Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN

KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
GPPH
Asrial ramadhan
Andreano
Muhamad dwi haikal Anggota
Hamzahas
Rizki saputra
Kelompok
Vivina cahya O
Latar
Belakang
 Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau dikenal dengan singkatan
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan beragam dengan
epidemiologi dan etiologi yang kompleks
 ADHD merupakan gangguan fungsi otak yang bersifat kronis yang dapat mengakibatkan
penurunan fungsi kognitif pada anak
 Ada 3 gejala utama dari ADHD yaitu inatensi, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Gejala
tersebut ditandai dengan kurangnya perhatian, hilang minat saat mengerjakan suatu tugas
atau kegiatan, mudah terganggu dan pelupa, kesulitan saat mengatur kegiatan, tampak anak
dengan gerakan motorik yang berlebihan, tampak tidak sabar, dan sering tidak dapat
dicegah dalam situasi sosial
LANDASAN
TEORI

1. DEFINISI 3.Klasifikasi
 Anak hiperaktif adalah anak yang  Ada tiga tipe anak hiperaktif yaitu :
mengalami gangguan pemusatan 1. Tipe anak yang tidak bisa
perhatian dengan hiperaktivitas 2. Etiologi memusatkan perhatian (in-atensi)
(GPPH) atau attention deficitand  Berikut ini adalah factor-faktor 2. Tipe anak yang hiperaktif dan
hyperactivity disorder (ADHD). penyebab hiperaktif pada anak : impulsive.
Kondisi ini juga disebut sebagai 1. Faktor neurologic 3. Tipe gabungan (kombinasi)
gangguan hiperkinetik 2. Faktor toksik
3. Faktor genetic
4. Faktor psikososial dan lingkungan
4. Menisfestasi
klinis

Dalam buku Ilmu Keperawatan Anak, terdapat dua macam gejala


.
hiperaktif, yakni gejala kurang konsentrasi dan gejala hiperaktivitas
impulsif, adalah sebagai berikut :
1. Gejala kurang konsentrasi meliputi :
 Gagal memberi perhatian secara penuh pada hal-hal yang mendetail atau membuat
kesalahan sembrono dalam tugas-tugas sekolah, pekerjaan atau aktivitas lainnya
 Sering mengalami kesulitan dalam memfokuskan perhatian pada tugas atau aktivitas
bermain.
 Sering tampak tidak mendengarkan bila di ajak bicara langsung.
 Sering tidak mentaati instruksi dan tidak dapat menyelesaikan Sering mengalami
kesulitan dalam mengatur tugas-tugas aktivitas
 Sering menghindar, tidak menyukai atau enggan terlibat dalam tugas-tugas yang
memerlukan usaha mental terus-menerus (seperti pekerjaan sekolah atau pekerjaan
rumah).
Lanjutan
2. Gejala Hiperaktivitas impulsive meliputi :
Tangan dan kaki sering tidak bisa diam karena gelisah atau
menggeliat di tempat duduk.
Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain
atau dalam situasi lain yang seharusnya tidak diperkenankan.
Sering berlarian atau memanjat berlebihan pada situasi yang tidak
semestinya.
Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam
aktivitas dalam waktu senggang dengan tenang.
Sering tampak repot atau sering seperti diburu-buru.
Bicara sering berlebihan.
Sering menjawab pertanyaan tanpa pikir sebelum pertanyaan belum
selesai.
5. Patofisiologi

Kurang konsentrasi atau gangguan hiperaktivitas ditandai dengan


gangguan konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak
terdapat bukti yang meyakinkan tentang sesuatu mekanisme
patofisiologi ataupun gangguan biokimiawi. Anak pria yang
hiperaktif, yang berusia antara 6- 9 tahun serta yang mempunyai IQ
yang sedang, yang telah memberikan tanggapan yang baik terhadap
pengobatan pengobatan stimulan, memperlihatkan derajat
perangsangan yang rendah (a low level of arousal ) di dalam
susunan syaraf pusat mereka, sebelum pengobatan tersebut
dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur dengan
mempergunakan elektroensefalografi
7.Komplikasi

1
 Diagnosis 2
sekunder sampai
gangguan
 . Pencapaian akademik kurang, 3
gagal disekolah, sulit membaca
konduksi, depresi  Hubungan
dan mengejakan aritmatika
dan penyakit dengan teman
(sering kali akibat abnormalitas
ansietas sebaya buruk
konsentrasi)
(sering kali
akibat perilaku
agresif dan kata-
kata yang
diungkapkan
8. Pentalaksanaanan

A Keperawatan
 Pengobatan serta perawatan yang harus dilaksanakan pada anak yang mengalami gangguan hiperaktif
ditujukan kepada keadaan sosial lingkungan rumah dan ruangan kelas penderita serta kepada kebutuhan-
kebutuhan akademik dan psikososial anak yang bersangkutan, suatu penjelasan yang terang mengenai
.
keadaan anaktersebut haruslah diberikan kepada kedua orang tuanya dan kepada anak itu sendiri
 Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara teratur menurut jadwal yang sudah
ditetapkan dan mengikuti kegiatan rutinnya itu, dan sebaiknya selalu diberikan kata-kata pujian.
 Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat haruslah dihindarakan, anak tersebut akan
mempunyai saat-saat santai setelah bermain terutama sekali setelah ia melakukan kegiatan fisik yang kuat dan
keras
 Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang, dengan cara menghindarkan acara-acara
televisi yang merangsang, permainan- permainan yang keras dan jungkir balik.
 Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian rupa, barang-barang yang membahayakan dan
mudah pecah dihindarkan.
 Teknik-teknik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat membantu, dengan memberikan hadiah kepada
anak tersebut berupa bintang atau tanda sehingga mereka dapat mencapai kemajuan dalam tingkah laku
mereka
B. Medis
 Terapi farmakologi
Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang mengalami gangguan hiperaktif. Farmakologi
yang sering digunakan adalah dekstroamfetamin metilfenidat magnesium pemolin serta fenotiazin
Konsep Asuhan
Keperawatan
1. Pengkajian

a. Pengkajian riwayat penyakit


 Orang tua mungkin melaporkan
bahwa anaknya rewel dan  Anak mungkin mengalami kesulitan
mengalami masalah saat bayi dalam semua bidang kehidupan
atau perilaku hiperaktif hilang yang utama, seperti sekolah atau
tanpa disadari sampai anak  Orang tua mungkin
bermain dan menunjukkan perilaku melaporkan berbagai usaha
berusia todler atau masuk overaktif atau bahkan perilaku
sekolah atau daycare. mereka untuk mendisplinkan
yang membahayakan di rumah. anak atau mengubah perilaku
anak dansemua itu sebagian
besar tidak berhasil
b. Mood dan afek
 Mood anak mungkin labil, bahkan sampai C. Proses dan isi piker
marah-marah atau tempertantrum.
 Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal
biasa.  Secara umum tidak ada d. Peran dan hubungan
 Anak tampak terdorng untuk terus gangguan pada area ini meskipun
bergerak atau berbicara dan tampak
memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku
sulit untuk mempelajari anak  Anak biasanya tidak berhasil disekolah, baik
tersebut. berdasarkan tingkat aktivitas anak secara akademis maupun sosial.
 Usaha untuk memfokuskan perhatian dan usia atau tingkat  Anak sering kali mengganggu dan mengacau
anak dapat menimbulkan perlawanan perkembangan di rumah, yang menyebabkan perselisihan
dan kemarahan. dengan saudara kandung dan orang tua.
 Orang tua sering meyakini bahwa anaknya
sengaja dan keras kepala dan berperilaku
buruk dengan maksud tertentu sampai anak
yang didiagnosis dan diterapi
e. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada anak dengan gangguan
hiperaktif mencakup :
 Rambut yang halus
 Telinga yang salah bentuk
 Lipatan-lipatan epikantus
 Langit-langit yang melengkung tinggi serta
 Kerutan-kerutan telapak tangan yang hanya tunggal saja
 Terdapat gangguan keseimbangan, astereognosis, disdiadokhokinesis serta
permasalahan-permasalahan di dalam koordinasi motorik yang halus.
2. Diagnosa Keperawatan
 Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disabilitas
perkembangan (hiperaktivitas).
 Resiko gangguan pertumbuhan berhubungan dengan penyakit
mental (hiperaktivitas), kurang konsentrasi
Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Modifikasi keterampilan sosial
interaksi sosial keperawatan selama ,,x24 1. Observasi
jam di harapkan status  Identifikasi penyebab
pertumbuhan membaik kurangnya keterampiln
dengan kriteria hasil : sosial
 Perasaan nyaman  Identifikasi focus
dengan situasi sosial pelatihan keterampilan
meningkat sosial
 Perasaan mudah 2. Terapeutik
menerima  Motivasi untuk berlatih
/mengkomunikasika keterampilan sosial
n perasaan  Beri umpan balik positif
meningkat (misal pujian dan
 Responsive pada penghargaan)
orang lain meningkat  Libatkan keluarga
 Minat melakukan selama latihan
kontak meningkat keterampilan sosial
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan untuk
melatih keterampilan
sosial
 Jelaskan responddan
konsenkuensi
keterampilan sosial
 Anjurkan
mengngkapkan perasaan
perasaan
 Edukasi keluarga untuk
dukungan keterampilan
sosial
2 Resiko Setelah dilakukan tindakan Skrining kesehatan
gangguan keperawatan selama ,,x24 1. Observasi
pertumbuhan jam di harapkan status  Identifikasi target
pertumbuhan membaik populasi skrining
dengan kriteria hasil : kesehatan
 Berat badan sesuai 2. Terapeutik
usia meningkat  Lakukan informant
 Panjang/ tinggi consend skrining
badan sesuai usia kesehatan
meningkat  Sediakan akses layanan
 Indeks masa tubuh skrining misal waktu
meningkat dan tempat
1.Jadwalkan
 waktu
skrining kesehatan
 Gunakan instrument
skrining yang valid
 Sediakan lingkungan
yang nyaman
 Lakukan anamnesa
 Lakukan pemeriksaan
fisik
3. Edukasi
 Jelaskan prosedur dan
tujuan skrining
 Informasikan hasil
skrining kesehatan
4. Kolaborasi
 Rujuk untuk
pemeriksaan diagnostic
lanjut .
4. Implmentasi keperawatan
 Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jenis tindakan pada
implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan/kolaborasi, dan
tindakan rujukan/ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan
dengan rencana tindakan keperawatan.
5. Evaluasi
 Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai dengan tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evaluasi proses dan
evaluasi formatif,
Kesimpulan

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas


(GPPH) atau dikenal dengan singkatan ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan
gangguan beragam dengan epidemiologi dan etiologi
yang kompleks. ADHD merupakan gangguan fungsi
otak yang bersifat kronis yang dapat mengakibatkan
penurunan fungsi kognitif pada anak
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai