BHAYANGKARA
Rambu lalu lintas adalah salah satu dari perlengkapan jalan yang berupa
lambang, huruf, angka, kalimat dan atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan,
larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.
2. Tanda berkumpul
3. Tanda bahaya
4. Tanda berhenti
5. Tanda maju
6. Tanda menunggu
Pada jaman-jaman dahulupun sudah ada yang namanya jala. Hanya saja
masih tradisional dan kasar (cukup untuk berjalan dan dipergunakan untuk pedati)
bahkan lalu lintas sungai pernah maju pesat sebagai salah satu sarana transportasi.
Gubernur jendral Hindia Belanda pada waktu itu Daondies, bahkan untuk
keperluan perekonomian dan pertahanan pemerintah colonial telah membangun
jalan dari anyer sampai panarukan ()dari ujung pulau jawa sebelah barat ke ujung
pulau jawa sebelah timur). Walaupun dengan perngorbanan rakyat Indonesia yang
sangat besar. Di Indonesia sendiri susunan kepolisian baru terbentuk (prnah
terbentuk) pada masa Sir Thomas Stand Ford Raffles.
Dibagi menjadi :
Tilang Buku pelanggaran lalu lintas (TILANG). Tilang lahir berkat kerjasama (SK)
bersama dari ketua MA, Jakas Agung, Kapolri dan menteri kehakiman.
3. PARKIR
Kendaraan berhenti selain untuk menurunkan atau menaikan barang atau orang
dengan segera.
Merah = berhenti
Hijau = jalan
Catatan : untuk kelas I-IV adalah bagian kendaraan yang menggunakan ban hidup
(berisi udara/ angin) sedangkan jenis-jenis jalan berdasarkan pada siapa/lembaga
yang memelihara/mengawasi dibagi kedalam.
a. Jalan Negara
b. Jalan Provinsi
d. Jalan desa
6. PEMAKAI JALAN
Setiap orang yang mempergunakan jalan bak berkendaraan maupun tidak (berjalan
kaki)
7. MARKA
Rambu-rambu lalu lintas yang dibuat diatas permukaan jalan.
Contoh :
a) Garis pembatas jalan (yang dibuat ditengah badan jalan yang membagi badan
jalan menjadi 2, baik berupa garis lurus maupun terputus-putus)
b) Zebra kros tempat untuk menyeberangi jalan
1. Marka membujur
Berupa garis utuh yang berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan yang melintasi
garis tersebut, yang dapat berupa garis ganda yang terdiri dari garis putus-putus
2. Marka melintang
Berupa garis utuh menyatakan garis berhenti kendaraan yang diwajibkan oleh alat
pemberi isyarat lantas atau rambu-rambu larangan
3. Marka serong
Fungsi :
4. Marka lambang
Panah, segitiga atau tulis dipergunakan untuk mengulangi maksud rambu-rambu lalu
lintas
5. Marka lainnya
Garis maupun baik bentuk dan warnanya serta fungsinya adalah sebagai berikut:
Pulau lantas = garis-garis putus yang digunakan untuk menyatakan kendaraan tidak
boleh memasuki daerah tersebut
8. SEGITIGA PENGAMAN
9. JALAN TOL
Jalan umum yang kepada pemakainya digunakan tariff atau biaya (untuk mema\
bayar tol).
10. BATAS KECEPATAN
Jalan atau daerah yang melarang beroperasinya becak-becak (becak dilarang masuk)
e. Barisan ABRI
f. Pawai
g. Barisan anak-anak
13. ASURANSI
Dana asuransi itu didapatkan dari pemakai jasa transportasi dan sumbangan
wajib sewaktu membuat atau memperpanjang STNK.
14. STNK
Surat Tanda Nomer Kendaraan, surat yang resmi atau sah mengenai surat
kendaraan yang berlaku dari kepolisian dan berlakunya hanya 1 tahun sekali.
RAMBU PERINGATAN
Turunan curam Tanjakan landai curam Tanjakan curam Penyempitan kanan
Rambu tambahan
Menyatakan jarak
Ditutup untuk
Beri semua
Berhenti Dilarang masuk
kesempatan kendaraan
dari kedua
arah
Prioritas bagi Prioritas bagi lalu lintas Silang datar dengan Silang datar dengan
lalu lintas dari muka dari muka satu jalur rel. dua atau lebih jalur rel.
Gerobak dan dokar Semua kendaraan tidak Sepeda Becak dan kereta
dilarang masuk bermotor dilarang masuk dilarang masuk roda tiga
dilarang masuk
Arah yang diwajibkan Arah yang diwajibkan Arah yang diwajibkan Wajib dan khusus
Untuk pejalan kaki
Wajib untuk gerobak Wajib untuk dokar, pedati Kecepatan minimum Akhir kecepatan mini-
dan pedati dan gerobak dorong yg diwajibkan mum yg diwajibkan
Wajib memakai rantai ban Akhir berlakunya jalan Pemberhentian Bus Pemberhentian Trem
khusus kendaraan bermotor
Khusus kendaraan bermotor Jalan raya lintas cepat Akhir jalan raya lintas cepat Pendahulu pra seleksi
Pada persimpangan
Penunjuk jurusan
ke tempat perkemahan
MARKA JALAN
MARKA JALAN ADALAH SUATU TANDA YANG BERADA DI PERMUKAAN JALAN ATAU
DIATAS JALAN YANG MELIPUTI PERALATAN ATAU TANDA GARIS MEMBUJUR,
MELINTANG, SERONG SERTA LAMBANG LAINNYA YANG BERFUNGSI MENGARAHKAN
ARUS LALU LINTAS YANG MEMBATASI DAERAH KEPENTINGAN LALU LINTAS
Mengatur Mengatur
Berkedip memberi
kendaraa PejalanPeringatan
kaki bahaya
JENIS MARKA JALAN :
1. Marka Membujur
a. Membujur tidak terputus : Larangan lewat dan tanda tepi jalur / jalan.
2. Marka Melintang
a. Garis utuh tanda batas berhenti kendaraan terhadap Alat pemberi isyarat /
rambu larangan.
b. Garis ganda putus-putus berarti batas berhenti sewaktu mendahulukan
kendaraan lain yang diwajibkan oleh rambu larangan.
3. Marka Lainnya.
Berhenti semua Berhenti Berhenti
arah depan belakang arah tertentu
Perlambat Perlambat
arah depan arah belakang
Percepat Percepat
arah kanan arah kiri
BUNYI PELUIT
2. Tanda berhenti
Satu kali tiupan panjang
3. Tanda maju
4. Tanda minggir
KRIDA PPB
BENCANA ALAM DAN PENANGANANNYA
LATAR BELAKANG
b. Akibat bencana alam menimbulkan Sikon sgt merugikan bangsa Indonesia spt
kerugian materil jatuhnya korban manusia.kerusakan infrastruktur maupun
kond kam dan ketertiban masy yg tdk kondusif.
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Informasi awal adalah bahan keterangan tingkat awal tentang suatu keadaan
peristiwa alam yang akan terjadi; yang didapatkan dari Badan Meteorologi
dan Geofisika (BMG) yang berwenang untuk diteruskan kepada masyarakat.
Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang terjadi baik disengaja atau tidak yang
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa atau harta benda.
Peristiwa alam adalah kejadian alam yang bukan merupakan kejahatan atau
pelanggaran pidana, dapat berupa: banjir, tanah longsor, gunung meletus,
gelombang pasang/tsunami, angin topan / angin ribut, wabah penyakit /
epidemi.
Bencana alam adalah akibat yang ditimbulkan atas terjadinya suatu peristiwa
alam.
Harta benda adalah barang milik dari korban akibat bencana alam atau
kecelakaan.
5) Dlm laksgas tetap mengikuti juk dari Polri dan instansi yg berwenang.
LATAR BELAKANG
1. Polri sebagai Pelindung, Pelayan dan Pengayom Masyarakat, serta Aparat
Penegak Hukum dituntut untuk dapat menanggulangi setiap bentuk GKTM
yang terjadi di masyarakat termasuk kebakaran.
DASAR HUKUM
B. KUHP.
MATERI KEBAKARAN
1. Pengertian
a. Kebakaran (fire) adalah suatu peristiwa yang ditimbulkan oleh api tak terkendali,
dapat menimbulkan kerugian materi atau korban manusia.
c. Penyalaan
1) Api terjadi bila bahan mudah terbakar ditambah dengan adanya oksigen/udara
mendapat panas sehingga mencapai suhu tertentu (ignition temperature)
B. Kelalaian Manusia
C. Bio Kimia
D. Bahan Kimia
C. Bantu cari dan tolong korban yang ada dalam area kebakaran
4.PEMADAM KEBAKARAN
A. Dengan cara konvensional (siram dengan air), gunakan karung goni basah.
PREVENTIVE (PENCEGAHAN)
1. MENGADAKAN PENYULUHAN
2. WASPADA TERHADAP PENYIMPANAN BARANG DAN PENGGUNAAN
BARANG
6. MEMPERSIAPKAN JUKLAK
REPRESIF (PEMADAMAN)
5. PELAKSANAAN PREVENTIVE
PENYEBAB KEBAKARAN
2.PENYALAAN SENDIRI
3.GERAKAN ALAM
1.MANUSIA
-KELALAIAN / MALAS
-DISENGAJA
2. PENYALAAN SENDIRI
-TIMBUNAN SAMPAH
-REAKSI KIMIA
3. GERAKAN ALAM
-SINAR MATAHARI
-DLL
API
SEGITIGA API
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
• ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) ADALAH ALAT PEMADAM YANG DAPAT
DIBAWA DAN DIGUNAKAN OLEH SATU ORANG DAN BERDIRI.
• CARA MENGGUNAKAN :
SPRINKLER
A.BERDASARKAN KEPEKAAN
5. Ledakan nuklir
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang
dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada.
a. Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda
harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah
kebawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika
anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
b. Di sekolah
c. Di luar rumah
e. Di dalam lift
f. Di kereta api
g. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda
mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan
dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka
keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
h. Di gunung/pantai
i. Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat
terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit
akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah
memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada disekitar
anda.
j. Dengarkan informasi
Dalam buku yang berjudul Principles of Protection karya Arthur Cote, P.E dan
Percy Bugbee dijelaskan, di zaman pemerintahan kaisar Agustus (Gaius Julius Caesar
Octavianus) pada 27 SM sampai 12 Masehi, Roma mengembangkan Departemen
Kebakaran untuk tipe penghunian. Dan departemen ini mengorganisir para budak
dan warga negara dalam wadah yang bernama Satuan Jaga (pelayanan penjagaan).
Selanjutnya, dikeluarkan dekrit yang menyatakan seluruh rakyat wajib menjaga dan
mengontrol api.
Pada tahun 1189, Wali Kota pertama Inggris membuat peraturan yang
mengharuskan bangunan baru berdinding dan atap batu atau ubin. Sedangkan
penggunaan atap rumah dari ilalang yang sudah cukup tua usianya dilarang.
Kemudian, pada tahun 1566, di Manchester dibuat peraturan tentang penyimpanan
tentang penyimpanan bahan bakar yang aman untuk oven roti. Dan peraturan ini
merupakan Undang-undang per-tama yang dibuat dalam rangka pencegahan
kebakaran, yang tidak berhubungan langsung dengan struktur bangunan. Adapun
Undang-undang negara yang pertama kali dibuat adalah Undang-undang Parlemen
Inggris (1583), yang menyangkut ketentuan larangan pembuatan lilin dengan cara
mencairkan lemak di dalam bangunan perumahan. Pada tahun 1647, pembuatan
cerobong asap yang terbuat dari kayu dilarang.
Pada tahun 1666 di London ter-jadi kebakaran. Atas peristiwa ini dibentuk
peraturan tentang bangunan yang komplit. Namun sampai tahun 1774 belum juga
terbentuk komisi yang bertugas menegakkan peratu-ran. Bisa dibayangkan, betapa
mandul nya peraturan maupun Undang-undang tentang pencegahan kebakaran yang
telah dibuat selama kurun waktu lebih satu abad ketika itu. Sampai tahun 1824
komisi yang dimaksud di atas belum juga terbentuk. Pada tahun itu di Edinburgh,
Skotlandia, dibentuk pasukan keba-karan. Tugas pasukan ini mengembangkan
peraturan mengenai proteksi kebakaran, dan standar operasi yang lebih maju. Yang
ditunjuk sebagai komandan pasukan kebakaran di Edinburgh adalah peneliti yang
bernama James Braidwood. Ia penulis buku pegangan (handbook) ten-tang operasi
Departemen Kebakaran. Buku pegangan karyanya itu lebih maju dibanding teori
sebelumnya yang dibuat oleh James pada 1830. Buku ini berisikan 396 standar dan
gambaran tentang pelayanan terbaik yang harus dilakukan Departemen Kebakaran.
Pengawas kebakaran malam hari dibentuk di kota besar Amerika pada zaman
kolonial. Pada tahun 1654 di Boston, seorang bellman ditugaskan bekerja dari pukul
10 malam hing-ga pukul 5 pagi. Tiga tahun kemudian, terjadi pembaharuan di New
York. Sipir kebakaran dibantu delapan orang sukarelawan, pengawas kebakaran
bertugas malam hari. Sukarelawan ini disebut sebagai pengawas berderak karena
setiap jaga mereka selalu membunyikan alarm yang bunyinya berderak-derak.
Pengawas kebakaran malam, merupakan lembaga masyarakat sebelum terbentuknya
kesatuan polisi warga yang dibentuk di New York pada tahun 1687. Lembaga ini
pertama kali dibentuk mengingat besarnya kerugian harta benda yang diasuransikan,
dan dipandang sangat penting. Lembaga masyarakat ini mempunyai tugas penting,
yaitu melakukan patroli guna membantu lembaga asuransi yang baru terbentuk agar
dapat diterima masyarakat.
Pada tahun 1631, di Boston terjadi bencana kebakaran. Setelah peristiwa itu,
untuk pertama kalinya di Amerika dibentuk Undang-undang Kebakaran. Isinya
mencakup larangan penggunaan ilalang untuk atap rumah, penggunaan cerobong
asap dari kayu. Dan ketentuan tersebut dijalankan oleh pemerintahan Boston yang
terpilih. Padan tahun 1647 Amsterdam Baru (sekarang kota New York) menunjuk
para tenaga survei bangunan untuk mengontrol bahaya kebakaran yang melanda
bangunan. Beberapa tahun kemudian, tenaga survei itu dinamakan pengawas
kebakaran hunian lima, yang mempunyai tanggung jawab pencegahan kebakaran
umum. Kronologis tersebut dipandang sebagai cikal bakal lahirnya Departemen
Kebakaran di Amerika Utara.
Untuk itu tulisan ini dibuat tanpa maksud menggurui mengajak semua pihak untuk
lebih mengenal tentang Kebakaran khususnya api dengan lebih baik.
KIMIA API
Kita semua tahu bahwa untuk dapat menghadapi dan mengalahkan musuh,
kita harus tahu segala hal tentang musuh kita kekuatan, kelemahan, strategi perang,
dan lainnya. Memiliki gambaran tentang kemungkinan aksi yang akan dilakukan oleh
musuh, membuat kita dapat membuat rencana untuk menga-tasi aksi tersebut, dan
lebih baik lagi melakukan pencegahan agar aksi tersebut tidak dapat berjalan.
Demikian juga apabila kita mengahadapi masalah kebakaran, kita harus tahu tentang
bagaimanakah api dapat terjadi, bagaimana api dapat menyebar, apa yang dapat
menimbulkan api, bagaimana mencegah api timbul, dan banyak lagi, sehingga kita
siap menghadapi musuh kita semua, yaitu kebakaran.
PEMBAKARAN
Pembakaran dan api adalah dua kata yang akan selalu berhubungan dan
dalam ilmu kebakaran dua kata tersebut sudah menjadi tak
terpisahkan.Pembakaran/api adalah peristiwa proses reaksi oksidasi cepat yang
biasanya menghasilkan panas dan cahaya (energi panas dan energi cahaya).
Satu hal yang perlu di pahami adalah bahwa hanya gas yang dapat terbakar.
Jadi bahan bakar dengan bentuk fisik padatan dan cairan sebelum ia dapat terbakar
ia harus dirubah dahulu ke bentuk fisik gas. Untuk bahan bakar padat harus
mengalami pyrolysis, sehingga ter-bentuk gas-gas yang lebih seder-hana yang akan
terbakar. Sedang untuk bahan bakar bentuk cairan oleh panas akan diuapkan, lalu
uap bahan bakar tadi yang akan terbakar.
NYALA API
Selama ini api, umumnya, selalu identik dengan nyala api, sesungguhnya ini
adalah salah satu dari bentuk api. Nyala api sesung-guhnya adalah gas hasil reaksi
dengan panas dan cahaya yang ditimbulkannya. Warna dari nyala api ditentukan oleh
bahan-bahan yang bereaksi (terbakar). Warna yang dihasilkan oleh gas hidrokarbon,
yang bereaksi sempurna dengan udara (oksigen) adalah biru terang. Nyala api akan
lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan lainnya atau liquid produk antara
dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna naik dan berpijar akibat temperatur
dengan warna merah, jingga, kuning, atau putih, tergantung dari tem-peraturnya.
BARA API
Bara api memiliki cirri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan tetapi
adanya bahan-bahan yang sangat panas pada permukaan dimana pembakaran
terjadi. Contoh yang baik untuk bara api adalah batu bara. Warna dari bara api pada
permukaan benda berhubungan dengan temperaturnya. Beberapa warna yang
terlihat dan tempe-raturnya ditampilkan seperti di tabel 1.
SEGITIGA API
Dari bahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa pembakaran/api adalah
suatu reaksi oksidasi, jadi harus ada oksidator/pengoksidasi dan reduktor/ pereduksi/
bahan yang dioksidasi. Dari sini kita telah men-dapatkan dua komponen
peristiwa/reaksi pembakaran/api, yaitu oksidator yaitu oksigen dan reduktor di sini
adalah bahan bakar. Lalu selain itu apa lagi? Dalam kehidupan sehari-hari kita
mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar (bahan bakar) dalam kondisi
normal tidaklah terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa lama dia akan
dapat terbakar. Ini juga berarti kita telah mendapatkan satu lagi komponen
pembakaran/api, dari apa yang sudah umum kita ketahui.
Dalam ilmu kebakaran ketiga komponen tersebut dikenal dengan segitiga api,
yaitu sebuah bangun dua dimensi berbentuk segitiga sama sisi. Dimana masing-
masing sisi mewakili satu komponen kebakaran/api, yaitu: Oksigen, Panas dan Bahan
bakar.
Lalu mengapa segitiga sama sisi? Jawabannya adalah bahwa suatu peristiwa/
reaksi pembakaran akan dapat terjadi apabila ketiga komponen tersebut berada
dalam keadaan keseimbangannya. Kese-imbangan dimaksud di sini bukanlah sama
dalam jumlah atau banyaknya, akan tetapi suatu bahan akan dapat terbakar apabila
kondisi di mana terjadi/akan terjadi pembakaran/api memiliki perbandingan tertentu
antara bahan dimaksud dengan oksigen yang harus tersedia. Selain itu kondisi
temperatur bahan dan atau lingkungan reaksi memiliki tem-peratur (yang
menggambarkan tingkat kepanasan suatu benda) tertentu juga.
OKSIGEN
Pada sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang tidak
dapat terbakar (nonflam-meable gas) dan juga merupakan satu kebutuhan untuk
kehidupan yang sangat mendasar. Di atas permukaan laut, atmosfir kita me-miliki
oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%. Sedang untuk ter-jadinya pembakaran/api
oksigen dibutuhkan minimal 16%. Kembali lagi, oksigen itu sendiri tidak terbakar, ia
hanya mendukung proses pembakaran.
PANAS
Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan
untuk meningkatkan temperatur suatu benda/ bahan bakar sampai ketitik dimana
jumlah uap bahan bakar tersebut tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat terjadi
penyalaan.
1. Sumber-sumber Panas
Arus listrik
Kerja mekanik
Panas yang dihasilkan oleh kerja mekanik biasanya dari gesekan dua
benda atau gas yang diberi tekanan tinggi;
Reaksi kimia
Reaksi nuklir
Reaksi nuklir yang menghasilkan panas dapat berupa fusi atau fisi.
Radiasi matahari
Sinar matahari dapat menjadi sumber panas yang dapat menye-babkan kebakaran
apabila intensitasnya cukup besar, atau di ter/difokuskan oleh suatu alat optik.
Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara molekuler, jadi panas
berpindah di dalam suatu bahan penghantar (konduktor) dari satu titik ketitik lain
yang memiliki temperatur lebih rendah. Sebagai gambaran adalah apabila kita
memanaskan salah satu ujung sebuah tongkat besi maka lambat laun panas akan
berpindah keujung lainnya, sedangkan tongkat tersebut tidak berubah bentuk.
Konveksi
Radiasi
Perpindahan panas dengan cara radiasi tidak membutuhkan suatu bahan
penghantar seperti pada dua perpindahan panas sebe-lumnya. Pada radiasi panas
berpindah secara memancar, jadi panas dipancarkan segala arah dari suatu sumber
panas. Sebagai contohnya adalah radiasi sinar matahari, yang kita semua tahu bahwa
dari jarak yang jutaan kilometer melalui ruang kosong di antariksa panas matahari
dapat sampai ke bumi.
BAHAN BAKAR
Sisi yang lain (ke-tiga) adalah bahan bakar. Berbeda dengan apa yang umum
disebut sebagai bahan bakar oleh setiap orang, bahan bakar dalam hubungannya
dengan ilmu kebakaran adalah setiap benda, bahan atau material yang dapat
terbakar dianggap sebagai bahan bakar. Apabila kita perhatikan, maka akan kita
dapati bahwa hidup kita selalu dikelilingi oleh bahan bakar. Oleh karena itu adalah
sesuatu yang wajib bagi kita untuk selalu siap siaga menghadapi ancaman bahaya
kebakaran.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan bahan bakar,
yaitu:
Flash point: temperatur terendah pada saat dimana suatu bahan bakar cair
menghasilkan uap dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan nyala sesaat dari
campuran bahan bakar dan udara (oksigen).
Fire point : temperatur (akibat pemanasan) dimana suatu bahan bakar cair
dapat memproduksi uap dengan cukup cepat sehingga memungkinkan terjadinya
pembakaran yang kontinyu/terus menerus.
TETRAHEDRON API
Pada perkembangan selanjutnya,ditemukan bahwa selain ketiga komponen
seperti yang dimaksud dalam segitiga api ada lagi komponen keempat dalam proses
pembakaran yang dibutuhkan oleh proses pembakaran untuk mendukung
kesinambungannya dan juga untuk bertambah besar, yaitu rantai reaksi kimia antara
bahan bakar dengan bahan pengoksidasi/oksidator. Seiring dengan menyalanya api,
molekul bahan bakar juga berkurang berubah menjadi molekul yang lebih sederhana.
Dengan berlanjutnya proses pembakaran, naiknya temperatur menyebabkan oksigen
tambahan terserap ke area nyala api. Lebih banyak molekul bahan bakar akan
terpecah, bergabung ke rantai reaksi, mencapai titik nyalanya, mulai menyala,
menyebabkan naiknya temperatur, menyeap oksigen tambahan, dan melanjutkan
rantai reaksi. Proses rantai reaksi ini akan berlanjut sampai seluruh substansi/bahan
yang terkait mencapai area yang lebih dingin dinyala api. Selama tersedia bahan
bakar dan oksigen dalam jumlah yang cukup, dan selama temperatur
mendukung,reaksi rantai akan meningkatkan reaksi pembakaran. Sehingga dengan
demikian segitiga api tadi dengan adanya faktor rantai reaksi kimia, yang juga
termasuk komponen pembakaran, berubah menjadi satu bangun tiga dimensi
segitiga piramida (tetrahedron).
Selain bahaya panas tinggi ternyata ada satu bahaya yang menjadi penyebab
utama kematian dalam peristiwa kebakaran, yaitu asap. Mengapa asap menjadi
penyebab utama? Hal ini dikarenakan asap mengandung bermacam-macam gas
beracun yang dihasilkan oleh peristiwa pembakaran.
Beberapa gas beracun yang paling banyak dan selalu ada pada peristiwa kebakaran
dapat dilihat dibawah ini.
Walau Hidrogen sianida (HCN) jauh lebih beracun dari Karbon monoksida
tetapi dalam kebakaran,biasanya, jumlahnya sangat kecil. Pada konsentrasi 100 ppm
dapat menyebabkan kematian dalam waktu 30 sampai 60 menit. Hidrogen sianida
dihasikan dari pembakaran senyawan hirokarbon terklorinasi di udara, plastik, kulit
karet, sutra, wool, atau juga kayu. Seperti halnya karbon monoksida hydrogen sianida
lebih ringan dari udara sehingga tingkat bahayanya lebih tinggi pada kebakaran
dalam ruangan, dibanding kebakaran luar ruangan.
Phosgene (COCl2)
Phosgene juga dihasilkan pada dekomposisi atau pembakaran senyawa
hidrokarbon terklorinasi, seperti karbon tetraklorida, Freon, atau etilene diklorida.
Phosgene beracun dan berbahaya pada konsentrasi yang sangat kecil sekalipun.
Konsntrasi 25 ppm dapat mematikan dalam waktu 30 sampai 60 menit.
Kebakaran Tahap Awal Ini adalah tahapan awal dari suatu kebakaran
setelah terjadi penyulutan.
Nyala api masih terbatas dan pembakaran dengan lidah api terlihat.
Konsntrasi Oksigen dalam ruangan masih dalam kondisi normal (21%) dan
temperatur dalam ruangan secara keseluruhan belum meningkat. Gas panas hasil
pembakaran dalam betuk kepulan bergerak naik dari titik nyala. Dalam kepulan gas
panas terkandung bermacam-macam material seperti deposit karbon (jelaga)
ataupun padatan lain, uap air, H2S, CO2, CO, dan gas beracun lainnya,semuanya
tergantung dari jenis bahan bakar atau bahan yang terbakar. Panas akan dihantar
secara konveksi oleh material-material tadi ke atas ruangan dan mendorong oksigen
kebawah yang berarti ke titik nyala untuk mendukung pembakaran selanjutnya.
Tahap Penyalaan-bebas
Kebakaran akan menghebat sejalan dengan bertambahnya bahan yang
terbakar. Konveksi, konduksi, dan kontak langsung memperluas perambatan api dan
keluar dari bahan bahakar awal sampai bahan didekatnya mencapai temperatur
penyalaannya dan mulai terbakar. Radiasi panas dari nyala api mulai menyebabkan
bahan bahan lain mencapai titik nyalanya, memperluas kebakaran kesamping.
Kecepatan perluasan kebakaran kesamping tergantung dari berapa dekat bahan di
dekatnya dan juga susunan bahannya. Gas panas yang dihasilkan pembakaran
berkumpul di langit-langit ruangan membentuklapisan asap. Temperatur dari lapisan
asp ini meningkat. Lapisan yang lebih tinggi di ruangan tersebut memiliki konsentrasi
oksigen paling rendah; temperatur tinggi; dan jelaga, asap, dan produk pirolisis yang
belum terbakar sempurna pada saat itu sangatlah berbeda dengan kondisi di dekat
lantai ruangan. Pada daerah dekat lantai lapisan udaranya masih relatif dingin dan
mengandung udara segar (konsentrasi oksigen mendekati normal) yang bercampur
dengan hasil pembakaran. Kemungkinan untuk hidup masih cukup di dalam ruangan
apabila seseorang bertahan pada posisi merendah pada lapisan dingin dan tidak
menghirup gas di bagian atas. Ketika lapisan panas mencapai titik kritisnya pada +
600oC (1100oF), ini sudah cukup untuk menghasilkan radiasi panas yang
menyebabkan bahan bakar lainnya (seperti karpet dan furnitur) di dalam ruang
mencapai titik nyalanya. Pada saat ini seisi ruangan akan menyala secara serentak,
dan ruangan dikatakan mengalami flashover. Saat ini terjadi, temperatur seluruh
ruangan mencapai titik maksimalnya dan kemungkinan hidup dalam berada di dalam
ruangan ini untuk lebih dari beberapa detik sangat tidak mungkin. Flashover oleh ahli
ilmu kebakaran didefinisikan sebagai proses pengembangan, radiasi, dan
pembakaran lengkap dari semua bahan bakar dalam suatu ruangan.
Akhirnya, bahan bakar habis dan nyala api secara bertahap akan berkurang
dan berkurang. Apabila konsentrasi oksigen dibawah 16%, nyala api dari pembakaran
akan berhenti meskipun masih terdapat bahan bakar yang belum terbakar.
Pembakaran yang terjadi adalah pembakaran tanpa nyala api. Temperatur masih
tinggi di dalam ruangan, tergantung dari bahan penyekat dan ventilasi dari ruangan
tersebut. Beberapa bahan masih mengalami pirolisis atau terbakar tidak sempurna
menghasilkan gas karbon monoksida dan gas bahan bakar lain, jelaga, dan bahan
bakar lain yang terkandung dalam asap. Apabila ruangan tidak memiliki ventilasi yang
cukup, maka akan terbentuk campuran gas yang dapat terbakar. Maka apabila ada
sumber penyalaan yang baru, akan dapat terjadi kebakaran kedua diruangan
tersebut, sering disebut backdraft atau ledakan asap.
2. Kelas 2
3. Kelas 3
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman
kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau
racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman
dalam memadamkan kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang
tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi
karena persenyawaan dari:
1. Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar
matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.
2. Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu,
plastik dan sebagainya.
2. Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran
kota, sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk
hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya
ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam
Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
4. Fire Alarm
Pencegahan Kebakaran
o Sumber Panas, seperti Listrik, Listrik statis, nyala api rokok dan lain-
lain
2. Penilaian Resiko
3. Monitoring
4. Recovery / Pemulihan
PENDAHULUAN
2. TKP merupakan salah satu sumber keterangan yang penting dan bukti-bukti
yang harus diolah dalam usaha untuk mengungkap kasus tindak pidana.
a. Tempat dimana suatu tindak pidana dilaksanakan / terjadi atau akibat yang
ditimbulkan.
2. Penanganan TKP
Adalah tidakan yang dilaksanakan di TKP dalam bentuk kegiatan dan Tindakan
Kepolisian yang terdiri :
6. Laporan
7. Pengaduan
8. Tersangka
9. Saksi
1. Secara umum setiap tempat dimana diduga telah terjadi tindak pidana harus
dianggap TKP
2. TKP merupakan salah satu sumber keterangan yang penting dan bukti-bukti
yang dapat menunjukkan / membuktikan adanya hubungan antara koban,
pelaku, BB dan TKP itu sendiri, dari hubungan tersebut diusahakan untuk
dapat diungkapkan pokok-pokok masalah sebagai berikut :
2. Melindungi agar barang bukti yang diperlukan tidak hilang, rusak, tidak ada
penambahan / pengurangan dan tidak berubah letaknya yang berakibat
menyulitkan / mengkaburkan pengolahan TKP dan pemeriksaannya secara
tekhnis ilmiah. “ MENGAMANKAN TKP”
Sifat Laporan Penyerahan Diri : Laporan oleh tersangka langsung --- karena
tekanan jiwa -- takut --
1. Mendatangi TKP dan melakukan TP TKP (belum ada orang / petugas yang
melakukan TP TKP)
2. Dalam hal korban luka berat / ringan / pingsan, diberikan pertolongan sesuai
petunjuk PPPK / dokter / paramedis, dengan terlebih dahulu mencatat identitas
korban dan letak korban.
3. Dalam hal korban luka kritis, selain cacat identitasnya, usahakan untuk dapat
keterangan / petunjuk serta identitas pelaku, dll.
4. Dalam hal korban mati, dijaga agar tetap posisinya, jangan sekali-kali menyentuh
korban kecuali untuk mengetahui apakah korban sudah mati & menunggu sampai
datangnya petugas Polri terdekat
5. Dalam hal korban mati & mengganggu lalin umum, korban dapat dipindahkan
dengan memberi tanda letak mayat terlebih dahulu.
1. Membuat batas TKP (dengan tali / alat lain) dimulai dari lajur yang diperkirakan
merupakan arah masuk- nya pelaku, melingkar sekitar letak korban, barang bukti &
jalur yang diperkirakan arah keluarnya pelaku meninggalkan TKP serta beri tanda
masuk & keluarnya pelaku.
2. Buat jalan setapak, lintasan tersingkat dari tepian TKP ke pusat TKP yang tidak
merusak / paling sedikit merusak situasi TKP.
3. Bekas / jejak yang ditimbulkan sendiri waktu menolong korban agar ditandai
supaya tidak dianggap jejak pelaku.
4. Bila ada korban yang dipindahkan (upaya pertolongan) agar diberi tanda letaknya
dengan kapur / bahan lain.
7. Memerintahkan orang yang berada di TKP untuk tidak meninggalkan TKP &
mengumpulkannya di luar batas yang telah dibuat.
8. Melarang setiap orang yang tidak berkepentingan masuk di TKP yang telah diberi
batas.
9. Minta bantuan / partisipasi masyarakat setempat (RT, RW, Pamong desa &
masyarakat umum lainnya) dalam melaksanakan pengamanan TKP & membubarkan
massa yang berkerumun.
10. Berusaha menangkap pelaku yang diperkirakan masih di TKP, bila ditemukan
tangkap, geledah, catat identitas mengumpulkan bahan keterangan, tahan, serta
amankan dari amukan massa sambil menunggu petugas Polri. 11. Berusaha mencari
saksi, catat identitas, mintai keterangan dengan sopan & bijaksana.
13. Laporkan secara setail tentang peristiwa yang terjadi & segala sesuatu yang sudah
dikerjakan kepada petugas Polri.
A. Tertangkap tangan
• Alat penjerat yang terdapat pada leher, berjalan pada letak simpul sebelah
atas
• Simpul hidup
• Semakin dekat tubuh / kaki dengan tumpukan semakin besar dugaan bunuh
diri
• Lingkaran tali penjerat leher dapat dilepas dengan cara melebarkan penjerat
tali
2. Adakan pemotretan sebelum diturunkan dari segala sudut (bila mungkin) atau
digambar terlebih dahulu
3. Turunkan korban :
• Korban dipapah
5. Jangan lupa setelah tali disertakan ke RSU diminta kembali untuk bukti
TP TKP PENCURIAN
5. Bila ada korban mati agar dibiarkan saja, jangan mengadakan perubahan,
segera lapor ke Kepolisian terdekat
6. Tutup TKP dengan tali & patok serta pancangkan tulisan awas TKP
8. Sambil menunggu petugas datang, cari info dari orang yang hadir di TKP catat
identitas
9. Para saksi dikumpulkan untuk diwawancarai & orang yang dicurigai segera
digeledah
10. Buat catatan atas tindakan yang sudah dilakukan di TKP dan laporkan
tindakan yang diambil secara urut & jelas
PENGERTIAN NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi
penggunanyaPengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan
semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan yang menyebabkan efek
ketergantungan bagi pemakainya.
Macam-macam Narkotika
1. Opioid.
Heroin.
Codein.
Domerol
2. Kokain.
3. Cannabis/ganja/cimenk.
Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang memiliki
latar belakang (gen) schizophrenia. Ganja juga bisa
memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan
depresi.Asap ganja mengandung tar 3 kali lebih banyak
dan karbonmonoksida 5 kali lebih banyak daripada rokok
biasa.THC(delta-9-tetrahydrocannabinol) disimpan di dalam lemak pada tubuh
dan dapat dideteksi sampai enam minggu setelah memakai.
PENGERTIAN PSIKOTROPIKA
1. Ecstasy/Ineks
1. Shabu-shabu
1 Faktor Kepribadian.
Konflik Individu.
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor Keluarga
4. Faktor Pendidikan
Kampanye kurang.
SIDIK JARI
1. Umum
Pada umumnya masyarakat kita hingga sat ini belum banyak mengenal apa
itu Identifikasi Polri, kalau toh ada yang sudah mengenal /mendengar Istilah
Identifikasi , paling-paling hanya sebatas ambil sidik jari,bahkan dikalangan Polri
sendiri masih banyak yang awam dalam arti baru mengenal istilahnya ,belum
memahami secara mendalam apa dan bagaimana Identifikasi Polri secara utuh.
b. Pihak rumah sakit /RS yang melayani proses persalinan memberikan tanda
khusus bayi yang baru dilahirkan agar tidak tertukar atau sengaja ditukar dengan
bayi lain.
e. Pemberian tanda cap jempol pada Akte Jual Beli,pemasangan pas photo pada
KTP dll
2. Bahkan bila perlu mampu melakukan tindakan pertama di TKP ( TPTKP ) secara
tepat dan benar khususnyamenolong korban yang masih hidup tanpa merusak
TKP.
4. Dan lain-lain peran aktif yang bisa mereka berikan kepada Polri
1. Identifikasi
a. Secara Harafiah Identifikasi berasal dari bahasa asing /Inggris Identification
yang berarti pengenalan Identification berasal dari kata : To Identify (Verb) yang
artinya mengenal Identity ( Noun ) artinya ciri-ciri.
2. Methoda Identifikasi
Methoda Identifikasi adalah cara atau tekhnik yang dilakukan untuk pengenalan
kembali terhadap objek ( orang, binatang ataupun benda ) dengan cara
membandingkan adanya beberapa kesamaan ( keidentikan ) antara ciri-ciri dari
obyek yang sudah direkam / dicatat sebelumnya dengan ciri-ciri obyek yang kita
temukan dari hasil pencarian.
b.Daktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari manusia untuk kepentingan
pengenalan kembali terhadap seseorang.
4. Sidik Jari
Sidik Jari adalah hasil reproduksi tapak-tapak jari tangan atau kaki Seseorang
yang diperoleh dari :
a. Sengaja diambil dengan tinta ( dalam kartu AK-23 di kantor Polisi ,cap jempol
pada pembuatan Akta, Ijasah dll.
5. Sinyalement
b.Ciri / tanda-tanda dari seseorang secara umum : yakni ciri-ciri dari seseorang
yang normal antara lain : tinggi badan,berat badan , bentuk tubuh , bentuk kepala,
bentuk hidung ,warnah kulit dan lain-lain ( seperti tertuang dalam kartu AK-23
Identifikasi ).
c. Ciri-ciri /tanda-tanda khusus : yakni ciri-ciri yang spesifik dari seseorang bila
dibandingkan dengan orang lain yang normal,terdiri dari :
1) Primer : mata juling, buta, hidung pesek,bibir sumbing salah satu jarinya
buntung,telinga lebar sebelah dan lain lain ( cacat bawaan sejak lahir )
2) Sekunder : tato,bekas luka atau cacat lain yang terdapat pada tubuh ( bukan
bawaan sejak lahir ).
Methode Daktiloskopi
Sejak 2 abad yang yang l;alu methoda Daktiloskopi ( methoda perbandingan sidik
jari ) telah mendesak methoda Identifikasi lainnya karena penerapan methoda ini
sangat praktis ,cepat , akurat dan murah. Penerapan methoda Daktiloskopi dilandasi
oleh tiga Dalil / Aksioma yang sudah di uji kebenarannya secara Ilmiah, berabad-abad
tahun yang lalu terbukti bahwa :
a. Setiap orang mempunyai ciri-ciri garis tersendiri di tinjau dari segidetailnya dan
tidak sama dengan orang lain.
b. Ciri-ciri garis itu sudah membentuk sejak janin berumur kira-kira 120 hari ( 4
bulan ) didalam kandungan ibu dan tidak berobah selama hidup ,hancur setelah
meninggal dunia.
a. Identifikasi telinga
1. Bagi Polri
Methoda Sinyalement
Merupakan himpunan data mengenai ciri-ciri orang yang dicurigai sebagai pelaku
pindak pidana maupun data pencarian orang yang dicurigai maka data tersebut dapat
digunakan sebagai pembanding.
Sebagai sarana operasional dalam rangka mencari dan menemukan pelaku tindak
pidana maupun orang yang dicurigai sebagai pelaku tindak pidana
Mengenal:
Lukisan Istimewa
2. Tinta Daktiloskopi harus diratakan terlebih dahulu,tidak terlalu tipis dan terlalu
tebal.
3. Setiap jari tangan harus dibersihkan terlebih dahulu,kemudian jari dipegang oleh
petugas/pengambil,lalu digulingkan secra berurutan.Mulai dari jari jempol kanan
sampai dengan kelingking tangan kanan dan dari jempol kiri sampai dengan
kelingking tangan kiri.
4. Gulingkan jari-jari tersebut pada tinta yang sudah disiapkan diatas meja,dari sisi
kuku kiri ke sisi kuku kanan atau sebaliknya.
5. Jari-jari tersebut cukup digulingkan satu kali saja pada kartu formulir sidik
jari,dengan 1/3 bagian ruas kedua masing- masing jari harus terekam.
7. Pada waktu pengambilan sidik jari Rolled Imprestion dan plain Imprestion,jangan
terlalu keras menekannya karena mengakibatkan adanya tanda-tanda lipatan kulit
pada gambar sidik jari.
MEMBANGUN KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP
Atas dasar itulah sengaja ditengakan topik tersebut diatas mengingat saat ini
nampaknya masyarakat belum banyak tahu tentang apa dan bagaimana Tkp dan
bahkan pihak Polri sendiri belum banyak melibatkan masyarakat dalam penanganan
TKP.Padahal kita menyadari sepenuhnya bahwa salah satu kunci keberhasilan
pengungkapan Tindak Pidana adalah dari hasil pengolahan TKP.Telah banyak peran
yang diberikan oleh masyarakat pada POLRI dalam setaip pengungkapan Tindak
Pidana yang terjadi selama ini antara lain:
Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah tempat dimana suatu tindak pidana itu
direncanakan,dilaksanakan dan akibat yang ditimbulkan,serta tempat lain dimana
barang bukti,korban maupun pelaku ditemukan.
Tempat dimana Tindak Pidana itu dilakukan.Karena disinilah masyarakat bisa lebih
berperan dalam penanganan TKP dimaksud.
Kalau tadi dijelaskan salah satu kunci keberhasilan Polri dalam mengungkap
suatu tindak pidana adalah berawal dari TKP,hal tersebut dapat kita lihat dari
beberapa contoh konkrit seperti pengungkapan kasus Bom Bali,Kasus pembunuhan
keluarga Rohadi dan lain-lain.Demikian sebaliknya ketidakberhasilan pengungkapan
kasus tindak pidana juga merupakan akibat dari rusaknya TKP seperti kasus Marsinah.
1. Barang-barang yang tertinggal yang diperkirakan milik pelaku baik yang digunakan
untuk melakukan tindak pidana tersebut atau tertinggal karena tergesa-gesa
misalnya golok,sendal,puntung rokok dsb.
2. Jejak yang ditinggalkan pelaku berupa jejak kaki,jejak sepatu,jejak ban mobil,sidik
jari laten dsb.
3. Bahkan para pejabat pun banyak yang tidak memahami dan dengan bangga hanya
karena ingin diekspos memasuki TKP tanpa mengindahkan masalah tehnis olah TKP.
4. Ada juga yang takut terbawa-bawa untuk menjadi saksi sehingga berperilaku
cenderung acuh.
1. Amankan TKP dengan memasang alat pengaman dari tali rafia atau apa saja
yang dapat digunakan sebagai tanda pengaman.
2. Agar dicegah tidak ada orang yang tidak berkepentingan memasuki areal TKP.
3. Kalau ada korban yang masih hidup agar ditolong dan diberikan tanda dimana
korban tersebut berada sebelum diangkat (ambil/catat identitasnya serta minta
keterangan singkat).
4.Suruh salah seorang warga melakukan kepada kesatuan Polri terdekat (bisa via
telepon).
Setelah kita mengetahui sikap kondisi mental masyarakat terhadap TKP disatu
sisi dan harapan yang kita kehendaki/yang hendak kita bangun disisi lain,maka perlu
adanya keterpaduan langka antara Polri dan masyarakat dalam menyikapi TKP
anatara lain kedalam:
1.SISKAMPLING
1. Kentongan
4. Tambang
6. Borgol
10. Peta Wilayah kampling Rt dan patrol, peta rawan bemcana alam, banjir dan
kebakaran.
11. Papan nama siskamling
12. Buku-buku admnistrasi, buku absensi dan kamling, buku mutasi, buku
control, buku hadir petugas ronda dan buku kas
3.Tulisan
PETUGAS KAMPLING
Ukuran : P = 10 cm ; L = 12 cm
Ban kampling ditempeli RT/RW, bila perlu ditempeli POLRI / POLSEK dengan
pertimbangan security atau keamanan.
15 menit sebelum waktu jaga ronda semua petugas harus sudah berada di
pos kampling / RW atau sub POS kampling / RT.Personil pos atau sub pos sedikitnya 4
orang dengan pembagian tugas sebagai berikut :
2.BIMASTRAL
Wilayah perkotaan 50 m
Macam-macam Triping :
2. Mengamen
3. Menggelandang
8. Penghinaan ringan
9. Pencirian ringan
11.Penipuan ringan
12.Penggelapan ringan
c. POLRI SBG INTI PEMBINA KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASY DAN APARAT
PENEGAK HUKUM, BERTUGAS DAN BERTANGGUNG JAWAB UTK MELAKUKAN
PEMBINAAN TERHADAP UNSUR – UNSUR POTENSI KEAMANAN DAN
KETERTIBAN MASY YG HRS SEIRAMA DGN TUNTUTAN PEMBANGUNAN
DEWASA INI DAN MASA MENDATANG.
d. OLEH KARENA ITU PENGERAHAN UNSUR – UNSUR POTENSI MASY MUTLAK
DI KUTSERTAKAN SCR AKTIF DLM MENCIPTAKANKONDISI DAN SITUASI YG
MENDUKUNG PEMBANGUNAN NASIONAL TERSEBUT.
DASAR
(PASAL 14 huruf F…
PENGERTIAN - PENGERTIAN
Sistem adalah segala keseluruhan yang terdiri dari bagian – bagian ( unsur –
unsur ) yang saling berhubungan serta saling mempengaruhi secara
fungsional dengan potensi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
BAB II
KONSEPSI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN DAN KETERTIBAN
MASYARAKAT SWAKARSA.
1. LATAR BELAKANG
BAB III
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
e).Faktor politik
a. BENCANA ALAM
1) Banjir
2) Gempa bumi
3) Gunung meletus
4) Tanah longsor
5) Kebakaran
6) Wabah penyakit
b. KRIMINALITAS
BAB IV
POLA BIN DAN PENGEMBANGAN SISIKAMTIBMAS SWAKARASA
Pembinaan sis kam swakarsa menyangkut kegiatan :
a). Individu/perorangan
b). Keluarga
a). Karyawan
a). Siswa
b). Guru/dosen
2). Dilingkungan kerja. Koordinasi dgn pimpinan instansi pemerintah dan non
pemerintah dlm rangka pembinaan kamtibmas swakarsa dan pembinaan satpam.
D. Masyarakat .
4. PENGAWASAN
5. PENGENDALIAN
YANG MELAKSANAKAN PENGENDALIAN DALAM PEMBINAAN SISKAMTIBMAS
SWAKARSA :
c. Instansi pemerintah dan non pemerintah sesuai dengan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya.
BAB V
POLA PELAKSANAAN SISKAMTIBMAS SWAKARSA