HUKUM DAN KEBIJAKAN KESEHATAN 1 Pengertian Hukum Kesehatan
HUKUM DAN KEBIJAKAN KESEHATAN 1 Pengertian Hukum Kesehatan
KESEHATAN NASIONAL
PERTEMUAN 1
OLEH :
I PUTU HARRY SUANDANA PUTRA, SH., MH.
NIDN : 0831128026
PRODI HUKUM
FAKULTAS SOCIAL BISNIS TEKNOLOGI HUMANIORA
UNIVERSITAS BALI INTERNATIONAL
2023
HUKUM KESEHATAN :
• Tenaga medis;
• Tenaga keperawatan;
• Tenaga gizi;
• Tenaga kefarmasian;
• Tenaga keteknisian medis;
• Tenaga keterapian fisik.
Pada saat ini terdapat pergeseran paradigma
dalam hubungan interpersonal di dalam hukum
kesehatan, yang sebelumnya berdasarkan pola
hubungan vertikal paternalistik menjadi pola
hubungan horizontal kontaktual. Pergeseran
pola dalam hukum kesehatan
Konsekuensi dari hubungan horizontal kontaktual :
Menurut Leenen, yang dikenal dalam dunia kedokteran sebagai “Lege artis” adalah
hakikatnya sebagai suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan Standar Profesi Medis
(SPM) yang terdiri dari beberapa unsur utama meliputi :
• Bekerja dengan teliti, hati-hati dan seksama;
• Sesuai dengan ukuran medis;
• Sesuai dengan kemampuan rata-rata/sebanding dengan dokter dengan kategori keahlian
medis yang sama;
• Dalam keadaaan yang sebanding
• Dengan sarana dan upaya yang sebanding wajar dengan tujuan konkrit tindak medis
Informed consent
(Peraturan Menteri Kesehatan RI No.585.Menkes/Per/IX/1989)
Dalam dunia kedokteran, biasanya untuk menghindari resiko malpraktik,
tenaga medis membuat exconeratic clausule yaitu : Syarat-syarat
pengecualian tanggung jawab berupa pembatasan atau pun pembebasan
dari suatu tanggung jawab Dalam hal ini, bentuk dari exconeratic clausule
adalah informed consent/persetujuan tindakan medis (pertindik). Pertindik
merupakan suatu izin atau pernyataan setuju dari pasien yang diberikan
secara bebas, sadar dan rasional setelah memperoleh informasi yang
lengkap, valid dan akurat dipahami dari dokter tentang keadaan penyakitnya
serta tindakan medis yang akan diperolehnya.
Persetujuan Tindakan Medik (Informed Concent) dapat
terdiri dari :
(Pasal 48 KUHP)
• Kepentingan umum;
• Kepentingan orang yang tidak bersalah;
• Kepentingan pasien;
• Kepentingan tenaga kesehatan itu sendiri tidak dapat dipidana.
• Karena menjalankan perintah
UU (Pasal 50 KUHP)
• Karena perintah jabatan
(Pasal 51 KUHP)
• Karena untuk mendapatkan santunan asuransi