Anda di halaman 1dari 20

Sweeper adalah orang yang berjalan paling belakang dalam tugas, tugasnya memastikan

tidak ada offroader yang tertinggal. Tugas utamanya memastikan semua offroader tetap dalam posisi
jalur yang tepat.

Posisi sweeper terbagi menjadi dua, yaitu mid sweeper (posisi tengah) dan end sweeper (posisi
akhir). Tugas sweeper mengawal rombongan. Terutama untuk anggota rombongan yang mengalami
masalah. Seorang sweeper biasanya dipilih yang komunikatif. Pemilihan sweeper komunikatif
bukan tanpa alasan. Minimal, kalau ada masalah dengan pengendara lain di luar rombongan,
sweeper bisa mengatasinya. Apalagi, karakter berkendara setiap daerah Indonesia berbeda Dia juga
bertugas menemani anggota rombongan yang mengalami masalah hingga mobil pendukung
datang. Tugas utamanya memastikan semua rider tetap dalam posisi jalur. Jadi, sweeper harus
mempunyai kondisi paling fit dibanding rider lain. Jika sudah terlalu banyak rider yang mengalami
keletihan, sweeper akan langsung melapor ke pimpinan rombongan untuk istirahat. Karena jika
banyak rider yang mengalami kelelahan, maka akan memungkinkan kondisi yang lebih buruk dapat
terjadi.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bermain motor khususnya motor trail adalah suatu kegiatan berpetualang di alam terbuka
yang dilakukan di jalur berbatu atau tanah yang lebih dikenal dengan Off Road dan secara umum
lebih dikenal dengan Trail Adventure. Trail Adventure ini adalah suatu olahraga keras penuh
petualangan dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan dan daya juang yang
tinggi. Bahaya dan tantangan seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik kegiatan ini. Pada
hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa
menyatu dengan alam, penguasaan medan dan kendaraan.

Trail Adventure Bandung Association (TRABAS), yaitu sebuah Organisasi/perkumpulan


yang menghimpun para pencinta olah raga otomotif motor roda dua adventure. TRABAS rutin
menyelenggarakan Pendidikan Dasar dan latihan (DIKLAT) setiap tahunnya untuk menjaring calon
anggota penggiat Trail adventure khususnya motor trail untuk diarahkan dan dibimbing agar kegiatan
dan hobinya menjadi hal yang positif dan bertanggung jawab.

Melalui Badan Diklat angkatan 11 yang sebelumnya Tahap 1 telah dilaksanakan di Bandung,
maka Diklat Tahap 2 ini dengan bertema “TRABAS Jelajah Nusantara” yang akan dilaksanakan di
2 Provinsi : Jawa Barat dan Jawa Tengah yang berada di 3 lokasi yaitu Banjar, Baturaden dan Dieng.
Lokasi tersebut merupakan kawasan yang strategis sebagai pusat kegiatan ekonomi pariwisata, hal
ini didukung oleh potensi yang dimilikinya yaitu tempat wisata dengan sumber daya alam yang
melimpah dan sumber daya manusia yang memadai, Potensi tersebut menjadikan acuan Badan Diklat
TRABAS angkatan 11 sebagai salah satu daerah tujuan untuk eksploring Catra dan Event TRABAS
Jelajah Nusantara.

TRABAS Jelajah Nusantara merupakan diklat sekaligus Event yang direncanakan oleh
badan diklat TRABAS dengan berskala nasional. Start Pertama (H-1) di Desa Mekarharja Koordinat
: Lat = 7°21'45.94"S, Longitude = 108°33'36.95"E, dan finish H-1 di Desa Baturaden dengan
koordinat Lat = 7°18'32.37"S, Longitude = 109°13'53.09"E. Start Hari ke 2 (H-2) Desa Baturaden
dengan koordinat Lat = 7°18'32.37"S, Longitude = 109°13'53.09"E dan Finish H-2 Lat =
7°18'32.37"S, Longitude = 109°13'53.09"E. Event ini juga bertujuan sebagai keperluan penunjang
dalam kegiatan Diklat angkatan 11 tahun 2022 akan mendidik para calon anggota TRABAS (catra)
memiliki wawasan atau pengetahuan yang luas serta menanamkan Etika, nilai-nilai, Jiwa Korsa,
menambah pengalaman dan berbagi pengetahun terkait mekanisme berpetualang menggunakan
kendaraan dan kepekaan kepedulian terhadap lingkungan. Catra diarahkan kedalam pengembangan
diri dalam hal membangun kepercayaan diri dan sikap untuk mengambil serta mengukur resiko
disegala aktifitas. Unsur lain yang dikandung dalam pelatihan ini adalah penyampaian problem
solving serta berorientasi pada penemuan solusi dan pencapaian sasaran (Solution & Achievement
Oriented) dalam berkegiatan petualangan.

1.2. PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang diatas, dimana badan diklat TRABAS angkatan 11 ini untuk
memberikan salah satu tugas kepada calon anggota TRABAS (catra) yaitu manajemen pengamanan
peserta event yang tertinggal dijalur baik disebabkan masalah teknis maupun individual, serta batas
waktu maksimal untuk memasuki medan jalur. Sweeper adalah regu yang berjalan paling belakang
dalam tugas, dengan tugas untuk memastikan tidak ada offroader yang tertinggal. Tugas utamanya
memastikan semua offroader tetap dalam posisi jalur yang tepat. Maka hal itu Divisi Sweeper
melaksanakan tugas mulai dari perencanaan dan survey lokasi untuk menentukan titik atau lokasi
yang rawan untuk menempatkan personel serta mencari jalur - jalur evakuasi untuk peserta apabila
terjadi masalah. Karena keamanan dan keselamatan adalah hal yang utama.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari Survey TRABAS Jelajah Nusantara adalah untuk menyajikan gambaran
manajemen, metode dan rencana kerja yang akan dilakukan oleh catra khususnya korps surveyor
dalam divisi sweeper pada kegiatan TRABAS Jelajah Nusantara dalam rangka diklat tahap 2. dan
akan dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah yang berada di 3 lokasi yaitu
Banjar, Baturaden dan Dieng.
Sedangkan tujuan dari Survey ini adalah untuk memenuhi kewajiban catra untuk membuat,
melaksanakan dan menyusun laporan dalam rangkaian pararel dari diklat angkatan 11 ini. Survey
TRABAS Jelajah Nusantara untuk keperluan penunjang utama catra sebagai makalah dalam sidang
yang akan di gelar badan diklat TRABAS yang akan menjadi anggota penuh TRABAS, sehingga
catra diharapkan dapat menjadi anggota TRABAS yang berkualitas dari berbagai aspek terutama
dalam manejemen perjalanan dan event. Catra diwajibkan mengukiti, melaksanakan dan menyusun
laporan terkait dengan kegiatan yang sedang berlangsung.

1.4. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Waktu efektif pelaksanaan untuk pekerjaan survey ini adalah 14 (empat belas hari) hari dari
mulai perencanaan, pelaksanan sampai dengan laporan selesai.

1.5. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup kegiatan dari Devisi Sweeper dalam kegiatan rangkaian dari Diklat Tahap 2 dan
Event TRABAS Jelajah Nusantara adalah sebagai berikut:
1. Untuk memverifikasi jalur yang dilewati berupa tanah, aspal, batu, lumpur dan sungai karena akan
dilewati oleh peserta Offroad, Dual Sport dan Adventure;
2. Untuk mengetahui menajemen waktu yaitu detail perjalanan, kecepatan dan juga lama jarak
tempuh jalur evakuasi;
3. Untuk prepare perencanaan area start & finish H-1,serta start & finish H-2;
4. Untuk memverifikasi jarak jalur evakuasi atau buangan dari jalur rencana offroad dan dual
purpose;
5. Untuk informasi mengenai posisi jalur evakuasi yang digunakan untuk sweeper, ranger, resque
dan mekanik ;
6. Untuk mengetahui batas waktu maksimal peserta memasuki medan jalur dan melanjutkan
perjalanan.
7. Untuk mengetahui posisi koordinat bengkel, puskesmas, SPBU, desa, rumah makan dan juga
posisi makan siang;
8. Untuk mengetahui jumlah dan medan jalur alternatif apabila jalur rencana tidak bisa dilalui
dikarenakan faktor X;
9. Untuk merencanakan penempatan posisi petugas yg diperbantukan;
10. Untuk mengetahui jalur yang beresiko dari kecelakaan atau bencana alam.
Untuk mendukung perencanaan tersebut di atas, dibutuhkan pengumpulan data baik berupa
data primer maupun data sekunder yang relevan.
1.6. LOKASI KEGIATAN

Secara fisik, lokasi TRABAS Jelajah Nusantara dan kegiatan ini akan dilaksanakan di
Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah yang berada di 3 lokasi yaitu Banjar, Baturaden dan
Dieng yang berada pada koordinat Secara geografis Diklat angkatan 11 dan TRABAS Jelajah
Nusantara ini akan :

a. Start H-1 di Desa Mekarharja dengan Koordinat


i. Lat = 7°21'45.94"S,
ii. Longitude = 108°33'36.95"E,I – 4

b. dan finish H-1 di Desa Baturaden dengan koordinat


i. Lat = 7°18'32.37"S,
ii. Longitude = 109°13'53.09"E,

c. Start H-2 Desa Baturaden dengan koordinat


i. Lat = 7°18'32.37"S,
ii. Longitude = 109°13'53.09"E dan

d. Finish H-2 Desa Dieng


i. Lat = 7°18'32.37"S,
ii. Longitude = 109°13'53.09"E.
Gambar 1.1 Lokasi Kegiatan Start Banjar
Gambar 1.2 Lokasi Kegiatan Finish H-1 dan Start H-2 Baturaden
Gambar 1.3 Lokasi Kegiatan Finish H-2 Desa Dieng
1.7. KEGIATAN PERSIAPAN

Terdiri dari kegiatan pengumpulan data sekunder dan persiapan survey lokasi.
1. Pengumpulan data sekunder, meliputi:
a. Data Peta (konvensional/Digital);
2. Persiapan Survey untuk sweeper meliputi:
a. Pembuatan program kerja (jadwal kerja) dan penugasan personil catra;
b. Pembuatan peta jalur rencana;
c. Pemeriksaan alat (gps atau aplikasi) di lapangan;
d. Pengecekan motor, toolkit, alat survival dan persiapan safety gear
e. Penyiapan personil.

1.8. KEGIATAN SWEEPER

1.8.1. Survey Verifikasi


Kegiatan yang tercakup dalam tahap Survey Verifikasi Jalur ini antara lain adalah kegiatan
yang dimaksudkan untuk mempersiapkan tim atau personil catra yang akan melakukan Survey
Verifikasi Jalur teknis ini, memberikan pengarahan dan koordinasi kepada anggota tim, pembagian
tugas dan wewenang anggota - anggota tim, pemilihan metode dan peralatan yang sesuai dengan
keperluan pelaksanaan Survey Perencanaan TRABAS Jelajah Nusantara dalam diklat tahap 2 ini
serta penentuan jadwal kerja berikut tahapan kegiatan di lapangan maupun di sekre. Maksud dari
survey ini adalah untuk mengetahui kodisi, situasi, informasi dan permasalahan yang ada di lokasi
kegiatan, dalam rangka penyiapan pelaksanaan survey lapangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan
antara lain:

1. Survey Verifikasi Jalur yang akan dilalui jalur rencana


2. Penentuan referensi jalur alternatif, apabila jalur utama tidak bisa digunakan
3. Perekaman jalur yang sudah direncanakan.
4. Penentuan titik koordiat penempatan lokasi anggota tim
5. Menentukan batas waktu peserta untuk melanjutkan kegiatan
Faktor pendukung keberhasilan kegiatan terdiri dari faktor-faktor teknis seperti, persiapan
manegerial event jalur yaitu kelengkapan oprasional dan safety procedure. Tidak hanya berdasarkan
pada segi teknis semata, namun faktor non teknis seperti aspek mental atau kejiwaan,motivasi, rasa
percaya diri, emosional serta keperibadian personel tim sangat berpegaruh.

1.8.2. Survey Jalur Rencana dan Jalur Alternatif Offroad dan Dual Purpose

Tujuan Survey Jalur Offroad adalah untuk memperoleh gambaran umum dan pengenalan
mengenai kelayakan jalur yang akan digunakan yang berupa tanah, aspal, batu, air atau daratan
sekaligus untuk memperoleh gambaran situasi (layout) jalur dari awal start sampai dengan finish
yang cukup detail yang dapat memberikan rekomendasi dan alternatif jalur sehubungan kebutuhan
perencanaan kegiatan diklat 11 ini. Untuk mendapatkan data primer kondisi jalur, Survey Jalur
Offroad yang dilakukan adalah berupa pengukuran, perekaman, pemetaan dan pengamatan langsung
dilapangan. Survey Dual Purpose bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum jalur dual purpose
mengenai jalur yang dilewati, tingkat kesulitan, jenis jalur dan jarak tempuh serta waktu yang dapat
memberikan rekomendasi dan alternatif jalur seperti jalur TRABAS Jelajah Nusantara dan lain-lain
sehubungan dengan kebutuhan perencanaan kegiatan diklat tahap 2 sekaligus event.
Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam survey ini adalah sebagai berikut:
 Pemasangan bench mark (BM)/ tanda rambu
 Pengukuran jarak tempuh dalam rangka pemetaan daerah yang di survey dengan patokan
setiap 5-10 kilometer (bersifat tentatif). Perekaman ini dilakukan dengan dengan
menggunakan aplikasi gps dan setiap daerah yang waypoint harus dipasang minimal 1 satu
unit titik tetap (BM) / rambu. Titik 0 (nol) start ditetapkan berdasarkan perencanaan.
Pengukuran situasi detail dengan kerapatan titik tinggi yang sesuai dengan penggambaran
peta skala 1:25.000 (dalam bentuk peta digital.
 Perekaman jalur ini dengan menggunakan aplikasi GPS Avenza maps dan Geotracker;
 Perekaman Offroad dan Dual-Purpose yang meliputi perekaman jalur, kecepeatan,
ketinggian, jarak tempuh dan pos positioning titik-titik perekaman jalur. Perekaman ini harus
diikatkan terhadap rencana awal dan perekaman real time (verifikasi jalur). Interval
pengukuran adalah 5-25 meter yang otomatis merekam. Mencakup areal yang dilewati yaitu
rencana jalur TRABAS Jelajah Nusantara dan jalur alternatif.
Hasil dari kegiatan ini akan terdiri dari:
a. Peta situasi skala penggambaran 1:25.000 yang memuat juga hasil perekaman jalur yang terlewati;
b. Peta penampang melintang dengan interval 5-25 meter atau sesuai dengan petunjuk, untuk
penampang minimal 10 meter untuk melihat ketinggian yang telah terlewati;
c. Peta ikthisar (ukuran A3) dengan skala yang disesuaikan;
d. Deskripsi kondisi geomorfologi jalur mencakup ruas jalur dan profilnya, headland dsb.

1.9. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pemaparan laporan Verifikasi Jalur ini akan dilakukan melalui sistematika sebagai
berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, jangka waktu pelaksanaan,
ruang lingkup serta sistematika pembahasan kegiatan ini.
Bab 2 Lokasi Kegiatan
Bab ini berisi kondisi baik fisik maupun non fisik dari wilayah Survey saat ini,
meliputi kondisi jalur, jarak tempuh, kecepatan, ketinggian, waypoint dan
informasi lainnya.
Bab 3 Survey Jalur Offroad
Pada bab ini akan diuraikan rencana pelaksanaan survey, Kegiatan survey jalur
Offroad, pengolahan data dan penggambaran, serta hasil
laporan yang harus dilaksankan.
Bab 4 Survey Informasi Lainnya
Pada bab ini akan diuraikan metodologi pelaksanaan kegiatan survey pendukung,
antara lain Informasi bengkel, spbu, puskesmas, tempat makan dan lainnya.
Bab 6 Kesimpulan
Bab ini memuat mengenai kesimpulan dari pekerjaan Devisi Sweeper
BAB II

LOKASI KEGIATAN

2.1. LATAR BELAKANG

Badan Diklat angkatan 11 Tahap 2 yang bertajuk TRABAS Jelajah Nusantara akan
dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah yang berada di 3 lokasi yaitu Banjar,
Baturaden dan Dieng. Lokasi tersebut merupakan kawasan dengan dinamika yang sangat rendah
terutama dari sisi perkembangan ekonomi wisata. Hal ini didukung oleh potensi yang dimilikinya
yakni tempat wisata, sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusia dengan kualitas yang
memadai dan lokasi yang strategis sebagai pusat kegiatan ekonomi di pariwisata. Potensi-potensi
tersebut menjadikan acuan Badan Diklat TRABAS angkatan 11 sebagai salah satu daerah tujuan
eksplorasi baik untuk diklat maupun event. Informasi keseluruhan aspek tersebut merupakan modal
yang besar untuk mengadakan mabim dalam diklat angkatan 11 sekaligus event TRABAS Jelajah
Nusantara.

2.2. PROVINSI JAWA TENGAH

2.2.1. Geografis
Provinsi Jawa Tengah memiliki luas wilayah 32.548 km2. Di sebelah barat, Jawa Tengah
berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Di sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Di
sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Ibu kota Provinsi Jawa Tengah adalah
Semarang. Wilayahnya terdiri dari 29 kabupaten, yaitu: Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas,
Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo,
Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten
Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Grobogan, Kabupaten
Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten
Demak, Kabupaten Semarang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang,
Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes.
2.2.2. Administrasi
Secara administratif, luas Provinsi Jawa Tengah memiliki luas wilayah 32. 548 km2 yang
terdiri Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota. Administrasi
pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desa/kelurahan. Dilihat
dari sisi topografi, Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki
kemiringan 0–2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2–15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15–
40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.

2.2.3. Iklim
Jawa Tengah memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan
suhu rata-rata 21–32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan
bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering
terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan
Kabupaten Wonogiri.

2.2.4. Hidrologi
Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa di antaranya adalah BengawanSilugonggo, Kali
Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedangkan, sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia di
antaranya adalah Kali Serayu, Sungai Bogowonto, Sungai Luk Ulo dan Kali Progo. Bengawan Solo
merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu
(Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju
ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Di antara waduk-waduk (Danau)
yang utama di Jawa Tengah adalah Danau Gunung Rowo (Kabupaten Pati), Waduk Gajahmungkur
(Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali, Grobogan dan Sragen), Danau
Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal),Waduk Penjalin dan
Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), Waduk Wadaslintang (perbatasan Kabupaten Kebumen dan
Kabupaten Wonosobo), Waduk Gembong (Kabupaten Pati), Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen)
dan Waduk Mrica (Kabupaten Banjarnegara).
BAB III

SURVEY JALUR OFFROAD

3.1 Rencana Pelaksanaan Survey

Pada proses pelaksanaan exploring untuk kegiatan TRABAS Jelajah Nusantara ini dilakukan
terlebih dahulu perencanaan jalur yang akan digunakan dan dilewati oleh peserta kegiatan baik
pengendara motor trail dengan jalur offroad maupun pengendara dengan jenis kendaraan dual
purpose. Tahapan perencanaan ini dimaksudkan dengan harapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dapat berjalan dengan baik dan tanpa kendala yang berarti. Sehingga dengan adanya proses
perencanaan dapat meminimalisir resiko perjalan yang akan muncul di lapangan pada saat kegiatan
perjalanan berlangsung.

Sebelum kegiatan survey dilaksanakan, berikut beberapa tahapan yang dilalui :

a. Proses pemetaan dan penentuan titik awal dan akhir pada maps dengan citra satelit
b. Proses penentuan titik-titik lokasi (koordinat) yang akan dilalui
c. Proses penarikan garis jalur yang akan dilalui secara vitual menggunakan google maps,
google earth, dan pendukung lainnya.
d. Persiapan pelaksanaan survey (peralatan GPS, kendaraan, serta perlengpakan pendukung
selama perjalanan)
e. Pelaksanaan survey lokasi/tinjauan lapangan (setelah poin a-d selesai dilakukan)
f. Penyesuaian hasil pemetaan dengan kondisi real di lapangan
g. Pembuatan laporan kegiatan hasil survey (untuk mengevaluasi antara hasil pemetaan dengan
hasil survey lapangan apakah sudah sesuai atau terdapat jalur alternatif lain jika terjadi
kendala setelah mengikutin hasil pemetaan pada poin a-c).

3.1.1 Pelaksanaan Survey

3.1.1.A Pelakasanaan Survey Jalur Offroad

Proses pelaksanaan survey jalur offroad dilakukan setelah menentukan titik start dan finish
untuk hari pertama (H-1) yaitu dengan titik start di kota Banjar – finish di Baturaden. Dari hasil track
perencanaan yang terlampir pada gambar 1.4 dan gambar 1.5, dijadikan sebagai acuan jalur yang
akan dilintasi dengan harapan dapat digunakan dan dilintasi oleh pengguna/peserta kegiatan
TRABAS Jelajah Nusantara.
Pelaksanaan Survey Banjar menuju Baturaden

Gambar 1.4 Track Perencanaan Adventure Trail Exploring H-1 Banjar-Baturaden

Pelaksanaan survey yang dilakukan dari Banjar menuju Baturaden didapat beberapa poin utama
secara gambaran umum, yaitu :

a. Proses perjalanan sesuai jalur yang sudah direncakan


Total Perjalanan ditempuh dengan waktu 11 jam 22 menit (waktu terdata berdasarkan GPS
Avenza)
Total Jarak tempuh jalur offroad 102,38 km

b. Proses perjalanan menggunakan jalur alternatif


Total Perjalanan ditempuh dengan waktu 13 jam 51 menit (waktu terdata berdasarkan GPS
Avenza)
Total Jarak tempuh jalur offroad 113,22 km

Kondisi jalur yang dilewati sebagai berikut :

- Jalur perkampungan pasir batu aspal rusak 5,8 km


- Jalur sawah pasir batu (jalan bekas aspal) irigasi 5,3 km
- Jalur batu 2,8 km
- Jalur tanah gembur 7,1 km
- Jalur tanah padat 6 km
- Jalur kombinasi aspal rusak, tanah dan batu 15,1 km
- Jalur alternatif tanah (speed pas masuk) 2,6 km
- Jalur Speed tanah 12,9 km
- Jalur batu sungai dan tanah 11 km
- Aspal provinsi, kabupaten dan desa 35 km

Pada jalur Banjar menuju Baturaden karena terpotong oleh istirahat malam, sehingga menggunakan
jalur alternatif untuk melanjutkan perjalan menuju Baturaden. Pada jalur ini perjalan relatif lancar
tanpa kendala yang berarti.
Pelaksanaan Survey Banjar menuju Baturaden

Gambar 1.5 Perencanaan Adenture Trail Exploring H-2 Baturaden-Dieng

Pelaksanaan survey yang dilakukan dari Baturaden menuju Dieng didapat beberapa poin utama
secara gambaran umum, yaitu :

Total Perjalanan ditempuh dengan dengan waktu 16 jam 8 menit


Total Jarak tempuh jalur offroad 162,8 km

Kondisi jalur yang dilewati sebagai berikut :

- Jalur Speed sirtu 15 km


- Jalur batu 40,7 km
- Jalur tanah gembur 17,1 km
- Jalur tanah padat 8 km
- Jalur kombinasi aspal rusak, tanah dan batu 20,5 km
- Jalur Aspal provinsi, kabupaten dan desa 35 km

Pada jalur Baturaden menuju Dieng ini terdapat kendala di beberapa titik yang dilalui yaitu dengan
adanya pohon tumbang pada jalur offroad, sehingga jalur utama yang sudah direncanakan tidak dapat
dilalui oleh tim survey. Tim survey akhirnya malnjutkan perjalan melalui jalur lain agar tiba di
tujuan.
Setelah proses survey dilaksanakan, terdapat beberapa data dari hasil yang didapatkan di lokasi,
yaitu:

1. Kondisi jalan
2. Sinyal jaringan
3. Titik desa dan lahan milik yang dilalui
4. Bengkel terdekat
5. SPBU terdekat (Pertamina & Pertamini)
6. Posisi penempatan marshal

Dari hasil survey tersebut didapat rincian data sebagai berikut :

Tabel 1.1 List Kantor desa Banjar - Baturaden


LIST PERJALANAN BANJAR - BATURADEN - DIENG

Koordinat
No. Nama Desa/Instansi Alamat Kecamatan Kabupaten
Latitude Longtude
A. BANJAR - BATURADEN
1 Kantor Desa Panulisan Barat Cilacap 7°18'11.25"S 108°34'22.98"E
2 Kantor Desa Matenggeng Cilacap 7°16'37.79"S 108°35'39.71"E
3 Kantor Desa Dayeuh Luhur Cilacap 7°15'35.76"S 108°36'42.58"E
4 Kantor Desa Tambak Sari Cilacap 7°16'24.70"S 108°38'20.57"E
5 Kantor Desa Palugon Cilacap 7°13'56.86"S 108°40'27.49"E
6 Kantor Desa Cigintung Cilacap 7°14'2.16"S 108°41'50.02"E
7 Kantor Desa Bener Cilacap 7°16'13.05"S 108°45'30.80"E
8 Kantor Desa negarajati Cilacap 7°18'26.04"S 108°49'54.18"E
9 Kantor Desa Kutabima Cilacap 7°16'51.76"S 108°52'58.48"E
10 Kantor Desa Karangsari Cilacap 7°17'35.11"S 108°53'48.27"E
11 Kantor Desa Pamulihan Cilacap 7°19'58.78"S 108°55'48.21"E
12 Kantor Desa Cinanas Brebes 7°17'28.76"S 108°58'23.11"E
13 Kantor Desa Samudra Banyumas 7°21'6.66"S 109° 0'47.66"E
14 Kantor Desa Gumelar Banyumas 7°22'24.74"S 108°58'44.76"E
15 Kantor Desa Semedo Banyumas 7°22'20.48"S 109° 3'25.67"E
16 Kantor Desa Karangklesem Banyumas 7°22'42.42"S 109° 5'5.09"E
17 Kantor Desa Tumiyang Banyumas 7°21'48.86"S 109° 5'45.88"E
18 Kantor Desa Sambirata Banyumas 7°22'18.50"S 109° 8'9.45"E
19 Kantor Desa karangtengah Banyumas 7°22'16.37"S 109° 7'22.00"E
20 Kantor Desa Gunung Lurah Banyumas 7°22'26.84"S 109° 9'4.96"E
21 Kantor Desa Soekawera Banyumas 7°22'22.60"S 109°10'8.45"E
22 Kantor Desa Suryalangu Banyumas 7°22'10.21"S 109°10'23.18"E
23 Kantor Desa Baseh Banyumas 7°21'48.24"S 109°11'10.13"E
24 Kantor Desa Kalisalak Banyumas 7°21'37.57"S 109°11'22.47"E
25 Kantor Desa Windujaya Banyumas 7°20'38.90"S 109°11'52.10"E
26 Kantor Desa Melung Banyumas 7°20'2.59"S 109°12'54.51"E
27 Kantor Desa Ketenger Banyumas 7°19'39.69"S 109°13'36.00"E
Balai Konservasi Tumbuhan
28 Banyumas 7°18'16.12"S 109°13'49.37"E
Kebun Raya Baturaden
Tabel 1.2 List Kantor desa Baturaden - Dieng

B. BATURADEN - DIENG
1 Kantor Desa Baturaden Banyumas
2 Kantor Desa Karang Salam Banyumas 7°19'50.45"S 109°14'27.94"E
3 Kantor Desa Limpakuwus Banyumas 7°19'16.16"S 109°14'57.24"E
4 Kantor Desa Gandatapa Banyumas 7°20'30.37"S 109°16'3.38"E
5 Kantor Desa Candiwulan Purbalingga 7°20'10.50"S 109°18'11.99"E
6 Kantor Desa Bumisari Purbalingga 7°18'39.20"S 109°18'44.97"E
7 Kantor Desa Serang Purbalingga 7°14'24.06"S 109°17'17.26"E
8 Kantor Desa Kutabawa Purbalingga 7°13'20.72"S 109°17'33.61"E
9 Kantor Desa Sirawak Purbalingga 7°13'33.62"S 109°19'36.02"E
10 Kantor Kecamatan Karangreja Purbalingga 7°13'31.13"S 109°20'12.03"E
11 Kantor Desa Gondang Purbalingga 7°13'14.98"S 109°21'7.27"E
12 Kantor Desa Sirandu Purbalingga 7°12'29.04"S 109°22'9.33"E
Kantor Desa Kecamatan
13 Purbalingga 7°13'18.47"S 109°23'13.52"E
Karangjambu (Purbasari)
14 Kantor Desa Sanguwatang Purbalingga 7°12'52.11"S 109°23'32.39"E
15 Kantor Kecamatan Watukumpul Pemalang 7° 9'23.57"S 109°25'8.42"E
16 Kantor Desa Jojogan Pemalang 7° 9'24.95"S 109°27'23.82"E
17 Kantor Desa Lawen Banjarnegara 7°14'27.45"S 109°34'52.41"E
Kantor Kecamatan Pandanarum
18 Banjarnegara 7°15'1.41"S 109°36'8.03"E
(Pringamba)
19 Kantor Kecamatan Kalibening Banjarnegara 7°13'15.60"S 109°38'12.60"E
20 Kantor Desa Kertosari Banjarnegara 7°13'8.33"S 109°40'21.62"E
21 Kantor Desa Sirukem Banjarnegara 7°14'5.33"S 109°41'56.32"E
22 Kantor Desa Balun Banjarnegara 7°13'48.29"S 109°42'59.24"E
23 Kantor Desa Pesantren Banjarnegara 7°14'22.01"S 109°43'34.39"E
24 Kantor Desa Tempuran Banjarnegara 7°14'10.03"S 109°44'24.91"E
25 Kantor Kecamatan Wanayasa Banjarnegara 7°15'8.81"S 109°44'49.03"E
26 Kantor Desa Wanaraja Banjarnegara 7°13'20.31"S 109°45'22.51"E
27 Kantor Desa Jatilawang Banjarnegara 7°12'55.93"S 109°45'59.53"E
28 Kantor Desa Kasimpar Banjarnegara 7°12'4.32"S 109°46'28.84"E
29 Kantor Desa Legoksayem Banjarnegara 7°13'9.24"S 109°46'34.89"E
30 Kantor Desa Grogol Banjarnegara 7°12'30.33"S 109°47'30.19"E
31 Kantor Desa Batur Banjarnegara 7°12'21.66"S 109°49'31.51"E
32 Kantor Kecamatan Batur Banjarnegara 7°12'22.79"S 109°49'37.88"E
33 Kantor Desa Sumberejo Banjarnegara 7°12'38.44"S 109°50'6.20"E
34 Kantor Desa Pekasiran Banjarnegara 7°11'51.90"S 109°51'17.20"E
35 Kantor Desa Kepakisan Banjarnegara 7°11'55.77"S 109°52'37.67"E
36 Kantor Desa Dieng Kulon Banjarnegara 7°12'8.07"S 109°54'23.69"E
Tabel 1.3 List BengkelAbnjar - Baturaden - Dieng

LIST BENGKEL BANJAR - BATURADEN - DIENG

Koordinat
No. Nama Bengkel Desa
Latitude Longtude
B. BATURADEN - DIENG
31 Bengkel Motor ART Motor Karangreja 7°13'39.65"S 109°20'12.13"E
32 Bengkel Motor TOP Gondang 7°13'9.52"S 109°20'51.83"E
33 Bengkel Motor SRT Motor Sirandu 7°11'50.16"S 109°22'58.79"E
34 Bengkel Motor Kirno Sanguwatang 7°12'21.07"S 109°23'16.90"E
35 Bengkel Motor Dzaki Jaya Motor Karangjambu 7°13'3.57"S 109°23'47.82"E
36 Bengkel Motor Gustian Motor Jojogan 7° 9'11.95"S 109°26'11.49"E
37 Bengkel Motor Intan Jaya Motor Jojogan 7° 9'18.52"S 109°27'16.14"E
38 Bengkel Motor Cahaya Motorku Bongas 7°11'43.75"S 109°29'18.66"E
39 Bengkel Motor Dian Barokah Lawen 7°14'6.88"S 109°32'46.26"E
40 Bengkel Motor Sifa Motor Lawen 7°14'51.61"S 109°36'10.56"E
41 Bengkel Motor Ridho Motor Pringamba 7°13'18.85"S 109°38'30.36"E
42 Bengkel Motor Ipul Motor Sirukem 7°14'35.90"S 109°42'13.00"E
43 Bengkel Harapan Agung Motor Balun 7°14'3.94"S 109°43'0.47"E
44 Bengkel Motor Wong Cilik Pesantren 7°14'21.16"S 109°43'35.26"E
45 Bengkel Motor Prima Motor Tempuran 7°14'20.02"S 109°44'23.23"E
46 Bengkel Motor HRJ Jatilawang 7°12'48.88"S 109°45'58.72"E
47 Bengkel Motor Yulloh Motor Grogol 7°12'18.25"S 109°48'19.29"E
48 Bengkel Motor Ardan Motor Batur 7°12'18.67"S 109°49'24.86"E
49 Bengkel Motor Kurnia Motor II Batur 7°12'24.71"S 109°49'47.52"E
50 Bengkel Motor Q-Las Motor Pekasiran 7°11'51.07"S 109°51'20.86"E

Anda mungkin juga menyukai