Anda di halaman 1dari 64

biosensor

Teknologi Immobilisasi
Teknologi Immobilisasi

a. Definisi Immobilisasi
b. Matriks Immobilisasi
c. Metode Immobilisasi
d. Immobilisasi Enzim
e. Immobilisasi Sel
f. Immobilisasi Biocompound
Immobilisasi

 Immobilisasi artinya suatu usaha untuk menjadikan enzim


atau sel atau metabolit sekunder yang semula bersifat
mudah berubah (mobile) menjadi tidak mudah berubah
(mobile).
 Immobilisasi dilakukan dengan menautkan enzim atau sel
atau metabolit sekunder tersebut pada suatu bahan
pendukung / support matrix
 Proses immobilisasi menyebabkan enzim / sel / organel /
metabolit sangat terbatas pergerakannya sehingga menjadi
water-insoluble tanpa menyebabkan perubahan aktivitasnya
Immobilisasi

 Alasan perlunya Immobilisasi :


1. Penggunaan kembali (Reuse)
2. Memudahkan pemisahan produk
3. Mempercepat waktu reaksi
4. Stabilitas aktivitas meningkat
5. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses
6. Melindungi produk enzim / sel / metabolit agar tidak
mudah rusak / terdenaturasi / hilang aktivitasnya
7. Memudahkan penyimpanan dan transportasi
8. Memperpanjang masa simpan
Dasar Pemilihan Matriks
 Kuat secara mekanis
 Dapat menahan enzim baik secara fisik atau kimiawi (High enzyme capacity
and retained activity)
 Tidak bereaksi dengan substrat, produk, ataupun enzim / sel / metabolit
(Chemical inertness)
 Stabil secara fisik
 Bahan murah dan mudah didapat
 Bahan dapat diregenerasi
 Bahan aman untuk makanan dan kesehatan serta lingkungan
 Matriks dikelompokkan menjadi:
1. Polimer alami
2. Polimer sintetik
3. Polimer anorganik
1. Polimer Alami
1. Alginat : diekstrak dari rumput laut (Na dan Mg alginate)
2. Agarosa : diekstrak dari rumput laut
3. Karragenan : diekstrak dari rumput laut  merupakan polisakarida sulfat
4. Kitin dan Kitosan : diekstrak dari kulit udang dan kepiting  enzim akan
ditahan pada gugus –OH
5. Albumin, Keratin, Kolagen : merupakan matriks protein
6. Gelatin : bagian kolagen terhidrolisis  kapasitas menahan air yang baik
7. Selulosa : bahan matriks paling murah
8. Starch : kapasitas menahan air yang baik
9. Pektin : kapasitas menahan air yang baik
10. Dekstran : poliglukan microbial
2. Polimer Sintetik
1. DEAE selulosa atau DEAE sepharose (Dietilaminoetil =
kation / positively-charge ion-exchanged resin)
2. Polivinil chloride (PVC) atau Polivinil asetat
3. Polietilen glikol (PEG)
4. Polistiren
5. Acrilic
Mempunyai sifat :
 Polimer / resin ion exchange
 Bahan tidak larut air dengan permukaan berpori
 Pori-pori permukaannya akan menjebak dan menahan
enzim/sel/ metabolit
3. Polimer Anorganik
1. Zeolit
2. Clay atau Keramik
3. Tanah diatomae (Celite, Bentonite)
4. Silica  SiO2
5. Titanium dioksida  TiO2
6. Kaca
7. Karbon aktif
8. Arang kelapa
Metode immobilisasi

Adsorpsi
Secara Fisik Lattice
Penjebakan
Enkapsulasi
Ikatan
Secara Kovalen
Kimiawi Ikatan Silang
1. Adsorpsi
 Teknik immobilisasi yang paling mudah dan sederhana
 Enzim / sel / metabolit secara fisik nempel /adsorb pada
permukaan adsorban yang water-insoluble
 Pelekatan melalui ikatan lemah antara enzim / sel /
metabolit dengan adsorban  ikatan ion, ikatan H, gaya
van der Walls
 Bahan matriks /carrier berupa:
a. Polimer alami : selulosa, kolagen, pati.
b. Polimer sintetik : ammonium-exchange resins, cation
exchange resins, colloid-ion, DEAE selulosa, PVC, polivinil
asetat, PEG, polistiren, acrilic.
c. Bahan anorganik : Zeolit, keramik, tanah diatomae (Celite,
Bentonite), clay, silica, calcium carbonat, titanium dioksida,
alumina oksida, kaca, karbon aktif, arang kelapa
1. Adsorpsi
 Ukuran partikel 500 A sampai 1 mm.
 Immobilisasi dapat dilakukan dengan teknik:
a. Proses statik : enzim diimmobilisasi dengan membiarkan
enzim berkontak dengan bahan carrier tanpa agitasi. (teknik
paling sederhana tapi butuh waktu lama)
b. Proses dinamik : immobilisasi melibatkan proses agitasi yang
konstan (menggunakan shaker) saat mencampurkan enzim
dengan carrier
c. Reactor loading : teknik ini dipakai utk memproduksi enzim
immobile komersial. Bahan carrier ditempatkan pd suatu
reactor dan larutan enzim dimasukkan ke dalamnya disertai
agitasi thdp seluruh isi reactor.
d. Electro Deposition : bahan carrier ditempatkan di sekitar
elektroda dalam sebuah bejana dengan arus listrik dialirkan
sehingga enzim bergerak ke arah elektroda dan akhirnya
menempel pada permukaan carrier di sekitar elektroda
1. Adsorpsi

 Keuntungan Adsorpsi :
a. Mudah, sederhana, dan ekonomis
b. Hilangnya aktivitas rendah akibat kerusakan protein yang
sedikit
c. Bahan carrier dapat di Recycled, Regenerated & Reused (R3)

 Kelemahan Adsorpsi:
a. Area permukaan utk pengikatan yg rendah
b. Terekspos oleh fisika, kimia lingkungan dan kontaminasi
mikroba
c. Desorpsi (lepasnya penempelan) sering terjadi sehingga
menimbulkan inaktivasi dan rendahnya hasil konversi
1. Adsorpsi

Carrier Carrier

Enzim / sel / metabolit


2. Ikatan Kovalen

 Teknik immobilisasi yang ditandai dengan terbentuknya


ikatan kovelen antara carrier dan enzim / sel / metabolit.
 Teknik immobilisasi yang paling banyak digunakan
 Gugus hidroksil dan gugus amino membentuk ikatan
kovalen dengan sangat mudah
 Bahan matriks /carrier untuk metode ikatan kovalen :
a. Karbohidrat : selulosa, DEAE selulosa, agarose
b. Polimer sintetik : poliakrilamid
c. Carrier protein : keratin, kolagen, albumin
d. Gugus amino yang mempunyai carrier : amino benzyl selulosa
e. Polimer anorganik : gelas berpori, silica
f. Cyanogen bromide (CNBr)-agarose dan CNBr-sepharose
2. Ikatan Kovalen
 Gugus kimiawi pada enzim / sel / metabolit yang
membentuk ikatan kovalen dgn Bahan matriks /carrier :
a. Gugus amino dan gugus imino  gugus -amino pada ujung
N’, -amino pada lisin dan arginine.
b. Gugus hidroksil (-OH)  gugus hidroksil pada Serin dan
Treonin
c. Gugus karboksil (-COOH)  gugus -karboksil pada ujung C’,
 dan -karboksil pada aspartate dan glutamate.
d. Gugus thiol dan gugus methilthiol ( - SH)  gugus thiol pada
Sistein
e. Gugus guanidil dan gugus imidazole (senyawa organik
aromatik heterosiklik dengan rumus kimia C3H4N2)  gugus
imidazole pada Histidin
f. Cincin Fenol  pada tirosin
2. Ikatan Kovalen

 Metode immobilisasi ikatan kovalen :


a. Diazonasi : membuat ikatan antara gugus amino dari bahan
carrier dengan gugus tirosil atau gugus histidil dari enzim.
b. Ikatan Peptida : membentuk ikatan peptide antara gugus
amino dan gugus karboksil dari bahan carrier dan enzim
c. Poly functional reagents : menggunakan reagent bifunctional
atau multifunctional (spt: glutaraldehid) yang membentuk
ikatan antara gugus amino dari bahan carrier dengan gugus
amino dari enzim / sel / metabolit.
2. Ikatan Kovalen

 Keuntungan Ikatan Kovalen :


a. Ikatan antara enzim / sel / metabotit dengan carrier sangat
kuat
b. Tidak terjadi kehilangan atau lepasnya ikatan antara enzim /
sel / metabolit dari carrier
c. Metode yang sederhana secara relative
d. Aplikasi yang cukup luas
e. Banyak carrier yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan
enzim / sel / metabolit
 Kelemahan Ikatan Kovalen (kelemahan utama ikatan
kovalen) :
a. Terjadinya modifikasi kimia pada enzim yang menyebabkan
hilangnya konformasi fungsional
2. Ikatan Kovalen

Carrier Carrier

Ikatan kovalen yang


terbentuk antara Carrier
Enzim / sel / metabolit dan enzim / sel / metabolit
3. Penjebakan (Entrapment)

 Pada metode penjebakan enzim / sel / metabolit tidak


secara langsung melekat pada permukaan bahan carrier,
namun terjebak dalam matriks polimer yang water-
insoluble.
 Enzim secara fisik ditahan dan dijebak dalam suatu gel
atau serat.
 Kondisi terjebak tsb masih memungkinkan substrat
mempenetrasi matriks polimer dan bereaksi dengan
enzim / sel / metabolit
 Bahan matriks yang umum digunakan : gel poliakrilamid,
selulosa triasetat, agar, gelatin, karragenan, alginat.
 Ada 2 tipe immobilisasi penjebakan yaitu tipe Lattice
(dalam gel atau serat) dan tipe micro capsule (enkapsulasi)
3. Penjebakan Tipe Lattice

Carrier
Carrier
Enzim / sel / metabolit
Tipe lattice adalah penjebakan pada suatu polimer cross-linked water-insoluble yang
mempunyai ruang antara (interstitial space)  gel atau serat.
Bahan polimer yang sering digunakan adalah poliakrilamid, polivinil alkohol, dan
starch.
3. Penjebakan Tipe Micro capsule

Enzim / sel / metabolit

Carrier
Carrier
Penjebakan tipe Enkapsulasi melibatkan proses
pembentukan partikel spheris yang disebut microcapsule
yang didalamnya terjebak larutan / suspense dari enzim /
sel / metabolit dalam suatu membrane polimer yang
bersifat semipermeable
Metode Immobilisasi Penjebakan Tipe
Enkapsulasi
3. Penjebakan (Entrapment)

 Keuntungan Penjebakan :
a. Waktu pembuatan cepat, sederhana dan mudah
b. Pembuatan murah
c. Berubahnya konformasi enzim rendah
 Kelemahan Ikatan Kovalen (kelemahan utama ikatan
kovalen) :
a. Terjadinya kebocoran enzim
b. Difusi pori terbatas
c. Peluang terjadiny kontaminasi mikroba tinggi
4. Ikatan Silang (Cross-linking)

 Cross-linking melibatkan terjadinya pengikatan silang


antarmolekul enzim / sel / metabolit dengan bahan matriks
ataupun tanpa bahan matriks.
 Metode ini menghasilkan agregat 3 dimensi enzim / sel /
metabolit yang saling berikatan silang yang bersifat water-
insoluble akibat reagent multifunctional reagent yang
berikatan dengan molekul enzim / sel / metabolit
 Merupakan metode immobilisasi yang umum digunakan
untuk skala komersial
 Reagent yang digunakan : multifunctional reagent seperti
glutaraldehid dan diazonium

Glutaraldehid
Diazonium
4. Ikatan Silang (Cross-linking)

 Keuntungan immobilisasi ikatan silang :


a. Lepasnya enzim / sel / metabolit sangat rendah karena
kuatnya ikatan silang yang terbentuk
b. Stabilitas tinggi (i.e. pH, konsentrasi ionic & substrat)
 Kelemahan immobilisasi ikatan silang :
a. Kegagalan immobilisasi ikatan silang ini jika terjadi perubahan
konformasi situs aktif sehingga hilangnya aktivitas enzim / sel
/ metabolit
b. Bukan teknik yang murah
4. Ikatan Silang (Cross-linking)

Istilah yang menggambarkan


immobilisasi enzim dengan metode
cross-linking diantaranya:

- CLEA  cross-linked enzyme


aggregate
- CLEC  cross-linked enzyme
crystals

Enzim / sel / metabolit


Immobilisasi Enzim
Immobilisasi Enzim
• Immobilisasi enzim didefinisikan sebagai sebuah proses
mengikat atau menahan molekul enzim pada sebuah bahan
pendukung padat tertentu yang memungkinkan substrat
dapat kontak dengan enzim dan enzim dapat mengubahnya
menjadi produk.
Enzim immobil adalah sebuah enzim yang pergerakannya
dibatasi secara penuh atau dibatasi pada suatu bagian
terbatas (sempit).
Fase/bentuk enzim immobil dapat berupa granul, membran,
atau mikrokapsul.
Keuntungan Enzim Immobil
• Enzim immobil terlindung dari kerusakan / denaturasi yang
menyebabkan hilangnya aktivitas
• Stabilitas enzim meningkat (ie: pH, suhu, end-product
feedback inhibition)
• Memudahkan pemisahan end-product
• Enzim immobile dapat digunakan berulang kali
• Meningkatkan produktivitas proses
• Meningkatkan efisiensi (ekonomis)
• Mengurangi limbah (penggunaan pada reactor yang lebih
kecil)
Kegagalan Immobilisasi Enzim
Perbandingan Metode Immobilisasi Enzim

Covalent Membrane
Characteristics Adsorption Entrapment
binding confinement
Preparation Simple Difficult Difficult Simple
Cost Low High Moderate High
Binding force Variable Strong Weak Strong
Enzyme leakage Yes No Yes No
Applicability Wide Selective Wide Very wide
Running Problems High Low High High
Matrix effects Yes Yes Yes No
Large diffusional
No No Yes Yes
barriers
Microbial protection No No Yes Yes
Sodium alginat

SKEMA PEMBUATAN Teteskan

ENZIM IMMOBIL

Enzim Immobil Calcium Chlorida


Contoh Enzim Immobil
Adsorpsi dan Ikatan Silang Enzim
Contoh Enzim Immobil
Enzim immobil dalam Liposom
Contoh Enzim Immobil
Enzim immobil dalam Liposom
Contoh Enzim Immobil
Enzim immobil cross-linking dan co-cross linking
Enzim Immobil
Cross-linking enzim dengan glutaraldehid
Penjebakan enzim dalam poliakrilamid
Direct coupling* enzim pada sel hidup

• Merupakan modifikasi dan kombinasi


metode Immobilisasi enzim
Aplikasi Biosensor
• Pelapisan enzim immobile pada suatu biomaterial
• Sampel yang akan dianalisis harus dapat berdifusi ke
dalam enzim enkapsulasi yang terjadi dalam waktu yang
cepat (minimize response time)
• Respon kimiawi dari reaksi enzimatis yang terjadi akan
ditransformasikan menjadi signal yang terukur
(elektrokimia atau optikal)
Glucose Biosensor
glucose oxidase
Glucose + O2 gluconic acid + H 2O2
• Diabetes monitoring
Aplikasi di Pangan
• Produksi Susu bebas laktosa (FL)
 Susu mengandung 5% laktosa yang harus dihilangkan sebelum diberikan kepada
bayi yang lactose intolerant (tidak mampu menghasilkan enzim β-galactosidase)
 Sebuah kolom mengandung β-galactosidase immobil dalam gel poliakrilamid
mampu secara kontinu menghilangkan laktosa.
• Penghilangan H2O2 pada susu pasteurisasi / sterilisasi
 Enzim katalase immobile yang berikatan kovalen pada resin karboksiklorida.
• Penghilangan rasa pahit pada juice jeruk
 Enzim naringinase immobile pada copolymer digunakan secara system batch
maupn kolom.
 Food additives:
 β-galactosidase enkapsulasi ditambahkan ke dalam susu untuk mendapatkan susu
bebas laktosa siap minum
 Mempercepat pematangan keju
 Keju keras memerlukan waktu pematangan hingga 2 tahun untuk mendapatkan
flavor dan tekstur yang optimum.
Aplikasi di Obat
• Detoksifikasi darah : enzim Fosfolipase A2 dan heparinase immobil
dalam sebuah bioreactor
• Microcapsul enzim urease diinjeksikan secara IV untuk menurunkan
kadar urea dalam darah
• Penyembuhan luka kulit : enzim protease immobil pada serat kain
kassa pembalut untuk mempercepat pembersihan dan penyembuhan
infeksi luka terbuka
• Low Molecular Weight Protamine (LMWP): pemberian Reverse heparin
setelah pembedahan pada beberapa pasien yang sensitif terhadap
protamine.
• Controlled-release drug : pembuatan sediaan obat
yang pelepasan bahan aktifnya secara terkendali.
• Memperpanjang sirkulasi di darah  stabilitas yang
meningkat dalam menghadapi aksi denaturasi
protein dan memperpanjang waktu sirkulasi tanpa
kehilangan aktivitas akibat degradasi,
penghambatan atau penangkapan oleh sel di sistem
reticuloendothelial.
• Membantu deposisi bahan lokal di suatu jaringan
atau organ target  dalam konteks mencegah
terdisposisinya enzim pada suatu jaringan atau
organ yang tidak dikehendaki
Controlled-release immobilized enzyme
Immobilisasi Sel
Immobilisasi Sel
 Sebagai alternative dari immobilisasi enzim yang
dihasilkan mikroba
 Efektif JIKA: enzim menjadi inaktif karena
immobilisasi atau isolasi dan purifikasi enzim
memakan biaya tinggi
 Pada immobilisasi sel  enzim langsung dihasilkan
oleh mikroba yang immobil selama mikroba hidup
atau mendapatkan akses terhadap substrat
 Metode yang digunakan untuk immobilisasi sel SAMA
dengan immobilisasi enzim
Immobilisasi Sel
 Immobilisasi sel mulai dipelajari dan diterapkan pada
fermentasi mulai 1970  sebagai metode efektif utk
meningkatkan kinerja dan aspek ekonomi proses
fermentasi
 Immobilisasi sel merupakan sifat alamiah sel yang
tumbuh dan berkembang cenderung untuk membentuk
agregat (kumpulan koloni) yang solid untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya
 Contoh immobilisasi alamiah :
1. Biofilm
2. Flokulasi sel
Keuntungan Immobilisasi Sel

 Mengimobilisasi satu sel, mendapatkan


multiple enzim yang dapat dihasilkan oleh
mikroba tsb
 Ekstraksi dan purifikasi enzim tidak
diperlukan
 Enzim akan stabil dalam waktu yang lama
 Konformasi enzim asli dapat dipertahankan
 Begitu pula dengan organel sel seperti
mitokondria dan kloroplas pun dapat
diimobilisasi
Kerugian immobilisasi sel

 Konsentrasi enzim rendah


 Dihasilkan enzim yang tidak dikehendaki
ataupun produk yang tidak dikehendaki
 Terjadi modifikasi produk akhir oleh
enzim lain
Metode Immobilisasi Sel
Metode Bahan Support Sel Reaksi
Adsorpsi Gelatin Lactobacillus Laktosa  asam
laktat
Gelas berpori Saccharomyces Glukosa  etanol
Serat kapas Zymomonas Glukosa  etanol
DEAE selulosa Nocardia Konversi steroid
Ikatan Kovalen Selulosa + Cyanuric S. cerevisiae Glukosa  etanol
chlorida
Titanium dioksida (TiO2) Acetobacter Cuka (asam asetat)
Ikatan silang Glutaraldehid E. coli Asam fumarat
Penjebakan Aluminium alginat Candida Degradasi fenol
tropicalis
Sodium alginat S. cerevisiae Glukosa  etanol
Enkapsulasi Polyester Streptomyces Glukosa  fruktosa
Alginat poli lysin Sel Hibridoma Antibodi
Aplikasi Immobilisasi Sel pada Fermentasi

Kategori Immobilisasi Sel Sel Bebas


Pertumbuhan Lebih Cepat, krn tidak terjadi fase Lebih lambat, krn terjadi fase lag
sel lag (fase pertumbuhan non- (fase pertumbuhan dan pertambahan
produktif) jumlah sel)
Densitas sel tinggi Densitas sel lebih rendah
Produksi Konsentrasi substrat tinggi Konsentrasi substrat rendah untuk
mencegah penghambatan
Produktivitas sel tinggi Produktivitas sel rendah
Hasil produk tinggi (konsentrasi akhir Hasil produk rendah (konsentasi
produk tinggi) produk akhir rendah)
Meningkatkan resistensi sel terhadap Terjadinya penghambatan balik
penghambatan balik produk akhir produk akhir
Aplikasi Immobilisasi Sel pada Fermentasi

Kategori Immobilisasi Sel Sel Bebas


Pengoperasia Fermentasi Batch, fed-batch, atau Paling memungkinkan adalah
n Proses continuous dalam bioreactor fermentasi Batch atau fed-batch
immobilisasi menggunakan stirred tank reactor
Tidak ada sel yang terbuang (cell Fermentasi continuous sulit dilakukan
wash-out) pd fermentasi continuous akibat terjadinya sel mikroba yang
meski dilakukan pengenceran tinggi terbuang (cell wash-out) bersama
outlet flow
Cukup ukuran fermentor kecil Diperlukan ukuran fermentor besar
karena densitas sel tinggi
Desain proses sederhana krn Proses hilir panjang untuk
terpisahnya produk dan sel mendapatkan separasi dan
pengkonsentrasian yang efektif
Sel dapat dipakai ulang utk periode Sel tidak dapat dipakai ulang
waktu lama
Stabilitas proses dan kualitas produk Kualitas produk bervariasi antara lot
dapat dipertahankan dalam waktu
lama
Berkurangnya resiko kontaminasi Tinggi tingkat kontaminasi mikroba
mikroba
Lima tipe Bioreaktor sel immobil :
(A) packed bed reactor;
(B) fluidized bed reactor;
(C) gas lift reactor;
(D) bubble column reactor (or stirred
reactor if stirred); and
(E) membrane cell-recycle reactor
Aplikasi Sel Immobil
Biosyntheses, bioconversions
Enzymes α-Amylases, cellulase and other cellulolytic enzymes,
chitinolytic enzymes, cyclodextrin glucosyltransferase, l-
glutaminase, hydrolases, inulase, lipases, penicillin V
acylase, peroxidases, polymethylgalacturonase, alkaline and
acid proteases, pullulanases, ribonuclease, xylanase
Antibiotics Ampicillin, candicidin, cephalosporin C, clavulanic acid,
cyclosporin A, daunorubicin, divercin, kasugamycin,
nikkomycin, nisin Z, oxytetracyclin, patulin, penicilin G,
rifamycin B
Steroidsa Androstenedione, hydrocortisone, prednisolone,
progesterone
Amino acids Alanine, arginine, aspartic acid, cysteine, glutamic acid,
phenylalanine, serine, tryptophan
Organic acids Acetic, citric, fumaric, gluconic, lactic, malic, propionic
acids
Alcohols Butanol, ethanol, sorbitol, xylitol
Polysaccharides Alginate, dextran, levan, pullulan, sulfated
exopolysaccharides
Others Pigments, vitamins, flavors and aroma
a Obtained by conversion of steroid parent compounds.
b Amperometric, potentiometric, conductometric.
Aplikasi Sel Immobil
Food processing
Alcoholic Brewing, vinification, fermentation of cider and kefir;
beverages controlled in situ generation of bioflavors
Milk products Continuous inoculation of milk (lactic starters), lactose
hydrolysis in milk whey
Environment
Water treatment Carbon removal (COD), nitrogen removal
(nitrification/denitrification, assimilation), heavy metal
removal (Au, Cd, Cu, Ni, Pb, Sr, Th, U, …), pollutant
biodegradation (phenol and phenolic compounds,
polycyclic aromatics, heterocycles, cyanide compounds,
surfactants, hydrocarbons, oily products)
Biofertilization Soil inoculation with plant-growth-promoting organisms
(Azospirillum brasilense, Bradyrhizobium
japonicum, Glomus deserticola, Pseudomonas
fluorescens, Yarowia lipolytica)
Bioremediation Degradation of pollutants in contaminated soils (eg,
chlorinated phenols), aquifers and marine habitats (eg,
petroleum hydrocarbons) by microbial inocula
Alternative fuels Dihydrogen and methane productions, ethanol production,
biodiesel, biofuel cells
Aplikasi Sel Immobil
Biosensors
Electrochemicalb Acetic acid, acrylinitrile, amino acids, BOD, cyanide,
cholesterol, chlorinated aliphatic compounds, ethanol,
naphthalene, nitrate, phenolic compounds, phosphate,
pyruvate, sugars, sulfuric acid (corrosion monitoring), uric
acid, herbicides, pesticides, vitamins, toxicity assays
Optical herbicides, metals, genotoxicant, polyaromatics, toxicity
testing
a Obtained by conversion of steroid parent compounds.
b Amperometric, potentiometric, conductometric.
Immobilisasi Biocompound
Immobilisasi Metabolit untuk biosensor

Ilustrasi Generasi pertama, Generasi kedua dan Generasi ketiga biosensor


ampoterometric.
Generasi pertama  berdasar aktivitas elektrik yg terjadi antara reseptor substrat atau
produk
Generasi kedua  berdasar penggunaan mediator redox tiruan
Touhami 2013

Anda mungkin juga menyukai