Anda di halaman 1dari 31

MENYUSUN

DEFINISI
OPERASIONAL

Silvia Yolanda,S.Tr.Keb.,M.Keb
Definisi operasional adalah mengidentifikasikan variabel
secara operasional bedasarkan karakteristik yang diamati,
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Definisi operasional ditentukan Bedasarkan
paremeter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.
Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana
variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.
Definisi operasional dapat dibuat dalam bentuk tabel yang
mencakup :

Nama variabel

Definisi variabel

Alat Ukur

Hasil ukur / Kategori

Skala pengukuran
Defenisi Variabel
Dalam banyak hal, definisi
operasional mngacu pada
pustaka yang ada, akan tetapi Suatu konsep mengenai vaiabel
diperkenankan untuk membuat yang sama dapat saja mamiliki
definisi sendiri sejauh dapat definisi operasional yang lebih Peneliti dapat memilih dan
dipertanggungjawabkan. dari satu dan berbeda-beda menentukkan definisi
antara penelitian yang satu dan operasional yang paling relavan
yang lainnya. bagi variabel yang ditelitinya.
Dalam pelaksanaan penelitian.
batasan atau definisi suatu
variabel tidak dapat dibiarkan
memiliki makna ganda, atau
tidak menujukkan indikator
yang jelas
ALAT UKUR
Pada umumnya, karena rumusan Pengukuran valid hanya dapat
variabel masih bersifat dilakukan terhadap atribut yang
konseptual, maka maknanya sudah didefinisikan secara tegas
masih sangat abstrak walaupun dan operasional.
mungkin secara intuitif sudah
dapat dipahami maksudnya. Variabel yang masih berupa
Hal ini disebabkan data konsep teoritis, belum dapat
mengenai variabel yang diukur.
bersangkutan akan diambil lewat
suatu prosedur pengukuran.
Alat Ukur Penelitian

Alat ukur penelitian


merupakan alat yang
digunakan untuk
mengukur fenomena
alam maupun sosial
yang menjadi topik
penelitian.
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.

Tes berisi beberapa soal dengan bentuk


pertanyaan disertai pilihan jawaban.

Tes umum digunakan untuk


mengumpulkan data penelitian, sebab
bisa mengukur kemampuan subjek
penelitian.
Tes terbagi lagi menjadi beberapa. Yaitu :

a. Tes Kepribadian
jenis tes yang bertujuan untuk mengetahui karakter atau kepribadian seseorang.
Adapun yang diukur adalah self-concept, kreativitas, kedisiplinan, kemampuan
khusus , dan lain-lain.

b. Tes Bakat
sebuah tes yang bertujuan untuk mengetahui bakat seseorang yang menjadi peserta
tes. Lewat tes ini bisa diketahui bakat dan minat dari subjek penelitian.

c. Tes Intelegensi
tes yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang atau suatu
kelompok. Tes ini diberikan dengan memberi beberapa bentuk tugas dan kemudian
dilakukan pengukuran tingkat kecerdasan peserta.

d. Tes Sikap
Tes sikap atau attitude test merupakan jenis tes yang bertujuan untuk mengetahui
berbagai sikap seseorang di sebuah tempat, ruangan, maupun suatu lingkungan.
2. Skala Peringkat (Rating Scale)
Jenis alat ukur penelitian yang kedua adalah Skala Peringkat atau rating scale. Ranking scale atau
skala peringkat.
Penggunaannya adalah dengan cara memberikan perbandingan suatu item dengan item yang lain,

data yang didapatkan sifatnya data kasar dan tidak langsung memberikan data yang mudah dipahami,
melainkan perlu diolah dulu. Sekaligus tidak menyeluruh
proses interpretasi dari data hasil rating scale harus dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya responden
sendiri cenderung tidak jujur dalam memberikan jawaban, bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut ini:
a. Persahabatan.
b. Kecepatan menerka.
c. Kecepatan dalam memutuskan.
d. Jawaban kesan pertama.
e. Penampilan instrumen.
f. Prasangka.
g. Halo Effects.
h. Kesalahan pengambilan rata-rata
i. Kemurahan hati atau atas dasar rasa kasihan.
3. Panduan Wawancara (Interview Guides)
Alat ukur penelitian juga berupa panduan wawancara. Wawancara sendiri adalah percakapan di mana
pertanyaan diajukan untuk memperoleh informasi yang kemudian menjadi data penelitian atau hasil
pengamatan.

Supaya data yang didapatkan valid dan sesuai dengan kebutuhan, maka proses wawancara kemudian
disusun sedemikian rupa. Biasanya akan mengandalkan panduan wawancara yang berupa daftar
pertanyaan yang akan diajukan ke responden.

4. Lembar Periksa (Tally Sheet)


Selanjutnya adalah lembar periksa atau tally sheet, yakni alat ukur penelitian yang digunakan untuk mengetahui
frekuensi suatu kejadian yang menjadi subjek penelitian.
Misalnya, seorang peneliti sedang mencari data berapa sering guru mata pelajaran Matematika absen. Maka
akan dilakukan lembar periksa ke beberapa siswa untuk mendapatkan tingkat frekuensinya.
Data yang didapatkan bisa digunakan untuk penelitian dengan metode kualitatif maupun kuantitatif. Kemudian
data bisa dipaparkan dalam bentuk grafik, sehingga bisa diketahui angka kejadian naik atau turun dalam kurun
waktu tertentu.
5. Diagram Alir (Flowchart)
Alat ukur penelitian yang kelima adalah diagram alir atau yang dikenal juga dengan istilah flowchart. Diagram
alir sendiri adalah jenis diagram yang memaparkan alur kerja, tahap demi tahap, dan proses demi proses.
Dalam penelitian, diagram alir digunakan untuk menyusun rencana kegiatan penelitian sehingga bisa
menjadi peta agar tidak tersesat. Selain itu, bisa juga dijadikan alat untuk mendata hasil penelitian.
Sehingga semua data dimasukan ke dalam diagram alir yang kemudian ditarik kesimpulan. Namun, secara
umum diagram alir lebih digunakan untuk menganalisis, mendesain, dan mendokumentasikan suatu proses.
Diagram alir bisa dibentuk secara manual, bisa juga dengan menggunakan alat bantu. Sebab sudah ada
beberapa aplikasi atau program yang didesain membantu membuat diagram alir dengan baik, rapi, dan
memiliki semua elemen yang dibutuhkan.
6. Observasi
Alat ukur penelitian yang sangat sering digunakan adalah observasi atau pengamatan. Observasi adalah
proses mengamati subjek penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sesuai topik yang diteliti.

Observasi akan membantu peneliti mendapatkan data yang valid karena dilakukan pengamatan secara
langsung. Meskipun peneliti harus turun ke lapangan dan observasi berlangsung sampai beberapa hari
bahkan berbulan-bulan.

Namun setidaknya bisa mendapatkan data yang jelas, valid, dan tentunya lengkap. Kelengkapan dan
validitas data akan mempengaruhi kualitas hasil penelitian itu sendiri. Selain itu, observasi kemudian terbagi
menjadi beberapa jenis. Yaitu:
a. Observasi Terkontrol
Observasi terkontrol adalah proses pengamatan yang seluruh variabel di dalamnya bisa diatur oleh
peneliti. Misalnya dilakukan di ruangan tertutup sehingga semua komponen bisa diatur peneliti
sesuai kebutuhan.
Observasi terkontrol juga bisa dalam bentuk pengaturan jadwal kegiatan observasi tersebut.
Misalnya lokasinya dimana, waktu observasinya kapan, dan berapa lama, dan lain-lain.
b. Observasi Naturalistik
Berikutnya adalah observasi naturalistik, yakni jenis pengamatan yang dilakukan secara spontan
dengan tidak mengubah variabel apapun dari subjek dan objek penelitian yang diamati.
Peneliti kemudian akan merekam, melihat, dan mencatat apapun yang dilihat oleh mata. Sehingga
tidak ada pengaturan apapun di dalam observasi jenis ini. Alat ukur penelitian satu ini umum
digunakan untuk penelitian berbasis alam.
c. Observasi Partisipatif
Berikutnya adalah observasi partisipatif, yang artinya pengamatan oleh peneliti dilakukan secara
langsung dimana peneliti ikut bergabung di dalam subjek penelitian.
Observasi jenis ini sering disebut kombinasi antara observasi naturalistik dengan observasi
terkontrol. Disebut terkontrol karena peneliti ikut terlibat ke dalam subjek penelitian dan hal ini
sengaja dilakukan.
Disebut naturalistik karena memang saat terjun ke dalam subjek penelitian, peneliti tidak lagi bisa
mengatur variabel apapun. Misalnya dalam meneliti efek bencana alam bagi masyarakat desa X
yang mengungsi.
Peneliti tidak hanya melakukan pengamatan jarak jauh dan menganalisis data dari pemerintah. Tapi
terjun dan berbaur dengan masyarakat yang menjadi pengungsi tersebut.
7. Kuesioner
Alat ukur penelitian juga umum menggunakan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan dengan beberapa jawaban yang harus
dijawab oleh subjek penelitian. Bedanya dengan wawancara atau mungkin dengan lembar periksa adalah bentuk
alatnya.
Kuesioner biasanya berbentuk dokumen cetak berisi beberapa pertanyaan, kemudian di era digital sering dibuat dalam
bentuk laman khusus. Sehingga ada beberapa pertanyaan yang diulang dan dibuat dengan pilihan jawaban mirip-mirip.
Kuesioner juga biasanya berisi mengenai opini atau penilaian dari subjek penelitian, sehingga tidak ada pertanyaan yang
jawabannya sama. Antara satu subjek dengan subjek lain dijamin berbeda.
Misalnya untuk mengetahui tingkat kepuasan, rasa sayang, rasa cinta, rasa peduli, tingkat kepercayaan, dan lain-lain.
Sehingga kuesioner kemudian lebih cocok digunakan pada penelitian kualitatif.
8. Sosiometri
Jenis alat ukur penelitian yang terakhir adalah sosiometri. Yaitu suatu metode
untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang
berukuran kecil sampai sedang yakni antara 10-50 orang.
Alat ukur satu ini bisa digunakan untuk mengetahui beberapa hal, seperti:
Mengetahui pribadi atau siswa mana yang mengalami kesulitan untuk
bersosialisasi.
Mengetahui tingkat partisipasi suatu anggota kelompok terhadap kelompoknya.
Memberi pemahaman mengenai masalah dalam bersosialisasi dari individu dalam
kelompok yang sedang diteliti.
Ada banyak jenis alat ukur penelitian, dan pemilihannya bisa disesuaikan dengan
metode penelitian yang digunakan. Sekaligus disesuaikan dengan kebutuhan,
karena beberapa jenis alat ukur bisa digunakan untuk banyak metode dan untuk
semua jenis data.
Hasil ukur / Kategori
No Nama Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 J % Kategori

1. Ny A 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6 60 Cukup

2. Ny B 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup

3. Ny S 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 70 Cukup
Pengetahun Frekuensi %
Baik 21
Cukup 19
Kurang 20
SKALA UKUR PENELITIAN

1. Skala Nominal
Skala ini termasuk dalam pengukuran kualitatif dan merupakan
yang paling sederhana diantara ketiga jenis lainnya.

Dalam skala nominal, kita tidak melakukan perhitungan


berdasarkan angka karena ini sama sekali tidak memiliki
signifikansi kuantitatif.
Pengumpulan skala nominal sering dilakukan dengan:
– Mengajukan pertanyaan terbuka.
– Mengajukan pertanyaan dengan jawaban pilihan ganda yang
nanti akan diberi label.

Contoh skala pengukuran nominal adalah jenis kelamin, lokasi


geografis, warna rambut, dan sejenisnya.
Dengan data ini kita tidak bisa menentukan mana yang bisa
diletakan di urutan tertentu dan mana yang lebih baik, sebab
tidak ada perhitungan yang bisa diterapkan pada data.
2. Skala Ordinal
Skala ini juga termasuk ke dalam skala pengukuran kualitatif. Ia menggunakan urutan
tertentu guna memberi peringkat, dan efektif untuk data yang memerlukan urutan ketika
melakukan evaluasi.

Skala ordinal mengukur data yang bersifat non-numerik dan nilai intervalnya tidak
diketahui. Seperti kita tidak tahu berapa jarak pasti antara survei pengalaman
pelanggan yang “sangat menyenangkan” dengan “agak menyenangkan”.

Contoh skala pengukuran ordinal adalah mengukur tingkat kepuasan, misalnya


perusahaan menyebarkan survei kepuasan dengan pilihan “tidak puas, cukup puas,
netral, puas, sangat puas”. “Setuju”, “tidak setuju”, dan sejenisnya.
3. Skala Interval
Skala interval adalah pengukuran dengan skala numerik di mana nilai-nilai yang berdekatan
memiliki jarak yang sama dan diukur sepanjang skala (contohnya, jarak antara 40 cm
dengan 50 cm sama seperti jarak antara 60 cm dengan 70 cm). Data ini pasti berbentuk
angka dan merupakan salah satu skala pengukuran kuantitatif.

Dalam skala interval, nilai 0 bersifat arbitrer, artinya suatu variabel tetap bisa diukur
meskipun memiliki nilai negatif. Interval data juga bisa ditambah atau dikurangi, namun tidak
dapat dibagi atau dikali.

Contoh skala interval adalah pengukuran suhu menggunakan derajat celcius (16 derajat
celcius lebih dingin dibanding 20 derajat celcius).
4. Skala Rasio
Rasio adalah skala pengukuran kuantitatif yang memudahkan kita untuk mencari perbedaan antar
variabel dan memberi urutan data. Skala pengukuran ini memungkinkan untuk melakukan semua
jenis perhitungan dan dan menarik kesimpulan pasti.

Perbedaannya dengan interval adalah rasio tidak memiliki nilai negatif.

Contoh skala pengukuran rasio adalah data ukuran tinggi badan. Tidak mungkin ada tinggi badan
yang memiliki nilai 0 bahkan negatif. Jika nilainya 0, maka data itu dianggap tidak ada.
Dalam penelitian, skala rasio dapat memberikan informasi paling rinci dibanding jenis lainnya. Ini
dikarenakan peneliti dapat menghitung tendensi sentral menggunakan teknik statistika, seperti
median, mode, dan mean.
Untuk memutuskan kapan harus menggunakan skala rasio, terlebih dah
Perlu ditegaskan bahwa definisi operasional yang telah
ditetapkan harus digunakan secara taat asas dalam keseluruhan
penelitian
Menyusun & Mengevaluasi
01 Definisi Operasional
Bayangkan diri anda sebagai orang lain, kemudian baca kembali
definisi operasional yang anda telah susun
01 Apakah mungkin akan terdapat
perbedaan interpretasi bagi saya 03 Apakah mungkin akan ada pertanyaan
yang timbul dari pernyataan ini yang
sebagai orang lain ? meminta penjelasan tambahan ?

02 Apakah ada informasi lain


yang bisa memperjelas
04 Apakah definisi
operasional ini terlalu
dan mengurangi bias lengkap sehigga
pemahaman ? (ukuran, memberikan efek balik
tempat, hasil yang yaitu
diharapkan) membingungkan ?
● Ajaklah lebih dari satu rekan anda untuk menyusun definsi

operasional bersama-sama untuk mengurangi dominasi

pendapat anda sendiri.

● Ajaklah lebih dari satu rekan anda (disarankan yang tidak

ikut menyusun definisi operasional, kemudian

konfirmasikan apakah dia mendapatkan maksud yang sama

seperti yang anda maksudkan atau harapkan.


Referensi
A. Aziz Alimul Hidayat. 2007. Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika

Praktiknya AW. 2011.


Dasar-dasar Metedologi
Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta :
Rajawali Press
Terima Kasih

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai