Anda di halaman 1dari 53

PEDOMAN PENYUSUNAN

APBD TA 2024
PERAN KEMENDAGRI DALAM K
eb M
en
KEUANGAN Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN er penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat

a
ja

W ur
la

ot
m
DAERAH

t i / e rn
ng

ik
su in dinilai dengan uang serta segala bentuk kekayaan yang

al
b
Gu
ng
an dapat dijadikan milik Daerah berhubung dengan hak dan
PEMERINTAH DAERAH

pa
Bu
kewajiban Daerah tersebut.
Poros
Pemerintahan
POROS Pemerintahan & Politik

Be
Politik Dalam

so
Negeri

rl a
a
en isip

nd
Dalam Negeri

i tm art
om P

a
AZAZ UMUM APBD

K a&

sk
am

an
• Disusun sesuai kebutuhan dan penyelenggaraan

rs
UU NO.23 TAHUN 2014

Be
Tentang Pemerintah Daerah

APBD
pemerintah daerah berdasarkan kewenangan
daerah
Menteri Dalam
Menteri Dalam Negeri
Negeri melakukan
melakukan pembinaan
pembinaan dan
dan pengawasan
pengawasan umum
umum • Berpedoman pada RKPD dalam rangka
penyelenggaraan pemda secara nasional
penyelenggaraan pemda secara nasional Mewujudkan Pelayanan Kepada Masyarakat.
SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH YG • Mempunyai fungsi Otorisasi, perencanaan,
BERSIH, EFEKTIF DAN DEMOKRATIS
UU NO.23 TAHUN 2014 Pasal 373 pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi
• Dikelola secara tertib, taat, efisien, ekonomis, Pasal 3 ayat (3) PP 12/2019

•• Pemerintah
Pemerintah Pusat
Pusat melakukan
melakukan pembinaan
pembinaan dan dan pengawasan
pengawasan terhadap
terhadap • pelayanan & pemberdayaan masyarkat efektif, transparan dan bertanggungjawab. Dasar bagi Pemerintah Daerah untuk
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi.
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi. • pembangunan daerah • Ditetapkan dengan PERDA melakukan Penerimaan dan
• Demokrasi Pengeluaran Daerah.
•• Gubernur
Gubernur sebagai
sebagai wakil
wakil Pemerintah
Pemerintah Pusat
Pusat melakukan
melakukan pembinaan
pembinaan dandan
• penegakan hukum dan
pengawasan
pengawasan terhadap
terhadap penyelenggaraan
penyelenggaraan Pemerintahan
Pemerintahan Daerah
Daerah kabupaten/kota.
kabupaten/kota. • kesatuan bangsa
•• Pembinaan
Pembinaan dandan pengawasan
pengawasan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1) secara
secara
nasional dikoordinasikan oleh Menteri.
nasional dikoordinasikan oleh Menteri.

• Penjabaran Visi, Misi, dan Program sesuai


UU NO.23 TAHUN 2014 Pasal 374 dgn agenda prioritas kerja Presiden dan
Wakil Presiden. KEWAJIBAN PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH DALAM
• Pembinaan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi sebagaimana • Penjabaran Program Operasional PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
dimaksud dalam Pasal 373 ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri, menteri teknis, dan kepala KEMENDAGRI
lembaga pemerintah nonkementerian. • Koordinasi antar K/L secara terpadu
• Menteri melakukan pembinaan yang bersifat umum meliputi: Menteri
Dalam Dalam Negeri
menyelenggarakan sebagian melakukan pembinaan
Urusan Pemerintahan dan pengawasan
yang diserahkan umum
dan/atau ditugaskan,
a. pembagian Urusan Pemerintahan; penyelenggara Pemerintahan Daerah mempunyai
penyelenggaraan pemda secara nasional kewajiban dalam pengelolaan keuangan Daerah
b. kelembagaan Daerah; meliputi:
Melaksanakan program secara efektif, efisien,
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah; • Mengelola dana secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel;
bersih berwibawa dlm rangka memperkokoh
d. keuangan Daerah;
NKRI
e. pembangunan Daerah;
f. pelayanan publik di Daerah; • Menyinkronkan pencapaian sasaran program Daerah dalam APBD
g. kerja sama Daerah; dengan program Pemerintah
h. kebijakan Daerah; Mengelola dan memecahkan berbagai isu
i. kepala Daerah dan DPRD; dan strategis. • Melaporkan realisasi pendanaan Urusan Pem yang ditugaskan sebagai
Pasal 280
j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- pelaksanaan dari Tugas Pembantuan.
undangan
UU 23/2014

kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri 2


PRINSIP PENYUSUNAN
APBD

1. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan


pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan kemampuan
pendapatan daerah;
2. APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi;
3. APBD disusun dengan berpedoman pada KUA dan PPAS yang
didasarkan pada RKPD
4. APBD disusun tepat waktu sesuai dengan tahapan dan jadwal yang
telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
5. APBD merupakan dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan
penerimaan daerah dan pengeluaran daerah;6. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan,
alokasi, distribusi, dan stabilisasi;
7. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD setiap tahun ditetapkan dengan Perda sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
8. APBD dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, partisipatif dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, manfaat untuk
masyarakat dan taat pada ketentuan peraturan perundang-
undangan;
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN
DAERAH DASAR HUKUM SINKRONISASI RKPD-KUA - PPAS & RAPBD
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PASAL 17 ayat (2) 17/2003 PASAL 18 ayat (1) 17/2003 PASAL 18 ayat (3) 17/2003 PASAL 25 ayat (2) 25/2004 PASAL 89 ayat (1) PP 12/2019

Penyusunan RAPBD berpedoman Pemerintah Daerah menyampaikan Berdasarkan KUA yang telah RKPD menjadi pedoman Kepala Daerah menyusun
pada RKPD dalam rangka KUA tahun anggaran berikutnya disepakati dengan DPRD, penyusunan RAPBD. rancangan KUA dan rancangan
mewujudkan tercapainya tujuan sejalan dengan RKPD, sebagai Pemerintah Daerah bersama DPRD PPAS berdasarkan RKPD dengan
bernegara. landasan penyusunan RAPBD membahas PPAS untuk dijadikan mengacu pada pedoman
kepada DPRD selambat-lambatnya acuan bagi setiap SKPD. penyusunan APBD.
pertengahan Juni tahun berjalan.

JULI AGUSTUS SEPTEMBER


PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD Minggu Ke-II KDH Minggu Ke-II Kesepakatan Minggu Ke-II/ Ke-IV
menyampaikan Ranc KUA dan Ranc KUA dan Ranc PPAS Penyampaian Rancangan
Ranc PPAS Minggu ke-III Menyusun Peraturan Daerah tentang
RKA-SKPD APBD kepada DPRD

OKTOBER NOVEMBER DESEMBER


60 (enam puluh) Hari Kepala 1 (satu) Bulan Tanggal 31
Daerah wajib mengajukan Kepala Daerah dan DPRD wajib Rancangan Perda tentang
rancangan Perda tentang menyetujui bersama APBD dan rancangan Perkada
APBD disertai penjelasan dan rancangan Perda tentang APBD tentang penjabaran APBD
dokumen pendukung
LAMPIRAN PERMENDAGRI NO. 77 TAHUN 2020 kepada DPRD

kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri 4


UU 17/2003 Penjelasan Pasal 28 Ayat (4)
DASAR KEBIJAKAN KEADAAN
DARURAT Dalam keadaan darurat Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia
DAN KEPERLUAN MENDESAK anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD, dan/atau disampaikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran. Pengeluaran tersebut dalam ayat ini termasuk belanja untuk
keperluan mendesak yang kriterianya ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD yang
bersangkutan.

UU 17/2003
Pasal 65 ayat (2) huruf (d)

Dalam melaksanakan tugas kepala


daerah berwenang antara lain
mengambil tindakan tertentu dalam
keadaan mendesak yang sangat
dibutuhkan oleh Daerah dan/atau
masyarakat.

PP 12/2019
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah menegaskan bahwa
Pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
mempunyai kewenangan antara lain mengambil
tindakan tertentu dalam keadaan mendesak terkait
Pengelolaan Keuangan Daerah yang sangat dibutuhkan
oleh Daerah dan/atau masyarakat.

5
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DASAR KEBIJAKAN KEADAAN DARURAT


DAN MENDESAK
PP 12/2019

Pasal 68 Ayat (1) & Ayat (2)


Belanja tidak terduga merupakan Selanjutnya, dalam hal belanja tidak terduga
1. 2.
pengeluaran anggaran atas Beban APBD tidak mencukupi, menggunakan:

untuk keadaan darurat termasuk keperluan a. Dana dari hasil penjadwalan ulang capaian
Program dan Kegiatan lainnya serta
mendesak serta pengembalian atas
pengeluaran Pembiayaan dalam tahun
kelebihan pembayaran atas Penerimaan
anggaran berjalan; dan/atau
Daerah tahun-tahun sebelumnya b. Memanfaatkan kas yang tersedia.

@ditjenbinakeuda keuda.kemendagri.go.id

6
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI DASAR KEBIJAKAN KEADAAN DARURAT
DAN MENDESAK
PP 12/2019
Keadaan darurat meliputi: Pasal 69 Ayat (1)
• bencana alam, bencana non-alam, bencana sosial dan/atau kejadian luar biasa;
• pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan; dan/atau
• kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu kegiatan pelayanan publik.

Keadaan mendesak meliputi: Pasal 69 Ayat (2)


• Kebutuhan daerah dalam rangka Pelayanan Dasar masyarakat yang anggarannya belum
tersedia dalam tahun anggaran berjalan;
• Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib;
• Pengeluaran Daerah yang berada diluar kendali Pemerintah Daerah dan tidak dapat
diprediksikan sebelumnya, serta amanat peraturan perundang- undangan; dan/atau
• Pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang lebih
besar bagi Pemerintah Daerah danl atau masyarakat.

Pasal 69 Ayat (3)


Kriteria keadaan darurat dan keperluan mendesak ditetapkan dalam Perda tentang
APBD tahun berkenaan.

@ditjenbinakeuda keuda.kemendagri.go.id

7
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENGGUNAAN BELANJA TIDAK TERDUGA (BTT)


• Penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mendanai keadaan darurat dalam rangka
kebutuhan tanggap darurat bencana, penghentian konflik dan rekonsiliasi pasca konflik,
dan/atau kejadian luar biasa serta bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya
dilakukan dengan pembebanan langsung kepada Belanja Tidak Terduga (BTT).
• Penggunaan belanja tidak terduga untuk mendanai keperluan mendesak dilakukan dengan
pergeseran anggaran dari Belanja Tidak Terduga (BTT).

TATA CARA PENGGUNAAN BELANJA TIDAK TERDUGA (BTT) UNTUK KEPERLUAN MENDESAK

RKA-SKPD/ Keterangan :
DPPA Perkada : Peraturan Kepala MEKANISME PERGESERAN ANGGARAN
Daerah
RKA : Rencana Kerja Anggaran
RKA-SKPD dan/atau Perubahan DPA-SKPD menjadi dasar:
DPA : Daftar Pelaksanaan
• Dalam melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) tentang Penjabaran
PERKADA PERUBAHAN
Anggaran APBD untuk selanjutnya ditampung dalam Perda tentang Perubahan APBD;
PENJABARAN APBD
SKPD : Satuan Kerja Perangkat • atau dituangkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) bagi Pemda yang tidak
Daerah
melakukan Perubahan APBD atau telah melakukan perubahan APBD
DPPA : Daftar Pelaksanaan
Perubahan Anggaran
DPA
8
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI MEKANISME PEMBEBANAN ANGGARAN
DARI BELANJA TIDAK TERDUGA
TATA CARA PENGGUNAAN BELANJA TIDAK TERDUGA (BTT) Berdasarkan Bab II Butir D.4.J Lampiran Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
UNTUK KEADAAN DARURAT
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
(ditetapkan 30 Desember 2020).

• Penggunaan belanja tidak terduga untuk mendanai keadaan


darurat dilakukan dengan tahapan:
1. Kepala daerah menetapkan status tanggap darurat untuk
bencana alam, bencana non-alam, bencana sosial termasuk
konflik sosial, kejadian luar biasa sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2. berdasarkan penetapan status kepala daerah dan/atau
dokumen lain sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan, Kepala SKPD yang membutuhkan
sesuai dengan tugas dan fungsi mengajukan rencana
kebutuhan belanja kepada PPKD selaku BUD.
3. berdasarkan rencana kebutuhan belanja, PPKD selaku BUD
mencairkan dana kebutuhan belanja kepada Kepala SKPD
yang membutuhkan sesuai dengan tugas dan fungsi, paling
lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya
rencana kebutuhan belanja

Sumber:
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah

9
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI MEKANISME PERGESERAN ANGGARAN
DARI BELANJA TIDAK TERDUGA (BTT)
TATA CARA PENGGUNAAN BELANJA TIDAK TERDUGA (BTT)
Berdasarkan Pasal 69 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
UNTUK KEPERLUAN MENDESAK 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (ditetapkan 6 Maret 2019)
dan Bab II Butir D.4.k Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah (ditetapkan 30 Desember 2020).
• Pengeluaran untuk mendanai keperluan mendesak yang belum tersedia
anggarannya dan/atau tidak cukup tersedia anggarannya, diformulasikan terlebih
dahulu dalam RKA-SKPD dan/atau Perubahan DPA-PD.
• Tata cara penggunaan belanja tidak terduga untuk mendanai keperluan mendesak
dilakukan melalui pergeseran anggaran dari belanja tidak terduga kepada belanja
Perangkat Daerah/Unit Perangkat Daerah yang membidangi, dengan tahapan:
a. Dalam hal anggaran belum tersedia, penggunaan Belanja Tidak
Terduga (BTT) terlebih dahulu diformulasikan dalam RKA-PD
yang membidangi keuangan daerah;
b. Dalam hal anggaran belum tercukupi, penggunaan belanja
tidak terduga terlebih dahulu diformulasikan dalam
Perubahan DPA-PD; dan
c. RKA-SKPD dan/atau Perubahan DPA-PD sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b menjadi dasar dalam melakukan
• Kepala Daerah dan TAPD menetapkan pengeluaran yang akan dilakukan sebagai keperluan mendesak; perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD untuk
• BTT digunakan untuk mendanai keperluan mendesak melalui pergeseran anggaran dari BTT kepada Perangkat Daerah selanjutnya ditampung dalam Peraturan Daerah tentang
(PD) Terkait. Perubahan APBD atau dituangkan dalam Laporan Realisasi
• Perangkat Daerah (PD) terkait menyusun RKA/DPA-PD untuk diverifikasi oleh TAPD dan review oleh APIP. Anggaran bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan
• RKA/DPA-PD yang telah diverifikasi oleh TAPD menjadi dasar dalam melakukan perubahan Perkada tentang perubahan APBD atau telah melakukan perubahan APBD.
Penjabaran APBD untuk selanjutnya ditampung dalam Perda tentang Perubahan APBD atau dituangkan dalam LRA
bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD atau telah melakukan perubahan APBD.

Sumber:
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT

 Sinergi dan penyelarasan kebijakan pemerintah pusat


dan pemerintah daerah dengan terbitnya UU No. 1
Tahun 2022 dan PP tentang HKFN
 Konsistensi antara dokumen perencanaan daerah
dengan dokumen perencanaan anggaran daerah
 Penyajian prioritas pembangunan nasional yang
diselaraskan dengan prioritas pembangunan daerah
sesuai RKP Tahun 2024 dan KEM PPKF TA 2024,
guna mendukung pencapaian Visi dan Misi Presiden
dan Wakil Presiden
 Pemerintah Daerah menetapkan target capaian kinerja
program, kegiatan dan sub kegiatan yang konkrit dan
tidak absurd untuk belanja daerah, dengan tetap
memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, dan manfaat
untuk masyarakat sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab.
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2024

KEBIJAKAN UMUM KEBIJAKAN KEBIJAKAN BELANJA


PENDAPATAN DAERAH DAERAH
Mengatur dan menyajikan kebijakan umum dalam
Mengatur dan menyajikan kebijakan atas
penyusunan APBD meliputi: Mengatur dan menyajikan kebijakan atas penganggaran penganggaran belanja daerah meliputi:
• Penganggaran APBD untuk satu tahun anggaran pendapatan daerah meliputi: • Penyesuaian UU 1 Tahun 2022 & PP HKFN
• Penerimaan dan Pengeluaran Daerah • Penyesuaian UU 1 Tahun 2022 & PP HKFN • Penggunaan kode rekening belanja daerah
• Setiap Pengeluaran Daerah harus memiliki dasar • Penggunaan kode rekening pendapatan daerah (Kelompok, jenis, objek, rincian objek, sub
hukum yang melandasinya (Kelompok, jenis, objek, rincian objek, sub rincian rincian objek)
• Klasifikasi APBD dalam rancangan Perda tentang objek) • Kebijakan atas penggunaan belanja daerah
APBD dan Perkada tentang Penjabaran APBD • Kebijakan atas pendapatan transfer berdasarkan urusan
• Standar harga satuan
• Kebijakan belanja daerah terhadap prioritas
nasional

KEBIJAKAN KEBIJAKAN SURPLUS,


PEMBIAYAAN DAERAH DEFISIT DAN SILPA
Mengatur dan menyajikan kebijakan atas Mengatur dan menyajikan kebijakan atas
penganggaran pembiayaan daerah meliputi: kondisi surplus dan defisit meliputi:
• Penyesuaian UU 1 Tahun 2022 & PP • Prioritas penggunaan surplus APBD
HKFN • Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh
• Penggunaan kode rekening pembiayaan tempo
daerah (Kelompok, jenis, objek, rincian • Penetapan batas maksimal jumlah
objek, sub rincian objek) kumulatif defisit APBD
• Kebijakan atas penggunaan pembiayaan • Pemerintah Daerah menganggarkan SILPA
daerah berdasarkan urusan TA 2024 bersaldo nihil
SUBSTANSI BARU DALAM PEDOMAN APBD
TA 2024
Dalam rangka peningkatan pelayanan bidang pendidikan, Pemerintah Daerah secara konsisten dan
berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran fungsi pendidikan paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari total belanja daerah sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Alokasi
anggaran fungsi pendidikan dimaksud diprioritaskan untuk peningkatan kualitas dan akses bidang
pendidikan melalui pencapaian indikator SPM bidang pendidikan

Dalam rangka peningkatan pelayanan di bidang kesehatan, Pemerintah Daerah secara konsisten dan
berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran Kesehatan secara memadai sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pemerintah Daerah mengalokasikan belanja infrastruktur pelayanan publik paling rendah 40% (empat puluh
persen) dari total belanja daerah diluar belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada daerah dan/atau desa.
Belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada daerah/desa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pemerintah Daerah melaksanakan dukungan pendanaan Pemilihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati Serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota serentak Tahun 2024 sesuai
dengan tahapan dan jadwal sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

Pemerintah daerah menyediakan alokasi anggaran untuk transportasi jemaah haji dari daerah asal ke
embarkasi dan/atau dari debarkasi ke daerah asal yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah serta
biaya operasional Petugas Haji Daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
SUBSTANSI BARU DALAM PEDOMAN APBD
TA 2024
Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA)
provinsi/kabupaten/kota yang dianggarkan dalam APBD TA 2024 melalui program, kegiatan dan sub
kegiatan pada SKPD terkait dengan berpedoman pada klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur perencanaan
pembangunan dan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional terutama untuk percepatan
pemulihan ekonomi Nasional, Pemerintah Daerah untuk menyediakan alokasi anggaran terkait dukungan
percepatan pengembangan ekonomi syariah di daerah antara lain mendorong percepatan pembentukan
Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), penyusunan Perda terkait pengembangan
Ekonomi Syariah, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka mendorong pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal, pemerintah daerah dapat
menyediakan alokasi anggaran fasilitasi biaya sertifikasi halal bagi pelaku usaha mikro dan kecil,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka percepatan pelaksanaan program penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electric vehicle) sebagai kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan perorangan dinas
instansi pemerintahan daerah sebagaimana amanat Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Sebagai Kendaraan
Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah, Pemerintah Daerah melakukan langkah-langkah percepatan pelaksanaan program dimaksud.
SUBSTANSI BARU DALAM PEDOMAN APBD
TA 2024
Dalam rangka kerjasama antara TNI dan Pemerintah Daerah guna percepatan
pembangunan di wilayah yang sulit terjangkau, sebagaimana amanat Pasal 7 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, pemerintah daerah:
1. Provinsi menganggarkan dalam APBD TA 2024 untuk penyelenggaraan Tentara
Manunggal Membangun Desa (TMMD) Skala Besar.
2. kabupaten/kota menganggarkan pada APBD untuk penyelenggaraan program TMMD
pada SKPD berkenaan.
3. dalam hal belum dialokasikan pada APBD TA 2024, Pemerintah Daerah dapat melakukan
penyesuaian mendahului perubahan APBD, dengan cara menetapkan perubahan Perkada
Penjabaran tentang APBD dan diberitahukan kepada Pimpinan DPRD;
4. melaksanakan kegiatan dimaksud dengan memprioritaskan melalui mekanisme swakelola
padat karya.

Pemanfaatan Modul SIPD Kapitasi Pengelolaan Dana Kapitasi JKN pada FKTP Non BLUD
Milik Pemerintah Daerah

Dalam rangka pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) menjadi destinasi yang
berkelanjutan dan berkualitas, maka diperlukan dukungan alokasi anggaran guna percepatan pengembangan
5 (lima) DPSP. Dukungan alokasi anggaran tersebut untuk Tahun Anggaran 2024 dikategorikan menjadi 4
(empat) kelompok sesuai tujuannya yaitu kelembagaan, infrastruktur dan penataan kawasan, perekonomian
lokal/masyarakat, dan peningkatan investasi.
PENDANAAN PENDIDIKAN LAMPIRAN UU 23 TAHUN 2014
Dasar Hukum Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pendidikan

UUD 1945 Pasal 31, ayat (4):


“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara serta dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelangggaraan pendidikan nasional

UU 12 Tahun 2012 ttg Pendidikan Tinggi

Pasal 83 ayat 2:
Pemerintah Daerah dapat memberikan dukung dana Pendidikan Tinggi yang dialokasikan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Putusan MK Terhadap UU 20 Tahun 2003:

No. 011/PUU.III/2005, mencabut penjelasan Pasal 49 ayat (1 ) UU 20 Tahun 2003 mengenai pengalokasian
secara bertahap dan pendidikan kurang dari 20%; dan
No. 024/PUU.V/2007, menyatakan gaji pendidik pada pasal 49 (1) Inskonstitusional. Dengan demikian Dana
Pendidikan selain biaya pendidikan kedinasan dan minimal 20% dari APBD.

Putusan MK Terhadap UU 20 Tahun 2003:


Pasal 46 ayat 1;
Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat.
Pasal 49 ayat 1; UU 23 Tahun 2014, Pasal 282:
Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari • Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah didanai dari dan atas
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran beban APBD (Ayat 1)
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). • Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat di Daerah
Penjelasan:
didanai dari dan atas beban APBN (Ayat 2)
Pemenuhan pendanaan pendidikan dapat dilakukan secara bertahap.
16
FORMAT PERHITUNGAN ALOKASI FUNGSI PENDIDIKAN

PEMERINTAH DAERAH DALAM


MENYUSUN APBD UNTUK
MEMPERHATIKAN:

Dalam rangka peningkatan pelayanan bidang pendidikan,


Pemerintah Daerah secara konsisten dan
berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran
fungsi pendidikan paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari belanja daerah sebagaimana diamanatkan dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Alokasi anggaran fungsi pendidikan dimaksud
disesuaikan dengan program prioritas bidang pendidikan
yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri DUKUNGAN PENDANAAN APBD BAGI PENDIDIKAN KEAGAMAAN
Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2022 tentang Pemerintahan Daerah Pesantren
Pasal 10 Pasal 42
Urusan pemerintahan absolut antara meliputi Agama. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan dukungan
Dalam Penjelasannya menegaskan bahwa Daerah dapat pelaksanaan fungsi dakwah Pesantren dalam bentuk kerja sama
memberikan hibah untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan program, fasilitasi kebijakan, dan pendanaan.
keagamaan sebagai upaya meningkatkan keikutsertaan Daerah Pasal 48 ayat (3)
dalam menumbuhkembangkan kehidupan beragama, misalnya Pemerintah Daerah membantu pendanaan penyelenggaraan Pesantren
penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah sesuai dengan
pengembangan bidang pendidikan keagamaan, dan sebagainya. kewenangannya dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
ALUR PERENCANAAN DAN
PENGATURAN STANDAR PELAYANAN
PENGANGGARAN SPM DALAM APBD
MINIMAL (SPM)

SPM
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.32 Tahun 2018
Tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 29/PRT/M/2018 RKA


KUPA/
Tentang Standar Teknis SPM Pekerjaan Umum dan Perumahan RKPD-P PPAS-P SKPD/PPKD
RAPBD-P

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 KEGIATAN/


SSH,SSU, ASB, HSPK
Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada SPM Bidang Kesehatan SUB KEGIATAN
EVALUASI

PERDA APBD-P
Peraturan Menteri Sosial Nomor 9 Tahun 2018 SASARAN TARGET
Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal bidang Sosial di PENJABARAN APBD
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota

CONTOH PEMETAAN
SPM PENDIDIKAN

@ditjenbinakeuda keuda.kemendagri.go.id
18
KEBIJAKAN PENGATURAN STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
BIDANG PENDIDIKAN TA 2024
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

URUSAN PENDIDIKAN
TAHUN ANGGARAN 2023
URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
triliun rupiah PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
1,278.1
1,500.00 5
25.56%
1,000.00

500.00 326.71

0.00
TOTAL URUSAN URUSAN PENDIDIKAN PERSENTASE

triliun rupiah triliun rupiah KABUPATEN triliun rupiah


PROVINSI KOTA

400.00 371.91 800.00 735.21 200.00 171.02 22.22%


25.41% 26.42%
300.00 600.00 150.00

200.00 400.00 100.00


94.49 194.21 38.01
100.00 200.00 50.00

0.00 0.00 0.00


TOTAL URUSAN URUSAN PENDIDIKAN TOTAL URUSAN URUSAN PENDIDIKAN TOTAL URUSAN URUSAN PENDIDIKAN
PERSENTASE PERSENTASE PERSENTASE
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
22
URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI & KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI TA 2023
miliar rupiah Rata-Rata = 8.597,56
38,742.47
37,235.66
45,000.00 34,707.73
40,000.00 17,692.85
35,000.00 16,342.71
12,696.86
30,000.00

11,099.99
10,453.74
25,000.00

9,793.02
9,643.47
9,359.02
9,224.56
8,766.30
8,548.68
7,510.11
6,779.56
6,671.92
6,646.41
5,958.73
5,471.37
5,295.10
20,000.00

4,648.44
4,599.50
4,125.09
3,885.37
3,366.38
3,183.41
2,978.45
2,679.31
2,528.55
2,463.82
2,266.42
2,152.16
2,046.77
2,000.06
1,901.35
1,699.05
1,543.04
15,000.00
10,000.00
5,000.00
0.00

URUSAN PENDIDIKAN Rata-rata


Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
23
miliar rupiah

10,000.00
20,000.00
30,000.00
40,000.00
50,000.00
60,000.00
70,000.00

0.00
2,193.14 42.91%
1,069.50 35.88%
2,256.34 33.23%
1,132.87 32.43%
3,419.37 30.82%
8,125.11 30.36%
2,991.52 29.93%
1,788.17 29.84%
10,059.29 29.65%
876.25 29.58%
602.36 28.93%

URUSAN PENDIDIKAN
1,403.64 28.57%
837.50 28.13%
516.26 27.84%
8,538.64 27.44%
3,120.45 26.50%
1,569.10 26.15%
1,633.78 26.01%
3,667.88 25.70%
2,646.51 25.18%
2,487.43 24.52%
1,829.30 24.32%
APBD PROVINSI TA 2023

17,692.85 23.71%
RASIO URUSAN PENDIDIKAN

1,708.89 23.15%
964.80 22.74%
1,165.97 22.50%
908.95 21.89%
624.09 20.82%
3,372.48 19.80%
445.77 18.99%
1,273.76 18.78%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
PERSENTASE TERHADAP TOTAL URUSAN

1,017.72 18.50%
1,415.11 18.31%
207.89 12.85%
212.90 10.95%
224.22 7.93%
327.30 5.94%
161.46 4.62%
24
0 .0 0 %

-2 0 .0 0 %
-1 0 .0 0 %
1 0 .0 0 %
2 0 .0 0 %
3 0 .0 0 %
4 0 .0 0 %
5 0 .0 0 %
RASIO URUSAN PENDIDIKAN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2023

41.88%
miliar rupiah

40.10%

39.47%

39.08%

39.04%

38.72%

38.23%

38.13%

37.89%

37.45%
8,000.00 4 8 .0 0 %

7,000.00 3 8 .0 0 %

6,000.00

11.73%

10.64%
2 8 .0 0 %

10.11%
5,000.00 488 KABUPATEN/KOTA

9.90%

9.77%

9.71%

9.58%

7.97%

7.96%

5.99%
4,000.00 LAINNYA 1 8 .0 0 %

1,340.99
1,304.17
1,102.69

1,080.39
1,041.60
1,006.90

3,000.00

991.92

792.75

579.13
8 .0 0 %
502.21

2,000.00

185.17

173.10

169.19
156.37

136.67
125.14
110.67
107.44

96.57
87.69
-2 .0 0 %

1,000.00
0.00 -1 2 .0 0 %

10 KABUPATEN/KOTA TERBESAR 10 KABUPATEN/KOTA TERKECIL


RASIO URUSAN PENDIDIKAN RASIO URUSAN PENDIDIKAN

URUSAN PENDIDIKAN PERSENTASE TERHADAP TOTAL URUSAN


Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
25
URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI TA 2023

17,692.85
miliar rupiah Total = 94.488,58
Rata-Rata = 2.486,54

20,000.00
18,000.00
10,059.29
16,000.00 8,538.64
14,000.00 8,125.11
12,000.00 3,667.88
10,000.00 3,419.37
3,372.48
3,120.45
2,991.52
2,646.51
2,487.43
2,256.34
2,193.14
1,829.30
1,788.17
1,708.89
1,633.78
1,569.10
1,415.11
8,000.00

1,403.64
1,273.76
1,165.97
1,132.87
1,069.50
1,017.72
964.80
6,000.00

908.95
876.25
837.50
624.09
602.36
516.26
445.77
327.30
224.22
212.90
207.89
161.46
4,000.00
2,000.00
0.00

URUSAN PENDIDIKAN RATA-RATA PROVINSI


Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
26
URUSAN PENDIDIKAN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2023

2,519.01
miliar rupiah Total = 232.218,84
Rata-Rata = 457,12

2,050.08

2,004.58
3,000.00

1,794.88

1,737.41

1,707.48

1,664.54

1,539.64

1,535.22

1,516.99
2,500.00
2,000.00 488 KABUPATEN/KOTA
LAINNYA
1,500.00

114.00

110.67

108.34

107.44

103.31

101.78

100.76
1,000.00

96.57

87.69

85.13
500.00
0.00

10 KABUPATEN/KOTA TERBESAR 10 KABUPATEN/KOTA TERKECIL


ANGGARAN URUSAN PENDIDIKAN ANGGARAN URUSAN PENDIDIKAN

URUSAN PENDIDIKAN RATA-RATA KABUPATEN/KOTA


Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
27
URUSAN PENDIDIKAN
APBD KABUPATEN TA 2023

2,519.01
miliar rupiah Total = 194.210,56
Rata-Rata = 467,98

2,004.58
3,000.00

1,794.88

1,664.54

1,539.64

1,535.22

1,516.99

1,430.07

1,408.69

1,359.65
2,500.00
2,000.00 395 KABUPATEN/KOTA
LAINNYA
1,500.00

125.14

124.65

119.41

117.10

114.00

110.67

107.44
1,000.00

96.57

87.69

85.13
500.00
0.00

10 KABUPATEN TERBESAR 10 KABUPATEN TERKECIL


ANGGARAN URUSAN PENDIDIKAN ANGGARAN URUSAN PENDIDIKAN

URUSAN PENDIDIKAN RATA-RATA KABUPATEN


Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
28
URUSAN PENDIDIKAN
APBD KOTA TA 2023

2,050.08
miliar rupiah Total = 38.008,28
Rata-Rata = 408,69

1,737.41

1,707.48
2,500.00

1,254.63

1,214.14

1,130.86

1,074.86
2,000.00

938.79

892.50

808.09
1,500.00 73 KABUPATEN/KOTA
LAINNYA
1,000.00

136.85

134.02

128.89

127.88

125.46

117.64

108.34

103.31

101.78

100.76
500.00

0.00

10 KOTA TERBESAR 10 KOTA TERKECIL


ANGGARAN URUSAN PENDIDIKAN ANGGARAN URUSAN PENDIDIKAN

URUSAN PENDIDIKAN RATA-RATA KOTA


Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
29
TERIMAKASIH
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI TA 2023 miliar rupiah
URUSAN
NO DAERAH URUSAN DAERAH Rasio(%)
PENDIDIKAN
1 2 3 4 5=4/3
1 Prov. Aceh 11.093,86 3.419,37 30,82%
2 Prov. Sumatera Utara 14.273,52 3.667,88 25,70%
3 Prov. Sumatera Barat 6.789,26 2.256,34 33,23%
4 Prov. Riau 10.142,48 2.487,43 24,52%
5 Prov. Kepulauan Riau 4.151,64 908,95 21,89%
6 Prov. Jambi 5.501,68 1.017,72 18,50%
7 Prov. Bengkulu 2.977,39 837,50 28,13%
8 Prov. Sumatera Selatan 10.511,76 2.646,51 25,18%
9 Prov. Bangka Belitung 2.962,29 876,25 29,58%
10 Prov. Lampung 7.381,76 1.708,89 23,15%
11 Prov. DKI Jakarta 74.613,76 17.692,85 23,71%
12 Prov. Jawa Barat 33.931,47 10.059,29 29,65%
13 Prov. Banten 11.774,65 3.120,45 26,50%
14 Prov. Jawa Tengah 26.763,16 8.125,11 30,36%
15 Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta 6.000,06 1.569,10 26,15%
16 Prov. Jawa Timur 31.120,68 8.538,64 27,44%
17 Prov. Kalimantan Barat 6.280,97 1.633,78 26,01%
18 Prov. Kalimantan Tengah 6.784,28 1.273,76 18,78%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
31
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI TA 2023 miliar rupiah
URUSAN
NO DAERAH URUSAN DAERAH Rasio(%)
PENDIDIKAN
1 2 3 4 5=4/3
19 Prov. Kalimantan Selatan 7.727,80 1.415,11 18,31%
20 Prov. Kalimantan Timur 17.031,19 3.372,48 19,80%
21 Prov. Kalimantan Utara 2.997,36 624,09 20,82%
22 Prov. Sulawesi Barat 2.081,77 602,36 28,93%
23 Prov. Sulawesi Utara 3.493,33 1.132,87 32,43%
24 Prov. Gorontalo 1.854,06 516,26 27,84%
25 Prov. Sulawesi Tengah 5.182,88 1.165,97 22,50%
26 Prov. Sulawesi Selatan 9.995,58 2.991,52 29,93%
27 Prov. Sulawesi Tenggara 4.912,17 1.403,64 28,57%
28 Prov. Bali 7.522,39 1.829,30 24,32%
29 Prov. Nusa Tenggara Barat 5.991,98 1.788,17 29,84%
30 Prov. Nusa Tenggara Timur 5.111,49 2.193,14 42,91%
31 Prov. Maluku 2.980,57 1.069,50 35,88%
32 Prov. Maluku Utara 4.242,67 964,80 22,74%
33 Prov. Papua 3.492,75 161,46 4,62%
34 Prov. Papua Barat 5.505,62 327,30 5,94%
35 Prov. Papua Selatan 1.618,36 207,89 12,85%
36 Prov. Papua Tengah 2.346,86 445,77 18,99%
37 Prov. Papua Pegunungan 1.944,41 212,90 10,95%
38 Prov. Papua Barat Daya 2.826,03 224,22 7,93%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
32
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)

1 2 3 4 5=4/3
I Prov Aceh 11.093,86 3.419,37 30,82%
1 Kab. Aceh Barat Daya 957,38 190,63 19,91%
2 Kab. Aceh Barat 1.334,94 273,21 20,47%
3 Kab. Aceh Besar 1.755,80 368,98 21,01%
4 Kab. Aceh Jaya 820,57 173,72 21,17%
5 Kab. Aceh Selatan 1.523,59 348,04 22,84%
6 Kab. Aceh Singkil 791,31 178,21 22,52%
7 Kab. Aceh Tamiang 1.206,01 286,32 23,74%
8 Kab. Aceh Tengah 1.251,59 293,30 23,43%
9 Kab. Aceh Tenggara 1.227,87 273,87 22,30%
10 Kab. Aceh Timur 1.742,38 426,48 24,48%
11 Kab. Aceh Utara 2.520,77 738,87 29,31%
12 Kab. Bener Meriah 909,09 197,38 21,71%
13 Kab. Bireun 1.861,17 454,22 24,41%
14 Kab. Gayo Lues 816,74 125,25 15,34%
15 Kab. Nagan Raya 1.118,94 219,39 19,61%
16 Kab. Pidie Jaya 897,27 171,76 19,14%
17 Kab. Pidie 2.047,81 461,30 22,53%
18 Kab. Simeulue 879,57 197,21 22,42%
19 Kota Langsa 842,77 153,86 18,26%
20 Kota Banda Aceh 1.262,48 274,73 21,76%
21 Kota Lhokseumawe 777,44 188,71 24,27%
22 Kota Sabang 608,64 100,76 16,56%
23 Kota Subulussalam 661,33 127,88 19,34%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
33
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023 miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)

1 2 3 4 5=4/3
II Prov. Sumatera Utara 14.273,52 3.667,88 25,70%
24 Kab. Asahan 1.699,10 466,81 27,47%
25 Kab. Batubara 1.344,97 335,21 24,92%
26 Kab. Dairi 1.235,97 364,60 29,50%
27 Kab. Deli Serdang 4.356,75 1.359,65 31,21%
28 Kab. Humbang Hasundutan 1.072,10 277,61 25,89%
29 Kab. Karo 1.378,00 371,45 26,96%
30 Kab. Labuhanbatu 1.452,48 376,46 25,92%
31 Kab. Labuhanbatu Selatan 974,96 266,27 27,31%
32 Kab. Labuhanbatu Utara 1.152,11 341,25 29,62%
33 Kab. Langkat 1.990,22 678,03 34,07%
34 Kab. Mandailing Natal 1.742,02 586,70 33,68%
35 Kab. Nias 948,05 206,65 21,80%
36 Kab. Nias Barat 728,70 184,23 25,28%
37 Kab. Nias Selatan 1.500,58 328,44 21,89%
38 Kab. Nias Utara 972,51 221,94 22,82%
39 Kab. Padang Lawas 1.124,66 278,44 24,76%
40 Kab. Padang Lawas Utara 1.170,18 284,00 24,27%
41 Kab. Pakpak Bharat 598,20 114,00 19,06%
42 Kab. Samosir 892,72 219,31 24,57%
43 Kab. Simalungun 2.464,57 752,34 30,53%
44 Kab. Tapanuli Selatan 1.668,55 390,60 23,41%
45 Kab. Tapanuli Tengah 1.194,37 361,47 30,26%
46 Kab. Tapanuli Utara 1.459,05 450,67 30,89%
47 Kab. Toba Samosir 1.192,19 317,20 26,61%
48 Kab. Serdang Bedagai 1.677,98 497,27 29,63%
49 Kota Binjai 1.010,60 260,85 25,81%
50 Kota Gunung Sitoli 763,48 219,03 28,69%
51 Kota Medan 7.868,87 1.214,14 15,43%
52 Kota Padang Sidempuan 962,16 238,19 24,76%
53 Kota Pematang Siantar 1.010,07 240,80 23,84%
54 Kota Sibolga 692,73 128,89 18,61%
55 Kota Tanjung Balai 692,11 155,85 22,52%
56 Kota Tebing Tinggi 740,96 186,46 25,16%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
34
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
III Prov. Sumatera Barat 6.789,26 2.256,34 33,23%
57 Kab. Agam 1.559,88 550,85 35,31%
58 Kab. Dharmasraya 1.029,38 308,25 29,94%
59 Kab. Kep. Mentawai 959,09 266,95 27,83%
60 Kab. Lima Puluh Kota 1.285,01 502,21 39,08%
61 Kab. Padang Pariaman 1.528,33 579,13 37,89%
62 Kab. Pasaman 1.144,33 342,19 29,90%
63 Kab. Pasaman Barat 1.216,19 453,74 37,31%
64 Kab. Pesisir Selatan 1.693,21 623,70 36,84%
65 Kab. Sijunjung 1.083,33 363,89 33,59%
66 Kab. Solok 1.274,73 471,71 37,01%
67 Kab. Solok Selatan 899,95 235,77 26,20%
68 Kab. Tanah Datar 1.299,97 424,78 32,68%
69 Kota Bukit Tinggi 833,95 178,49 21,40%
70 Kota Padang 2.578,20 938,79 36,41%
71 Kota Padang Panjang 600,96 101,78 16,94%
72 Kota Pariaman 675,91 143,26 21,19%
73 Kota Payakumbuh 771,23 208,86 27,08%
74 Kota Sawahlunto 685,57 136,85 19,96%
75 Kota Solok 694,81 137,01 19,72%

Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
35
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
IV Prov. Riau 10.142,48 2.487,43 24,52%
76 Kab. Bengkalis 4.199,74 882,20 21,01%
77 Kab. Indragiri Hilir 2.415,98 644,57 26,68%
78 Kab. Indragiri Hulu 1.550,48 378,96 24,44%
79 Kab. Kampar 2.546,43 843,92 33,14%
80 Kab. Kep. Meranti 1.322,18 326,36 24,68%
81 Kab. Kuantan Singingi 1.523,04 425,37 27,93%
82 Kab. Pelalawan 2.087,31 522,79 25,05%
83 Kab. Rokan Hilir 2.214,15 706,58 31,91%
84 Kab. Rokan Hulu 1.685,19 586,84 34,82%
85 Kab. Siak 2.620,37 690,50 26,35%
86 Kota Dumai 1.211,50 249,30 20,58%
87 Kota Pekanbaru 2.679,55 614,20 22,92%
V Prov. Kepulauan Riau 4.151,64 908,95 21,89%
88 Kab. Bintan 1.183,44 296,56 25,06%
89 Kab. Karimun 1.473,55 332,21 22,54%
90 Kab. Kep. Anambas 1.261,75 232,34 18,41%
91 Kab. Lingga 946,47 239,52 25,31%
92 Kab. Natuna 1.065,20 190,58 17,89%
93 Kota Batam 3.298,35 892,50 27,06%
94 Kota Tanjung Pinang 1.052,18 273,72 26,01%

Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
36
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
VI Prov. Jambi 5.501,68 1.017,72 18,50%
95 Kab. Batanghari 1.565,52 385,28 24,61%
96 Kab. Bungo 1.249,99 323,55 25,88%
97 Kab. Kerinci 1.257,04 311,35 24,77%
98 Kab. Merangin 1.389,12 382,29 27,52%
99 Kab. Muaro Jambi 1.475,15 433,32 29,37%
100 Kab. Sarolangun 1.296,33 338,61 26,12%
101 Kab. Tanjung Jabung Barat 1.446,29 325,89 22,53%
102 Kab. Tanjung Jabung Timur 1.194,90 271,08 22,69%
103 Kab. Tebo 1.134,45 304,14 26,81%
104 Kota Jambi 1.744,55 421,19 24,14%
105 Kota Sungai Penuh 824,31 134,02 16,26%
VII Prov. Bengkulu 2.977,39 837,50 28,13%
106 Kab. Bengkulu Selatan 980,81 241,64 24,64%
107 Kab. Bengkulu Tengah 786,82 177,58 22,57%
108 Kab. Bengkulu Utara 1.315,83 390,62 29,69%
109 Kab. Kaur 884,76 178,79 20,21%
110 Kab. Kepahiang 700,47 141,04 20,14%
111 Kab. Lebong 718,01 151,06 21,04%
112 Kab. Muko-Muko 980,28 239,52 24,43%
113 Kab. Rejang Lebong 1.040,53 269,21 25,87%
114 Kab. Seluma 1.027,42 266,16 25,91%
115 Kota Bengkulu 1.283,64 290,29 22,61%

Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
37
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
VIII Prov. Sumatera Selatan 10.511,76 2.646,51 25,18%
116 Kab. Banyuasin 2.343,58 850,19 36,28%
117 Kab. Empat Lawang 1.086,30 226,69 20,87%
118 Kab. Lahat 2.438,12 582,96 23,91%
119 Kab. Muara Enim 2.775,92 771,74 27,80%
120 Kab. Musi Banyu Asin 2.844,03 607,41 21,36%
121 Kab. Musi Rawas 1.471,44 269,35 18,31%
122 Kab. Musi Rawas Utara 1.176,30 214,20 18,21%
123 Kab. Ogan Ilir 1.673,51 450,31 26,91%
124 Kab. OKI 2.388,02 754,30 31,59%
125 Kab. OKU 1.403,59 317,26 22,60%
126 Kab. OKU Selatan 1.425,29 312,12 21,90%
127 Kab. OKU Timur 1.812,08 566,79 31,28%
128 Kab. Penukal Abab Lematang Ilir 1.418,84 261,59 18,44%
129 Kota Lubuk Linggau 840,79 207,33 24,66%
130 Kota Pagar Alam 849,26 180,82 21,29%
131 Kota Palembang 4.197,03 1.130,86 26,94%
132 Kota Prabumulih 835,51 103,31 12,37%

Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
38
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)

1 2 3 4 5=4/3
IX Prov. Bangka Belitung 2.962,29 876,25 29,58%
133 Kab. Bangka 1.474,56 348,79 23,65%
134 Kab. Bangka Barat 1.022,16 263,15 25,74%
135 Kab. Bangka Selatan 1.077,79 241,63 22,42%
136 Kab. Bangka Tengah 963,27 281,13 29,19%
137 Kab. Belitung 1.102,15 227,25 20,62%
138 Kab. Belitung Timur 955,02 221,73 23,22%
139 Kota Pangkalpinang 969,68 219,38 22,62%
X Prov. Lampung 7.381,76 1.708,89 23,15%
140 Kab. Lampung Barat 980,34 284,30 29,00%
141 Kab. Lampung Selatan 2.230,33 660,26 29,60%
142 Kab. Lampung Tengah 2.690,03 1.041,60 38,72%
143 Kab. Lampung Timur 2.247,35 803,46 35,75%
144 Kab. Lampung Utara 1.744,61 527,86 30,26%
145 Kab. Mesuji 871,79 242,17 27,78%
146 Kab. Pesawaran 1.329,44 408,12 30,70%
147 Kab. Pesisir Barat 890,79 196,90 22,10%
148 Kab. Pringsewu 1.214,51 381,92 31,45%
149 Kab. Tanggamus 1.869,94 638,44 34,14%
150 Kab. Tulang Bawang 1.417,15 376,07 26,54%
151 Kab. Tulang Bawang Barat 835,01 252,47 30,24%
152 Kab. Way Kanan 1.336,77 427,72 32,00%
153 Kota Bandar Lampung 2.364,85 649,02 27,44%
154 Kota Metro 913,31 167,10 18,30%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
39
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023 miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)

1 2 3 4 5=4/3
XI Prov. DKI Jakarta 74.613,76 17.692,85 23,71%
XII Prov. Jawa Barat 33.931,47 10.059,29 29,65%
155 Kab. Bandung 5.364,89 1.273,94 23,75%
156 Kab. Bandung Barat 3.364,84 1.139,45 33,86%
157 Kab. Bekasi 6.876,80 2.004,58 29,15%
158 Kab. Bogor 9.192,81 2.519,01 27,40%
159 Kab. Ciamis 2.567,41 879,73 34,27%
160 Kab. Cianjur 4.480,31 1.516,99 33,86%
161 Kab. Cirebon 3.580,35 1.135,24 31,71%
162 Kab. Garut 4.549,52 1.664,54 36,59%
163 Kab. Indramayu 3.641,78 1.033,27 28,37%
164 Kab. Karawang 5.321,24 1.539,64 28,93%
165 Kab. Kuningan 2.826,27 1.080,39 38,23%
166 Kab. Majalengka 3.392,72 995,08 29,33%
167 Kab. Pangandaran 983,51 207,10 21,06%
168 Kab. Purwakarta 2.552,80 681,30 26,69%
169 Kab. Subang 2.941,32 855,00 29,07%
170 Kab. Sukabumi 4.168,28 1.321,75 31,71%
171 Kab. Sumedang 2.795,32 951,08 34,02%
172 Kab. Tasikmalaya 3.252,56 1.304,17 40,10%
173 Kota Bandung 7.202,86 1.737,41 24,12%
174 Kota Banjar 748,20 158,85 21,23%
175 Kota Bekasi 5.933,77 1.707,48 28,78%
176 Kota Bogor 3.110,73 699,29 22,48%
177 Kota Cimahi 1.493,13 375,84 25,17%
178 Kota Cirebon 1.407,81 321,95 22,87%
179 Kota Depok 3.861,13 803,80 20,82%
180 Kota Sukabumi 1.156,86 262,92 22,73%
181 Kota Tasikmalaya 1.645,30 513,39 31,20%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
40
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023 miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)

1 2 3 4 5=4/3
XIII Prov. Banten 11.774,65 3.120,45 26,50%
182 Kab. Lebak 2.710,79 1.008,12 37,19%
183 Kab. Pandeglang 2.551,10 1.006,90 39,47%
184 Kab. Serang 3.353,76 1.124,55 33,53%
185 Kab. Tangerang 7.116,31 1.794,88 25,22%
186 Kota Cilegon 2.390,10 501,19 20,97%
187 Kota Serang 1.488,16 481,18 32,33%
188 Kota Tangerang 5.101,41 1.254,63 24,59%
189 Kota Tangerang Selatan 4.296,96 808,09 18,81%
XV Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta 6.000,06 1.569,10 26,15%
225 Kab. Bantul 2.406,38 696,32 28,94%
226 Kab. Gunung Kidul 2.032,74 641,42 31,55%
227 Kab. Kulon Progo 1.623,40 455,92 28,08%
228 Kab. Sleman 3.078,43 782,72 25,43%
229 Kota Yogyakarta 1.911,19 454,02 23,76%
XXVIII Prov. Bali 7.522,39 1.829,30 24,32%
405 Kab. Badung 6.060,47 1.159,44 19,13%
406 Kab. Bangli 1.355,71 294,19 21,70%
407 Kab. Buleleng 2.223,39 722,27 32,48%
408 Kab. Gianyar 2.559,51 475,91 18,59%
409 Kab. Jembrana 1.130,86 258,93 22,90%
410 Kab. Karang Asem 1.566,79 554,10 35,37%
411 Kab. Klungkung 1.391,01 276,77 19,90%
412 Kab. Tabanan 2.037,49 475,94 23,36%
413 Kota Denpasar 2.360,00 625,07 26,49%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
41
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023 miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
XIV Prov. Jawa Tengah 26.763,16 8.125,11 30,36%
190 Kab. Banjarnegara 2.244,77 667,31 29,73%
191 Kab. Banyumas 3.610,86 1.309,60 36,27%
192 Kab. Batang 1.823,59 567,37 31,11%
193 Kab. Blora 2.280,18 753,80 33,06%
194 Kab. Boyolali 2.342,72 715,23 30,53%
195 Kab. Brebes 3.161,05 1.054,32 33,35%
196 Kab. Cilacap 3.581,07 1.340,99 37,45%
197 Kab. Demak 2.493,26 775,37 31,10%
198 Kab. Grobogan 2.612,91 884,08 33,84%
199 Kab. Jepara 2.517,28 864,16 34,33%
200 Kab. Karanganyar 2.243,05 810,58 36,14%
201 Kab. Kebumen 2.900,29 1.031,42 35,56%
202 Kab. Kendal 2.572,96 727,03 28,26%
203 Kab. Klaten 2.817,02 986,83 35,03%
204 Kab. Kudus 2.244,75 553,09 24,64%
205 Kab. Magelang 2.721,24 896,05 32,93%
206 Kab. Pati 2.700,64 918,49 34,01%
207 Kab. Pekalongan 2.207,13 742,49 33,64%
208 Kab. Pemalang 2.632,95 1.102,69 41,88%
209 Kab. Purbalingga 2.079,21 792,75 38,13%
210 Kab. Purworejo 2.384,06 697,54 29,26%
211 Kab. Rembang 2.037,56 588,07 28,86%
212 Kab. Semarang 2.553,90 816,00 31,95%
213 Kab. Sragen 2.477,57 761,41 30,73%
214 Kab. Sukoharjo 2.263,27 623,15 27,53%
215 Kab. Tegal 2.951,35 1.051,82 35,64%
216 Kab. Temanggung 2.024,95 668,65 33,02%
217 Kab. Wonogiri 2.540,53 991,92 39,04%
218 Kab. Wonosobo 2.078,39 642,21 30,90%
219 Kota Magelang 1.012,69 177,57 17,53%
220 Kota Pekalongan 1.008,40 232,74 23,08%
221 Kota Salatiga 978,10 196,61 20,10%
222 Kota Semarang 4.983,82 766,86 15,39%
223 Kota Surakarta 2.365,33 580,24 24,53%
224 Kota Tegal 1.225,39 294,17 24,01%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
42
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023 miliar rupiah
NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)
1 2 3 4 5=4/3
XVI Prov. Jawa Timur 31.120,68 8.538,64 27,44%
230 Kab. Bangkalan 2.327,64 699,57 30,05%
231 Kab. Banyuwangi 3.232,94 657,14 20,33%
232 Kab. Blitar 2.628,06 816,05 31,05%
233 Kab. Bojonegoro 6.974,27 1.318,52 18,91%
234 Kab. Bondowoso 2.053,34 609,11 29,66%
235 Kab. Gresik 4.085,73 972,53 23,80%
236 Kab. Jember 4.222,51 1.323,49 31,34%
237 Kab. Jombang 2.936,82 846,18 28,81%
238 Kab. Kediri 3.382,66 963,23 28,48%
239 Kab. Lamongan 3.180,42 761,87 23,95%
240 Kab. Lumajang 2.354,56 633,09 26,89%
241 Kab. Madiun 2.085,71 572,92 27,47%
242 Kab. Magetan 1.985,17 517,58 26,07%
243 Kab. Malang 4.739,94 1.430,07 30,17%
244 Kab. Nganjuk 2.573,09 872,60 33,91%
245 Kab. Ngawi 2.497,82 710,14 28,43%
246 Kab. Pacitan 1.652,76 598,76 36,23%
247 Kab. Pamekasan 2.199,95 656,18 29,83%
248 Kab. Pasuruan 3.912,83 1.123,61 28,72%
249 Kab. Ponorogo 2.561,28 754,56 29,46%
250 Kab. Probolinggo 2.359,88 778,37 32,98%
251 Kab. Sampang 1.965,15 706,62 35,96%
252 Kab. Sidoarjo 5.210,60 1.408,69 27,04%
253 Kab. Situbondo 1.914,14 608,41 31,78%
254 Kab. Sumenep 2.632,14 759,42 28,85%
255 Kab. Trenggalek 1.864,01 578,77 31,05%
256 Kab. Tuban 3.200,99 929,84 29,05%
257 Kab. Tulungagung 2.735,44 900,66 32,93%
258 Kab. Mojokerto 2.706,22 744,13 27,50%
259 Kota Batu 1.111,83 214,24 19,27%
260 Kota Blitar 1.020,98 220,52 21,60%
261 Kota Kediri 1.744,54 341,70 19,59%
262 Kota Madiun 1.263,01 310,89 24,61%
263 Kota Malang 2.811,86 693,57 24,67%
264 Kota Mojokerto 1.155,21 193,52 16,75%
265 Kota Pasuruan 1.139,00 214,44 18,83%
266 Kota Probolinggo 1.028,57 205,95 20,02%
267 Kota Surabaya 11.304,89 2.050,08 18,13%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
43
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023 miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
XVII Prov. Kalimantan Barat 6.280,97 1.633,78 26,01%
268 Kab. Bengkayang 1.298,90 360,30 27,74%
269 Kab. Kapuas hulu 1.638,52 468,23 28,58%
270 Kab. Kayong Utara 783,23 191,44 24,44%
271 Kab. Ketapang 2.405,48 703,59 29,25%
272 Kab. Kubu Raya 1.691,26 487,87 28,85%
273 Kab. Landak 1.394,87 455,40 32,65%
274 Kab. Melawi 1.064,76 288,71 27,11%
275 Kab. Mempawah 1.054,17 307,08 29,13%
276 Kab. Sambas 1.871,84 624,39 33,36%
277 Kab. Sanggau 1.894,91 511,69 27,00%
278 Kab. Sekadau 846,65 216,33 25,55%
279 Kab. Sintang 1.994,50 641,37 32,16%
280 Kota Pontianak 1.776,74 398,44 22,43%
XVIII Prov. Kalimantan Tengah 6.784,28 1.273,76 18,78%
282 Kab. Barito Selatan 1.240,75 282,87 22,80%
283 Kab. Barito Timur 1.162,43 256,29 22,05%
284 Kab. Barito Utara 1.974,80 425,41 21,54%
285 Kab. Gunung Mas 1.280,97 361,78 28,24%
286 Kab. Kapuas 2.254,48 501,06 22,23%
287 Kab. Katingan 1.535,58 367,32 23,92%
288 Kab. Kotawaringin Barat 1.519,57 310,76 20,45%
289 Kab. Kotawaringin Timur 2.106,65 518,41 24,61%
290 Kab. Lamandau 969,36 217,94 22,48%
291 Kab. Murung Raya 1.939,16 388,39 20,03%
292 Kab. Pulang Pisau 1.147,02 247,03 21,54%
293 Kab. Seruyan 1.323,00 281,09 21,25%
294 Kab. Sukamara 705,10 146,30 20,75%
295 Kota Palangkaraya 1.240,84 380,33 30,65%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
44
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023 miliar rupiah
NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)
1 2 3 4 5=4/3
XIX Prov. Kalimantan Selatan 7.727,80 1.415,11 18,31%
296 Kab. Balangan 2.067,57 386,05 18,67%
297 Kab. Banjar 2.249,76 625,27 27,79%
298 Kab. Barito Kuala 1.433,05 465,27 32,47%
299 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.424,22 297,93 20,92%
300 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.541,46 360,96 23,42%
301 Kab. Hulu Sungai Utara 1.115,31 188,80 16,93%
302 Kab. Kotabaru 2.241,51 383,08 17,09%
303 Kab. Tabalong 1.837,05 372,26 20,26%
304 Kab. Tanah Bumbu 2.314,60 500,97 21,64%
305 Kab. Tanah Laut 2.255,55 512,71 22,73%
306 Kab. Tapin 1.658,53 272,06 16,40%
307 Kota Banjar Baru 1.266,73 269,91 21,31%
XX Prov. Kalimantan Timur 17.031,19 3.372,48 19,80%
309 Kab. Berau 3.639,00 534,68 14,69%
310 Kab. Kutai Barat 3.973,25 788,97 19,86%
311 Kab. Kutai Kertanegara 7.780,05 1.535,22 19,73%
312 Kab. Kutai Timur 5.912,39 1.046,55 17,70%
313 Kab. Mahakam Ulu 1.770,90 173,10 9,77%
314 Kab. Paser 3.386,22 522,72 15,44%
315 Kab. Penajam Paser Utara 1.891,77 368,37 19,47%
316 Kota Balikpapan 3.564,67 452,71 12,70%
317 Kota Bontang 1.726,41 262,99 15,23%
318 Kota Samarinda 3.978,55 735,24 18,48%
XXI Prov. Kalimantan Utara 2.997,36 624,09 20,82%
319 Kab. Bulungan 1.539,95 324,47 21,07%
320 Kab. Malinau 2.390,20 403,96 16,90%
321 Kab. Nunukan 1.513,43 292,74 19,34%
322 Kab. Tana Tidung 1.137,17 205,29 18,05%
323 Kota Tarakan 1.162,06 301,61 25,95%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
45
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
XXII Prov. Sulawesi Barat 2.081,77 602,36 28,93%
324 Kab. Majene 932,39 308,74 33,11%
325 Kab. Mamasa 1.197,57 268,87 22,45%
326 Kab. Mamuju 1.199,36 343,43 28,63%
327 Kab. Mamuju Tengah 674,66 159,95 23,71%
328 Kab. Pasang Kayu 828,47 178,37 21,53%
329 Kab. Polewali Mandar 1.586,42 404,72 25,51%
XXIII Prov. Sulawesi Utara 3.493,33 1.132,87 32,43%
330 Kab. Bolaang Mongondow 1.086,21 324,67 29,89%
331 Kab. Bolaang Mongondow Selatan 525,67 119,41 22,72%
332 Kab. Bolaang Mongondow Timur 545,56 117,10 21,47%
333 Kab. Bolaang Mongondow Utara 629,00 130,48 20,74%
334 Kab. Kep. Talaud 901,72 178,47 19,79%
335 Kab. Minahasa 1.251,32 360,77 28,83%
336 Kab. Minahasa Selatan 950,22 245,86 25,87%
337 Kab. Minahasa Tenggara 657,21 132,49 20,16%
338 Kab. Minahasa Utara 1.047,49 239,45 22,86%
339 Kab. Siau Tagulandang Biaro 627,57 129,89 20,70%
340 Kab. Kep. Sangihe 978,00 254,50 26,02%
341 Kota Bitung 890,56 186,55 20,95%
342 Kota Kotamobagu 609,77 108,34 17,77%
343 Kota Manado 1.766,52 338,77 19,18%
344 Kota Tomohon 662,78 125,46 18,93%

Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
46
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
XXIV Prov. Gorontalo 1.854,06 516,26 27,84%
345 Kab. Boalemo 778,23 220,17 28,29%
346 Kab. Bone Bolango 912,89 229,38 25,13%
347 Kab. Gorontalo 1.373,87 411,46 29,95%
348 Kab. Gorontalo Utara 805,88 189,30 23,49%
349 Kab. Pohuwato 939,85 201,85 21,48%
350 Kota Gorontalo 1.068,59 231,64 21,68%
XXV Prov. Sulawesi Tengah 5.182,88 1.165,97 22,50%
351 Kab. Banggai 2.360,86 623,54 26,41%
352 Kab. Banggai Kepulauan 861,98 206,48 23,95%
353 Kab. Banggai Laut 651,41 130,85 20,09%
354 Kab. Buol 837,85 234,25 27,96%
355 Kab. Donggala 1.205,65 349,68 29,00%
356 Kab. Morowali 1.942,97 330,42 17,01%
357 Kab. Morowali Utara 1.295,34 250,14 19,31%
358 Kab. Parigi Moutong 1.732,34 475,87 27,47%
359 Kab. Poso 1.392,60 430,02 30,88%
360 Kab. Sigi 1.240,25 312,22 25,17%
361 Kab. Tojo Una-Una 1.140,18 321,45 28,19%
362 Kab. Toli-Toli 1.171,69 277,41 23,68%
363 Kota Palu 1.514,44 363,06 23,97%

Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
47
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023 miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
XXVI Prov. Sulawesi Selatan 9.995,58 2.991,52 29,93%
364 Kab. Bantaeng 1.049,19 307,67 29,32%
365 Kab. Barru 894,46 305,43 34,15%
366 Kab. Bone 2.378,82 562,90 23,66%
367 Kab. Bulu Kumba 1.574,48 487,72 30,98%
368 Kab. Enrekang 1.123,68 330,97 29,45%
369 Kab. Gowa 1.820,35 513,25 28,20%
370 Kab. Jeneponto 1.151,11 401,43 34,87%
371 Kab. Luwu 1.500,00 462,66 30,84%
372 Kab. Luwu Timur 1.763,75 358,21 20,31%
373 Kab. Luwu Utara 1.251,65 346,01 27,64%
374 Kab. Maros 1.479,69 420,07 28,39%
375 Kab. Pangkep 1.465,88 455,15 31,05%
376 Kab. Pinrang 1.306,88 463,95 35,50%
377 Kab. Kepulauan Selayar 1.117,38 290,59 26,01%
378 Kab. Sidrap 1.226,09 374,32 30,53%
379 Kab. Sinjai 1.143,40 380,46 33,27%
380 Kab. Soppeng 1.086,22 355,49 32,73%
381 Kab. Takalar 1.209,10 409,98 33,91%
382 Kab. Tanatoraja 1.147,53 364,70 31,78%
383 Kab. Toraja Utara 997,00 323,00 32,40%
384 Kab. Wajo 1.439,04 329,36 22,89%
385 Kota Makassar 5.648,48 1.074,86 19,03%
386 Kota Palopo 1.066,89 195,71 18,34%
387 Kota Pare-Pare 924,60 191,44 20,71%

Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
48
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023 miliar rupiah
NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)
1 2 3 4 5=4/3
XXVII Prov. Sulawesi Tenggara 4.912,17 1.403,64 28,57%
388 Kab. Bombana 1.069,97 230,40 21,53%
389 Kab. Buton 728,04 183,12 25,15%
390 Kab. Buton Utara 795,59 180,66 22,71%
391 Kab. Kolaka 1.669,70 279,64 16,75%
392 Kab. Kolaka Timur 842,87 191,89 22,77%
393 Kab. Kolaka Utara 956,80 210,52 22,00%
394 Kab. Konawe 1.653,42 348,12 21,05%
395 Kab. Konawe Kepulauan 533,95 85,13 15,94%
396 Kab. Konawe Selatan 1.778,56 370,00 20,80%
397 Kab. Konawe Utara 1.611,10 156,37 9,71%
398 Kab. Muna 1.260,79 367,42 29,14%
399 Kab. Wakatobi 931,63 205,67 22,08%
400 Kota Bau-Bau 987,71 232,61 23,55%
401 Kota Kendari 1.495,18 355,00 23,74%
402 Kab. Buton Selatan 625,58 181,05 28,94%
403 Kab. Buton Tengah 763,87 169,69 22,21%
XXIX Prov. Nusa Tenggara Barat 5.991,98 1.788,17 29,84%
414 Kab. Bima 1.903,26 598,76 31,46%
415 Kab. Dompu 1.161,44 309,14 26,62%
416 Kab. Lombok Barat 1.771,64 562,55 31,75%
417 Kab. Lombok Timur 2.841,04 1.026,26 36,12%
418 Kab. Lombok Utara 959,92 260,31 27,12%
419 Kab. Sumbawa 2.040,59 602,23 29,51%
420 Kab. Sumbawa Barat 1.113,80 266,55 23,93%
421 Kab. Lombok Tengah 2.294,97 800,93 34,90%
422 Kota Bima 838,92 193,40 23,05%
423 Kota Mataram 1.584,30 371,26 23,43%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
49
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
XXX Prov. Nusa Tenggara Timur 5.111,49 2.193,14 42,91%
424 Kab. Alor 1.067,51 256,40 24,02%
425 Kab. Belu 970,89 272,22 28,04%
426 Kab. Ende 1.192,92 376,02 31,52%
427 Kab. Flores Timur 1.133,49 344,77 30,42%
428 Kab. Kupang 1.355,97 377,89 27,87%
429 Kab. Lembata 816,56 187,36 22,95%
430 Kab. Malaka 933,88 238,56 25,55%
431 Kab. Manggarai 1.279,33 418,89 32,74%
432 Kab. Manggarai Barat 1.573,55 331,57 21,07%
433 Kab. Manggarai Timur 1.291,16 394,80 30,58%
434 Kab. Nagekeo 727,00 190,32 26,18%
435 Kab. Ngada 858,69 293,65 34,20%
436 Kab. Rote Ndao 908,93 229,61 25,26%
437 Kab. Sabu Raijua 660,98 153,23 23,18%
438 Kab. Sikka 1.356,50 305,32 22,51%
439 Kab. Sumba Barat 785,74 163,99 20,87%
440 Kab. Sumba Barat Daya 1.121,55 341,05 30,41%
441 Kab. Sumba Tengah 650,92 163,90 25,18%
442 Kab. Sumba Timur 1.279,86 314,52 24,57%
546 Kab. Timor Tengah Selatan 1.584,00 412,44 26,04%
444 Kab. Timor Tengah Utara 1.126,42 247,05 21,93%
445 Kota Kupang 1.152,85 341,98 29,66%

Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
50
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
XXXI Prov. Maluku 2.980,57 1.069,50 35,88%
446 Kab. Buru 807,79 241,50 29,90%
447 Kab. Buru Selatan 694,13 173,72 25,03%
448 Kab. Kep. Aru 987,96 167,82 16,99%
449 Kab. Maluku Barat Daya 1.071,12 250,32 23,37%
450 Kab. Maluku Tengah 1.757,32 603,90 34,36%
451 Kab. Maluku Tenggara 1.004,73 220,37 21,93%
452 Kab. Kep. Tanimbar 888,66 176,65 19,88%
453 Kab. Seram Bagian Barat 988,12 312,63 31,64%
454 Kab. Seram Bagian Timur 968,28 200,93 20,75%
455 Kota Ambon 1.203,36 350,37 29,12%
456 Kota Tual 540,10 117,64 21,78%
XXXII Prov. Maluku Utara 4.242,67 964,80 22,74%
457 Kab. Halmahera Barat 983,68 164,01 16,67%
458 Kab. Halmahera Selatan 1.774,02 354,80 20,00%
459 Kab. Halmahera Tengah 1.766,93 169,19 9,58%
460 Kab. Halmahera Timur 1.223,10 197,71 16,16%
461 Kab. Halmahera Utara 1.219,57 215,84 17,70%
462 Kab. Kepl. Sula 889,07 173,43 19,51%
463 Kab. Pulau Morotai 872,61 146,96 16,84%
464 Kab. Pulau Taliabu 822,79 130,12 15,81%
465 Kota Ternate 1.128,32 246,11 21,81%
466 Kota Tidore Kepulauan 1.069,21 215,47 20,15%

Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
51
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023 miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
XXXIII Prov. Papua 3.492,75 161,46 4,62%
467 Kab. Biak Numfor 1.484,19 323,07 21,77%
468 Kab. Jayapura 1.452,16 332,41 22,89%
469 Kab. Keerom 922,91 192,75 20,88%
470 Kab. Kepulauan Yapen 1.153,44 287,45 24,92%
471 Kab. Mamberamo Raya 1.156,93 159,41 13,78%
472 Kab. Sarmi 1.088,40 203,39 18,69%
473 Kab. Supiori 810,65 126,41 15,59%
474 Kab. Waropen 915,96 107,44 11,73%
475 Kota Jayapura 1.549,75 570,05 36,78%
XXXIV Prov. Papua Barat 5.505,62 327,30 5,94%
476 Kab. Fak-Fak 1.497,07 292,18 19,52%
477 Kab. Kaimana 1.340,57 241,02 17,98%
478 Kab. Manokwari 1.498,12 302,19 20,17%
479 Kab. Manokwari Selatan 818,19 130,86 15,99%
480 Kab. Pegunungan Arfak 1.043,45 157,64 15,11%
481 Kab. Teluk Bintuni 2.963,19 362,47 12,23%
XXXV Prov. Papua Selatan 1.618,36 207,89 12,85%
483 Kab. Asmat 1.748,66 333,08 19,05%
484 Kab. Boven Digoel 1.369,58 218,77 15,97%
485 Kab. Mappi 1.425,53 285,63 20,04%
486 Kab. Merauke 2.225,59 497,67 22,36%

Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
52
DATA DUKUNG URUSAN PENDIDIKAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2023
miliar rupiah

NO DAERAH URUSAN DAERAH URUSAN PENDIDIKAN Rasio(%)


1 2 3 4 5=4/3
XXXVI Prov. Papua Tengah 2.346,86 445,77 18,99%
487 Kab. Deiyai 935,14 162,45 17,37%
488 Kab. Dogiyai 996,82 187,65 18,82%
489 Kab. Intan Jaya 1.094,21 110,67 10,11%
490 Kab. Mimika 5.119,29 814,75 15,92%
491 Kab. Nabire 1.420,77 336,39 23,68%
492 Kab. Paniai 1.298,05 237,62 18,31%
493 Kab. Puncak 1.613,24 96,57 5,99%
XXXVII Prov. Papua Pegunungan 1.944,41 212,90 10,95%
495 Kab. Jayawijaya 1.792,19 255,62 14,26%
496 Kab. Lanny Jaya 1.655,38 369,13 22,30%
497 Kab. Mamberamo Tengah 999,60 124,65 12,47%
498 Kab. Nduga 1.264,41 125,14 9,90%
499 Kab. Pegunungan Bintang 1.539,12 257,40 16,72%
500 Kab. Tolikara 1.740,12 185,17 10,64%
501 Kab. Yahukimo 2.190,05 373,41 17,05%
502 Kab. Yalimo 1.109,51 143,35 12,92%
XXXVIII Prov. Papua Barat Daya 2.826,03 224,22 7,93%
503 Kab. Kep. Raja Ampat 1.513,00 249,41 16,48%
504 Kab. Maybrat 1.210,69 158,91 13,13%
505 Kab. Sorong 1.666,53 346,97 20,82%
506 Kab. Sorong Selatan 1.218,68 253,79 20,83%
507 Kab. Tambrauw 1.112,43 152,46 13,70%
508 Kota Sorong 1.121,19 313,30 27,94%
Sumber Data: 546 Daerah, Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2023.
53

Anda mungkin juga menyukai