Anda di halaman 1dari 21

SEJARAH DAN PENGERTIAN SAKA BHAYANGKARA

SAKA BHAYANGKARA

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA SAKA BHAYANGKARA

Satuan Karya Pramuka Bhayangkara dibentuk pada


tahun 1996 dan pada tahun tersebut masih bernama Pramuka
KAMTIBMAS (Keamanan Ketertiban Masyarakat). Pembentukan tersebut atas instruksi
bersama MENTRI / PANGLIMA POLISI DAN
KAKWARNAS : NO. POL. : 28/Inst. /MK/1996 dan SK KWARNAS No. 4 /1996 tertanggal : 1 Juli
1996, dengan nama PRAMUKA KAMTIBMAS.

Pada waktu itu terdapat sembilan krida, yaitu :


1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)
2. Krida PMK (Pemadam Kebakaran)
3. Krida SAR (Searce And Rescue)
4. Krida TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)
5. Krida SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan)
6. Krida PENGAWAL
7. Krida PELACAK
8. Krida KOMLEK
9. Krida PENGAMAT

Pada tahun 1980 dikeluarkan surat keputusan atas kerja sama Kepolisian Negara Republik
Indonesia (POLRI) dengan
KAKWARNAS yaitu :
NO. POL. SKEP / 08 / V / 1980 dan SK KWARNAS No. 050 / 1980
tertanggal : 1 Juli 1980, bernama SATUAN KARYA BHAYANGKARA.
Ditahun 1980 pembentukan krida masih mengikuti Sembilan
krida, baru pada tahun 1990 dikelurkan surat keputusan dari
KAKWARNAS melewati : SK KWARNAS No. 032 / 1990 terdapat tujuh krida, yaitu :
1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)
2. Krida PMK (Pemadam Kebakaran)
3. Krida SAR (Searce And Rescue)
4. Krida TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)
5. Krida SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan)
6. Krida PENGAWAL
7. Krida PELACAK

Pada tahun 1991 jumlah krida yang ada dipersingkat lagi menjadi lima krida, yaitu :
1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)
2. Krida PMK (Pemadam Kebakaran)
3. Krida SAR (Searce And Rescue)
4. Krida TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)
5. Krida SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan)

Setelah itu pada tahun 2006 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia NO. POL. SKEP / 595 / X / 2006 tertanggal 4 Oktober 2006 jumlah krida dipersingkat
lagi menjadi 4 krida, yaitu :
1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)
2. Krida PPB (Pencegahan dan Penanggulangan Bencana)
{Gabungan dari Krida PMK (Pemadam Kebakaran) dan
Krida SAR (Searce And Rescue)}
3. Krida PTKP (Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara)
4. Krida TIBMAS (Ketertiban Masyarakat)
Demikian sejarah singkat Satuan Karya Bhayangkara dan pada setiap tanggal 1 Juli diperingati
sebagai hari ulang tahun
SAKA BHAYANGKARA yang bertepatan dengan hari ulang tahun BHAYANGKARA.

I. PENGERTIAN

a. Satuan Karya Pramuka disingkat saka, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangfkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai ilmu pengetahuan
dan teknologi.

b. Bhayangkara berasal dari bahasa Sansekerta, yang mengandung arti penjaga, pengawal,
pengaman, dan pelindung keselamatan Negara dan bangsa.

c. Saka Bhayangkara adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat dan mengembangkan
bakat serta pengalaman para pramuka penegak dan pandega dalam berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kebhayangkaraan sehingga mereka menjadi anggota
masyarakat yang baik, peduli terhadap keamanan, ketertiban masyarakat di lingkungan baik
local, nasional maupun internasional.

d. Dewan Saka Bhayangkara adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka Bhayangkara ara
ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida Saka Bhayangkara yang bertugas
memimpin pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari – hari.

e. Krida adalah satuan kecil yang merupakan bagian dari Saka Bhayangkara sebagai wadah
kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian dari kegiatan Saka Bhayangkara yang
beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.

f. Kebhayangkaraan adalah kegiatan yang berkaitan dengan keamanan Negara dalam rangka
menjamin tetap tegaknya Negara kesatuan republic Indonesia yang berdasarkan pancasila dan
Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

II. DASAR

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961, jo Nomor 24 tahun 2009,
tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.

2. Keputusan Kwartir Ranting Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 tentang
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

3. Keputusan Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Ketua Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka No. Pol: Kep/08/V/1980 dan Nomor : 050 tahun 1980 tangal 5 Februari 1980
tentang kerja sama dalam usaha pembinaan dan pembangunan pendidikan Kebhayangkaraan
dan Kepramukaan.

4. Kepurtusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 032 tahun 1989 tanggal 4 Maret
1989 tentang petunjuk penyelengaraan Satuan Karya Pramuka.

5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 127 tahun 2003 tangal 22 November
2003 tentang Pola Dasar Pemantapan Satuan Karya Pramuka.

6. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 127 tahun 2003 tentang Pola Dasar
Pemantapan Satuan Karya Pramuka.

III. TUJUAN

Tujuan dibentuk saka bhayangkara adal;ah untuk mewujudkan kader – kader bangsa yang
memiliki akhlak dan moral pancasila guna ikut serta bertanggungjawab terhadap keamanan
dan ketertiban masyarakat melalui pendidikan kebhayangkaraan di dalam gerakan pramuka.

IV. SASARAN

Sasaran dibentuknya saka bhayangkara adalah agar pra anggota Gerakan Pramuka yang telah
mengikuti kegiatan kebhayangkaraan dapat :

1) Memiliki pengetahuan, kemampuan, kecakapan dan keterampilan serta pengalaman dalam


kebhayangkaraan.

2) Memiliki sikap hidup yang tertib dan disiplin serta ketaatan terhadap peraturan hokum dan
norma social yang berlaku dalam masyarakat

3) Memiliki sikap kebiasaan dan perilaku yang tangguh sehingga mampu mencegah,
menangkal serta menanggulangi timbulnya setiap gangguan Kamtibmas sesuai dengan
kapsasitasnya sebagai Anggota Saka Bhayangkara.

4) Memiliki kepekaan dan kewaspadaan serta daya tangkal dan penyesuaian terhadap setiap
perubahanmaupun dinamika social dilingkungannya.

5) Mampu memberikan latihan tentang pengetahuan kebhayangkaraan kepada para anggota


gerakan Pramuka di Gugus Depannya.

6) Memiliki pengetahuan tentang perundang – undangan Lalu Lintas, mampu menangani


kecelakaan Lalu Lintas pada tingkat pertama dengan memberikan pertolongan pertama pada
Gawat Dalurat dan pengaturan lalu lintas.

7) Mampu melakukan tindakan pertama terhadap kasus kejahatan tertangkap tangan yang
terjadi dilingkungannya untuyk kemudian segera menyerahkannya kepada polri

8) Mampu membatu polri dalam mengamankan TKP dan melaporkan kejadian tersebut serta
bersedia menajdi saksi

9) Mampu membantu memberikan pertolongan dan penyelamatan serta rehabilitasi


ketentraman masyarakat yang terganggu akibat konflik sosial, kcelakaan dan bencana alam
yang terjadi di lingkungannya.

10) Memahami dan mengaplikasikannya di lapangan setiap krida yang terdapat di dalam Saka
Bhayangkara untuk membatu tugas polri dalam menciptakan situasi Kamtibmas yang mantap.

V. HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Hak Anggota

1. Semua anggota mempunyai hak bicara, hak memilih dan dipilih sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di dalam gerakan pramuka
2. Semua anggota mempunyai hak mengikuti semua kegiatan Saka Bhayangkara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Kewajiban Anggota

1. Peserta didik anggota Saka Bhayangkara berkewajiban untuk memnajga nama baik Gerakan
Pramuka dan Sakanya serta aktif mengikuti kegiatan sakanya.
2. Menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan sehari – hari sehingga
menjadi contoh teladan bagi keluarga dan masyarakat lingkungannya.

3. Menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan di bidang kebhayangkaraan kepada


anggota Pramuka di gugus depannya dalam rangka membantu memenuhi syarat kecakapan
umum (SKU) dan syarat kecakapan khusus (SKK)
4. Mentaati segala ketentuan yang berlaku dalam Saka Bhayangkara
5. Selalu hadir dalam setiap kegiatan – kegiatan Saka Bhayangkara Darmaraja.

6. Membayar iuran Wajib Anggota

VI. KESAKAAN

SATUAN KARYA PRAMUKA (SAKA)Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

Tujuan pembentukan Saka adalah untuk memberi wadah pendidikan bagi para Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega serta pemuda Indonesia untuk :

1) mengembangkan bakat, minat, pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan pengalaman


dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) meningkatkan motivasi melaksanakan kegiatan nyata dan produktif

3) memberi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya

4) memberi bekal bagi pengabdiannya pada masyarakat, bangsa dan negara guna menunjang
pembangunan nasional sehingga dapat meningkatkan mutu dan taraf kehidupan serta
dinamika Gerakan Pramuka, serta peranannya dalam pembangunan nasional.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan
usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut
dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi
kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan
menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka adalah :

1. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dari Gugusdepan


2. Pramuka Penggalang Terap.
3. Pemuda berusia 14-25 tahun, dengan syarat khusus

Syarat menjadi Anggota Saka :

1. Mendapat izin dari orang tua/wali, Kepala Sekolah dan Pembina Gugusdepan

2. Berusia antara 14-25 tahun

3. Memenuhi syarat-syarat khusus yang ditentukan oleh masing-masing Saka (misalnya


persyaratan mengenai kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan dan kepantasan dsb).

4. Bersedia untuk berperan aktif dalam segala kegiatan Saka

5. Bersedia dengan sukarela mendarmabaktikan dirinya kepada masyarakat, dimanapun, serta


setiap saat bila diperlukan.

6. Seorang Pramuka dapat pindah dari satu bidang ke Saka lainnya bila telah mendapatkan
sedikitnya 3 (tiga) buah TKK dan sedikitnya telah berlatih selama 6 (enam) bulan pada Saka
tersebut.

Bidang-bidang Satuan Karya Pramuka, terdiri atas 9 (sembilan) Saka, yaitu :

1. Saka Bahari

2. Saka Bakti Husada

3. Saka Bhayangkara

4. Saka Dirgantara

5. Saka Keluarga Berencana (Kencana)

6. Saka Tarunabumi
7. Saka Wanabakti

8. Saka Pandu Wisata

9. Saka Wirakartika

Sasaran pembentukan Saka bagi Pramuka adalah agar selama dan setelah mengalami
pendidikan dalam Saka, mereka :

1. memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan yang dapat


mendukung kehidupan dan penghidupannya atau pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa
dan negara.

2. meningkatkan kemantapan mental dan fisiknya

3. memiliki rasa tanggungjawab atas dirinya, masyarakat, bangsa dan negara serta
tanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. memiliki sikap dan cara berfikir yang lebih matang dalam menghadapi segala tantangan
dalam hidupnya.

5. dapat melaksanakan kepemimpinan yang bertanggungjawab, berdaya guna dan tepat guna.

6. dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan yang positif, berdaya guna dan tepat guna
sesuai dengan minat dan bakatnya.

7. menjalankan secara nyata Tri Satya dan Dasa Darma.

SATUAN KARYA PRAMUKA BHAYANGKARA


(SAKA BHAYANGKARA)

Satuan Karya Pramuka (Saka) Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban
masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan
nasional.
Tujuan dibentuknya Saka Bhayangkara adalah untuk mewujudkan kader-kader bangsa yang
ikut serta bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat melalui
pendidikan kebhayangkaraan di dalam Gerakan Pramuka.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan
usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut
dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi
kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan
menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka Bhayangkara terdiri atas :

1. Peserta didik :

a) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

b) Pramuka Penggalang yang berminat di bidang Kebhayangkaraan dan memenuhi syarat


tertentu.

2. Anggota dewasa :

a) Pembina Pramuka sebagai Pamong Saka

b) Instruktur Saka Bhayangkara

c) Pimpinan Saka Bhayangkara

3. Pemuda yang berusia 14-25 tahun bukan anggota Gerakan Pramuka dapat menjadi calon
Saka Bhayangkara, dengan ketentuan satu bulan setelah terdaftar sebagai calon anggota Saka
Bhayangkara, telah menjadi anggota salah satu Gugusdepan terdekat.

Syarat menjadi Anggota Saka Bhayangkara :

1. Menyatakan keinginan untuk menjadi anggota Saka Bhayangkara, secara sukarela dan
tertulis.

2. Bagi pemuda calon anggota Gerakan Pramuka, telah mendapat ijin dari orang
tuanya/walinya, dan bersedia menjadi anggota gugusdepan Pramuka setempat/terdekat.

3. Bagi Pramuka Penegak, Pandega, dan Penggalang diharapkan menyerahkan izin tertulis dari
pembina satuan dan pembina gugusdepannya, dan tetap menjadi anggota gugusdepan
asalnya.

4. Bagi Pramuka Penggalang telah memenuhi syarat kecakapan umum tingkat Penggalang
terap.

5. Bagi Pamong Saka Bhayangkara sedikitnya telah mengikuti Kursus Pembina Mahir Tingkat
Dasar.

6. Bagi instruktur Saka Bhayangkara bersedia secara sukarela memberikan pengetahuan,


keterampilan dan kecakapan dibidang kebhayangkaraan kepada anggota Saka Bhayangkara.

7. Sehat jasmani dan rohani serta dengan sukarela sanggup mentaati segala ketentuan yang
berlaku.

VIII. KRIDA

Saka Bhayangkara meliputi 4 (empat) krida, yaitu :

1. Krida Ketertiban Masyarakat ( TIBMAS )

2. Krida Lalu Lintas ( LANTAS )


3. Krida Pencegahan dan PenaggulanganBencana ( PPB )

4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)

IX. TKK

Krida Ketertiban Masyarakat, terdiri atas 4 SKK, yaitu :

1. SKK Pengamanan Lingkungan Pemukiman


2. SKK Pengamanan Lingkungan Kerja
3. SKK Pengamanan Lingkungan Sekolah
4. SKK Pengamanan Hukum
Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :

1. SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas


2. SKK Pengaturan Lalu Lintas
3. SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, mempunyai 7 SKK :

1. SKK Pencegahan Kebakaran


2. SKK Pemadam Kebakaran
3. SKK Rehabilitasi Korban Kebakaran
4. SKK Pengenalan Kerawanan Kebakaran
5. SKK Pncurian
6. SKK Penyelamatan
7. SKK Pengenalan Satwa

Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP), mempunyai 5 SKK :

1. SKK Pengenalan Sidik Jari


2. SKK Tulisan Tangan dan Tanda Tangan
3. SKK Narkotika dan Obat-Obatan
4. SKK Uang Palsu
5. SKK Pengamanan Tempat Kejadian Perkara

Arti Lambang

LAMBANG SAKA BHAYANGKARA


A. Bentuk : Lambang Saka Bhayangkara berbentuk segi lima beraturan dengan panjang masing
– masing sisi 5 cm,

B. Isi Lambang Saka Bhayangkara

1. Lambang Kepolisian Republik Indonesia


- Perisai, dengan ukuran
Sisi atas : 3,5 cm
Sisi miring atas kiri : 1 cm
Sisi miring atas kanan : 1 cm
Garsi tegak tinggi : 8 cm
Garis tengah mendatar : 8 cm
- Bintang Tiga, masing – masing dengan garis tengah 0,g cm
- Obor ukuran :
Tangkai : 1,3 cm
Nyala api : 1 cm

2. Gambar Lambang Gerakan Pramuka


Cikal kelapa 2 buah dengan ukuran :
Garis tengah kelapa : 1 cm
Tinggi tunas kelapa : 2 cm
Panjang akar : 0,5 cm

3. Tulisan dengan hurup besar yang berbunyi

“SAKA BHAYANGKARA”

C. Warna

1. Warna dasar lambang Saka Bhayangkara : Merah


2. Warna dasar perisai bagian atas : Kuning
3. Warna dasar perisai bagian bawah : Hitam
4. Warna Tunas Kelapa : Kuning Tua

5. Warna Obor :

Nyala api : Merah


Tangkai Obor bagian bawah : Putih
Tangkai Obor bagian atas Hitam dan ditengahnya ada garis warana : putih

6. Warna Tiga Buah Bintang : Kuning Tua

7. Wrna Tulisan Saka Bhayangkara : Hitam


8. Warna Bingkai : Hitam lebar 0,5 cm

D. Arti lambang saka bhayangkara

1. Bentuk segi lima melambangkan falsafah pancasila

2. Bintang tiga dan perisai melambangkan Tri Brata dan Catur Prasetya sebagai kode Etik
Kepolisian Negaratang tiga dan perisai melambangkan Tri Brata dan Catur Prasetya sebagai
kode Etik Kepolisian Negara republic Indonesia

3. Obor melambangkan Sumber Terang Sejati

4. Apti yang cahayanya menjulang tiga bagian melambangkan Triwikrana (tiga Pancaran
Cahaya) yaitu Kesadaran, Kewaspadaan, dan kebijaksanaan.

5. Tunas kelapa melambangkan lambang Gerakan Pramuka dengan segala arti kiasannya

6. Keseluruhan lambang Saka Bhayangkara itu, mencerminkan sikap, peri laku dan perbuatan
anggota Saka Bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara dan
mebina tertib hukum dan ketenraman masyarakat yang mampu menunjang keberhasilan
pembangunan serta mampu menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang bersendikan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

MATERI KRIDA
PENGENALAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA

Krida pengenakan tempat kejadian perkara


P T K P : adalah suatu singkatan dari Pengenalan Tempat Kejadian Perkara.
P T K P : yaitu tindakan yang pertama kali
dilakukan apabila kita mendatangi/menemukan suatu tempat kejadian atau tindak pidana
yang terjadi sebelum TKP tersebut rusak oleh alam ataupun manusia guna mempermudah
penyelidikan dan terungkapnya kasus atau peristiwa yang terjadi.

Cara yang pertama kali diambil apabila kita menemukan suatu kejadian atau tindak pidana
yaitu :

1. Mengamankan barang bukti yang ada di tempat kejadian perkara (TPK), dalam hal kita
mengamankan barang bukti kita harus memperhatikan beberapa hal antara lain :
a. Mengetahui letak barang bukti tersebut.
b. Hindari menyentuh barang bukti tersebut secara langsung (usahakan menggunakan alas
tangan).

2. Menghimpun data yang ada dari para saksi yang melihat kejadian ataupun tindak pidana
yang terjadi.

3. Mengamankan tersangka, apabila tersangka tersebut masih berada di TPK guna ditindak
lanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku.

4. Menolong korban dari suatu kejadian atau tindak pidana.

5. Menghubungi Rumah Sakit terdekat.

6. Melapor kepada pihak yang berwenang dalam hal ini pihak Kepolisian.

Ada dua cara mendapatkan informasi dalam hal suatu tindak pidana yang terjadi, apabila kita
menemukan ataupun mengetahui baik secara langsung maupun tidak langsung :

1. Secara terbuka
- wawancara (Menanyakan pada masyarakat sekitar TPK)
- mas media (elektronik/media cetak)

2. Secara Tertutup
- Secara tertutup biasanya digunakan oleh pihak yang berwenang dalam hal ini kepolisian.

Krida pencegahan penanggulangan Bencana


MATERI KRIDA
PENCEGAHAN DAN PENAGGULANGAN BENCANA

A. Kepanjangan P2B adalah : Pencegahan dan penanggulangan bencana.


B. Pengertian P2B adalah : Tindakan yang pertama kali kita lakukan guna membantu dalam
mengevakuasi korban bencana alam maupun kebakaran

C. Alat-alat yang digunakan untuk Pemadam Kebakaran adalah sebagai berikut :


1. Alat-alat / bahan tradisional antara lain :
- Karung yang dibasahkan
- Daun yang masih hijau
- Pasir
- Tanah
- Air.
2. Alat-alat Modern antara lain :
- Mobil pemadam kebakaran
- Tabung gas
- Skop dan pacul.

D. Adapun cara memadamkan kebakaran besar yaitu :


Posisi arah angin bertiup maksudnya agar supaya sewaktu memadamkan api, kita terhindar
dari segala sesuatu yang tak terduga.

E. Adapun cara memadamkan kebakaran kecil yaitu :


Apabila kita memakai alat modern atau alat tradisional kita padamkan langsung pada sumber
api.

F. SAR adalah temu dan selamatkan, artinya menemukan korban terlebih dahulu kemudian
diselamatkan.
G. Sar terbagi menjadi dua yaitu :
1. Sar laut, kegiatannya mencakup yang ada dilaut saja
Cara-cara untuk menolong korban dilaut :
a. Kita tolong korban tersebut apabila sikorban masih hidup dan agar mudah membawanya
kedaratan maka korban tersebut kita pingsankan untuk sementara
b. Sikorban dibawah ke daratan
c. Setelah sampai didarat kita periksa denyut nadi sikorban
d. Lalu memberi bantuan pernafasn
e. Mengeluarkan air di dalam perut si korban
f. Peralatan-peralatan sar laut :
1. Pelampung
2. Pesawat HT
3. Makanan tambahan

2. Sar darat, kegiatannya mencakup yang didarat saja antara lain :


a. Meluncur dari tebing
b. Memanjat tebing
c. Merayap diatas tambang

d. Peralatan-peralatan sar darat :


1. Tali panjang (Wiming)
2. Tali jiwa
3. Seneplin atau karabiner
4. Vigur EH
5. Palu-palu (hameer)
6. Paku pet

3. Dua syarat menolong korban :


a. Pintar berenang
b. Tenaga cukup

4. Cara memberi bantuan pernafasan :


a. Ditidurkan terlebih dahulu
b. Periksa urat nadi
c. Kedua tangan dipompa (3x)
d. Tangan ditolak kedepan (3x)
e. Ditekan jantung sebanyak (3x)
f. Kepala ditongka keatas
g. Hidung ditutup
h. Masukkan udara melalui mulut, kalau tidak bereaksi diulang lagi
i. Lalu dibawah kerumah sakit, untuk ditangani lebih lanjut (ahli)
Krida ketertiban masyarakat

MATERI KRIDA
KETERTIBAN MASYARAKAT

Adalah : POLA-POLA KEGIATAN DAN JENIS-JENIS KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM


LINGKUNGAN MASYARAKAT DALAM MENGAMANKAN LINGKUNGAN KEHIDUPANNYA
MASING-MASING.

A. POLA DAN JENIS KEGIATAN YANG DILAKUKAN


1. PENYULUHAN MENGENAI KESADARAN DAN PENTINGNYA KAMTIBMAS.
2. RONDA BERGILIR

B. BENTUK-BENTUK GANGGUAN KAMTIBMAS

1. TINDAK PIDANA
2. BENCANA ALAM, WABAH PENYAKIT DAN LAIN-LAIN
3. GANGGUAN-GANGGUAN LAIN YANG MENIMBULKAN KEKACAUAN, KEPANIKAN
MASYARAKAT DARI KEHANCURAN SARANA DAN PRASARANA.

C. SEBAB-SEBAB TERJADINYA GANGGUAN KAMTIBMAS


1. AKIBAT PERBUATAN MANUSIA
2. AKIBAT ALAMIAH

D. YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN SISKAMLING


1. BAN PAMLING
2. PENTUNGAN
3. KENTONGAN
4. JAS HUJAN
5. JAM DINDING
6. PAYUNG
7. SENTER

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA GANGGUAN KAMTIBMAS YAITU :


1. FAKTOR GEOGRAFIS
2. FAKTOR KEPENDUDUKAN
3. FAKTOR KEKAYAAN ALAM
4. FAKTOR IDIOLOGI
5. FAKTOR POLITIK
6. FAKTOR EKONOMI
7. FAKTOR SOSIAL BUDAYA
8. FAKTOR AGAMA
9. FAKTOR HANKAM.

F. SUMBER-SUMBER GANGGUAN KAMTIBMAS

1. SUMBER LUAR NEGERI


a. NEGARA ASING
b. WARGA NEGARA ASING
c. BADAN-BADAN ATAU ORGANISASI LUAR NEGERI
d. WARGA NEGARA INDONESIA YANG DILUAR NEGERI

2. SUMBER DALAM NEGERI


a. WARGA NEGARA INDONESIA SENDIRI
b. BADAN-BADAN ORGANISASI
c. WARGA NEGARA INDONESIA KETURUNAN ASING
d. WARGA NEGARA ASING

3. PROSES ALAM
a. KEADAAN CUACA
b. PENGGESERAN ATAU MEKANISME LAPISAN BUMI
G. BENTUK-BENTUK GANGGUAN KAMTIBMAS
1. TINDAK PIDANA YAITU : PEMBUATAN YANG MELANGGAR ATAU MELAWAN HUKUM
PIDANA YANG BERLAKU, BAIK YANG TERDAPAT DALAM KUHP MAUPUN PERUNDANG-
UNGANGAN.
2. PENYIMPANGAN SOSIAL YAITU : P-ERBUATAN YANG MELANGGAR/BERTENTANGAN
DENGAN ATURAN-ATURAN, NORMA-NORMA ATAU ADAT ISTIADAT MASYARAKAT SETEMPAT.

3. BENCANA ALAM, WABAH PENYAKIT, TERNAK DAN HAMA TANAMAN YAITU : SATU
BENCANA YANG MENYEBABKAN PENDERITAAN MASYARAKAT SETEMPAT.
4. GANGGUAN-GANGGUAN LAIN YANG MENIMBULKAN KEKACAUAN, KEPANIKAN,
KESENGSARAAN MASYARAKAT DAN KEHANCURAN SARANA DAN PRASARANA
DIMASYARAKAT, PEMERINTAH DAN LEMBAGA-LEMBAGA NON PEMERINTAH.
5. GANGGUAN TERHADAP KEAMANAN DAN KEHANCURAN LALU-LINTAS.

H. SEBAB-SEBAB TERJADINYA GANGGUAN KAMTIBMAS


1. AKIBAT PERBUATAN MANUSIA
2. AKIBAT ALAMIAH

I PEMBINAAN KEAMANAN SWAKARSA ADALAH KEGIATAN DALAM PENYELENGGARAAN


PEMBINAAN TEKNIK DAN PELAKSANAAN FUNGSI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM
RANGKA PEMBINAAN KEAMANAN SWAKARSA DENGAN JENIS SEBAGAI BERIKUT :
1. PEMBINAAN RAKYAT TERLATIH
2. PEMBINAAN SATPAM
3. PEMBINAAN KEAMANAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN, KAWASAN, PROYEK/SEKOLAH DAN
TEMPAT-TEMPAT UMUM.

Krida lalu lintas

MATERI KRIDA
LALU LINTAS

A. PENGERTIAN LALU LINTAS

Lalu lintas adalah : GERAK PINDAH MANUSIA


DAN ATAU BARANG DENGAN ATAU TANPA ALAT PENGGERAK DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT
LAIN DENGAN MELALUI JALAN UMUM.

B. UNSUR-UNSUR LALU LINTAS


1. MANUSIA SEBAGAI PEMAKAI JALAN.
2. JALAN SEBAGAI TEMPAT BERPIJAK
3. ALAT GERAK BAIK BERMOTOR MAUPUN TIDAK
4. LINGKUNGAN YANG TIDAK DAPAT DIPISAHKAN DENGAN ALAM.
C. BENTUK-BENTUK PENEGAKAN HUKUM LALU LINTAS
1. PENGATURAN LALU LINTAS
2. PENJAGAAN LALU LINTAS
3. PENGAWALAN LALU LINTAS
4. PATROLI LALU LINTAS
5. PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

D. PENEGAKAN HUKUM LALU LINTAS


Pengertianya adalah : SEGALA KEGIATAN DAN TINDAKAN DARI POLISI DIBIDANG LALU LINTAS,
AGAR UU ATAU KETENTUAN KETENTUAN PERUNDANG UNDANGAN LALU LINTAS LAINNYA
DIPATUHI OLEH SETIAP PEMAKAI JALAN DALAM USAHA MENCIPTAKAN KAMTIBCAR LANTAS.

E. FAKTOR YANG MENYEBABKAN KECELAKAAN LALU LINTAS ADALAH :


1. FAKTOR MANUSIA
2. FAKTOR KENDARAAN
3. FAKTOR JALAN DAN
4. FAKTOR FAKTOR YANG LAIN (FAKTOR DARI ALAM)

F. BENTUK PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS :


1. MEMBERI PERINGATAN SECARA LISAN
2. TINDAKAN HUKUM SECARA TERTULIS.

Anda mungkin juga menyukai