasilan pelaksanaan tergantung pada
pengalaman dan kemampuan kontraktor
-Tidak ada soil displacement, sehingga
gesekan(skin friction) kecil.
-Tidak menambah kepadatan tanah di sekitar ujung
tiang.
-Full-scale load testing sangat mahal.
Drilled Shaft Construction
20
Drilled Shaft Construction
21
Drilled Shaft Construction using Casing
22
Tiang bor dengan casing
23
Tiang bor dengan Slurry 24
Caissons
25
Perhitungan daya dukung pondasi
CONTOH PERHITUNGAN
Beban Normal maksimum N=814.07 ton ; M=90.671Ton
Kuat tekan beton rencana fc’=35Mpa ; fy=400Mpa
Data Sondir padak edalaman 12m (qc=250kg/cm2 dan JHL=1200 kg/cm)
Dimensi tiang pancang yang akan dipasang 40×40 cm
Daya dukung ijin satu tiang pancang berdasarkan data Sondir (CPT/Cone Penetration Test)
P = (qc*Ap)/3 + (JHL*Ka)/5
= (250*40*40)/3 + (1200*40*4)/5
= 133,333+38,400
= 171733.33 kg
= 171,7 Ton
Daya dukung satu tiang pancang berdasarkan Sondir/CPT adalah 171.7ton
Daya dukung satu tiang pancang berdasarkan data SPT/Standart Penetration Test
P = (Qu + Qsi)/3
Data SPT
Kedalaman (m) Jenistanah N
0.0 s/d 2.0 (lempung) 4
2.0 s/d 4.0 (lempung) 10
4.0 s/d 6.0 (lempung) 13
6.0 s/d 8.0 (lempung) 36
8.8 (8D) (lempung) 40 —–> (8*0.4)=3.2 m ; —-> 12m-3.2m = 8.8 m
10 (lempung) 44
10.0 s/d 12.0 (pasir) 50 ——>kedalaman tiang pancang rencana 12m
13.2 (3D) (pasir) 52 ——> (3*0.4)= 1.2 ; ——-> 12m+1.2m = 13.2 m
Qu = (40*Nb*Ap) ; ——->Nb = (N1 + N2)/2
Nb1 = (40+50)/2 ; —–> Nb1= 45
Nb2 = (50+52)/2 ; —–> Nb2= 51
Nb = (45+51)/2 ; —–>Nb = 48
Qu = (40*48*Ap) ; ——> Ap = 0.4*0.4 ; —–>Ap=0.16
= (40*48*0.16)
= 307.2ton
Daya dukung Gesek/Friction tiang pancang berdasarkan data SPT
Qsi = qs*Asi
Pada lapisan tanah hingga kedalam1- 10 m adalah jenis tanah lempung, dan lapisan tanah
pada kedalaman 10-12 m adalah pasir .
qs —>untuk pasir 0.2N
qs —>untuk lempung 0.5N
kedalaman 0-10 (jenis tanah lempung)
qs1 = 0.5N*Asi ; (ket ; 0.5N adalah karena jenis tanah lempung)
Asi = keliling penampang tiang pancang*tebal
Asi = (0.4*4)*10; –>Asi = 16 m2
qs1 = 0.5*48*16 ; –> qs1=384ton
kedalaman 12 m —>jenis tanah pasir
qs2 = 0.2N*Asi ; (ket 0.2N karena jenis tanah adalah pasir)
Asi = 0.4*4*2
Asi = 3.2 m2
qs2 = 0.2*48*3.2
= 30.72Iton
Qsi = qs1+qs2 ; Qsi = 384+30.72
Qsi = 414.72ton

Daya dukung satu tiang pancang berdasarkan SPT


Pu = (Qu +Qsi)/3 ;
Pu = (307.2+414.72)/3
Pu = 240.64ton
Selesai

Anda mungkin juga menyukai