Anda di halaman 1dari 16

BIOSENSOR

SILABUS :

• PENDAHULUAN DAN PENGANTAR


•DEFINISI DAN PENGERTIAN
•SEJARAH PERKEMBANGAN
BIOSENSOR
•BIOLOGYCAL AND CHEMICAL
COMPONENTS FOR SENSORS
•IMMOBILIZATION METHODS
•KAJIAN JURNAL BIOSENSOR
Kontrak
2 SKS
DIKTI , arti 1 SKS adalah :
kuliah
50 menit tatap muka, 60 menit tugas terstruktur, dan
60 menit tugas mandiri.
Absensi 80%
Penilaian : UTS, UAS, Tugas
Tugas :

1. Membuatan resume/menterjemahkan referensi


tentang biosensor.
2. Membaca jurnal tentang alikasi biosensor pada
bidang lingkungan, medis, pertanian, pangan,
selanjutnya dibuat PPT dan dipresentasikan di kelas.
BIOSENSOR
 Biosensor kimia : alat pengukuran yang
menggunakan reaksi kimia dan biologi untuk
mendeteksi kuantitas analat yang spesifik atau
suatu proses reaksi.

Latar Belakang :
• Adanya kendala analisis secara konvensional
(dengan spektrofotometer misalnya) : warna,
kepekatan, efisiensi waktu.
•Penggunaan biosensor menjadi sangat signifikan
•Dengan biosensor dapat memonitor jalannya /
mekanisme reaksi analisis
Aplikasi sensor yang paling sering kita
jumpai adalah pintu otomatis yang
terdapat di pusat-pusat perbelanjaan. Pintu
akan terbuka dan tertutup secara otomatis
apabila ada orang yang lewat.
Contoh lainnya adalah detektor logam
yang terdapat pada bandara udara,
ataupun detektor asap yang terdapat
dalam perkantoran.
 Secara umum, sensor sebenarnya dibedakan
menjadi dua jenis yaitu sensor fisika dan sensor
kimia.
 Sensor fisika lebih kepada kemampuannya untuk
mendeteksi kondisi besaran fisika seperti tekanan,
gaya, tinggi permukaan air laut, kecepatan angin,
dan sebagainya.
 Sensor kimia merupakan alat yang mampu
mendeteksi fenomena kimia seperti komposisi gas,
kadar keasaman, susunan zat suatu bahan makanan,
dan sebagainya. Termasuk ke dalam sensor kimia
ini adalah biosensor.
 Dewasa ini, biosensor telah banyak diteliti dan
dikembangkan oleh para peneliti dan industri, dan
dalam dunia biosensor research, topik yang sedang
berkembang sekarang ini adalah biosensor yang
berbasis DNA (genosensor).
Biosensor sendiri didefinisikan sebagai suatu
perangkat sensor yang menggabungkan
senyawa biologi dengan suatu tranduser.
Dalam proses kerjanya senyawa aktif biologi
akan berinteraksi dengan molekul yang akan
dideteksi yang disebut molekul sasaran.
Hasil interaksi yang berupa besaran fisik
seperti panas, arus listrik, potensial listrik
atau lainnya akan dimonitor oleh transduser.
Besaran tersebut kemudian diproses sebagai
sinyal sehingga diperoleh hasil yang dapat
dimengerti.
 Biosensor yang pertama kali dibuat adalah
sensor yang menggunakan transduser
elektrokimia yaitu elektroda enzim untuk
menentukan kadar glukosa dengan metode
amperometri.
 Sejauh ini, biosensor dalam
perkembangannya mempunyai tiga generasi
yaitu
 generasi pertama; biosensor berbasis
oksigen ,
 generasi kedua; biosensor menjadi lebih
spesifik yang melibatkan “mediator”
diantara reaksi dan transduser
 generasi ketiga; biosensor berbasis enzyme
coupling.
 Untuk produk-produk komersial dari teknologi biosensor,
sekarang ini telah banyak diperjualbelikan.

 Biosensor eksternal/internal dalam bentuk chip bahkan telah


diproduksi oleh perusahaan Amerika i-Stat, MicroChips,
Digital Angel, VeriChip yang dapat ditanam dalam tubuh
manusia.

 Beberapa Perusahaan Jepang pun turut berpartisipasi, seperti


Matsushita Electric Industrial Co. dengan teknologi
biosensornya yang mampu menetapkan secara cepat dan
mudah pengukuran kolesterol darah.

 Tokyo Medical and Dental University dengan biosensor


nafasnya yang memanfaatkan enzim monoamine oksidase A
(MAO A) dan lain sebagainya. Tetapi secara umum untuk
penguna biosensor, hampir 60% pengunanya berasal
dari health-care industri.
Prinsip Kerja Biosensor

 Pada dasarnya biosensor terdiri dari tiga unsur yaitu


unsur biologi (reseptor biologi), transduser, dan
sistem elektronik pemroses sinyal.
 Unsur biologi yang umumnya digunakan dalam
mendesain suatu biosensor dapat berupa enzim,
organel, jaringan, antibodi, bakteri, jasad renik, dan
DNA.
 Unsur biologi ini biasanya berada dalam bentuk
terimmobilisasi pada suatu transduser.
 Immobilisasi sendiri dapat dilakukan dengan
berbagai cara baik dengan (1) adsorpsi fisik, (2)
dengan menggunakan membran atau perangkap
matriks atau (3) dengan membuat ikatan kovalen
antara biomolekul dengan transduser.
 Untuk transduser, yang banyak digunakan dalam
suatu biosensor adalah transduser elektrokimia,
optoelektronik, kristal piezoelektronik, field
effect transistor dan temistor.

 Prosesyang terjadi dalam transduser dapat


berupa calorimetric biosensor, potentiometric
biosensor, amperometric biosensor, optical biosen
sor maupun piezo-electric biosensor.

 Sinyalyang keluar dari transduser ini kemudian di


proses dalam suatu sistem elektronik
misalnya recorder atau komputer.
Aplikasi Biosensor

Aplikasi biosensor pada dasarnya


meningkat seiring dengan berkembangnya
keperluan manusia dan kemajuan iptek.
Tetapi secara umum tetap didominasi
untuk aplikasi dibidang medis dan
lingkungan hidup. Beberapa bidang
aplikasi lainnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Bidang Kegunaan Biosensor
Aplikasi
 Mengontrol penyakit : diabetes, kolesterol, jantung dll
Medis dan  Diagnosis untuk : obat, metabolit, enzim, vitamin
Farmasi  Penyakit infeksi, alergi.
 Studi efisiensi obat
 Kontrol polusi
Lingkungan  Monitoring senyawa-senyawa toksik di udara, air, dan
Hidup tanah.
 Penentuan BOD (biological oxygen demand)
Kimia  Mengontrol kualitas makanan (mendeteksi kontaminasi
mikroba, menentukan kesegaran, analisis lemak, protein
dan karbohidrat dalam makanan.
 Mendeteksi kebocoran, menentukan lokasi deposit minyak.
 Mengecek kualitas udara di ruangan.
 Penentuan parameter kualitas pada susu
 Mengontrol kualitas tanah.
Pertanian  Penentuan degradasi seperti biodegradable pada kayu dan
makanan.
 Mendeteksi keberadaan pestisida
 Mendeteksi zat-zat kimia dan biologi yang digunakan
Militer sebagai senjata perang (senjata kimia/biologi) seperti virus,
bakteri patogen, dan gas urat syaraf.
Potential Applications

• Clinical diagnostics
• Food and agricultural processes
• Environmental (air, soil, and water) monitoring
• Detection of warfare agents.
Application of Biosensor

 Food Analysis
 Study of biomolecules and their interaction
 Drug Development
 Crime detection
 Medical diagnosis (both clinical and laboratory use)
 Environmental field monitoring
 Quality control
 Industrial Process Control
 Detection systems for biological warfare agents
 Manufacturing of pharmaceuticals and replacement

organs
 Di Indonesia penelitian di bidang biosensor telah
berkembang pesat. Tetapi kebanyakan penelitian di
bidang ini berhenti pada tahap publikasi ilmiah di
jurnal-jurnal atau seminar-seminar. Dan tidak sampai
menyentuh tahap paten/aplikasi untuk di
komersialisasikan.
 Hal ini sangat di sayangkan, padahal penelitian para
ilmuwan Indonesia sangat aplikatif semisal tentang
penelitian pembuatan biosensor untuk mendeteksi
kadar alkohol atau daging hewan tertentu pada produk
makanan atau minuman, atau penelitian untuk
membuat biosensor yang mampu mendeteksi
pestisida, serta berbagai penelitian lainnya. Semuanya
ini berpotensi untuk dikembangkan.
 Secara kualitatif, kebutuhan akan biosensor di
Indonesia sangat besar. Dan diperkirakan permintaan
biosensor di pasaran dunia akan selalu meningkat tiap
tahun.
 Sebagai perbandingan, data statistik menunjukkan
untuk penjualan sensor di bidang non milter saja pada
tahun 2008 akan mencapai 50-51 miliar dolar AS. Hal
ini dari sisi ekonomis sangat mengiurkan.
 Sehingga sudah seyogyanya para peneliti dan
pemerintah Indonesia memanfaatkan momentum
tersebut untuk dapat merintis dan mengembangkan
sistem sensor dengan kreatifitas, langkah dan
kebijakan yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai