Biosensor P1 2020
Biosensor P1 2020
SILABUS :
Latar Belakang :
• Adanya kendala analisis secara konvensional
(dengan spektrofotometer misalnya) : warna,
kepekatan, efisiensi waktu.
•Penggunaan biosensor menjadi sangat signifikan
•Dengan biosensor dapat memonitor jalannya /
mekanisme reaksi analisis
Aplikasi sensor yang paling sering kita
jumpai adalah pintu otomatis yang
terdapat di pusat-pusat perbelanjaan. Pintu
akan terbuka dan tertutup secara otomatis
apabila ada orang yang lewat.
Contoh lainnya adalah detektor logam
yang terdapat pada bandara udara,
ataupun detektor asap yang terdapat
dalam perkantoran.
Secara umum, sensor sebenarnya dibedakan
menjadi dua jenis yaitu sensor fisika dan sensor
kimia.
Sensor fisika lebih kepada kemampuannya untuk
mendeteksi kondisi besaran fisika seperti tekanan,
gaya, tinggi permukaan air laut, kecepatan angin,
dan sebagainya.
Sensor kimia merupakan alat yang mampu
mendeteksi fenomena kimia seperti komposisi gas,
kadar keasaman, susunan zat suatu bahan makanan,
dan sebagainya. Termasuk ke dalam sensor kimia
ini adalah biosensor.
Dewasa ini, biosensor telah banyak diteliti dan
dikembangkan oleh para peneliti dan industri, dan
dalam dunia biosensor research, topik yang sedang
berkembang sekarang ini adalah biosensor yang
berbasis DNA (genosensor).
Biosensor sendiri didefinisikan sebagai suatu
perangkat sensor yang menggabungkan
senyawa biologi dengan suatu tranduser.
Dalam proses kerjanya senyawa aktif biologi
akan berinteraksi dengan molekul yang akan
dideteksi yang disebut molekul sasaran.
Hasil interaksi yang berupa besaran fisik
seperti panas, arus listrik, potensial listrik
atau lainnya akan dimonitor oleh transduser.
Besaran tersebut kemudian diproses sebagai
sinyal sehingga diperoleh hasil yang dapat
dimengerti.
Biosensor yang pertama kali dibuat adalah
sensor yang menggunakan transduser
elektrokimia yaitu elektroda enzim untuk
menentukan kadar glukosa dengan metode
amperometri.
Sejauh ini, biosensor dalam
perkembangannya mempunyai tiga generasi
yaitu
generasi pertama; biosensor berbasis
oksigen ,
generasi kedua; biosensor menjadi lebih
spesifik yang melibatkan “mediator”
diantara reaksi dan transduser
generasi ketiga; biosensor berbasis enzyme
coupling.
Untuk produk-produk komersial dari teknologi biosensor,
sekarang ini telah banyak diperjualbelikan.
• Clinical diagnostics
• Food and agricultural processes
• Environmental (air, soil, and water) monitoring
• Detection of warfare agents.
Application of Biosensor
Food Analysis
Study of biomolecules and their interaction
Drug Development
Crime detection
Medical diagnosis (both clinical and laboratory use)
Environmental field monitoring
Quality control
Industrial Process Control
Detection systems for biological warfare agents
Manufacturing of pharmaceuticals and replacement
organs
Di Indonesia penelitian di bidang biosensor telah
berkembang pesat. Tetapi kebanyakan penelitian di
bidang ini berhenti pada tahap publikasi ilmiah di
jurnal-jurnal atau seminar-seminar. Dan tidak sampai
menyentuh tahap paten/aplikasi untuk di
komersialisasikan.
Hal ini sangat di sayangkan, padahal penelitian para
ilmuwan Indonesia sangat aplikatif semisal tentang
penelitian pembuatan biosensor untuk mendeteksi
kadar alkohol atau daging hewan tertentu pada produk
makanan atau minuman, atau penelitian untuk
membuat biosensor yang mampu mendeteksi
pestisida, serta berbagai penelitian lainnya. Semuanya
ini berpotensi untuk dikembangkan.
Secara kualitatif, kebutuhan akan biosensor di
Indonesia sangat besar. Dan diperkirakan permintaan
biosensor di pasaran dunia akan selalu meningkat tiap
tahun.
Sebagai perbandingan, data statistik menunjukkan
untuk penjualan sensor di bidang non milter saja pada
tahun 2008 akan mencapai 50-51 miliar dolar AS. Hal
ini dari sisi ekonomis sangat mengiurkan.
Sehingga sudah seyogyanya para peneliti dan
pemerintah Indonesia memanfaatkan momentum
tersebut untuk dapat merintis dan mengembangkan
sistem sensor dengan kreatifitas, langkah dan
kebijakan yang lebih baik lagi.