Anda di halaman 1dari 74

[ PERHATIAN |

HANYA UNTUK
SISWA BIMBEL!
TIDAK UNTUK
DISEBARLUASKAN
SECARA BEBAS]

Ryan Hutomo, S.Pd & tim


 Konsep empat pilar kebangsaan merupakan
diperkenalkan saat Taufiq Kiemas menjabat Ketua
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-
2014.
 Sempat menuai kontroversi terkait kedudukan
pancasila
 Putusan MK Nomor 100/PUU-XI/2013
2. UUD NRI
1. PANCASILA
1945

3. BHINEKA
4. NKRI
TUNGGAL IKA
1. PANCASILA Istilah Pancasila diajukan Ir.
Soekarno
Pada 1 Juni 1945 pada sidang I
BPUPKI 29-1 Juni 1945

Diambil dari bahasa Sanskerta


dari kitab Negara Kertagama
karangan MPU Prapanca.

- Panca : 5 Lima
- Syila : Aturan Dasar/ Peraturan
Tingkah laku yang baik.
1. BPUPK/I

SIDANG I:
Usulan dibentuk : 1 Maret 1945 (oleh Jend.
Kumakichi Harada)
 Tanggal : 29 Mei-1 Juni 1945
Resmi Dibentuk : 29 April 1945 (HUT Kaisar
Hirohito)  Tempat : Gd. Chuo Sangi In

 Ketua : Radjiman Wedyodiningrat  Bahasan : Filsafat,


DasarNegara
 Wakil: R. Pandji Soeroso & Ichibangase
Yosio (Jepang)
3 Pengusul Dasar Negara, yakni :
 Anggota : 67 orang
1. Moh. Yamin (29 Mei 1945)
2. Mr. Soepomo (31 Mei 1945)
 Tujuan : Menyelidiki persiapan kemerdekaan 3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
(diberi janji merdeka oleh PM. Jepang, Koiso
pada 7 Sept 1944 setelah Kemenangan Perang
Asia Timur Raya/Pasifik)
Pengusul 1 Pengusul 2
Moh. Yamin (29 Mei 1945) Mr. Soepomo
(31 Mei 1945)

Usulan Lisan Usulan Tertulis

1. Peri Kebangsaan Usulan 5 Dasar Negara


1. Kebangsaan persatuan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan Indonesia 1. Persatuan
4. Peri Kerakyatan 2. Kemanusiaan yg adil dan 2. Kekeluargaan
5. Peri Kesejahteraan Rakyat beradab 3. Keseimbangan Lahir-Batin
3. Ketuhanan YME 4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
4. Kerakyatan yg dipimp oleh
hikmat kebijaksanaan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
TRISILA
1 Juni diperingati
Pengusul 3 Sebagai hari lahir
1. Sosio Nasionalisme
Ir. Soekarno 2. Sosio-Demokrasi Pancasila
(1 Juni 1945) 3. Ketuhanan

MA-LIMA
Aturan berupa lima butir
larangan di tanah Jawa
PANCASILA
sejak zaman Kerajaan
Singasari, yaitu :
1. Kebangsaan
2. Internasionalisme
1madat (menghisap candu),
3. Mufakat
2madon (melacur atau
4. Kesejahteraan Sosial
bermain perempuan),
5. Ketuhanan Yang EKA SILA 3minum (mabuk minuman
Berkebudayaan
keras),
GOTONG ROYONG
4main (berjudi),
5maling (mencuri)
Tugas
Menampung serta
memberikan berbagai
masukan, baik secara lisan
maupun tulisan, serta
SemBilAn membahas dan merumuskan
dasar negara Indonesia
Soetamin merdeka.

Barsamis
AbiKasyim

Bekerja pada PIAGAM JAKARTA


masa reses Yang dibacakan pada 22
Juni 1945
HASIL SIDANG PPKI
SIDANG 2 BPUPKI 10-17 JULI 1945:
- Laporan Hasil Kerja Panitia 9 • Mengasahkan Pancasila
- RUUD
• UUD NRI 45
SIDANG 1
PPKI 18/8/45 • Melantik Soetta

7 AGUSTUS BPUPKI BERUBAH MENJADI PPKI


• Membentuk 8 Provinsi
SIDANG 2 • Membentuk 12 Kementerian
PPKI 19/8/45

SIDANG 1 PPKI 18 AGUSTUS


MENGESAHKAN PANCASILA • Membentuk BKR
VERSI PIAGAM JAKARTA • Membentuk KNIP
DENGAN SIDANG 3
PERUBAHAN PADA SILA-1 PPKI 22/8/45 • Membentuk PNI sbg parpol
SEBAGAI DASAR NEGARA
CAUSA FORMALIS / CAUSA EFISIEN /
CAUSA MATERIALIS/
ASAL MULA ASAL
ASAL MULA BAHAN BANGUN MULA KARYA
• Pancasila berbahan • Pancasila dibentuk • Asal mula karya
dari Bangsa dan ada rumusan- dalam hal ini
Indonesia sendiri nya dalam adalah hasil
baik dari kebiasaan Pembukaan UUD kesepakatan PPKI.
kebudayaan dan NRI 1945
pengaruh agama.
 DIMENSI REALITAS, yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
ideologi tersebut bersumber pada nilai-nilai riil dalam masyarakat/budaya dan
pengalaman sejarah bangsa Indonesia sendiri
 DIMENSI IDEALISME, yaitu bahwa ideologi tersebut harus memberikan
harapan, cita-cita tentang masa depan yang lebih baik.
 DIMENSI FLEKSIBILITAS, yaitu bahwa ideologi mengandung atau memiliki
keluwesan yang memungkinkan adanya berbagai pengembangan pemikiran baru
tanpa khawatir meninggalkan jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Dasar Negara : Pancasila sebagai dasar dalam mengatur
pemerintahan negara dan penyelenggaraan ketatanegaraan.

Kepribadian Bangsa : Ciri khas Bangsa Indonesia dalam


bersikap dan berperilaku.

Pandangan Hidup (Way of life) : pengalaman


hidup yang menjadi petunjuk arah seluruh kegiatan kehidupan
bangsa dan negara.

Cita-cita dan Tujuan Bangsa : bercita-cita dan tujuan


menjadikan masyarakat yang Pancasilais.
Perjanjian Luhur Bangsa : Kesepakatan perjanjian serta
consensus Pendidiri Bangsa untuk Bangsa Indonesia.

Ideologi Negara/Landasan idiil : landasan beperilaku Bangsa


Indonesia, terkait ipoleksosbud hankam

Sumber dari Segala Sumber Hukum : peraturan


perundangundangan harus bersumber dari Pancasila.

Jiwa Bangsa Indonesia : Kristalisasi nilai/norma yang sudah ada


sejak dulu. Lahirnya Pancasila bersamaan dengan
adanya Bangsa Indonesia, sehingga berperan sebagai nyawa.
Paradigma Pembangunan: Pancasila berisi anggapan-
anggapan dasar yang merupakan kerangka berpikir atau
keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil-
hasil pembangunan nasional.

Sumber Nilai: Sumber nilai dan norma kehidupan


 Tidak boleh bersifat pragmatis, yaitu pembangunan itu tidak hanya
mementingkan tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis.
 Tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani Ideologi tertentu
dan mengabaikan manusia nyata.
 Harus menghormati HAM, yaitu pembangunan tidak boleh mengorbankan
manusia nyata melainkan menghormati harkat dan martabat bangsa.
 Dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan masyarakat sebagai tujuan
pembangunan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan
mereka.
 Diprioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial, yaitu
mengutamakan mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan
struktural.
NILAI DASAR NILAI INSTRUMENTAL NILAI PRAKSIS

• NIlai Dari Kelima • Nilai Pancasila • Nilai Pancasila


Sila Pancasila diwujudkan dalam dilihat sebagai
Berupa Cita-cita dan norma/hukum/ sesuatu yang telah
tujuan dijadikan aturan aturan dan akan selalu
Dasar Kehidupan sebagai instrumen dipraktikan dalam
dalam Berbangsa- dalam mengelola kehidupan sehari-
Bernegara dan menjalankan hari.
penyelenggaraan
kehidupan
Berbangsa dan
Bernegara
 1. NILAI MATERIAL---Berguna bagi jasmani manusia
 2. NILAI VITAL---Berguna bagi aktivitas manusia
 3. NILAI KEROHANIAN---Berguna bagi kerohanian manusia
A. Nilai Kebenaran  Rasio
B. Nilai Keindahan  Perasaan
C. Nilai Kebaikan  Kehendak
D. Nilai Religius  Kepercayaan
 Jika sila Pancasila tidak
dikaitkan dengan sila-sila
5
lainnya….
4
 Sila 1 Saja : Theokrasi Absolut 3
 Sila 2 Saja : Kosmopolitanisme
2
 Sila 3 Saja : Chauvinisme
 Sila 4 Saja : Demokrasi Liberal
 Sila 5 Saja : Komunisme/
1
Sosialisme Mutlak
(WAJIB BACA DAN RINGKAS 45 BUTIR P4)

1 KETUHANAN 2 KEMANUSIAAN 3 PERSATUAN 4 KERAKYATAN & 5 KEADILAN


• Agama • Nasionalisme DEMOKRASI SOSIAL
• Toleransi Agama • Integrasi Bangsa • Pemerintahan • Social Justice
• HAM
• Tri Kerukunan • Keberagaman • Pemilu • Ekonomi
• Kemanusiaan
• Kebebasan Beragama • Persatuan • Demokrasi • Sosial
• Toleransi Hak
• Ketaqwaan • Patriotisme, Bela • Musyawarah Mufakat • Hukum
• Lebih Pada Hubungan Negara
Individu • AUPB • Pendidikan
• Hub. Internasional • Hak Milik
• Hak Dasar ketertiban dunia
• Perdamaian Dunia • Koperasi Gotong
Royong
• Hub. Antar Individu
• Lebih Pada Hubungan
• Universal
Individu dengan
Masy./Negara
• Belum tentu universal
 Perhatikan pernyataan berikut ini!
1. Memberi kesempatan rakyat untuk mengajukan saran dan kritik dalam hal pelaksanaan
pembangunan yang dilakukan pemerintah
2. Menjalankan pemerintahan yang bersih tanpa adanya kecurangan seperti korupsi yang merugikan
Negara
3. Menjaga kedaulatan Indonesia dengan cara memberikan penanaman jiwa nasionalisme dan
patriotisme kepada seluruh warga Negara
4. Meningkatkan kesadaran sosial dengan mengadakan kegiatan yang membantu sesama, seperti bakti
sosial, donor darah, konser amal, dan lain sebagainya.
5. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
Pancasila terdiri dari 5 sila yang memiliki bunyi dan makna mendalam sebagai dasar negara Indonesia
serta terpatri dalam lambang Burung Garuda dengan falsafah Bhinneka Tunggal Ika. Sila 1-5
mengandung butir-butir pengamalan Pancasila yang sebaiknya diterapkan oleh setiap warga negara
dalam kehidupan sehari-hari. Perwujudan Sila ke 5 pada pernyataan diatas ditunjukkan oleh nomor…

(1), (2), dan (3)
 (1), (3), dan (5)
 (1), (4), dan (5)
 (2), (4), dan (5)
 (1), (4), dan (3)
 1. Posisi Indonesia yang strategis menjadikan Indonesia sulit untuk menghindarkan diri
dari pengaruh kebudayaan bangsa lain. Sejarah membuktikan, banyak negara asing
memberi pengaruh budaya kita, tetapi dalam perjalanan sejarah kemudian, pengaruh
budaya asing tersebut memunculkan kebiasaan dengna segala akibat negatifnya.
Pemahaman Pancasila sangat berperan penting untuk mengatasi permasalahan yang
dimaksud, hal ini diwujudka. Dengan salah satu fungsi pancasila dalam menyaring
budaya asing adalah sebagai…

A. Perjanjian luhur bangsa


B. Dasar negara Indonesia
C. Ideologi Negara
D. Jiwa Bangsa Indonesia
E. Kepribadian bangsa
2. Implementasi dalam kehidupan nyata penetapan pancasila sebagai
dasar negara tercermin kegiatan sebagai berikut…
A. Mengikuti upacara kesaktian Pancasila dengan khidmat berlandaskan jiwa
nasionalisme
B. Memberikan bantuan sosial kepada kaum duafa
C. Mengerjakan tugas kantor sesuai dengan perintah atasan
D. Pulang setelah jam kantor selesai dan memberi salam kepada atasan dan rekan
kerja
E. Memasang sabuk pengaman saat mengendarai mobil sesuai dengan tata tertib
lalu lintas.
3. Dalam beberapa hari ini dunia Maya kembali dihebohkan dengan video
penggerebekan sepasang muda mudi yang diduga tengah berbuat mesum di Cikupa,
Tangerang, Banten pada tanggal 20 November 2018. Namun, setelah dilakukan
penyelidikan, ternyata pasangan muda mudi tersebut menjadi korban salah tuduh. Video
yang viral tersebut memperlihatkan bagaimana para warga mengarak mereka keliling
kampung dengan kondisi setengah telanjang. Hal ini telah melanggar salah satu nilai sila
dalam Pancasila yaitu sila....
 A. Kesatu
 B. Kedua
 C. Ketiga
 D. Keempat
 E. Kelima
4. Perhatikan penyataan beriku ini:
1) Mengembangkan sikap toileransi terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berbeda-
beda dari setiap anggota kelompok masyarakat yang ada.
2) Menegakkan supremasi hokum
3) Mengembangkan sikap chauvinism melalui penghayatan wawasan berbangsa dan
bernegara.
4) Menyelesaikan konflik yang ada dengan keselarasan dan voting.
5) Meninggalkan sikap primodialisme yang berlebihan.
Yang merupakakn sikap kritis yang harus dikembangkan untuk menjaga persatuian dan
kesatuan dalam masyarakat multikultural adalah….
 A. 1,2,3
 B. 1, 3, 5
 C. 2, 4, 5
 D. 3, 4, 5
 E. 1 dan 5
PILAR NEGARA
BHINEKA TUNGGAL IKA
“Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa”.
(Pupuh 139, Bait 5, Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular)

“Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.


Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran."
 Bhineka Tunggal ika adalah karya sastra
Kakawin Sutasoma dikarang
 oleh Mpu Tantular dari Kejaraan Majapahit.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika diyakini hasil
pemikiran cemerlang dari sosok Mpu
Tantular.Hingga Februari 1950 sosok
Muhammad Yamin mengusulkan semboyan
tersebut cocok diimplementasikan di
kehidupan Indonesia.
 Muh.Yamin sudah menyatakan bahwa
semboyan tersebut menunjukan alat
pemersatu bangsa.
 oleh Presiden Soekarno dan diresmikan
pemakaiannya sebagai lambang negara
pertama kali pada Sidang Kabinet Republik
Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.

 Lambang Garuda Pancasila diatur


penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah
No. 43/1958
1. Common Denominator Mencari persamaan diatas perbedaan, sehingga
timbul rasa kedamaian.
2. Tidak bersifat Ekslusif Menganggap dirinya paling benar, hebat, dan
diakui.
3. Tidak bersifat Formalitis Tidak hanya menunjukan perilaku yang kaku
dan semu, namun dilandasi dengan rasa cinta mencintai, hormat
menghormati.
4. Bersifat Konvergen Segala permasalahan yang muncul harus
diselesaikan dan dicari titik temu, bukan untuk dibesar-besarkan.
 Perilaku Inklusif
 Mengakomodasi Sifat Pluralistik
 Tidak Mencari Menangnya Sendiri
 Musyawarah untuk mufakat
 Dilandasi Rasa Kasih saying dan Rela Berkorban
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang berasal dari bahasa
Jawa Kuno yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan ini
menggambarkan bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, bahasa, ras dan
agama mampu menjaga persatuan dalam persaudaraan bangsa dan negara.
Hubungan antara NKRI dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah...

A. NKRI dapat dicapai dengan semangat persatuan


B. Bhineka Tunggal Ika merupakan tujuan kebersamaan
C. Persamaan derajat pada seluruh rakyat Indonesia
D. Kesempurnaan NKRI bukan berasal dari semangat kebhinekaan
E. Negara kesatuan bukan tujuan utama semboyan Bhineka Tunggal Ika
Semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk menciptakan persatuan dan
kesatuan. Perwujudan semboyan ini dapat diwujudkan dalam berbagai hal
dikehidupan sehari-hari dan kehidupan bermasyarakat. Berikut yang merupakan
perwujudan dari bhineka tunggal ika adalah…
A. Hidup saling menghargai tanpa memandang suku, agama, ras dan bahasa
B. Gotong royong dalam kegiatan kegiatan bermasyarakat
C. Menjaga keamanan dan ketertiban bangsa
D. Membantu sesama ketika mengalami kesusahan
E. Bertindak anarkis terhadap pelaku tindak kejahatan
Indonesia merupakan negara yang bersifat majemuk. Hal ini terlihat dari sumber
daya alamnya hingga sumber daya manusianya. Potensi dari segala bidang
kemajemukan apabila dimanfaatkan secara maksimal dapat membawa dampak
yang sangat signifikan bagi masyarakat. Akan tetapi, dalam kenyataannya Indonesia
juga memiliki tantangan dalam kemajemukan tersebut sehingga muncullah Bhinneka
Tunggal Ika yang menjadi semboyan bangsa Indonesia. Pengertian dari Bhinneka
Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan …
A. Cara berpikir dari setiap individu
B. Kepercayaan dan keanekaragaman agama
C. Warna kulit dari setiap daerah di Indonesia
D. Tingkah laku masayarakat dari Sabang-Merauke
E. Cara berpakaian yang dilakukan individu
 KONSTITUSI DALAM ARTI SEMPIT
Hukum dasar yang memuat aturan pokok atau aturan-aturan dasar negara.

 KONSTITUSI DALAM ARTI LUAS


Keseluruhan system aturan yang menetapkan dan mengatur kehidupan
kenegaraan melalui system pemerintahan negara dan tata hubungan secara
timbal balik.
FUNGSI & KEDUDUKAN
KONSTITUSI NEGARA

Sebagai Landasan untuk


Sebagai Kontrak Sosial dan
Mewujudkan Cita-Cita
Konsensus Bangsa
Nasional suatu Bangsa

Sebagai Pedoman untuk Sebagai Sarana untuk


Menyelenggarakan dan Membatasi Kekuasaan
Membangun Sistem Penguasa agar tidak sewenang-
Kenegaraan wenang

Sebagai Wahana Pengaturan


Sebagai SUMBER HUKUM
Hak dan Kewajiban Negara
DASAR
dan Warga Negara
 TERTULIS
 RIGID/KAKU

 UUD 1945 TERDIRI DARI PEMBUKAAN, BATANG


TUBUH YANG TERDIRI DARI 16/20 BAB, 37 PASAL,
170 AYAT, 3 Aturan peralihan, 2 Aturan Tambahan.
ALENIA I : MOTIVASI PERJUANGAN, HAK DASAR

ALENIA 2 : ARTI PENTING, PERNYATAAN KEMERDEKAAN


CITA-CITA BERNEGARA
ALENIA 3 : SPIRITUAL, PENEGASAN PERNYATAAN MERDEKA

ALENIA 4 : TUJUAN BERNEGARA,


AMANAT PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN
CAUSA ORGANIS DG BATANG TUBUH
DASAR NEGARA PANCASILA

POKOK POKIRAN PEMBUKAAN


3 – 5 – 4 – 1&2
 SEJARAH KONSTITUSI INDONESIA BERKAITAN ERAT DENGAN
BPUPKI DAN PPKI
 PEMBAHASAN KONSTITUSI INDONESIA DILAKSANAKAN PADA
SIDANG KEDUA BPUPKI TANGGAL 10-17 JULI 1945 YAKNI DENGAN
AGENDA PEMBAHASAN RUUD.
 UUD 1945 DISAHKAN OLEH SIDANG 1 PPKI PADA TANGGAL 18
AGUSTUS 1945.
UUD 1945 (18 agustus  KONSTITUSI RIS
1945 sd 27 desember
1949)  (27 desember 1949 sd 17
 Usaha mempertahankan
agustus 1950)
HASIL KMB
kemerdekaan  Sistem Pemerintahan
 Kekuasaan legislatif ditangan KNIP parlementer
(karena UU NO 7 TH 1950
 belum ada MPR dan DPR)  Negara Serikat
 Kabinet presidensial namun terjadi
penyimpangan menjadi
parlementer
 UUDS 1945
(17 Agustus 1950 sd 5 Juli  UUD 1945 NASKAH ASLI
1959) (1959-1999)
 Bentuk Negara Kesatuan -
 Republik, Negara
Republik DEKRIT
Kesatuan
PRESIDEN
 sistem Pemerintahan
 Presidensiil
Parlementer (Semu)
 UUD 1945 dirubah dengan cara adendum
 Tidak mengubah Oembukaan UUD 1945
 Mempertahakan NKRI
 Mempertegas Presidensial.
 Menjamin HAM lebih rinci.
 HASIL AMANDEMEN
 TAHAP-TAHAP
AMANDEMEN  Tidak ada lembaga tertinggi
negara
 I. 19 Oktober 1999  Check & Balances

 II. 18 Agustus 2000  Masa jabatan dan kekuasaan


presiden dipertegas
 III. 9/10 November 2001  Dilaksanakan Otonomi
daerah.
 IV. 10 Agustus 2002  Pemilu dilaksakakan oleh
non-pemerintahan.
PENDAHULUAN
PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan Latar Belakang Tujuan Perubahan


Perubahan
Menyempurnakan aturan
Antara lain: • Pembukaan • Kekuasaan tertinggi di dasar, mengenai:
• Amandemen UUD 1945 • Batang Tubuh tangan MPR
• Kekuasaan yang sangat • Tatanan negara
- 16 bab • Kedaulatan Rakyat
• Penghapusan doktrin besar pada Presiden
- 37 pasal • HAM
Dwi Fungsi ABRI • Pasal-pasal yang terlalu
- 49 ayat “luwes” sehingga dapat • Pembagian kekuasaan
• Penegakan hukum, HAM, - 4 pasal Aturan Peralihan menimbulkan multitafsir • Kesejahteraan Sosial
dan pemberantasan KKN - 2 ayat Aturan Tambahan • Kewenangan pada • Eksistensi negara
• Otonomi Daerah • Penjelasan Presiden untuk mengatur demokrasi dan negara
hal-hal penting dengan hukum
• Kebebasan Pers undang-undang • Hal-hal lain sesuai dengan
• Mewujudkan kehidupan • Rumusan UUD 1945 perkembangan aspirasi dan
demokrasi tentang semangat
kebutuhan bangsa
penyelenggara negara
belum cukup didukung
ketentuan konstitusi

Hasil Perubahan Sidang MPR Kesepakatan Dasar Dasar Yuridis

• Pembukaan • Sidang Umum MPR 1999 • Tidak mengubah


Pembukaan UUD 1945 • Pasal 3 UUD 1945
• Pasal-pasal:
Tanggal 14-21 Okt 1999 • Tetap mempertahankan • Pasal 37 UUD 1945
- 21 bab Negara Kesatuan Republik
- 73 pasal • Sidang Tahunan MPR 2000 • TAP MPR No.IX/MPR/1999
Indonesia
- 170 ayat Tanggal 7-18 Agt 2000 • Mempertegas sistem • TAP MPR No.IX/MPR/2000
- 3 pasal Aturan Peralihan • Sidang Tahunan MPR 2001 presidensiil
- 2 pasal Aturan Tambahan • Penjelasan UUD 1945 yang • TAP MPR No.XI/MPR/2001
Tanggal 1-9 Nov 2001 memuat hal-hal normatif
• Sidang Tahunan MPR 2002 akan dimasukan ke dalam
pasal-pasal
Tanggal 1-11 Agt 2002 • Perubahan dilakukan
dengan cara “adendum”
BENTUK DAN KEDAULATAN 4

Negara Indonesia ialah Negara


Kesatuan, yang berbentuk Republik
[Pasal 1 (1)]

Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan
Negara Indonesia dilaksanakan
adalah negara hukum menurut Undang-
[Pasal 1 (3)***] Undang Dasar
[Pasal 1 (2)***]
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PUSAT
UUD 1945

BPK Presiden DPR MPR DPD MA MK


kpu bank
sentral
kementerian badan-badan lain KY
negara
yang fungsinya
dewan berkaitan dengan
pertimbangan
kekuasaan
TNI/POLRI kehakiman

Perwakilan Pemerintahan Daerah Lingkungan


BPK Provinsi Provinsi
Peradilan Umum
Gubernur DPRD
Lingkungan
Peradilan Agama
Lingkungan
Peradilan Militer
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota Lingkungan
Bupati/ Peradilan TUN
DPRD
Walikota

DAERAH
FUNGSI UUD 1945 yang lama UUD 1945 HASIL
AMANDEMAND
MPR. MEMILIH DAN Melantik Presiden dan Wakil P,
MELANTIK Presiden dan memberhentikan Presiden dan
Wakil Presiden (GBHN) wakil Presiden
Jabatan 5 tahun dan dapat dipilih 5 tahun dan dapat dipili
Presiden kembali kembali dalam dua kali masa
jabatan
Pemilihan Di pilih oleh MPR Di plih oleh Rakyat
Presiden
dan
wakilnya
MK Tidak ada Memberikan pendapat atas
pendapat DPR tentang
pelanggaran yg dilakukan
Presdien dan wakil P
Komisi Tidak ada Mengawasi Hakim-hakim
Yudisial Nakal
fUNGSI UUD 1945 yang lama UUD 1945 HASIL
AMANDEMAND
Proses Tidak jelas Mekanismenya sdh jelas
pemberhentian Pendapat DPR --- Pendapat MK
Presiden dan Sidang MPR dengan mekanisme
wakil P yang jelas
Memilih kembali Presiden dan
wakil Presiden dgn meknisme
sesuai konstitusi
HAM Belum Rinci Sudah sangat Rinci (pasal 28 A
sampai 28 J

DPA Ada Di hapus


Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD

DPR Presiden MA MK

Pasal 24 (1)***
Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman
Pasal 20 (1)* Memegang merupakan kekuasaan
Memegang kekuasaan yang merdeka untuk
kekuasaan pemerintahan menyelenggarakan
membentuk UU peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
EKSEKUTIF
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden

Calon Presiden dan calon Presiden dan Wakil Presiden


Wakil Presiden harus seorang dipilih dalam satu pasangan
warga negara Indonesia sejak secara langsung oleh rakyat
kelahirannya dan tidak pernah [Pasal 6A (1)***]
menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya Presiden/ Presiden dan Wakil Presiden
sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta Wakil Presiden memegang jabatan selama
lima tahun, dan sesudahnya
mampu secara rohani dan dapat dipilih kembali dalam
jasmani untuk melaksanakan jabatan yang sama, hanya
tugas dan kewajiban sebagai untuk satu kali masa jabatan.
Presiden dan Wakil Presiden. (Pasal 7 *)
[Pasal 6 (1)***]

Wewenang, Kewajiban, dan Hak


Antara lain tentang:
 memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)];
 berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];
 menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*];
 memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*];
 memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
 menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****];
 membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***];
 menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);
 mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
 menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*];
 memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*];
 memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*];
 memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*;
 membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****;
 pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];
 pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];
 hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];
 pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];
 peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***];
 penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];
 pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];
 pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Kementerian Negara dan Dewan Pertimbangan

Presiden

dibantu
menteri-menteri negara Pembentukan,
membentuk suatu [Pasal 17 (1)]
dewan pertimbangan pengubahan, dan
yang bertugas yang diangkat dan pembubaran
diberhentikan oleh Presiden kementerian negara
memberikan nasihat [Pasal 17 (2)*]
dan pertimbangan diatur dalam undang-
kepada Presiden membidangi urusan tertentu undang
(Pasal 16) **** dalam pemerintahan [Pasal 17 (4) ***]
[Pasal 17 (3)*]
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu


pasangan secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)***]

diusulkan partai politik atau gabungan partai


politik peserta pemilu sebelum pemilu
[Pasal 6A (2) ***]

mendapatkan suara >50%


jumlah suara dalam pemilu Presiden
dengan sedikitnya 20% di
Pemilu setiap provinsi yang dan
tersebar di lebih dari 1/2 Wapres
jumlah provinsi
[Pasal 6A (3)***]

Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih

pasangan calon yang


memperoleh suara terbanyak
pertama dalam pemilu pasangan yang
Pemilu memperoleh
pasangan calon yang suara terbanyak
memperoleh suara terbanyak
kedua dalam pemilu [Pasal 6A (4)****]
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

DPR MPR
Presiden
dan/atau Wakil
Presiden terus
Pendapat DPR bahwa Presiden DPR menjabat
wajib menyelenggarakan
dan/atau Wakil Presiden telah menyelenggarakan
sidang untuk memutuskan
melakukan pelanggaran hukum sidang paripurna
usul DPR paling lambat 30
ataupun telah tidak lagi untuk meneruskan usul DPR
hari sejak usul diterima
memenuhi syarat usul pemberhentian tidak diterima
[Pasal 7B (6)***]
IMPEACHMENT

[Pasal 7B (2)***] kepada MPR


[Pasal 7B (5)***]
Keputusan diambil dalam
Pengajuan permintaan DPR
sidang paripurna, dihadiri
kepada MK hanya dapat
sekurang-kurangnya 3/4
dilakukan dengan dukungan
jumlah anggota, disetujui usul DPR
sekurang-kurangnya 2/3 dari
sekurang-kurangnya 2/3 diterima
jumlah anggota yang hadir
jumlah yang hadir, setelah
dalam sidang paripurna yang
Presiden dan/atau wakil Presiden
dihadiri oleh sekurang-
presiden diberi kesempatan dan/atau Wakil
kurangnya 2/3 dari jumlah
menyampaikan penjelasan
anggota Presiden
[Pasal 7B (7)***]
[Pasal 7B (3)***] diberhentikan

MK terbukti

wajib memeriksa, mengadili,


dan memutus paling lama 90 tidak terbukti
hari setelah permintaan
diterima
[Pasal 7B (4)***]
LEGISLATIF
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

ANGGOTA ANGGOTA
DPR
dipilih
MPR DPD
dipilih
melalui Pasal 2 (1)**** melalui
pemilu pemilu

Wewenang
 Mengubah dan menetapkan Undang-Undang  Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ]; diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
 Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];
[Pasal 3 ayat (2)***/**** ];  Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
 Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang
Presiden dalam masa jabatannya menurut diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
Undang-Undang Dasar politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil
[Pasal 3 ayat (3)***/****]; Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan
kedua dalam pemilihan umum sebelumnya
sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden
dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya secara
bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****].
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

anggota DPR
dapat
anggota DPR
dipilih melalui
DPR diberhentikan
dari jabatannya,
yang syarat-
memegang
pemilihan umum kekuasaan syarat dan tata
[Pasal 19 (1)**] membentuk UU caranya
[Pasal 20 (1)*] diatur dalam
undang-undang
(Pasal 22B**)

Fungsi, Wewenang, dan Hak


Antara lain tentang:
 memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan  pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam
fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ; pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] ;
 mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak  persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;
menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ;
 pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang
 pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau
diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ;
Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;
 persetujuan dalam menyatakan perang, membuat  pemilihan anggota BPK dengan memperhatikan
perdamaian dan perjanjian pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;
[Pasal 11 (1) dan (2)****] ;  persetujuan calon hakim agung yang diusulkan oleh KY
 pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam [Pasal 24A (3)***] ;
pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ;  persetujuan pengangkatan dan pemberhentian anggota
 pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam KY [Pasal 24B (3)***] ;
menerima penempatan duta negara lain
[Pasal 13 (3)*] ;  pengajuan tiga orang calon anggota hakim konstitusi
[Pasal 24C (3)***] ;
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan Undang-Undang
Dalam hal RUU
tidak disahkan
dalam waktu 30
hari, RUU tersebut
sah menjadi UU
dan wajib
mendapat diundangkan
persetujuan bersama [Pasal 20 (5)**]
DPR
RUU dibahas
memegang
oleh DPR dan
Presiden
kekuasaan mengesahkan UU
membentuk UU Presiden untuk
berhak [Pasal 20 (4)*]
[Pasal 20 (1)*] mendapat
mengajukan
persetujuan
RUU
Anggota berhak bersama
[Pasal 5 (1)*]
mengajukan usul [Pasal 20 (2)*]
RUU tidak boleh
(Pasal 21*) tidak mendapat diajukan lagi
persetujuan bersama dalam
persidangan
masa itu
[Pasal 20 (3)*]
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD
Dalam hal RUU
tidak disahkan
dalam waktu
30 hari, RUU
tersebut sah
menjadi UU
mendapat dan wajib
DPD DPR persetujuan bersama diundangkan
[Pasal 20 (5)**]
dapat memegang
mengajukan RUU kekuasaan RUU dibahas
yang sesuai membentuk oleh DPR dan
Presiden
dengan mengesahkan
UU Presiden untuk UU
kewenangannya berhak
[Pasal 20 (1)*] mendapat [Pasal 20 (4)*]
[Pasal 22D (1)***] mengajukan
persetujuan
RUU
ikut membahas Anggota bersama
[Pasal 5 (1)*]
dan memberikan berhak [Pasal 20 (2)*]
pertimbangan mengajukan tidak boleh
atas RUU yang usul RUU
sesuai dengan
tidak mendapat diajukan lagi
(Pasal 21*) persetujuan bersama dalam
kewenangannya
[Pasal 22D (2)***] persidangan
masa itu
[Pasal 20 (3)*]
DEWAN PERWAKILAN DAERAH

Anggota DPD dipilih dari


setiap provinsi melalui
pemilu [Pasal 22C (1)***] Anggota DPD dapat
diberhentikan dari

DPD
Anggota DPD dari setiap jabatannya, yang syarat-
provinsi jumlahnya sama dan syarat dan tata caranya
jumlah seluruh anggota DPD diatur dalam
itu tidak lebih 1/3 jumlah undang-undang
anggota DPR [Pasal 22D (4)***]
[Pasal 22C (2)***]
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Kewenangan DPD

KEWENANGAN DPD
dapat
I. RUU yang berkaitan dapat ikut memberi
melakukan
mengajukan membahas pertimbangan
dengan: pengawasan
• Otonomi daerah ● ● ●
• Hubungan pusat dan daerah ● ● ●
• Pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah ● ● ●
• Pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ● ● ●
ekonomi lainnya
• Perimbangan keuangan pusat
dan daerah ● ● ●
• RAPBN ● ●
• Pajak ● ●
• Pendidikan ● ●
• Agama ● ●
II. Pemilihan anggota BPK ●
YUDIKATIF
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Agung

Calon hakim agung


Hakim agung harus
diusulkan oleh Komisi
memiliki integritas
Yudisial kepada DPR
dan kepribadian yang
tidak tercela, adil,
profesional, dan
MA untuk mendapat
persetujuan dan
ditetapkan sebagai
berpengalaman di Pasal 24A *** hakim agung oleh
bidang hukum
Umum Presiden
[Pasal 24A (2)***]
Agama [Pasal 24A (3)***]
Militer
TUN

Kewajiban dan Wewenang


1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang [Pasal 24A (1)***];
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***];
3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi [Pasal 14 (1)*].
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Konstitusi

Hakim konstitusi mempunyai


harus memiliki integritas sembilan orang anggota
dan kepribadian yang hakim konstitusi yang
tidak tercela, adil, ditetapkan oleh Presiden,

MK
negarawan yang menguasai yang diajukan masing-
konstitusi dan masing tiga orang oleh
ketatanegaraan, serta tidak MA, tiga orang oleh DPR
merangkap sebagai pejabat dan tiga orang oleh
negara Presiden
[Pasal 24C (5)***] [Pasal 24C (3)***]

Wewenang dan Kewajiban


 berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
pemilihan umum [Pasal 24C (1)***];
 wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Komisi Yudisial

Anggota Komisi
Yudisial harus
mempunyai Anggota Komisi
pengetahuan dan Yudisial diangkat dan
pengalaman di bidang
hukum serta memiliki KY diberhentikan oleh
Presiden dengan
integritas dan Pasal 24B *** persetujuan DPR
kepribadian yang [Pasal 24B (3)***]
tidak tercela
[Pasal 24B (2)***]

Wewenang
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***];
2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].
Rekruitmen Hakim Agung [Pasal 24A (3)***]

KY calon yang
diusulkan DPR calon yang
disetujui Presiden

hakim
agung
Rekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]

MA DPR Presiden
menetapkan

mengajukan mengajukan mengajukan


9 (sembilan)
3 (tiga) orang 3 (tiga) orang 3 (tiga) orang
orang anggota
hakim hakim hakim
hakim konstitusi
konstitusi konstitusi konstitusi
 Proses amandemen UUD 1945 yang dilakukan MPR
memiliki beberapa alasan diantaranya...

A. Pemanfaatan sumber daya alam yang kurang efektif


B. Tingginya risiko konflik sosial
C. Kurangnya kritik dan saran dari masyarakat
D. Adanya dualisme fungsi lembaga negara
E. Kekuasaan presiden dominan dan cenderung bersifat personal
 A. Pembangunan nasional didasarkan pada kekuatan spiritual yang luhur
 B. Pembangunan nasional harus dilakukan oleh segenap rakyat Indonesia
 C. Keberhasilan pembangunan harus didasarkan pada keadilan sosial.
 D. Mengedepankan musyawarah mufakat dalam perumusan rencana
pembangunan nasional.
 E. Adanya kesadaran bahwa keberhasilan pembangunan nasional dilakukan oleh
seluruh warga negara.
 A. Kekuasaan legislatif, eksekutif, yudikatif
 B. Kekuasaan legislatif, federatif, dan yudikatif
 C. Kekuasaan eksekutif, federatif dan legislatif
 D. Kekuasaan eksaminatif, eksekutif, dan federatif
 E. Kekuasaan eksaminatif, federatif, dan eksekutif
 A. Pancasila
 B. UUD 1945
 C. Undang-Undang
 D. Ketetapan MPR
 E. Peraturan Presiden
NKRI.
BATAS WILAYAH

BATAS ZEE

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara


kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang
(Pasal 25A) **
TERIMA KASIH
Ryan Hutomo - Penyusun

Anda mungkin juga menyukai