Anda di halaman 1dari 37

Tanda Baca dan Ejaan

Delsy Arma Putri, M.Pd.


Tanda Baca (Pungtuasi)

Tanda baca merupakan pengganti intonasi, nada, dan tekanan yang muncul dalam ragam
lisan. Tanda baca dapat membantu pembaca untuk memahami jalan pikiran penulisnya.

Untuk mengetahui fungsi dan penggunaan tanda baca yang benar, kita dapat merujuk pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Download playstore/appstore : PUEBI Edisi Keempat


Jenis Tanda Baca
Kaidah pemakaian tanda baca dalam sistem ejaan kita meliputi kaidah pemakaian
1. Tanda titik (.) 12. Tanda petik (“...”)
2. Tanda koma (,) 13. Tanda petik tunggal ('...')
3. Tanda titik koma (;) 14. Tanda garis miring (/)
4. Tanda titik dua (:) 15. Tanda apostrof (penyingkat) (')
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah (—)
7. Tanda elipsis (...)
8. Tanda tanya (?)
9. Tanda seru (!)
10. Tanda kurung (())
11. Tanda kurung siku ([])
Jenis Tanda Baca
● Tanda Tanya (?)
Tanda yang digunakan pada akhir kalimat tanya.
Contoh: Pukul berapa perkuliahan Bahasa Indonesia dimulai?

● Tanda Seru (!)


Tanda yang digunakan pada akhir kalimat perintah.
Contoh: Kumpulkan tugasnya sekarang juga!

● Tanda Elipsis (...)


Tanda yang dipakai untuk menunjukkan bahwa ada bagian yang dihilangkan dalam
kalimat. Seperti digunakan untuk pertanyaan mengisi kalimat rumpng.
Contoh: Lain lubuk lain ...
Jenis Tanda Baca
● Tanda Petik (“...”)
Tanda yang digunakan untuk mengapit kutipan langsung, judul dalam kalimat, dan istilah
khusus.
Contoh: “Minggu depan kita ujian”, ujar Lani.
Aku baru saja membaca novel “Pulang”, karya Tere Liye.

● Tanda Petik Tunggal ('...')


Tanda yang digunakan untuk mengapit kutipan di dalam petikan.
Contoh: “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”, tanya dia kepadaku.

● Tanda Penyingkat (Apostrof ) (')


Tanda penyingkat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka
tahun dalam konteks tertentu.
Contoh: Mereka sudah datang, ‘kan?
Jenis Tanda Baca
● Tanda Kurung (())
Tanda yang digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, mengapit angka atau huruf
penanda rincian.
Contoh: Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
(a) Pengertian tanda baca

● Tanda Kurung Siku ([])


Tanda yang digunakan untuk mengapit keterangan tambahan yang terdapat dalam tanda
kurung.
Contoh: Pembahasan mengenai teori Darwin telah dijelaskan pada buku edisi
sebelumnya (baca buku “Teori Darwin” [Bab II]).
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.

● Tanda Titik (.)


Digunakan dalam:
 Singkatan nama orang dan singkatan gelar.
Contoh: A.S. Sumadi (Arifin Setiawan Sumadi)
Hj. Andini (Hajjah)
Irwan Prayitno Dt. Rajo Bandaro Basa (Datuak)
Gelar akademik:
Satu gelar: Rusdi, S.H. (Sarjana Hukum)
Dua gelar: Rusdi, S.H., M.H. (Sarjana Hukum, Magister Hukum)
Tiga gelar: Rusdi, S.H., M.H., M.E. (Sarjana Hukum, Magister Hukum, Magister Ekonomi)
Gelar dengan singkatan berhuruf kecil: Delsy Arma Putri, M.Pd.
Dua gelar dengan singkatan berhuruf kecil: dr. Andini, Sp. OG., MARS
Gelar di depan nama: Prof. Dr. Arianto, M.Hum.
dr. Andini, Sp. OG.
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.

● Tanda Titik (.)


Digunakan dalam:
 Singkatan berhuruf kecil yang terdiri atas dua huruf menggunakan dua titik, singkatan yang
terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya menggunakan satu titik.
Contoh: Pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB (sampai dengan)
a.n. Bapak Budi Setiawan (atas nama)
Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, brokoli, dll. harus dimakan setiap hari.

 Angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dst., menunjukkan waktu
untuk memisahkan jam, menit, dan detik, menunjukkan perinci perincian untuk menyatakan
urutan.
Contoh: Rp3.250.000,00 , 14.750 orang
pukul 14.25
1. Pengertian Ejaan
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.

● Tanda Titik (.)


Tidak digunakan:
× Singkatan umum yang menggunakan huruf kapital → PT , UI , UNP
× Singkatan satu kata, kecuali sapaan → Jalan , Nomor , Tn. Ny.
× Di belakang singkatan lambang kimia, satuan, ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang →
H2O , cm , kg , Rp
× Di belakang judul yang merupakan kepala karangan, judul bab dan subbab, kepala ilustrasi, dan
tabel → Ada Apa Dengan Cinta
× Di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, dan di belakang nama dan alamat penerima
surat → 6 Juli 2004 , Dian Sastro , Jalan Setiabudi 6
× Di belakang angka atau huruf yang merupakan unsur terakhir dalam deretan angka atau huruf
itu → 1.1 Pembahasan
× Di belakang kalimat tanya atau tanda seru → Wah, indah sekali!
× Di belakang angka yang tidak menyatakan jumlah → Handphone: 082387323888
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.

● Tanda Koma (,)


Digunakan:
 di antara unsur-unsur dalam suatu perincian yang terdiri atas tiga unsur atau lebih. Tiap unsur
dibatasi tanda koma hingga sebelum kata dan. Jika rincian itu hanya dua unsur, sebelum kata
dan tidak dibubuhkan tanda koma.
Contoh: Pagi dan siang. Pagi, siang, sore, dan malam.
 untuk memisahkan kalimat setara dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
seperti, tetapi, melainkan, atau sedangkan.
Contoh: Adiknya baik, tetapi kakaknya jahat.
 untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Biasanya, anak kalimat
didahului oleh kata penghubung karena, sehingga, meskipun, agar, bahwa, apabila, jika, dan
sebagainya.
Contoh: Apabila hujan turun, Ibu tidak jadi pergi.
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.

● Tanda Koma (,)


Digunakan:
 di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat. Ungkapan penghubung antarkalimat
adalah ungkapan penghubung yang terletak setelah tanda baca akhir (tanda titik, tanda tanya,
atau tanda seru) dan dimulai dengan huruf awal kapital.
Contoh: Oleh karena itu, ... Jadi, ... Kemudian, ...
 di belakang kata seru wah, ah, o, aduh, kasihan, dan ya.
Contoh: Wah, sulit benar meyakinkannya.
 di antara nama dan alamat, tempat dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Contoh: Jalan Khatib Sulaiman Nomor 17, Kel. Lolong Belanti, Kec. Padang Utara, Padang.
Surabaya, 21 Juni 1990
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.

● Tanda Koma (,)


Digunakan dalam:
 di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama keluarga atau marga; juga di antara gelar yang satu dengan gelar lainnya yang
ditempatkan di belakang nama orang.
Contoh: Rusdi, S.H., M.H. Rusdi P., S.H.
 untuk mengapit keterangan tambahan. Keterangan tambahan adalah keterangan yang diselipkan
dalam kalimat yang sudah lengkap.
Contoh: Gubernur Jawa Barat, Yogi S.M., melantik Kepala Kantor Wilayah Departemen
Perdagangan.
 untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: “Saya gembira sekali”, kata Ibu.
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.

● Tanda Koma (,)


Tidak digunakan :
 Jika anak kalimat mengiringi induk kalimat.
Contoh: Ia harus belajar dengan tekun supaya dapat lulus.
 Jika kutipan langsung berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh: Kapan Bapak akan pulang Bu? tanya Adi.
 Jika rangkaian gelar ditempatkan di depan nama orang.
Contoh: Prof. Dr. Ir. Roosseno adalah seorang tokoh nasional.
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.
● Tanda Titik Koma (;)
Digunakan :
 Untuk memisahkan kalimat yang setara dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung. Hal yang perlu diperhatikan adalah jika digunakan tanda titik koma, sebelum
perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan.
Contoh:
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.
 Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.
● Tanda Titik Koma (;)
Digunakan :
 Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang
sudah menggunakan tanda koma.
Contoh:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.
● Tanda Titik Dua (:)
Digunakan :
 Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang diikuti perincian.
Contoh:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
 Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
 Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh:
Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
Amir : “Baik, Bu.”
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.
● Tanda Titik Dua (:)
Digunakan :
 Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam
kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam
daftar pustaka.
Contoh:
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Albaqarah: 2—5 , Matius 2: 1—3
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.
● Tanda Titik Dua (:)
Tidak digunakan :
 Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
c. pengolahan data, dan
d. pelaporan.
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.
● Tanda Hubung (-)
Digunakan :
 Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
Contoh: Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru.
 Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak
 Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan
angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Contoh: 11-11-2013
 Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
Contoh: ber-evolusi , be-revolusi
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.
● Tanda Hubung (-)
Digunakan :
 Tanda hubung dipakai untuk merangkai
• se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);
• ke- dengan angka (peringkat ke-2);
• angka dengan –an (tahun 1950-an);
• kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-
SK-kan);
• kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
• huruf dan angka (D-3, S-1, S-2);
• dan kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-
nya, STNK-ku).
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.
● Tanda Pisah (—)
Digunakan :
 Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh:
Kemerdekaan bangsa—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
 Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain.
Contoh:
Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama bandar udara
internasional.
 Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’
atau ‘sampai ke’.
Contoh: Tahun 2010—2013
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.
● Tanda Garis Miring (/)
Digunakan :
 Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu
tahun yang terbagi dalam dua tahun.
Contoh:
Nomor: 7/PK/II/2013
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2012/2013
 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’
dikirimkan lewat darat/laut ‘dikirimkan lewat darat atau lewat laut’
buku dan/atau majalah ‘buku dan majalah atau buku atau majalah’
harganya Rp1.500,00/lembar ‘harganya Rp1.500,00 setiap lembar’
Ejaan
Ejaan merupakan kaidah atau aturan cara penulisan yang sudah ditetapkan dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Dalam hal ini, penulisan sebuah kata harus sesuai dengan ejaan yang ditetapkan.

Ejaan merupakan hal-hal mencakup penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan,
akronim, angka dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca. Selain itu, juga
tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.

Dalam perkembangannya ejaan yang pernah diterapkan di Indonesia terdiri dari ejaan Van
Ophusyen, Ejaan Republik, Ejaan Prijono-Katoppo, Ejaan Melindo, Ejaan Baru, Ejaan
Yang Disempurnakan, dan yang terakhir Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Ejaan
● Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf: a, b , c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m,
n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z.
● Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf, yaitu a, i, u, e, dan o.
● Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h,
j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
● Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal
ai, au, ei, dan oi.
● Huruf Gabungan Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Ejaan
● Huruf Kapital
Hal-hal yang harus diawali dengan huruf kapital adalah
 Huruf pertama awal kalimat.
Contoh: Dia membaca buku.
 Huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh: Amir Hamzah, Jenderal Kancil
 Huruf pertama unsur gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang mengikuti nama orang.
Contoh: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Muhammad
 Huruf pertama unsur gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Contoh: Terima kasih, Kiai. Selamat pagi, Dokter. Silakan duduk, Prof. Mohon izin, Jenderal.
 Huruf pertama unsur nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Perdana Menteri Nehru, Proklamator Republik Indonesia, Gubernur Papua Barat
Ejaan
● Huruf Kapital
 Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Contoh: Prof. Dr. Ir.
S.S., M.Si.
Laksamana Madya Laut
Bpk.
Sdr.
Dt.
Tn.
K.H.
 Huruf pertama kata sapaan.
Contoh: Kami menjenguk Ibu Darsih. Kapan Paman ke Eropa?
 Kata ganti Anda.
Contoh: Sudahkah Anda tahu?
Ejaan
● Huruf Kapital
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Minangkabau, bahasa Bali
 Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Contoh: tahun Hijriah, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Raya Idul Fitri
 Huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh: Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
 Huruf pertama nama geografi.
Contoh: Jakarta, Asia Tenggara, Pulau Miangas, Bukit Barisan, Dataran Tinggi Dieng, Danau Toba,
Jalan Sulawesi, Gunung Semeru, Jazirah Arab.
 Huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan
kata ganti untuk Tuhan
Contoh: Islam, Kristen, Alquran, Allah, Tuhan, milik-Nya, hamba-Mu.
 Huruf awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Ejaan
● Huruf Kapital
 Huruf pertama dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Contoh: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato
Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
 Huruf pertama setiap kata di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah
dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak
pada posisi awal.
Contoh: Saya telah membaca buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”, Tulisan itu dimuat dalam
majalah Bahasa dan Sastra, Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.
Ejaan
● Huruf Kapital
Tidak digunakan:
× Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau
satuan ukuran.
Contoh: ikan mujair, mesin diesel, 5 ampere, 10 volt
× Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’,
seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Contoh: Abdul Rahman bin Zaini, Siti Fatimah binti Salim, Indani boru Sitanggang
× Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak
ditulis huruf awal kapital.
Contoh: pengindonesiaan kata asing, keinggris-inggrisan, kejawa-jawaan
× Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
× Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh: berlayar ke teluk, mandi di sungai
Ejaan
● Huruf Kapital
Tidak digunakan:
× Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh: jeruk bali, kacang bogor, nangka belanda, petai cina.
Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti
bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
× Huruf pertama nama kekerabatan, namun bukan sapaan.
Contoh: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Ejaan
● Huruf Miring
Digunakan untuk :
 Menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk
dalam daftar pustaka.
Contoh:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
 Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok kata dalam kalimat.
Contoh:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
 Menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh:
Upacara peusijuek menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Ejaan
● Huruf Miring
Tidak digunakan untuk :
 Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah.
 Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring
ditandai dengan garis bawah.
Ejaan
● Huruf Tebal
Digunakan untuk :
 Menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Contoh:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
 Menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Contoh:
A. Latar Belakang dan Masalah
....
B. Rumusan Masalah
.....
C. Tujuan Penelitian
Ejaan
● Angka dan Bilangan
Penggunaan :
 Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.
Contoh:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Contoh:
(√) Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
(×) 50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
(√) Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
(×) 3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Ejaan
● Angka dan Bilangan
Penggunaan :
 Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.
Contoh:
Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan
kalimatnya diubah.
Misalnya:
(×) 250 orang peserta diundang panitia.
(×) Dua ratus lima puluh ribu orang peserta diundang panitia.
(√) Panitia mengundang 250 ribu orang peserta.
 Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah
dibaca.
Contoh:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya
Ejaan
● Kata Depan
Penggunaan :
 Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.
Ejaan
● Partikel -lah, -kah, -pun, per
Penggunaan :
 Partikel -lah dan -kah ditulis serangkai dengan katayang mendahuluinya.
Contoh:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Ambillah uangmu!
 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
 Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.

Anda mungkin juga menyukai