Tanda Baca Dan Ejaan
Tanda Baca Dan Ejaan
Tanda baca merupakan pengganti intonasi, nada, dan tekanan yang muncul dalam ragam
lisan. Tanda baca dapat membantu pembaca untuk memahami jalan pikiran penulisnya.
Untuk mengetahui fungsi dan penggunaan tanda baca yang benar, kita dapat merujuk pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dst., menunjukkan waktu
untuk memisahkan jam, menit, dan detik, menunjukkan perinci perincian untuk menyatakan
urutan.
Contoh: Rp3.250.000,00 , 14.750 orang
pukul 14.25
1. Pengertian Ejaan
Jenis Tanda Baca
Tanda baca yang paling umum dan paling banyak menimbulkan kesalahan.
Dalam hal ini, penulisan sebuah kata harus sesuai dengan ejaan yang ditetapkan.
Ejaan merupakan hal-hal mencakup penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan,
akronim, angka dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca. Selain itu, juga
tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
Dalam perkembangannya ejaan yang pernah diterapkan di Indonesia terdiri dari ejaan Van
Ophusyen, Ejaan Republik, Ejaan Prijono-Katoppo, Ejaan Melindo, Ejaan Baru, Ejaan
Yang Disempurnakan, dan yang terakhir Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Ejaan
● Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf: a, b , c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m,
n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z.
● Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf, yaitu a, i, u, e, dan o.
● Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h,
j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
● Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal
ai, au, ei, dan oi.
● Huruf Gabungan Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Ejaan
● Huruf Kapital
Hal-hal yang harus diawali dengan huruf kapital adalah
Huruf pertama awal kalimat.
Contoh: Dia membaca buku.
Huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh: Amir Hamzah, Jenderal Kancil
Huruf pertama unsur gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang mengikuti nama orang.
Contoh: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Muhammad
Huruf pertama unsur gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Contoh: Terima kasih, Kiai. Selamat pagi, Dokter. Silakan duduk, Prof. Mohon izin, Jenderal.
Huruf pertama unsur nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Perdana Menteri Nehru, Proklamator Republik Indonesia, Gubernur Papua Barat
Ejaan
● Huruf Kapital
Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Contoh: Prof. Dr. Ir.
S.S., M.Si.
Laksamana Madya Laut
Bpk.
Sdr.
Dt.
Tn.
K.H.
Huruf pertama kata sapaan.
Contoh: Kami menjenguk Ibu Darsih. Kapan Paman ke Eropa?
Kata ganti Anda.
Contoh: Sudahkah Anda tahu?
Ejaan
● Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Minangkabau, bahasa Bali
Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Contoh: tahun Hijriah, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Raya Idul Fitri
Huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh: Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Huruf pertama nama geografi.
Contoh: Jakarta, Asia Tenggara, Pulau Miangas, Bukit Barisan, Dataran Tinggi Dieng, Danau Toba,
Jalan Sulawesi, Gunung Semeru, Jazirah Arab.
Huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan
kata ganti untuk Tuhan
Contoh: Islam, Kristen, Alquran, Allah, Tuhan, milik-Nya, hamba-Mu.
Huruf awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Ejaan
● Huruf Kapital
Huruf pertama dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Contoh: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato
Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Huruf pertama setiap kata di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah
dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak
pada posisi awal.
Contoh: Saya telah membaca buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”, Tulisan itu dimuat dalam
majalah Bahasa dan Sastra, Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.
Ejaan
● Huruf Kapital
Tidak digunakan:
× Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau
satuan ukuran.
Contoh: ikan mujair, mesin diesel, 5 ampere, 10 volt
× Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’,
seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Contoh: Abdul Rahman bin Zaini, Siti Fatimah binti Salim, Indani boru Sitanggang
× Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak
ditulis huruf awal kapital.
Contoh: pengindonesiaan kata asing, keinggris-inggrisan, kejawa-jawaan
× Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
× Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh: berlayar ke teluk, mandi di sungai
Ejaan
● Huruf Kapital
Tidak digunakan:
× Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh: jeruk bali, kacang bogor, nangka belanda, petai cina.
Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti
bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
× Huruf pertama nama kekerabatan, namun bukan sapaan.
Contoh: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Ejaan
● Huruf Miring
Digunakan untuk :
Menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk
dalam daftar pustaka.
Contoh:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok kata dalam kalimat.
Contoh:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
Menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh:
Upacara peusijuek menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Ejaan
● Huruf Miring
Tidak digunakan untuk :
Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah.
Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring
ditandai dengan garis bawah.
Ejaan
● Huruf Tebal
Digunakan untuk :
Menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Contoh:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
Menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Contoh:
A. Latar Belakang dan Masalah
....
B. Rumusan Masalah
.....
C. Tujuan Penelitian
Ejaan
● Angka dan Bilangan
Penggunaan :
Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.
Contoh:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Contoh:
(√) Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
(×) 50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
(√) Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
(×) 3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Ejaan
● Angka dan Bilangan
Penggunaan :
Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.
Contoh:
Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan
kalimatnya diubah.
Misalnya:
(×) 250 orang peserta diundang panitia.
(×) Dua ratus lima puluh ribu orang peserta diundang panitia.
(√) Panitia mengundang 250 ribu orang peserta.
Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah
dibaca.
Contoh:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya
Ejaan
● Kata Depan
Penggunaan :
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.
Ejaan
● Partikel -lah, -kah, -pun, per
Penggunaan :
Partikel -lah dan -kah ditulis serangkai dengan katayang mendahuluinya.
Contoh:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Ambillah uangmu!
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.