Anda di halaman 1dari 9

PENGGUNAAAN METODE

HILL CLIMBING DALAM


MENCARI RUTE
TERPENDEK OBJEK WISATA
KOTA PADANG
KELOMPOK 6 :
1. FATHUR RAMADHAN FAHMI
2. RIDHO RADYA PRATAMA
3. IRFAN TRIANDA
4. MUHAMMAD ALFARIZY
5. GILANG SHIREL PASKI
6. MUHAMMAD ANWAR IBRAHIM
Menggunakan metode Hill Climbing
dalam menentukan rute terdekat
Kota Padang, sebuah kota yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia, memiliki daya tarik yang tak terbantahkan bagi para
wisatawan yang mencari pengalaman yang kaya akan keindahan alam. Bagi para wisatawan yang berkunjung, menyusun rencana
perjalanan yang efisien dapat menjadi tantangan tersendiri. Namun, dalam merencanakan perjalanan, ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan.

Untuk mengatasi kompleksitas ini, salah satu pendekatan yang efektif adalah menggunakan algoritma hill climbing.
Algoritma ini merupakan metode pencarian yang mencari solusi terbaik dengan cara iteratif, dengan menggeser Langkah
langkah ke arah yang meningkatkan kualitas solusi. Dalam konteks penentuan lintasan perjalanan di Kota Padang,
algoritma hill climbing dapat diterapkan untuk menemukan jalur terpendek yang menghubungkan berbagai objek wisata,
sehingga para wisatawan dapat memaksimalkan pengalaman mereka dalam waktu yang terbatas.

Dengan demikian, algoritma hill climbing tidak hanya menjadi alat yang berguna dalam konteks penyelesaian masalah
lintasan perjalanan, tetapi juga membantu meningkatkan pengalaman wisata secara keseluruhan.
01
METODE HILL
CLIMBING
Metode Hill Climbing adalah salah satu algoritma pencarian yang
digunakan dalam masalah optimisasi dan pencarian solusi.
Pendekatan ini didasarkan pada konsep naik bukit, di mana
algoritma mencoba untuk mencari solusi dengan "mendaki" ke arah
yang lebih baik dalam ruang pencarian.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan dari beberapa objek-objek wisata di Kota padang.Data berupa nama
objek wisata dan jarak antar objek wisata.Berikut ini nama nama objek wisata:
a.Pantai padang.
b.Mesjid raya.
c.Taman budaya.
d.Museum adityawarman.

Jika digambarkan maka akan seperti ini :

A=Pantai padang
B=Mesjid raya
C=Taman budaya
D=Museum adityawarman
PENYELESAIAN
Untuk menentukan operator yang akan di gunakan kita dapat menggunakan rumus kombinasi.
Operator yang digunakan adalah operator yang bisa menghasilkan kombinasi lintasan kota yang berbeda, yaitu dengan
menukar urutan posisi 2 kota dalam suatu lintasan. Bila ada n kota maka kombinasi lintasan:
n!/2!(n-2)!
Jadi jumlah kombinasi lintasan yang mungkin adalah :

4!/2!(4-2)!=

4!/2!(2)! =

24/2 x 2= 6

Keenam kombinasi ini akan di pakai sebagai operator yaitu:

1. (1,2) tukar urutan posisi objek wisata A dengan objek wisata B

2. (2,3) tukar urutan posisi objek wisata B dengan objek wisata C

3. (3,4) tukar urutan posisi objek wisata C dengan objek wisata D

4. (4,1) tukar urutan posisi objek wisata D dengan objek wisata A

5. (2,4) tukar urutan posisi objek wisata B dengan objek wisata D

6. (1,3) tukar urutan posisi objek wisata A dengan objek wisata C


Langkah 1 (START)

Langkah 2

Karena B,A,C,D merupakan jarak terpendek maka B,A,C,D dijadi tempat start selanjutnya
Langkah 3

Karena tidak ada yang lebih kecil dari B,A,C,D maka penyelesainanya di anggap B,A,C,D.Jadi State awal yang di
dapatkan adalah mesjid raya dan state akhirnya adalah Museum adityawarman
SIMPULAN & SARAN
SIMPULAN SARAN

Algoritma hill climbing mampu Perlu juga untuk


meningkatkan efisiensi perjalanan mempertimbangkan faktor-faktor
wisatawan di Kota Padang dengan lain seperti waktu kunjungan,
seberapa ramainya tempat wisata,
menemukan jalur terpendek antara dan keinginan pribadi pengunjung
objek wisata. Ini membuka peluang saat menerapkan algoritma hill
untuk pengelolaan pariwisata yang climbing dalam rencana perjalanan.
lebih baik dan pengalaman wisata Ini akan membantu dalam menyusun
yang lebih memuaskan. rencana yang lebih sesuai dan
memaksimalkan pengalaman wisata
di Kota Padang
Ada
Pertanyaan?
Terima
Kasih !!!

Anda mungkin juga menyukai