Anda di halaman 1dari 21

UJI NORMALITAS DAN UJI HOMOGENITAS

Bab

I
Bab

II DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2:

Bab
Ahmad Zakky Asnawi (2111010176) Muhammad Nurfuad (2111010300)
III Amia Kasmila
Egis Permana Putra
(2111010193)
(2111010235)
Nena Ayu Agustin
Rika Wulandari Nasution
(2111010323)
(2111010353)
Ganis Novitriani (2111010249) Tika Fahmiyati Sholehah (2111010378)
Laili Aprida (2111010274)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023 M
Latar Belakang Bab

I
Pada saat melakukan penelitian dilakukan beberapa pengujian data seperti
Bab uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas uji yang digunakan
untuk mengetahui sebaran normal dari suatu data apakah data tersebut
II berdistribusi normal atau tidak.distribusi data normal ditandai dengan
bentuk lonceng atau bell shaped dan juga pada sebaran Q-Q normal data
Bab yang didapat sejajar atau berdekatan dengan garisnormal plots.
Sedangkan uji homogenitas uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah
III data yang diambil dari populasi yang sama mempunya varians yang sama
atau tidak. Data distribusi normal pada uji homogenitas ditandai apabila
hasil signifikansinya bersifat homogen atau disebut dengan Ho diterima.
Rumusan Masalah Dan Tujuan Masalah Bab

I
1 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Penelitian Uji Normalitas?
b. Bagaimana Penelitian Uji Homoginitas?

2. Tujuan Masalah
a. Untuk Mengetahui Hasil Uji Normalitas
b. Untuk Mengetahui Hasil Uji Homoginitas
Uji Normalitas Bab

II
Bab Uji normalitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui apakah
I data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau berada dalam sebaran
normal. Distribusi normal adalah distribusi simetris dengan modus, mean dan
median berada dipusat. Distribusi normal merupakan salah satu distribusi yang
Bab
paling penting kita akan hadapi. Ada beberapa alasan untuk ini:
III
a Banyak variabel dependen, b Jika kita dapat mengasumsikan bahwa
umumnya diasumsikan variabel setidaknya mendekati Bab
terdistribusi secara normal
dalam populasi. Artinya, kita
terdistribusi normal, maka teknik ini
memungkinkan kita untuk membuat
II
sering berasumsi bahwa jika kita sejumlah kesimpulan (baik yang tepat
Bab mendapatkan seluruh populasi atau perkiraan) tentangnilai-nilai
I pengamatan, distribusi yang
dihasilkan akan sangat mirip
variabel itu.

dengan distribusi normal.


Bab
c
III
Menguji normalitas data kerapkali disertakan dalam suatu analisis
statistika inferensial untuk satu atau lebih kelompok sampel.
Normalitas sebaran data menjadi sebuah asumsi yang menjadi
syarat untuk menentukan jenis statistik apa yang dipakai dalam
penganalisaan selanjutnya.
Uji normalitas biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, Bab
interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka
persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang II
normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan
Bab jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah
I statistik non parametrik.

Bab
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
III terdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai
L hitung > L tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai L hitung < L tabel maka Ho
diterima.
Ho : sampel berdistribusi normal
H1 : sampel data berdistribusi tidak normal
Meskipun demikian, apabila sebaran data suatu penelitian yang Bab
mengungkapkan kemampuan siswa ternyata diketahui tidak normal hal itu II
bukan berarti harus berhenti penelitian itu sebab masih ada fasilitas statistik
nonparametrik yang dapat dipergunakan apabila data tadi tidak berdistribusi
Bab
normal.
I
Bab
Uji normalitas yang paling sederhana adalah membuat grafik distribusi
III frekuensi atas skor yang ada. Pengujian kenormalan tergantung pada
kemampuan kita dalam mencermati plotting data. Jika jumlah data cukup
banyak dan penyebarannya tidak 100% normal ( tidak normal sempurna),
maka kesimpulan yang ditarik kemungkinan akan salah. Pada saat sekarang
ini sudah banyak cara yang dikembangkan para ahli untuk melakukan
pengujian normalitas. Beberapa diantaranya adalah Uji Kolmogorov-Smirnov
dan Uji Lilliefors.
A. Uji Kolmogorov Smirnov Bab

Dalam uji Kolmogorov Smirnov hipotesis yang diajukan adalah: II


H0: f(X) = normal
Bab H1: f(X) ≠ normal
I Langkah-langkah dari uji Kolmogorov Smirnov adalah:
a. Menentukan rata-rata dan standar deviasi data
b. Menyusun data dimulai dari yang terkecil diikuti dengan frekuensi masing-
Bab masing, frekuensi kumulatif (F) dari masing-masing skor. Nilai Z ditentukan
dengan rumus;
III 𝑍 skor = X - Ẋ / σ
Dimana:
Ẋ = 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝜎 = 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎ngan 𝑏𝑎𝑘𝑢
𝜎 = √∑(Xi - Ẋ)2 / n-1

.
Bab

c. Tentukan Probabilitas dibawah nilai Z yang dapat dilihat pada table Z (𝑃 ≤ 𝑍) II


d. Tentukan nilai selisih masing- masing baris 𝐹⁄n = 𝐹𝑧 𝑑𝑒ngan 𝑃 ≤ 𝑍 (n 𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎2) dan selisih
Bab
masing-masing 𝑓⁄n 𝑑𝑒ngan 𝑎2 (nilai 𝑎1)
I
e. Selanjutnya bandingkan nilai tertinggi dari 𝑎1 dengan Tabel Kolmogorov Smirnov.

Bab f. Selanjutnya Kriteria Pengujian adalah:


III Terima 𝐻o jika 𝑎1 𝑚𝑎𝑘𝑠 ≤ 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Tolak 𝐻o jika 𝑎1 𝑚𝑎𝑘𝑠 > 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒l

.
B. Uji Lilliefors
Bab
Uji normaliatas dengan uji Lilliefors merupakan uji kenormalan secara
non parametrik. Uji Lilliefors juga merupakan penyempurnaan dari rumus II
Kolmogrov-Smirnov sehingga sifatnya menyederhanakan.
Bab Rumusan Hipotesis untuk uji Lilliefors ini adalah:
𝐻o: 𝑓(𝑋) = Normal
I 𝐻1: 𝑓(𝑋) ≠ Normal
Untuk pengujian hipotesis tersebut dilakukan langkah-langkah yang hampir
Bab sama dengan langkah pada uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu:
III 1. Menentukan rata-rata dan standar deviasi data
2. Menyusun data dimulai dari yang terkecil diikuti dengan frekuensi masing-
masing , frekuensi kumulatif (F) dari masing-masing skor. Nilai Z ditentukan
dengan rumus;
𝑍 skor = X - Ẋ / σ
Dimana:
Ẋ = 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝜎 = 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎ngan 𝑏𝑎𝑘𝑢
𝜎 = √∑(Xi - Ẋ)2 / n-1
Tentukan Probabilitas dibawah nilai Z yang dapat dilihat pada table Z (𝑃 ≤ 𝑍)
Bab

3. Tentukan nilai selisih masing-masing baris 𝐹⁄n = 𝐹𝑧 𝑑𝑒ngan 𝑃 ≤ 𝑍 dan tentukan harga II
mutlaknya.
Bab
4. Ambil harga yang paling maksimum dari harga-harga mutlak tersebut, sebut harga
I terbesar itu dengan 𝐿o

5. Selanjutnya bandingkan nilai 𝐿o dengan table uji Lilliefors.


Bab

III 6. Selanjutnya Kriteria Pengujian adalah:


Tolak 𝐻o jika 𝐿o > 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Terima 𝐻o jika 𝐿o ≤ 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒l

.
Uji Homogenitas Bab

II
Bab Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari
I populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan
analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan
Bab berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama. Jadi dapat dikatakan
bahwa uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa
III kelompok data penelitian memiliki varians yang sama atau tidak. Dengan kata
lain, homogenitas berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki
karakteristik yang sama.
Bab
Pengujian homogenitas juga dimaksudkan untuk memberikan keyakinan
bahwa sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis II
memang berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya.
Bab Sebagai contoh, jika kita ingin meneliti sebuah permasalahan misalnya
mengukur pemahaman siswa untuk suatu sub materi dalam pelajaran
I tertentu di sekolah yang dimaksudkan homogen bisa berarti bahwa
kelompok data yang kita jadikan sampel pada penelitian memiliki
Bab karakteristik yang sama, misalnya berasal dari tingkat kelas yang sama.

III
Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
metode, beberapa yang cukup populer dan sering digunakan antara lain:
Uji Harley, Cochran, levene dan Barlett.
A. Uji Harley
Bab
Uji Harley merupakan uji homogenitas variansi yang sangat sederhana
karena cukup membandingkan variansi terbesar dengan variansi terkecil. Uji II
homogenitas variansi dengan rumus Harley bisa digunakan jika jumlah sampel
Bab antar kelompok sama Misal ada dua populasi normal dengan varians dan
Akan diuji mengenai uji dua pihak untuk pasangan hipotesis:
I H0 : =
H1 : ≠σ
Bab

III Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis H0 adalah:


F = varians terbesar / varians terkecil
Dimana tolak H0 jika Fhitung F1/2a (v1,v2)

.
B. Uji Cochran
Bab
Uji Cochran mempertimbangkan seluruh variansi yang akan diuji
homogenitasnya, sehingga Uji Cochran lebih sensitif dibandingkan dengan uji II
Harley. Jika salah satu variansi kelompok jauh lebih besar dibandingkan dengan
Bab variansi kelompok yang lain, maka uji Cochran tampak lebih baik daripada uji
Harley. Kesamaan uji Cochran dan Uji Harley adalah menuntut adanya
I kesamaan n dari setiap kelompok yang akan dicari homogenitasnya. Rumus dari
Uji Cochran adalah:
Bab Chitung = varians terbesar / jumlah seluruh varians
III Kriteria pengujian adalah membandingkan hasil rumus Cochran dengan tabel
cochran terima H0 jika Chitung ≤ Ctabel dan tolak H0 jika Chitung > Ctabel

.
C. Uji Levene
Bab
Uji levene ( levene 1960 ) digunakan untuk menguji kesamaan varians
dari beberapa populasi. Uji levene merupakan uji alternatif dari uji Bartlett. Jika II
ada bukti yang kuat bahwa data berdistribusi normal atau mendekati normal,
Bab maka uji Bartlett lebih baik digunakan. Uji Levene menggunakan analisis varian
satu arah. Data ditranformasikan dengan jalan mencari selisih masing-masing
I skor dengan rata-rata kelompoknya. Hipotesis yang digunakan pada uji ini
adalah:
Bab

III .
Bab

.
II
Bab

I
Bab

III
D. Uji Bartlett
Bab
Uji Bartlett didasarkan pada suatu statistik yang distribusi teroknya
memberikan nilai kritis yang tepat bila ukuran teroknya sama. Nilai-nilai kritis ini II
untuk ukuran terok yang sama dapat pula digunakan untuk menghasilkan
Bab hampiran nilai-nilai kritis yang amat teliti untuk ukuran terok yang tidak sama.
Namun demikian, uji Bartlett sangat peka terhadap ketidaknormalan distribusi,
I sehingga perlu ada uji normalitas distribusi skor masing-masing kelompok.
Hipotesis yang diajukan adalah:
Bab H0 : = =…=
H1 : Tidak semua variansi sama
III
.
Langkah-langkah dalam uji bartlett:
1. Tentukan variansi masing-masing kelompok yaitu , , ... , Bab
2. Tentukan variansi gabungan:
=
II
Bab Dimana N adalah jumlah semua terok dan k adalah jumlah kelompok
I
3. Tentukan b sebagai niali perubahan acan B yang berdistribusi Barlet, yaitu:

Bab b=
III
4. Kriteria pengujian:
• Jika n1 = n2 = .... = nk = n, maka tolak H0 pada taraf keberartian a bila b < bk (a,n)
• Jika ukuran terok tidak sama maka tolak H0 pada taraf keberartian a bila :
b < bk (a; n1,n2...., nk)
bk (a; n1,n2...., nk) = n1bk (a;n1) + n2bk (a;n2) + ... + nkbk (a;nk) / N

.
Kesimpulan Bab

I
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa uji Bab
persyaratan analisis sangat dibutuhkan, dalam rangka seorang
peneliti menguji hipotesis statistik yang diajukan. Uji persyaratan
II
analisis berupa uji homogenitas dan uji normalitas. Uji
homogenitas varians populasi dapat dilakukan dengan beberapa Bab
statistik uji, yakni: uji Harley, uji Cohran, Uji Levene, dan uji
Bartlett. Sedangkan uji normalitas dapat dilakukan dengan Uji III
Kolmogorov-Smirnov dan Uji Lilliefors.
Langkah-langkah dari uji hipotesis statistik, yakni: (1) rumuskan
hipotesis H0 dan H1; (2) Tetapkan tingkat signifikansi α ; (3)
Tetapkan daerah kritis atau daerah dimana H0 ditolak atau H1
diterima; (4) Tetapkan statistik uji; (5) Lakukan perhitungan; (6)
Ambil kesimpulan.
Bab

I
Bab

II
Bab

III Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai