Anda di halaman 1dari 23

Pancasila dalam Kajian Sejarah

Bangsa Indonesia:
Pengertian Pancasila
• Secara etimologis, Pancasila berasal dari kata-kata bahasa Sanksekerta.
Menurut Moh. Yamin (Kaelan,2001:21), dalam bahasa Sanksekerta
terdapat 2 macam kata pancasila, yaitu:
a. Pancasyila, panca berarti lima dan syila (menggunakan huruf
i biasa/pendek) berarti batu sendi, alas, atau dasar. Kata
pancasyila berarti berbatu sendi lima.
b. Pancasyiila, panca berarti lima dan syiila (menggunakan
huruf i panjang) berarti tingkah laku baik/penting/senonoh.
Kata pancasyiila berarti lima aturan tingkah laku
penting/baik/senonoh.

• Berkaitan dengan pengertian istilah Pancasila sebagai dasar negara


Indonesia, Pancasila yang dimaksud adalah pengertian Pancasyila
(menggunakan huruf i pendek) yang memiliki makna leksikal
berbatu sendi lima atau dasar yang memiliki lima unsur.
Secara terminologis pengertian Pancasila adalah Pancasila
sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV.
Pedoman penulisan dan pengucapan Pancasila diatur dalam
Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968, tanggal 13 April 1968.

Rumusan Pancasila yang sah secara yuridis formal tersebut


adalah:
Satu : Ketuhanan Yang Maha Esa
Dua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Tiga : Persatuan Indonesia
Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyaratan/perwakilan
Lima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (Lubis, 1987:39).
Selain rumusan Panacasila tersebut di atas, ada beberapa rumusan Pancasila, yaitu:

a. Rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta (Jakarta Charter)


1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuah Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Zuhri, 1984:46)

b. Rumusan Pancasila dalam Konstitusi RIS (KRIS)


1. Ke-tuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial (Pringgodigdo, 1981:19)

c. Rumusan Pancasila dalam UUD Sementara (UUDS) 1950


1. Ke-tuhanan yang Maha Esa
2. Peri-kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial (Pringgodigdo, 1981:20).
Era Pra- Kemerdekaan
Pancasila dalam Beberapa Kerajaan di Indonesia

Kutai • Menampilkan nilai sosial politik, dan Ketuhanan


dalam bentuk kerajaan, kenduri dan sedekah kepada
para Brahmana
Kertanegara
• nilai persatuan yang tidak terpisahkan dengan nilai
ke-Tuhanan yang tampak pada raja sebagai pusat
Srivijaya kekuasaan dengan kekuatan religius berusaha
mempertahankan kewibawaannya terhadap para
datu

• Pancasila dikenali sebagaimana terdapat dalam buku


Nagarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca dan
Majapahit buku Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Bahkan pada masa Kerajaan Majapahit, istilah Pancasila
dikenali yang terdapat dalam buku Nagarakertagama
karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu
Tantular.

Dalam buku tersebut istilah Pancasila di samping


mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa
Sansekerta), juga mempunyai arti “pelaksanaan kesusilaan
yang lima” (Pancasila Krama), yaitu
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minuman keras
(Darmodihardjo, 1978: 6).
Satu tonggak sejarah yang merefleksikan dinamika
kehidupan kebangsaan yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila
adalah termanifestasi dalam Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober 1928 yang berbunyi,

“ Kami putra dan putri Indonesia mengaku


bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia;
Kami putra dan putri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
RUMUSAN DASAR NEGARA
Perumusan Dasar Negara dalam
Sidang BPUPK
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad
Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku Yamin mengusulkan calon rumusan dasar
Ketua Badan dan Penyelidik Usaha negara Indonesia sebagai berikut:
Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), 1) Peri Kebangsaan
pada tanggal 29 Mei 1945, meminta 2) Peri Kemanusiaan
kepada sidang untuk mengemukakan 3) Peri Ketuhanan
dasar (negara) Indonesia merdeka. 4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat.

Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang


Prof. Dr. Soepomo pada tanggal mengusulkan lima dasar negara yang terdiri dari:
30 Mei 1945 mengemukakan 1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
teori-teori Negara, yaitu: 2) Internasionalisme (peri kemanusiaan)
1) Teori negara perseorangan 3) Mufakat (demokrasi)
(individualis) 4) Kesejahteraan sosial
2) Paham negara kelas 5) Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan)
3) Paham negara integralistik.
(Kaelan, 2000: 37-40)
Rumusan Mr. Mohammad Yamin
29 Mei 1945

• Pidato (versi lisan) • Naskah Tertulis


1) Peri Kebangsaan 1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Peri Kemanusiaan 2) Kebangsaan Persatuan
3) Peri Ke-Tuhanan Indonesia
4) Peri Kerakyatan 3) Rasa Kemanusiaan yang
5) Kesejahteraan Rakyat Adil dan Beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin
oleh Hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
perwakilan
5) Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Ir. Sukarno
1 Juni 1945
Pancasila
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau peri-kemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

Trisila
Socio-nationalisme
Socio-demokratie
ke-Tuhanan

Ekasila
Gotong-Royong
Rumusan Piagam Jakarta
22 Juni 1945
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan BPUPK
14 Juli 1945
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2) Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5) Dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
Rumusan PPKI
18 Agustus 1945
1) ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5) Serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Konstitusi RIS
14 Desember 1949
1) ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
2) perikemanusiaan,
3) kebangsaan,
4) kerakyatan
5) dan keadilan sosial
Rumusan UUD Sementara
15 Agustus 1950
1) ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
2) perikemanusiaan,
3) kebangsaan,
4) kerakyatan
5) dan keadilan sosial
Rumusan UUD 1945
Dekrit Presiden Sukarno, 5 Juli 1959, salah satu isinya menetapkan berlakunya
kembali UUD yang disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945

1) Ketuhanan Yang Maha Esa


2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5) Serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan dalam UUD 1945 yang terdapat dalam lampiran Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR mengenai Sumber Tertib Hukum
Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia.

• Ketuhanan Yang Maha Esa


• Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Persatuan Indonesia
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
• Keadilan sosial.
Rumusan dalam lampiran Tap MPR No II/MPR/1978
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa)
• Ketuhanan Yang Maha Esa
• Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Persatuan Indonesia
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
16 Agustus
1945
• Bom atom • Proklamasi
• Perundingan
dijatuhkan di Golongan Muda
dan Golongan Tua
herosima dalam penyusunan
teks proklamasi 17 Agustus
6 Agustus 1945
1945
Isi Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945 sesuai dengan semangat yang tertuang dalam
Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945.

Piagam Jakarta berisi garis-garis perlawanan terhadap


imperialisme-kapitalisme serta memuat dasar
pembentukan Negara Republik Indonesia

Disahkan menjadi Preambule UUD 1945 oleh


PPK pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan
beberapa perubahan, misalnya redaksi sila I
Piagam Jakarta
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Atas Usul Moh. Hatta angka 1 dari Piagam Jakarta menjadi


berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Anda mungkin juga menyukai