Anda di halaman 1dari 8

REFORMASI SEKTOR

KEAMANAN DALAM
PENANGANAN KONFLIK DI
PAPUA PASCA ORDE BARU
Hanief Adrian
Pendahuluan
• Konflik Papua dimulai saat integrasi dengan Indonesia
• Pendekatan Keamanan (Orde Baru)  Pendekatan
Kesejahteraan (Pasca Orde Baru
• Aceh sudah tuntas, konflik Papua belum tuntas
• Revisi UU Otsus kontroversial
Studi Literatur
• Reformasi Sektor Keamanan: kendali sipil atas militer
menjadi lebih baik, efisien dan akuntabel
• Akar konflik Papua
• Marjinalisasi
• Kegagalan pembangunan
• Kekerasan
• Pro kontra sejarah
• Pendekatan kesejahteraan menjadi tujuan Otsus Papua
sebagai upaya penanganan konflik
Kebijakan Penanganan Konflik di Papua

Masa Pemerintahan Penanganan Konflik


Orde Baru (1968-1998) Pendekatan Keamanan
Presiden Gus Dur (1999-2001) Penetapan UU Otonomi Khusus
Presiden Mega (2001-2004) Pemekaran Provinsi Irjabar (Papua Barat)
Presiden SBY (2004-2014) - Pendekatan Kesejahteraan (periode pertama)
- Pendekatan Keamanan dan Pendekatan
Kesejahteraan (periode kedua)
Presiden Jokowi (2014- sekarang) - Pendekatan Keamanan, Kesejahteraan dan
Lingkungan (periode pertama)
- Pendekatan Kebudayaan (periode kedua)
RI vs OPM

Pemerintahan SBY melalui Menko Kesra ARB berhasil mengajak


tokoh Papua Merdeka Nicolaas Jouwe kembali ke pangkuan RI
MIFEE

Pemerintahan Jokowi meneruskan agenda pembangunan


pemerintahan SBY di Papua seperti MIFEE, Transpapua
Perbandingan Jumlah Pasukan Organik
Aktor Keamanan Orde Baru Pasca Orde Baru
TNI 1 Kowilhan (dilikuidasi tahun 1985) 1 Kogabwilhan
Angkatan Darat 1 Kodam 2 Kodam
3 Korem 5 Korem
9 Kodim 22 Kodim
3 Yonif 2 Brigif (1 Kostrad)
1 Denkav 10 Yonif (2 Kostrad)
1 Denzipur 1 Denkav
1 Yonzipur
3 Denzipur
Angkatan Laut 1 Kodaeral (Lantamal) 1 Koarmada
5 Lanal 3 Lantamal
4 Lanal
1 Pasmar
Angkatan Udara 1 Kosekhanud 1 Koopsau
4 Lanud 1 Kosek
1 Kompi Paskhas 5 Lanud
2 Skadron Udara
1 Yonko Paskhas
Kepolisian Negara 1 Polda 2 Polda
9 Polres 41 Polres
Kesimpulan
• Penanganan konflik Papua pasca Orba memadukan
pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraan
• Pembangunan selalu inisiatif Pusat (sentralistis) tidak
diikuti partisipasi masyarakat adat dan Pemda
• Konflik Papua dapat berlanjut jika penanganan konflik
tidak melibatkan partisipasi masyarakat luas

Anda mungkin juga menyukai