Anda di halaman 1dari 18

KRIDA LANTAS

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam laporan WHO mengenai Road Traffic Injury Prevention tahun 2008 menyatakan bahwa
di dunia ini diperkirakan 1,2 juta jiwa manusia melayang setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu
lintas. Sementara itu, apabila tidak dilakukan tindakan nyata upaya pencegahan maka dalam 20
tahun mendatang diperkirakan jumlahnya akan meningkat 65 persen.
Sedangkan di Indonesia sendiri tercatat rata-rata 30.000 nyawa melayang setiap tahunnya akibat
kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data Ditlantas Polri tahun 2006 saja, mencatat bahwa jumlah
kasus kecelakaan sebanyak 87.020 kasus dengan korban meninggal dunia 15.762 orang. Hal ini
dapat diartikan bahwa terdapat 45 orang meninggal dunia per hari atau sama dengan 2 orang
meninggal dunia per 2 jamnya akibat kecelakaan lalu lintas. Dapat dibayangkan berapa
peningkatan jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan hingga tahun 2009, dimana saat
ini konsumen pengguna kendaraan bermotor yang meningkat sangat pesat sebagai dampak dari
mudahnya prosedur dan keringanan kredit pembelian kendaraan bermotor. Secara otomatis
dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor maka dapat dipastikan pula resiko terjadinya
kecelakaan pun akan meningkat, hal ini karena mengingat resiko kecelakaan lalu lintas
berbanding lurus dengan jumlah kendaraan bermotor yang ada.
2. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang implementasi konsep disaster
management dalam strategi penerapan kebijakan publik terkait upaya penanggulangan
kecelakaan lalu lintas sebagai salah satu sumber disaster (bencana) di Indonesia. 
BAB II
PEMBAHASAN
1. KRIDA
Krida adalah suatu lambang yang  berukuran 4 cm x 4 cm dengan gambar tertentu dan
melambangkan tugas masing-masing.
Tanda pengenal krida saka bhayangkara :
a. Krida SBY berbentuk segi 4 yang berukuran 4cm x 4cm dengan gambar dan ukuran menurut
bidang dan kegiatan yang bersangkutan
b.Tanda krida saka bhayangkara hanya untuk anggota krida yang bersangkutan tidak untuk
pamong, instruktur, dan pin saka
c.. Krida saka bhayangkara dikenakan pada seragam pramuka sebelah kiri
Didalam saka bhayangkara terdiri dari 4 krida yaitu :
·       Krida lantas                  : lalu lintas
·       Krida kamtibmas          : keamanan dan ketertiban masyarakat
·       Krida ppb                    : penanggulangan dan pencegahan bencana
·       Krida tptkp                  : tindakan pertama tempat kejadian perkara

2. LANTAS
Lantas adalah orang, hewan, atau benda yang bergerak melalui sarana jalan Jalan adalah
sarana umum untuk lantas yang dilengkapi dengan rambu-rambu, marka jalan, dan alat
pengtur lalu lintas.
12 Gerakan lantas :
·       Stop dari segala arah                                                               ( peluit satu kali panjang )
·       Stop dari arah tertentu                                                              ( peluit satu kali panjang )
·       Stop dari arah depan                                                                 ( peluit satu kali panjang )
·       Stop dari arah belakang                                                             ( peluit satu kali panjang )
·       Stop dari arah depan belakang                                                  ( peluit satu kali panjang )
·       Menjalankan kendaraan dari arah kanan                               ( peluit dua kali berturut )
·       Menjalankan kendaraan dari arah kiri                                      ( peluit dua kali berturut )
·       Menjalankan kendaraan dari arah kanan dan kiri                  ( peluit dua kali berturut )
·       Mempercepat kendaraan dari arah kanan                               ( peluit tiga kali berturut )
·       Mempercaepat kendaraan dari arah kiri                                   ( peluit tiga kali berturut )
·       Memperlambat kendaraan dari arah depan                            ( peluit tiga kali berturut )
·       Memperlambat kendaraan dari arah belakang                       ( peluit tiga kali berturut )

Singkatan dalam lantas


·        Kantor SAMSAT                     : Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
·        BPKB                                      : Buku Pemilik Kendaraan Bermotor
·        SIM                                         : Surat Izin Mengemudi
·        STNK                                      : Surat Tanda Nomor Kendaraan
·        TILANG                                  : Bukti Pelanggaran
Beberapa Pelanggaran Lantas   :
·        Stop di tikungan
·        Stop ditengah jalan
·        Stop ditanjakan
·        Distop jalan terus
·         Berhenti di sebelah kanan jalan

o Tujuan Pengaturan Lantas adalah mengatur, Pembelokan Dan Mengganti arah demi


tertibnya lulu lintas.
Pengaturan lantas dengan peluit :
·        Peluit satu kali panjang                          ( kendaraan berhenti )
·        Peluit dua kali pendek                            ( kendaraan jalan )
·        Peluit tiga kali pendek                            ( sebuah peringatan )
o Pengaturan lantas dengan isyarat yaitu dengan menyalakan lampu riting Pengaturan
lantas dengan rambu :
·        Warna Merah                           (  Larangan  )
·        Warna Kuning                          ( Peringatan )
·        Warna Hijau                             ( Perintah )
o Pengaturan lantas dengan marka jalan :

·        Dengan cat
·        Dengan patok
·        Marka jalan putus-putus ( kendaraan boleh menyalip )
Pengaturan lantas merupakan tindakan awal yang perlu dilakukan sendiri, mungkin pengatur
lantas sebelum situasi arus lantas meningkat menjadi kurang lancar, macet, melanggar, dan
memungkinkan kecelakaan.
o Pengertian lantas
Lantas              : memberitahukan pemakai jalan bagaimana, kapan dan dimana pemakai jalan
dapat bergerak, berhenti dan mengubah arah.
Tujuan             :  -Mengendalikan arah lantas supaya berjalan dengan lancer.
-Mengatasi kemacetan dan kepadatan arus lantas yang jalan.
                            -Mengatasi pemakai jalan untuk patuh terhadap peraturtan.
Sasaran            :   -Pemakai jalan.
                             -Kendaraan bermotor.
                             -Kendaraan tidak bermotor.
Tempat       :    -Jalan lurus, persimpangan.
                              -Daerah pasar dan perkotaan.
                              -Tempat keramaian
-Jalan masuk dan keluar kota.
                              -Tempat penyebrangan.
                              -Tempat parker.
 RAMBU LANTAS

Rambu lantas adalah pangatur lalu lintas agar pemakai jalan dapat berjalan dengan aman, tertib
dan lancar sekaligus menuntun pemakai jalan supaya sampimke tempat tujuan.
Jenis- jenis rambu :
·        Rambu peringatan tanda bahaya.
·        Rambu perintah tanda larangan.
·        Rambu petunjuk.
Ciri-ciri rambu lantas :
 Rambu bahaya :
o   Bentuk bujur sangkar, diagonal, dan tegak lurus.
o   Warna dasrar kuning.
o   Lambing dan symbol hitam.
o   Garis tepi hitam.
  Rambu larangan atau perintah :
o   Bentuk lingkaran, silang dan segi 8 berurutan.
o Warna dasar merah dan symbol putih.Warna dasar putih dan syimbol merah.
Warna dasr hijau dan symbol putih.

o   Warna dasar putih symbol hijau

    Rambu petunjuk :

Bentuk rata-rata persegi panjang.


o   Warna dasar biru.
o Symbol hitam, putih, atau merah.
o Tepi kuning, putih, atau hitam.
o Rambu petunjuk informasi berwarna hijau.
 MARKA JALAN

Marka jalan adalah suatu rambu lalu lintas yang melekat pada permukaan jalan yang
berupa garis atau benda yang lain.
KODE PLAT KENDARAAN BERMOTOR

P   : BESUKI BA  : SUMBAR DD  : SULSEL

R   : BANYUMAS BB  : TAPANULI DE  : MALUKU


SELATAN
S   : BOJONEGORO BD  : BENGKULU
DG  : MALUKU UTARA
T   : KERAWANG BE  : LAMPUNG
DH  : MALUKU TIMUR
W : MOJOKERTO BG  : SUMSEL
DK  : BALI
Z   : TASIK BH  : JAMBI
DR  : LOMBOK
AA: KEDU BK  : SUMUT
KT  : KALTIM
AB: JOGJA BL  : ACEH
KB  : KALBAR
AD:SURAKARTA BM : RIYAU

AE: MADIUN BN  :


BANGKABELITUNG
AG: KEDIRI
DB  : SULUT

GOLONGAN SIM

·        SIM A

Sim A digunakan untuk mengemudikan mobil penumpang yang beratnya kurang dari 3500 kg

·        SIM B I

Sim B I digunakan untuk mengemudikan bus yang beratnya lebih dari 3500 kg

·        SIM B II

Sim ini digunakan untuk mengemudikan truk gandeng yang beratnya 1000 kg

·        SIM C

Sim ini digunakan untuk mengemudikan sepeda motor yang kecepatanyya lebih dari 40 km/jam
·        SIM D Sim ini digunakan untuk mengemudikan sepeda motor yang kecepatannya kurang dari 40
km/jam

·        SIM ABRI digunakan oleh anggota ABRI

·        SIM INTERNASIONAL digunakan secara universal diberbagai Negara

·        SIM DIPLOMA digunakan oleh warga Negara asing

Lalu Lintas : adalah berpindahnya barang bergerak dari tempat yang satu ketempat lain baik
menggunakan mesin maupun tidak.
 Ketentuan umum didalam undang-undang lalu lintas ada istilah:
a. Pengemudi: Orang yang mengatur jalannya kendaraan secara langsung mengawasi orang lain
mengemudikannya.
b.  Mobil Penumpang: Setip kendaraan bermotor diperuntukkan untuk mengangkut paling
banyak 7 orang termasuk pengemudi.
c. Jalan: Sarana/tempat memakai jalan.
d. Kendaraan Bermotor: Setiap kendaraan yang digerakkan dengan peralatan teknik.
e.  Kendaraan Umum: Setiap kendaraan yang biasanya disewakan untuk mengangkut
orang/barang dengan memungut biaya.]
Tujuan : - Ingin menambah pengetahuan dibidang lalu lintas.
    - Untuk memberikan pertolongan kepada para pengemudi jalan.
    - Membantu kegiatan Polri dibidang Lalu lintas.
 Mengatur lalulintas dengan sempritan :
1. 1 kali tiupan panjang: Berhenti.
2.  2 kali tiupan pendek: Jalan.
3.  Tiupan pendek berulang-ulang: Meminta perhatian kepada pemakai jalan yang tidak mentaati
petugas/melanggar tata tertib.
Macam-macam sinar yang ada pada pesawat otomatis untuk mengatur Lalu lintas :
Sinar Merah, Sinar hijau, Sinar Kuning: Tanda Bahaya.
Arti didalam LANTAS meliputi:
1. Kecelakaan Lantas: Kejadian akhir dari serentakan peristiwa yang tidak disangka-sangka
dengan akibat kematian, luka-luka, kerusakan benda yang terjadi di jalan.
2.  Penyidikan Lantas: Serangkaian kegiatan penyidik secara teknis melakukan penyidikan
dengan tujuan agar dapat mengungkap kecelakaan lalulintas secara tuntas.
3.   Rambu-rambu Lantas: Alat pelengkapan jalan dengan ukuran tertentu masing-masing
terdapat lambang bilangan, angka, dan huruf.
 Penyidikan Lalulintas :
Menurut UU yang berkewajiban melakukan penanganan terhadap lalulintas adalah :
1. Setiap anggota polri.
2. Perwira samapta (pamapta).
3. Kapolsek.
“ Bunyi Pasal 359 KUHP: Seorang pengemudi yang menabrak pejalan kaki hingga meninggal
dunia di tempat perkara. Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang, dihukum
selama 5 tahun atau kurungan selama 1 tahun. “
SIM (Surat Ijin Mengemudi): Surat keterangan sah yang diberikan kepada seseorang yang telah
mempunyai kecakapan atau kemampuan baik jasmani maupun rohani untuk mengemudikan
kendaraan yang dikeluarkan oleh Polri sebagi sarana registran (pajak) dan identifikasi kendaraan
bermotor. Peningkatan SIM: Apabila ada seseorang mempunyai SIM A ingin meningkatkan ke
SIM B maka pemegang SIM A harus memiliki SIM A minimal 12 bulan (1 tahun) sedangkan B1
ke B2 minimal 12 bulan.
Ø  Tata cara apabila seseorang mempunyai SIM dan ingin Mutasi SIM :
a. Si pemegang SIM melaporkan kepada petugas yang mengeluarkan SIM tersebut.
b. Ditempat baru selambat-lambatnya 14 hari melaporkan diri ke Polres setempat (yang
memutasi).
Contohnya: SIM Situbondo ingin memutasikan keluar daerah Situbondo.
Ø   Syarat-syarat pengambilan SIM :
a. Membawa KTP.
b. Surat pengantar dari Desa setempat untuk permohonan SIM yang dikehendaki.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d  Mengetahui tata tertib peraturan lalulintas.
e. Lulus dalam ujian teori dan praktek.
f. Pas photo 3x4 = 6 Lembar.
Ø   Macam-macam SIM :
a. SIM A=Min 18 tahun untuk kendaraan umum/pribadi.
b. SIM B1=Min 21tahun untuk kendaraan Akas dan Truk (1000 Kg).
c. SIM B2=Min 21 tahun untuk kendaraan Truk Gandeng (5000 Kg).
d. SIM C=Min 17 tahun untuk kendaraan Sepeda Motor (40 Km/Jam).
e. SIM A4=Min 21 tahun untuk kendaraan umum/pribadi.
f. SIM D=Min 30 tahun untuk kendaraan umum/pribadi roda dua (max 30 Km/Jam).
g. SIM ABRI=Min 21 tahun untuk Anggota ABRI/karyawan sipil ABRI.
(apabila anggota ABRI menggunakan baju preman,maka ia harus memakai SIM umum)
h. SIM Internasional=SIM yang ditukar dengan SIM negara yang hendak kita tempati.
i.  SIM Diploma=diperuntukkan pada anggota diploma asing dan diploma kedutaan asing
Truk yang boleh mengangkut manusia ialah Mempunyai surat ijin, dilengkapi dengan tutup :
Tilang : kependekan dari bukti pelanggaran lalu lintas jalan tertentu.
Tilang terdiri dari 5 lembar tilang dengan sistem yang diperbaharui :
1. Merah dan biru untuk pelanggar.
2  Kuning untuk Petugas tilang (Polisi).
3  Hijau untuk pengadilan.
4. Putih untuk kejaksaan.
 Keterangan halaman surat Tilang :
Pada halaman depan masing-masing lembar tercantum :
a. Identitas pelanggar.
b. Identitas kendaraan.
c. Tanggal, waktu dan tempat sidang.
d. Pasal yang dilanggar.
e. Kesatuan dan petugas penyidik.
f.  Jumlah uang titipan.
g. Jumlah uang pinalti.
h  Persetujuan petunjuk wakil.
i. Petugas Bank dan Cap.
 Fungsi Blanko Tilang yang selama ini berlaku :
a. Berita acara pemeriksaan.
b. Sebagai pengakuan pelanggar.
c  Sebagai acara persidangan.
d. Sebagai keputusan hakim.
e. Sebagai perintah eksekusi.
Ø  Rambu-rambu lalu lintas :
1.Tabel I : Peringatan;berbentuk segitiga sama sisi,panjang sisinya 90 Cm dan titik atasnya
dibundarkan.
2.Tabel II : Larangan;perintah berbentuk lingkaran mempunyai garis tengah 60 Cm.
3.Tabel III : Petunjuk;berbentuk 4 persegi panjang.
Ø  Arti rambu-rambu lalu lintas: Salah satu alat pengatur lalu lintas dalam hal memberikan
peringatan, larangan pemerintah, dan petunjuk bagi pemakai jalan untuk menuju kesuatu tempat.
Fungsi : untuk mengatur pemakai jalan agar dapat mencapai tujuan dengan lancar , aman, dan
tertib.
 Pengertian rambu-rambu Tabel I : Memberikan peringatan kepada para pemakai jalan akan
adanya bahaya.
Bentuknya:
1. Bujur sangkar dengan warna dasar kuning,garis tepi hitam dengan simbol hitam (belah
ketupat)
2. Panjang dengan garis tepi hitam, warna dasar kuning, pita merah.
 Pengertian rambu-rambu Tabel II: Memberitahukan pada pemakai jalan tentang kewajiban,
pembatasan, dan larangan tertentu yang harus ditaati.
Bentuknya:
1. Persegi beraturan dengan warna dasar merah, tulisan putih.
2. Lingkaran dengan warna dasar putih, tepi dan garis lintang, kerah symbol hitam.

Pengertian rambu-rambu Tabel III: Rambu yang memberikan petunjuk arah menuju suatu kota,
jarak dari rambu tersebut kesuatu tempat, menunjukkan adanya fasilitas tertentu.
Bentuknya:
1.      4 persegi panjang yaitu petunjuk arah suatu kota.
2.      Garis tepi kuning, warna dasar biru;berarti jalan baik.
3.      Tulisan putih warna dasar biru;berarti jalan tidak begitu baik.
4. Warna dasar putih, garis tepi hitam, tulisan hitam; berarti tidak bias dilalui kendaraan roda
empat.
FUNGSI LANTAS : 
Fungsi Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok POLRI bidang Lalu Lintas dan merupakan
penjabaran kemampuan teknis professional khas Kepolisian, yang meliputi : 
1. Penegakan Hukum Lantas ( Police traffic Law Enforcement ) 
2. Pendidikan Masyarakat tentang Lantas ( Police Traffic Education ) 
3. Ketekhnikan Lantas ( Police traffic Engineering ) 
4. Registrasi/Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan ( Driver and Vehicle Identification ) 

PERAN LANTAS : 
Dalam rangka penyelenggaraan fungsi Lantas, Polri berperan sebagai : 
1. Aparat Penegak Hukum, Terutama Perundang-Undangan Lalu Lintas dan Peraturan
Pelaksanaannya. 
2. Aparat Penyidik Kecelakaan Lalu Lintas. 
3. Aparat yang mempunyai kewenangan Kepolisian Umum. 
4. Aparat pendidikan lalu lintas kepada Masyarakat. 
5. Penyelenggara Registrasi/Identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor. 
6. Pengumpul dan Pengolah Data Lalu Lintas 
7. Unsur bantuan komunikasi dan teknis, melalui Unit PJ R ( Patroli Jalan Raya ). 
PENYELENGGARAAN FUNGSI LANTAS : 
Fungsi Lantas diselenggarakan melalui : 
1. Penegakan Hukum lantas ( Traffic Law Enforcement ) 
Preventif, meliputi : 
Pengaturan Lantas ( Traffic Direction ).
Penjagaan/Pengawasan Lantas 9 Traffic Observation ).
Pengawalan Lantas ( Traffic Escort ).
Patroli Lantas ( Traffic Patrol ). 
Represif, meliputi : 
Penyidikan Kecelakaan lantas ( Traffic Accident Investigation ).
Penindakan terhadap Pelanggaran Lantas ( Traffic Law Violation ). 
2. Pendidikan Masyarakat tentang lantas ( Traffic Education ) 
Pendidikan dan Pembinaan masyarakat dalam rangka keamanan Lantas, dengan kegiatan-
kegiatan yang diarahkan terhadap : 
Masyarakat yang terorganisir, meliputi : 
PKS ( Patroli Keamanan Sekolah ).
Pramuka Lantas ( Saka Bhayangkara ).
Kamra/Banpol. 
Masyarakat yang tidak terorganisir ( Masyarakat pemakai jalan, yang ditujukan untuk
menciptakan Traffic Mindness, meliputi : 
Penerangan, Penyuluhan, Mass Media, Film, Brosur.
Pekan lantas, Pameran Lantas serta Taman Lantas.
3. Ketekhnikan Lantas (Police Traffic Engineering )

meliputi : 
· Penelitian terhadap penyebab kecelakaan, kemacetan, dan pelanggaran Lantas yang
menyangkut kondisi pengemudi, kendaraan dan jalan. 
· Pengawasan dan Penerangan terhadap pemasangan : 
-Rambu-rambu Lantas ( Traffic Sign ).
-Alat-alat pengatur Lantas ( traffic Signals ).
-Marka Jalan ( Road Marking ).
· Penentuan tempat Parkir ( Parkir Restriction ). 
REGISTRASI 
Registrasi ( Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan Bermotor ) meliputi : 
-Pemeriksaan pengetahuan dan kemampuan calon pengemudi kendaraan bermotor.
-Penyelenggaraan perijinan mengemudi kendaraan bermotor.
-Penyelenggaraan Registrasi kendaraan bermotor.
-Pengumpulanan Pengolahan Data Lantas.
Melihat fakta akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan lalu lintas diatas, apabila dikaitkan
dengan konsep teori Disaster Manajemen maka dapat dirumuskan permasalahan dalam 3 (tiga)
bagian yang perlu dibahas, yaitu : 
a. Faktor-faktor mendasar yang mempengaruhi meningkatnya kecelakaan lalu lintas di
Indonesia. 
b. Mengapa penerapan kebijakan publik yang bersifat inovatif oleh Polri, namun belum
menunjukkan sistem kerja dan hasil yang bersifat efektif dan permanen.. 
c. Bagaimana langkah-langkah alternatif atau strategi yang perlu dilakukan pemerintah dalam hal
ini Polri sebagai fungsi utama pelaksana manajemen lalu lintas dalam menanggulangi
peningkatan kecelakaan lalu lintas sebagai salah satu sumber disaster (bencana). 

Definisi dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu
lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan
dengan atau tanpa pengguna jalan yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta
benda. 
2.1.2. Faktor penyebab kecelakaan 
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas secara umum dapat dikelompokkan menjadi 4
faktor utama yaitu : manusia, kendaraan, jalan , dan lingkungan ( cuaca ). 
a. Faktor Manusia
 - Mengemudi dibawah pengaruh alkohol atau narkoba.
- Dalam keadaan lelah.
- Menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi.
 - Kurang waspada, menggunakan handphone Pada malam hari, terdapat lampu kendaraan dari
arah berlawanan yang menyilaukan pandangan mata.

b. Faktor Kendaraan
 - Sistem / alat rem yang tidak berfungsi dengan baik.
 - Kondisi ban / roda yang tidak layak jalan.
 - Lampu yang tidak memenuhi standar persyaratan.
c. Faktor Jalan
 - Desain tikungan yang tidak memenuhi syarat
 - Lebar jalan yang tidak mencukupi
- Kerusakan pada permukaan jalan 
d. Faktor Lingkungan / Cuaca
 - Pola pengaturan parkir di tempat umum yang tidak teratur, contoh : di daerah pertokoan, pasar,
dan rumah sakit.
 - Tidak tersedianya fasilitas penyeberangan dan trotoar
 - Cuaca hujan dan berkabut yang mengakibatkan jalan licin dan tanah longsor.
2.2.1. Konsep Manajemen Ilmiah
Fredrick Winslow Taylor (1911) dalam bukunya yang berjudul “Principles of Scientific
Management” mendeskripsikan tentang pedoman manajemen ilmiah untuk menentukan cara
terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Konsep ini muncul ketika Taylor merasa kurang
puas dengan rendahnya efisiensi kerja dalam perusahaannya. Berdasarkan pengalamannya
tersebut Taylor membuat konsep pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efisiensi
produksi, sebagai berikut : 
a. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, sehingga akan
menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan. 
b. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut. 
c. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua
pekerjaan dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi. 
d. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan pekerja.
Sedangkan teori manajemen modern pada umumnya menurut Sondang P. Siagian (1998 : 78)
menyatakan bahwa pada dasarnya administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan organisasi
dan merumuskan kebijakan umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan
kegiatan – kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
administrasi dengan manajemen itu, yaitu: 
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan . Dengan kata lain rencana adalah satu keputusan. Dalam hal ini
perencanaan sangat terpengaruh terhadap tingkat keberhasilan yang ingin dicapai dan
memberikan arah kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan. 
b.Pengorganisasian(Organizing)
Pengorganisasian dapat didefnisikan sebagai keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan. Pengorganisasian merupakan fungsi kedua setelah perencanaan yang telah
disusun sebelumnya, dimana pengorganisasian ini menghasilkan suatu organisasi yang belum
dapat dilepaskan dari sifat organisasi dan peranan manusia dalam organisasi, hakiki organisasi
demi kepentingan organisasi. 
c.PemberianMotivasi(Motivating)
Pergerakan ini dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pemberian motivasi bekerja kepada
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau berkerja dengan tulus dan ihklas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. 
d.Pengawasan(Controling)
Pengawasan dapat didefenisikan sebagai suatu proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan dapat berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Dari pendapat ini dapat dilihat bahwa
begitu pentingnya pengawasan dan terdapat hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan
pengawasan. 
e.Penilaian(Evaluating)
Penilaian bila didefinisikan adalah proses pengukuran dan pembandingan dari hasil-hasil
pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Dalam fungsinya,
penilaian dapat dikatakan penting untuk mengetahui perkembangan pada semua aspek kegiatan
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pemberian motif dan pengawasan sehingga dengan
sistem penilaian yang diadakan harus terus-menerus disempurnakan dan diadakan pada setiap
akhirfasediatas. 
Dalam konsep ini manajemen ilmiah oleh Taylor menyarankan agar manajer mengambil alih
pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan , pengorganisasian,
perggerakan,danpengontrolan. 

2.2.2. Konsep Kebijakan Publik


Menurut Laswell dan Kaplan (a projected program of goals, values, and practices), kebijakan
publik adalah sarana untuk mencapai tujuan, menyebutkan kebijakan sebagai program yang
diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai dan praktek. Sedangkan menurut Mac Rae dan
Wilde, kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang dipilih oleh pemerintah yang
mempunyai pengaruh penting terhadap sejumlah besar orang. 
Kebijakan publik berdasarkan sifatnya ada 2(dua), yaitu : 
a. Kebijakan bersifat politis : Penyusunan Agenda, Formulasi Kebijakan, Adopsi Kebijakan,
Implementasi Kebijakan, dan Penilaian Kebijakan. 
b. Kebijakan bersifat intelektual : Perumusan Masalah, Peramalan, Rekomendasi, Pemantauan,
dan Evaluasi.

Untuk mewujudkan suatu kebijakan publik menurut Gerald Caiden memerlukan beberapa
prasyarat, yaitu : 
a. Adanya pertisipasi masyarakat (public participation) 
b. Adanya kerangka kerja (policy frameworks) yang meliputi tujuan, nilai-nilai, sumber-sumber
pelaku, lingkungan, strategi. 
c. Adanya strategy policy ( kebijakan strategi ). 
d. Adanya kejelasan kepentingan masyarakat (public interests).
e. Adanya pelembagaan lebih lanjut dari public policy. 
f. Adanya isi policy dan evaluasinya. 
2.3. KERANGKA BERPIKIR DISASTER MANAGEMENT
Pemahaman tentang konsep Disaster Management oleh Prof. Drs. Rusdibjono, Eko, Pem , MA
dalam tulisannya pada pidato pengukuhan Guru Besar IIP pada tanggal 29 Mei 1995 yang
berjudul “ Ilmu Pemerintahan Dihubungkan Dengan Peranan DEPDAGRI Terhadap Masalah
Penanggulangan Sarwa Bencana, menjelaskan tentang kajian dan pengembangan Disasterology
secara filosofis, teoritis , dan empiris. Beberapa konsep dasar tentang disaster (Roesdibjono, hal
11-12) menyatakan bahwa : 
a. Dalam sejarah manusia dan seluruh ciptaan Tuhan pernah mengalami pelbagai macam
bencana; dalam kitab-kitab semua agama mencatat adanya bencana yang menimpa manusia. 
b. Istilah disaster atau bencana dapat disebut dengan berbagai istilah antara lain : disaster,
accident, hazard, catastrophe, malapetaka, kecelakaan, musibah, kesialan, marabahaya, kealpaan,
krisis-krisis, dan sebagainya. 
c. Untuk selanjutnya digunakan istilah disaster atau bencana. 
d. Definisi disaster atau bencana dapat diuraikan sebagai berikut :
Bencana/disaster adalah suatu kejadian / event yang menimbulkan dan/atau mengakibatkan :
korban jiwa, kejiwaan, harta benda, flora dan fauna, serta ciptaan Tuhan lainnya. 
e. Sumber dan jenis bencana dibagi atas 3 (tiga) :
 - Bencana alam ( Natural Disaster ).
 - Ulah manusia ( Man Made Disaster ).
 - Karena alam dan ulah manusia.

Dari pemahaman konseptual diatas dapat disimpulkan bahwa forecasting / prakiraan terhadap
bencana:
 - Yang dapat dipastikan sebelumnya.
 - Tidak dapat sama sekali diramalkan.
 - Sekedar kira-kira/prakiraan (dapat bener-benar terjadi atau tidak terjadi).

ANALISIS MASALAH
salah satu strategi penanggulangan kecelakaan lalu lintas berdasarkan situasi dan kondisi saat ini
dapat dijabarkan dalam 3 (tiga) tahapan secara garis besar, yaitu : 
a.Before(pencegahankecelakaanlalulintas)
Pada tahapan ini yang menjadi fokus pembahasan adalah fungsi kordinasi, karena salah satu
faktor mendasar yang menghambat tercapainya tujuan dari suatu kebijakan lalu lintas adalah
minimnya kordinasi lintas instansi maupun pihak-pihak terkait. Hal ini berdampak pada
munculnya kepentingan tertentu dari setiap pihak yang seharusnya bekerjasama tetapi justru
bertindak kontradiksi yang cenderung mengarah timbulnya konflik. Faktanya antara lain adanya
selisih yang cukup jauh tentang data kecelakaan pada Polri dan data yang ada di Departemen
Perhubungan sebagai sumber informasi data lalu lintas yang memiliki kewenangan resmi,
kemudian munculnya kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada upaya untuk saling
mendapatkan pengakuan sebagai yang terbaik tanpa adanya peran pihak lain, dan beberapa fakta
lainnya hingga terjadinya perebutan kewenangan dalam rangka pengesahan RUU Lalu Lintas
hingga bisa diterbitkan menjadi UU no 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 

b. During ( penerapan kebijakan penanggulangan kecelakaan lalu lintas )


Setelah terbentuknya suatu kesepakatan formal dalam bentuk kebijakan maka diperlukan konsep
penerapan yang tepat sasaran, efektif dan efisien sesuai pola kerawanan kecelakaan lalu lintas
yang telah diidentifikasi. Permasalahan dalam penerapan kebijakan lalu lintas sebagai upaya
penanggulangan kecelakaan adalah perbedaan persepsi tentang pemahaman konsep kebijakan
tersebut sehingga sering menyebabkan tumpang tindih dalam pelaksanaan kebijakan. Hal ini
dipengaruhi oleh sistem manajemen yang tidak terkendali dengan baik.
c.After(penanganankecelakaanlalulintas)
Konsep ideal pada tahapan ini adalah proses sesaat setelah terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas
yang membutuhkan penanganan secara cepat , tepat, dan efisien oleh komponen terkait yang
bertanggungjawab secara langsung dan berkewajiban untuk bergerak secara simultan pada saat
mendapatkan informasi tentang terjadinya kecelakaan. Beberapa komponen terkait dalam
penanganan kecelakaan lalu intas adalah Polri sebagai penanggung jawab olah TKP, Rumah
Sakit yang bertanggungjawab dalam upaya penanganan pertama (UGD) hingga proses
perawatan, serta Jasa Raharja sebagai penanggung jawab asuransi kecelakaan sesuai klasifikasi
korban terjadinya missing link dalam proses penanganan kecelakaan lalu lintas adalah minimnya
sumber daya manusia dalam operasionalisasi kecanggihan fasilitas dan sarana prasarana yang
ada , pemeliharaan dan perawatan barang yang tidak konsisten.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab diatas tentang analisa dan implementasi disaster management
dalam upaya penanggulangan kecelakaan lalu lintas di Indonesia maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut : 
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia
adalah :1) Minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat pengguna jalan tentang berlalu
lintas yang baik.
2) Tidak adanya ketegasan dari pemerintah tentang pembatasan terhadap meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor.
3) Kurangnya kordinasi antar instansi tentang upaya pencegahan kecelakaan lalu intas.
4) Inkonsistensi pihak-pihak yang berwenang dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan
sehingga menurunkan kewibawaan aparat pelaksana di lapangan serta penurunan kepercayaan
masyarakat terhadap kebijakan tersebut.
5) Belum maksimalnya kecepatan dan kemampuan petugas untuk mengoperasionalkan fasilitas
dan sarana prasarana canggih dalam rangka penanganan kecelakaan lalu lintas. 
b. Dalam sistem penerapan kebijakan penanggulangan kecelakaan lalu lintas secara
komprehensif dan efektif perlu pengkajian secara mendasar dengan menggunakan metode
analisis disasterology sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan mendasar yang menjadi
penghambat dalam setiap penerapan kebijakan lalu lintas yang hingga saat ini masih dianggap
belum berjalan dengan efektif dan efisien. 
c. Strategi penerapan kebijakan penanggulangan kecelakaan lalu lintas sebagai sumber disaster di
Indonesia dikaitkan dengan konsep disaster management adalah dengan memperbaiki kembali
missing link yang terjadi dalam siklus sistem kecelakaan lalu lintas. Sehingga teori dan konsep
yang canggih dan spektakuler dalam suatu kebijakan.
2. SARAN
Anggota krida lantas diharapkan mampu memberikan latihan tentang pengetahuan lantas kepada
para anggota Gerakan Pramuka di Gugusdepannya. Selain itu mampu menyelenggarakan
pengalaman lingkungan serta secara kwakarsa, swadaya, dan swasembada, serta secara nyata
yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai