Metode Shapiro Wilk menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel
distribusi frekuensi. Data diurut, kemudian dibagi dalam dua kelompok untuk dikonversi
dalam Shapiro Wilk. Dapat juga dilanjutkan transformasi dalam nilai Z untuk dapat
dihitung luasan kurva normal.
Langkah-langkah penyelesaiannya:
1. Rumus
Keterangan :
D = Berdasarkan rumus di bawah
ai = Koefisient test Shapiro Wilk
X n-i+1 = Angka ke n – i + 1 pada data
X i = Angka ke i pada data
Keterangan :
Xi = Angka ke i pada data yang
X = Rata-rata data
G = Identik dengan nilai Z distribusi normal
T3 = Berdasarkan rumus di atas bn, cn, dn = Konversi Statistik Shapiro-Wilk
Pendekatan Distribusi Normal
2. Persyaratan
a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)
b. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi
c. Data dari sampel random
3. Signifikansi
Signifikansi dibandingkan dengan tabel Shapiro Wilk. Signifikansi uji nilai T3
dibandingkan dengan nilai tabel Shapiro Wilk, untuk dilihat posisi nilai probabilitasnya
(p).
Jika nilai p lebih dari 5%, maka Ho diterima ; Ha ditolak.
Jika nilai p kurang dari 5%, maka Ho ditolak ; Ha diterima, Tabel Harga
Quantil Statistik Shapiro-Wilk Distribusi Normal
Jika digunakan rumus G, maka digunakan tabel 2 distribusi normal.
4. CONTOH SOAL:
Berdasarkan data usia sebagian balita yang diambil sampel secara random
dari posyandu Mekar Sari Wetan sebanyak 24 balita, didapatkan dat
sebagai berikut : 58, 36, 24, 23, 19, 36, 58, 34, 33, 56, 33, 26, 46, 41, 40
37, 36, 35, 18, 55, 48, 32, 30 27 bulan. Selidikilah data usia balita tersebut
apakah data tersebut diambil dari populasi yang berdistribusi normal pad
α = 5% ?
f. Nilai tabel
Pada lampiran 6 dapat dilihat, nilai α (0,10) = 0,930 ; nilai α (0,50) =
0,963
g. Daerah penolakan
Nilai T3 terletak diantara 0,930 dan 0,963, atau nilai p hitung terletak diantara 0,10 dan
0,50, yang diatas nilai α (0,05) berarti Ho diterima, Ha ditolak
h. Kesimpulan
Sampel diambil dari populasi normal, pada α = 0,05.