Anda di halaman 1dari 24

Farmakoterapi Kardiovaskular dan

Endokrin

Studi Kasus TIROID

Anggota Kelompok 5 :
Cindy Zulpia .R 2101120
Fairuz Nabila 2101123
Indira Chantika 2101129
Mella Meriza Putri 2101137
Mutia Anggraini 2101141
Nabil Sofi .H 2101142
Dosen Pengampu : Prety Junita 2101147
apt. Shinta Patika, M.Farm Risa Ayu 2101152
Rusnita Putri 2101153
Deskripsi Kasus
Seorang wanita Kaukasia berusia 52 tahun dirujuk kepada Anda oleh seorang
ahli bedah ortopedi. Dia memiliki nyeri punggung toraks akut yang terkait dengan
berguling di tempat tidur pada malam sebelumnya. X-ray yang diambil di kantornya
menunjukkan fraktur kompresi toraks akut 8 (T8). Antara usia 20 dan 26 dia
menderita thyrotoxicosis; itu diobati dengan radioiodine; dia telah dipertahankan
dengan l-tiroksin. Menopause terjadi pada usia 49. Ibunya dan nenek dari pihak ibu
mengalami osteoporosis. Neneknya telah memiliki infark miokard dan pasien memiliki
profil lipid berisiko tinggi.
Tingginya 68 inci (maksimum 70 inci), berat 118 pon, memiliki tekanan darah
120/80 mm Hg dan denyut nadi biasa 94 per menit. Ada kyphosis dorsal baru dan
nyeri tekan saat palpasi di T8. Tiroid tidak jelas.
Tinjauan rontgen luar mengkonfirmasi fraktur di T8 dan demineralisasi umum
tulang belakang thoracolumbar. Kepadatan mineral tulang penyerapan sinar X energi
ganda dari tulang belakang lumbar memiliki skor T minus 3,2 (kepadatan adalah 3,2
simpangan baku di bawah rata-rata wanita berusia 20 tahun yang serupa
menyarankan keropos tulang konsisten dengan osteoporosis). Konsentrasi TSH-nya
tidak terdeteksi.
Deskripsi Kasus
JP adalah wanita berusia 33 tahun yang datang dengan keluhan kelelahan yang
membutuhkan tidur siang, penambahan berat badan, intoleransi dingin, dan
kelemahan otot selama beberapa bulan terakhir. Keluhan ini baru karena dia dulu
selalu merasa "panas," mencatat kesulitan tidur, dan bisa makan apa pun yang dia
inginkan tanpa menambah berat badan. Dia juga ingin hamil dalam waktu dekat.
Karena kepatuhan pengobatan yang buruk terhadap methimazole dan propranolol, ia
menerima terapi yodium radioaktif (RAI), mengembangkan hipotiroidisme, dan mulai
mengonsumsi levothyroxine 100 mcg setiap hari. Obat lain termasuk kalsium karbonat
tiga kali sehari untuk "melindungi tulangnya" dan omeprazole untuk "mulas". Pada
pemeriksaan fisik, tekanan darahnya 130/89 mm Hg dengan nadi 50 bpm. Berat
badannya adalah 136 lb (61,8 kg), meningkat 10 lb (4,5 kg) pada tahun lalu. Kelenjar
tiroidnya tidak teraba dan refleksnya tertunda. Temuan laboratorium termasuk kadar
hormon perangsang tiroid (TSH) 24,9 μIU / mL (normal 0,45–4,12 μIU / mL) dan kadar
tiroksin bebas 8 pmol / L (normal 10-18 pmol / L). Evaluasi pengelolaan riwayat
hipertiroidisme masa lalu dan nilai status tiroidnya saat ini. Identifikasi rekomendasi
perawatan Anda untuk memaksimalkan kendali atas status tiroidnya saat ini.
Metode Penyelesaian Kasus

Assesmen
Subjektif Objektif Plan
t
01

Subjektif
Subjektif
Nama Ny. JP
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 33 Tahun
Keluhan Pasien Kelelahan yang membutuhkan tidur siang, penambahan berat
badan, intoleransi, dingin, dan kelemahan otot selama beberapa
bulan terakhir. Keluhan ini baru karena dia dulu selalu merasa
"panas," mencatat kesulitan tidur, dan bisa makan apa pun yang
dia inginkan tanpa menambah berat badan
Riwayat Pengobatan Pasien memiliki kepatuhan pengobatan yang buruk terhadap
methimazole dan propranolol, ia menerima terapi yodium
radioaktif (RAI), terjadi hipotiroidisme, dan mulai mengonsumsi
levothyroxine 100 mcg setiap hari. Obat lain termasuk kalsium
karbonat tiga kali sehari untuk "melindungi tulangnya" dan
omeprazole untuk "mulas".
Riawayat Penyakit Hipertiroidisme
02

Objektif
Objektif
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Normal Hasil Keterangan


120/80 mmHg 130/89 mm Hg Tinggi
Tekanan Darah
60-100 bpm 50 bpm Normal
Kecepatan Nadi
136 lb (61,8 kg),
Berat badan
tidak teraba dan
Kelenjar tiroid
refleksnya tertunda.

Menurut WHO, tekanan darah normal bagi orang dewasa adalah 120/80 mmHg
Menurut American Heart Association, denyut nadi normal adalah
60-100x/menit
Objektif
Hasil Laboratorium

Jenis pemeriksan Normal Hasil Keterangan

Kadar hormon 0,45–4,12 μIU /mL 24,9 μIU /mL Tinggi


perangsang tiroid (TSH)

Kadar tiroksin bebas 10-18 pmol / L 8 pmol / L Normal


03
Assesmen
t
Assesment

Tepat
Tepat Dosis Pasien

Tepat Waspada Efek


Tepat Obat Samping
Indikasi
Tepat Indikasi
Nama Obat Indikasi Keterangan
Untuk mengobati
Levothyroxine hipotiroidisme dan sebagai Tepat indikasi
hormon pengganti T4
Untuk melindungi tulang,
Tidak tepat indikasi
mengatasi gejala asam
(karena fokus
Kalsium karbonat lambung berlebih, seperti
pengobatan pasien
heartburn atau nyeri ulu
yaitu hipotiroid)
hati.
Tidak tepat indikasi
Untuk heartburn dan
(karena fokus
Omeprazole menangani keluhan asam
pengobatan pasien
lambung berlebih.
yaitu hipotiroid)
Tepat Pasien

Nama Obat Kontraindikasi Keterangan


Levothyroxine Tirotoksikosis Tepat Pasien

Kalsium karbonat Hipersensitivitas Tepat pasien

Omeprazole Hipersensitivitas Tepat Pasien


Tepat Obat
Nama Obat Indikasi Keterangan
Untuk mengobati
Levothyroxine Tepat Obat
hipotiroidisme
Untuk melindungi Tidak Tepat Obat
tulang, mengatasi gejala (Karena fokus
Kalsium
asam lambung berlebih, pengobatan pasien yaitu
karbonat hipotiroid)
seperti heartburn atau
nyeri ulu hati.
Tidak Tepat Obat
Untuk heartburn dan
(karena fokus
Omeprazole menangani keluhan
pengobatan pasien yaitu
asam lambung berlebih.
hipotiroid)
Tepat Dosis
Dosis yg
Nama Obat Dosis Terapi Keterangan
diberikan
100 mcg 1 x Dosis awal 50-100
Levothyroxine Tepat Dosis
sehari mcg 1x sehari
Tidak bisa
dilakukan
Dosis tidak
Kalsium karbonat 2-3 kali 500 mg assesment karena
tertera
dosis yg diberikan
tidak disebutkan.
Tidak bisa
dilakukan
Dosis tidak 20 mg 1 x sehari
Omeprazole assesment karena
tertera sebelum makan
dosis yg diberikan
tidak disebutkan.
Waspada Efek Samping
Nama Obat Efek samping Keterangan
Levothyroxine takikardi, diare, muntah, WESO
tremor, gelisah, bergairah,
insomnia, sakit kepala, muka
merah, berkeringat, demam,
intoleransi terhadap panas,
berat badan turun drastis, otot
lemah
Kalsium karbonat Hiperkalesemia WESO
Omeprazole Mual, muntah, diare, sembelit, WESO
perut kembung, sakit perut,
Badan lemas, Sakit kepala,
pusing, insomnia, batuk, ruam,
gatal
04
Plan
Farmakologi
Non Farmakologi
Tujuan Terapi :
• Menghilangkan gejala dan tanda
yang dialami
• Memperbaiki metabolisme tubuh
dengan cara mengganti hormon
yang hilang
• Menormalkan kembali kadar
hormon tiroid dalam tubuh
Sasaran Terapi : Menurunkan kadar TSH
Terapi Farmakologi :
Levothyroxine adalah obat pilihan untuk
penggantian hormon tiroid dan dan relatif murah.
Sediaan tiroid lain yang tersedia secara komersial
dapat digunakan tetapi bukan terapi yang
disukai. Karena T3 (dan bukan T4) adalah bentuk
yang aktif secara biologis, pemberian levotiroksin
menghasilkan kumpulan hormon tiroid yang siap
dan secara konsisten diubah menjadi T3
Terapi Non Farmakologi
• Istirahat
Hal ini diperlukan agar hipometabolisme pada penderita tidak makin
parah. Penderita dianjurkan tidak melakukan pekerjaan yang
melelahkan/mengganggu pikiran, baik di rumah atau di tempat bekerja.
Dalam keadaan berat dianjurkan bed rest total di Rumah Sakit
• Diet
Diet harus tinggi kalori, protein, multivitamin serta mineral. Hal ini
antara lain karena: terjadinya peningkatan metabolisme, keseimbangan
nitrogen yang negatif dan keseimbangan kalsium yang negative.
• Memenuhi kebutuhan iodium sebesar 100-150 mikrogram (0,1-0,15
mg) perhari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari konsumsi 6 gram
garam beriodium dengan kandungan minimal 40 ppm, sekitar 60
mikrogram iodium yang dikonsumsi tersebut akan ditangkap oleh
kelenjar tiroid untuk pembentukan hormon thyroxin (muhilal, 2000).
• Lakukan olahraga secara rutin
• Menghindari faktor resiko berupa stress dan melakukan control
terhadap stress
Drug Related Problem
• Pada riwayat penyakit hipertiroid, pasien gagal menerima
pengobatan, dimana pasien tidak patuh minum obat propranolol
dan methimazole untuk hipertiroid nya. Maka dari itu untuk
pengobatan hipotiroid ini perlu dilakukan KIE secara maksimal agar
tidak ada kegagalan penerimaan obat.
• Adanya interaksi obat antara levotiroksin dan calcium karbonat juga
interaksi levotiroksin dan omeprazol yang dapat menyebabkan
kurangnya absorbsi levotiroksin. Kalsium karbonat dan ferrous
sulfate, dapat membentuk chelate yang tidak dapat larut dengan
levotiroksin. Proton pump inhibitor (pada kasus ini omeprazol),
sukralfat, dan antasida yang dapat mengurangi keasaman lambung
sehingga mengurangi absorbsi levotiroksin
Monitoring dan Follow Up
 Pemeriksaan tekanan darah secara berskala
dan rutin
 Mengontrol kadar hormon TSH secara
berskala dan rutin
 Mengontrol kadar tiroksin bebas secara
berskala dan rutin
 Melakukan pemantauan dan mengevaluasi
pasien setiap bulan sampai mencapai
kondisi eutroid.
 Pengobatan dengan tiroksin akan merespon
perbaikan TSH dan respon TRH juga menjadi
normal. Hipotiroid subklinis teratasi dan
korpus luteum menjadi normal sehingga
dapat terjadi kehamilan.
 Melakukan pemantauan mengenai asupan
makanan dan minuman serta aktivitas fisik
atau olahraga yang baik untuk membantu
mengontrol kadar hormon tiroid.
Komunikasi, Informasi, Dan
Edukasi (KIE)
 Memberikan informasi terkait penyebab penyakit
hipotiroid
 Informasi secara komprehensif mengenai pengaruh
hipotiroid terhadap sistem organ dan fungsi sehari
hari
 Informasi mengenai pentingnya kepatuhan pasien
selama terapi karena hipotiroid umumnya
memerlukan terapi pengganti hormon dalam jangka
panjang dan pasien juga memerlukan pemantauan
kadar hormon rutin sesuai jadwal yang di berikan
dokter
 Informasikan kepada pasien agar dapat mengelola
stress dengan baik, karena stress juga berkorelasi
dengan antibodi terhadap antibodi TSH-Reseptor
Thank You

Anda mungkin juga menyukai