Anda di halaman 1dari 2

MONOLOG TENGAH HARI

Arubisama

Kenapa angkot selalu ngetem? Bahkan terkadang ngetemnya lama sekali seolah-olah menunggui calon penumpangnya yang masih mandi. Mungkin karena mantan penumpangnya sudah punya sepeda motor masing-masing. Sehingga jumlah penumpang angkot berkurang drastis dan para sopir angkot harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk ngetem demi mengejar setoran. Lalu kenapa mantan penumpang angkot lebih memilih memiliki sepeda motor? Itu bisa jadi dikarenakan angkot yang doyan ngetem sehingga membuat mereka terlambat. Entah terlambat untuk apa, yang pasti para penumpang memang selalu tergesa-gesa seperti para pengguna jalan raya pada umumnya. Lagipula uang muka dan cicilan motor itu murah. Lantas, kenapa uang muka dan cicilan motor itu murah? Karena perusahaan-perusahaan sepeda motor melihat desakan masyarakat yang selalu tergesa-gesa tidak sanggup dipenuhi oleh kinerja angkot yang selalu ngetem bahkan sebelum sepeda motor merajai jalan raya. Kemudian mereka melihat kondisi ekonomi masyarakat yang terhimpit antara gaji dan kebutuhan sebelum mengambil kebijakan kredit motor cicilan murah. Kenapa masyarakat mau mencicil motor? Ya karena alasan bahwa angkot itu suka ngetem dan uang muka serta cicilan motor yang murah tadi. Disamping itu, propaganda kredit cicilan murah dan model sepeda motor terkini tak pernah berhenti merajam otak diselasela berita bencana alam dan isak tangis pemain sinetron. Ditambah lagi kemudahan untuk meliuk-liuk diantara mobil-mobil yang terjebak kemacetan lebih mudah dilakukan dengan sepeda motor, khususnya yang ramping dan trendy. Kenapa sepeda motor? Kenapa tidak mobil saja? Mobil itu mahal, kawan! Meskipun ada propaganda kredit cicilan murah untuk mobil, tetap saja mobil itu mahal! Lagipula mobil tidak bisa memuaskan ketergesaan pengguna sepeda motor. Mobil itu ukurannya besar. Tidak ramping seperti sepeda motor. Tidak bisa memanfaatkan celah-celah sempit dalam kemacetan. Macet? Kok bisa? Tentu saja bisa! Angkot kosong melompong karena mantan penumpangnya punya sepeda motor. Sementara yang punya uang lebih memilih berada dalam mobil yang AC-nya sejuk bukan main. Saat angkot yang suka ngetem, sepeda motor yang suka salip-salipan memanfaatkan celah dan mobil yang melaju pelan karena gugup disalip sepeda motor dari kanan dan kiri membaur di jalan raya, kapasitas ruang jalan raya jadi padat kan? Kenapa jalannya tidak diperlebar saja? Sudah kok! Bahkan jalan layang juga sudah dibangun. Tapi karena jumlah sepeda motor dan mobil terus bertambah, wajar saja kalau jalan raya terus-terusan macet. Masih mau diperlebar lagi? Trotoar mau dikemanakan? Sekarang saja pejalan kaki sudah kehabisan haknya karena trotoar malah dipakai bisnis oleh pedagang kaki lima dan restoran dadakan. Kalau trotoar dihajar, demi membangun jalan dan trotoar baru, rumah warga juga ikut terhajar dong Tidak sopan itu namanya! Kenapa jumlah kendaraan tidak dibatasi saja? Kasihan instansi pemerintah dan polisi yang bersangkutan dengan urusan kendaraan dong Mereka tidak bisa mendapatkan

tambahan uang da komisi m ari mengurusi m masuknya kendaraan b k baru ke kota Gaji mer a. reka kan kecil. S Sudah kecil masih dipal pula ole para wak rakyat di daerah mas lak eh kil sing-masing Wakil g. rakyat i kan tug itu gasnya mew wakili rakya Mewakil rakyat itu tugas yan berat. Jad harus at. li u ng di banyak dapat kom misi. Kalau p perlu, saling mendahul dengan yang lain. Seperti orang yang g lui rela disebut miskin demi uang BLT. Bed n g danya, perut wakil-wak rakyat it gendutny bukan t kil tu ya karena b busung lapa Itu jalan hidup mere Biarkan saja. ar. eka. n Ja harus ba adi agaimana? Wah Jan ngan bertan pada say Saya ka sedang istirahat. nya ya. an i Jangan dulu memikirkan solu dari mas usi salah besar seperti itu l lah Lagip pula waktu istirahat tinggal lima belas m menit lagi. Saya juga b baru saja sel lesai makan siang! Jad pekerja sw n di wasta itu incah lho! Supaya me endapat bon untuk beli sepeda motor. Me nus b engandalkan angkot n mesti li saja bis kesiangan tiap hari. Tujuh di k sa n kanan. Lim di kiri. D didepan Dua di jo artis. ma Dua n. ok Tapi ke enapa sedari tadi roda a i angkot ini belum mulai berputar ke arah kanto saya? e or

Bandung, 27 Januari 2011 J Tulisan ini pernah dimu di KKB-LP ed Februari 2011 dengan memaka nama AIS n uat disi 1 ai Dimuat ulang ole ANOMIE pada tahun 2012 D eh a

Anda mungkin juga menyukai