Anda di halaman 1dari 151

Materi pramuka saka bhayangkara

Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega atau para pemuda usia antara 16-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap
Satuan Karya memiliki beberapa krida, dimana setiap Krida mengkususkan pada subbidang
ilmu tertentu yang dipelajari dalam Satuan karya tersebut. Setiap Krida memiliki Syarat
Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan
Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka
tersebut.

Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti
Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan
kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut
Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara
lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.
Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Kwartir Daerah yang bersangkutan.

MACAM-MACAM SAKA BERLAKU NASIONAL


1. Saka Bhayangkara
2. Saka Dirgantara
3. Saka Bahari
4. Saka Bakti Husada
5. Saka Keluarga Berencana (Kencana)
6. Saka Taruna Bumi
7. Saka Wanabakti
8. Saka Wira Kartika

BERLAKU DI DAERAH TERTENTU


9. Saka Kerohanian
10. Saka Pandu Wisata
11. Saka Pekerjaan Umum (PU)
12. Saka Pustaka
13. Saka Teknologi
14. Saka Bina Sosial

1.SATUAN KARYA PRAMUKA BHAYANGKARA

satuan Karya Pramuka (Saka) Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban
masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan
nasional.
Tujuan dibentuknya Saka Bhayangkara adalah untuk mewujudkan kader-kader Bangsa yang
ikut serta bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat melalui
pendidikan kebhayangkaraan di dalam Gerakan Pramuka.
Kegiatan kesakaan dilaksanakan di Gugus Depan dan Satuan Karya Pramuka disesuaikan
dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut
dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi
kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan
menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka Bhayangkara terdiri atas :


1. Peserta didik
1) ) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
2) Pramuka Penggalang yang berminat di bidang Kebhayangkaraan dan memenuhi syarat
tertentu.
2. Anggota dewasa
1) Pembina Pramuka sebagai Pamong Saka
2) Instruktur Saka Bhayangkara
3) Pimpinan Saka Bhayangkara
3. Pemuda yang berusia 14-25 tahun bukan anggota Gerakan Pramuka dapat menjadi calon
Saka Bhayangkara, dengan ketentuan satu bulan setelah terdaftar sebagai calon anggota Saka
Bhayangkara, telah menjadi anggota salah satu Gugusdepan terdekat.

KRIDA SAKA BHAYANGKARA

Krida adalah satuan terkecil dari Satuan Karya (SAKA). Tiap Krida berjumlah 5-10 anggota
yang dipimpin oleh Ketua Krida. Anggota Krida melaksanakan kegiatan sesuai dengan nama
krida/ spesifikasi yang dipilihnya.

Saka Bhayangkara meliputi 4 (empat) krida, yaitu :

1. Krida Ketertiban Masyarakat


Krida Ketertiban Masyarakat, terdiri atas 4 SKK
a.SKK Pengamanan Lingkungan Pemukiman
b.SKK Pengamanan Lingkungan Kerja
c.SKK Pengamanan Lingkungan Sekolah
d.SKK Pengamanan Hukum

2. Krida Lalu Lintas


Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :
a.SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas
b.SKK Pengaturan Lalu Lintas
c.SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

3. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana ( PPB )


Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, mempunyai 5 SKK :
a.SKK Pencegahan Kebakaran
b.SKK Pemadam Kebakaran
c.SKK Rehabilitasi Korban Kebakaran
d.SKK Pengenalan Kerawanan Kebakaran
e.SKK Pencurian
f.SKK Penyelamatan
g.SKK Pengenalan Satwa
pada krida PPB terdapat 4 sub krida :
1. Subkrida PASKUD (Pasukan Berkuda)
2. Subkrida PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
3. Subkrida DAMKAR (Pemadam Kebakaran)
4. Subkrida SAR (Search And Rescue)
Pada saat ini Krida saka bhayangkara yang memiliki sub krida PASKUD hanya di wilayah
Jakarta Timur, Tepatnya Ranting PAsar Rebo, Ciracas, dan Cipayung. terlahir beberapa
aswasada didalamnya, diantaranya : Riyan Pauzan(Ciracas), Hendra Budiman(Pasar Rebo),
dan Junaedi (Cipayung).

4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)


Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP), mempunyai 5 SKK :
a.SKK Pengenalan Sidik Jari
b.SKK Tulisan Tangan dan Tanda Tangan
c.SKK Narkotika dan Obat-Obatan
d.SKK Uang Palsu
e.SKK Pengamanan Tempat Kejadian Perkara

Hasil yang diharapkan dibentuknya Saka Bhayangkara adalah agar para anggota Gerakan
Pramuka :

1. Memiliki pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan keterampilan serta pengalaman


dalam bidang kebhayangkaraan.
2. Memiliki sikap hidup yang tertib dan disiplin serta ketaatan terhadap peraturan hukum
dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat
3. Memiliki sikap, kebiasaan dan perilaku yang tangguh sehingga mampu mencegah,
menangkal serta menanggulangi timbulnya setiap kejadian kamtibmas.
4. Memiliki kepekaan dan kewaspadaan serta daya tanggap dan penyesuaian terhadap
setiap perubahan dan dinamika social di lingkungannya.
5. Mampu memberikan latihan tentang pengetahuan kamtibmas kepada para anggota
Gerakan Pramuka di Gugusdepannya.
6. Mampu menyelenggarakan pengamanan lingkungan serta secara swakarsa, swadaya dan
swasembada, serta secara nyata yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat
lingkungannya.
7. Mampu melakukan tindakan pertama terhadap kasus kejahatan tertangkap tangan yang
terjadi di lingkungannya untuk kemudian segera menyerahkan kepada Polri.
8. Mampu membantu Polri dalam pengamanan TKP dan melaporkan kejadian tersebut serta
bersedia menjadi saksi.

STRUKTUR ORGANISASI PRASBHARA


* pamong saka
anggota saka atau anggota dewasa saka gerakan pramuka bertanggung jawab atas pembinaan
dan pengembangan saka.

* instruktur saka
anggota gerakan pramuka atau bukan anggota saka karena kemampuanya untuk membantu
pamong saka.

* dewan saka
badan yang dibentuk oleh anggota saka yang beranggotakan pramuka penegak dan pandega
yang bertugas memimpin pelaksanaan kegiatan saka.
* pimpinan saka

badan perlengkapan kwartir yang bertugas memberikan bimbingan organisasi teknis pada
saka yang bersangkutan serta memberikan fasilitas dan kemudahan lainnya.

2. SAKA DIRGANTARA

Saka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya
dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi bidang kedirgantaraan,
umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan, dengan
kata lain memiliki landasan udara.
Pelatihan Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang
kedirgantaraan, TNI AU, pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan
biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Krida-krida dalam Saka Dirgantara, sebagai berikut.
1. Krida Olahraga Dirgantara
2. Krida Pengetahuan Dirgantara
3. Krida Jasa Kedirgantaraan

Kecakapan Khusus Kelompok Kedirgantaraan, sebagai berikut.


1. Krida Olah Raga Dirgantara
1. Terbang Bermotor
2. Terbang Layang
3. Aeromodelling
4. Terjun Payung
5. Layang Gantung

2. Krida Pengetahuan Dirgantara


1. Aerodinamika
2. Pengaturan Lalu Lintas Udara (PLLU)
3. Meteorologi
4. Fasilitas Penerbangan
5. Navigasi Udara

3. Krida Jasa Dirgantara


1. Teknik Mesin Pesawat
2. Komunikasi
3. Aerial Search And rescue
4. Struktur Pesawat

3.SAKA BAHARI

Satuan Karya Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan
sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Satuan Karya ini
membidangi bidang Kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL, Profesional di bidang Olahraga
Air, Departemen Pariwisata dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada
di wilayah yang memiliki potensi di bidang Bahari.
Krida-krida dalam Saka Bahari, sebagai berikut.
1. Krida Sumberdaya Bahari
2. Krida Jasa Bahari
3. Krida Wisata Bahari
4. Krida Reksa Bahari

4.SAKA BHAKTI HUSADA

Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan,


penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka
Bakti Husada Tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang kemudian
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 12 November 1985
sebagai Hari Kesehatan Nasional di Magelang.
Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan,
yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan
Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan
dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani
peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek
berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri
pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan
keperluannya.
Krida-krida dalam Saka Bakti Husada, sebagai berikut.

1. Krida Bina Lingkungan Sehat


2. Krida Bina Keluarga Sehat
3. Krida Penanggulangan Penyakit
4. Krida Bina Gizi
5. Krida Bina Obat
6. Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Kecakapan Khusus Kelompok Kebaktihusadaan, sebagai berikut.


1. Krida Bina Lingkungan Sehat
1. Penyehatan Perumahan
2. Penyehatan Makanan dan Minuman
3. Pengamanan Pestisida
4. Pengawasan Kualitas Air
5. Penyehatan Air
2. Krida Bina Keluarga Sehat
1. Kesehatan Ibu
2. Kesehatan Anak
3. Kesehatan Remaja
4. Kesehatan Usia Lanjut
5. Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Kesehatan Jiwa

3. Krida Penanggulangan Penyakit


1. Penanggulangan Penyakit Malaria
2. Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah
3. Penanggulangan Penyakit Anjing Gila
4. Penanggulangan Penyakit Diare
5. Penanggulangan Penyakit TB Paru
6. Penanggulangan Penyakit Kecacingan
7. Imunisasi
8. Gawat Darurat
9. HIV / AIDS

4. Krida Bina Gizi


1. Perencanaan Menu
2. Dapur Umum Makanan/Darurat
3. UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu
4. Penyuluh Gizi
5. Mengenal Keadaan Gizi

5. Krida Bina Obat


1. Pemahaman Obat
2. Taman Obat Keluarga
3. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif
4. Bahan Berbahaya bagi Kesehatan
5. Pembinaan Kosmetik

6. Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1. Bina PHBS di Rumah
2. Bina PHBS di Sekolah
3. Bina PHBS di Tempat umum
4. Bina PHBS di Instansi Pemerintah
5. Bina PHBS di Tempat kerja

5.SAKA KELUARGA BERENCANA


Makalah Saka Wira Kartika

Kali ini saya (romadhon_byar) akan membagi ilmu tentang saka wira karika . Pada tahun ini saya ikut
Orientasi Saka ini , karena pada saat itu libur sekolah ya saya ikut saja Orientasinya . Banyak sekali
pengalaman yang saya dapat selama orientasinya . Kalau saya ceritakan tar kelamaan ^_^ .

Pulang dari Gunung Bunder saya ditugaskan oleh panitianya untuk membuat Makalah tentang saka
Wira Kartika. Dan ini hasilnya .

Kalau kamu mau makalah lengkapnya silakan unduh disini , Ini Gratis :

Saka Wira Kartika

Lambang Saka Wira Kartika

Berdasarkan Peraturan bersama Kasad dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007
dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan
pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan serta Sprint Kasad dan SK Kwarda Jateng,
maka secara resmi Pimpinan Satuan Karya Pramuka Wira Kartika Jawa Tengah dikukuhkan.
Para Pimpinan Saka yang berupaya dan kerkewajiban merintis berdirinya Saka di Jawa Tengah itu,
telah memperkenalkan bendera Satuan Karya Wira Kartika dengan warna dasar hijau tua, seperti
tampak pada gambar, juga badge Saka maupun Tanda Jabatan.

Pengorganisasian Saka binaan TNI-AD ini, tidaklah jauh berbeda dengan Satuan Karya pada
umumnya. Namun Demikian Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk
dalam Satuan Krida antara Lain :

1. Krida Survival
2. Krida Pioneer
3. Krida Mountainering
4. Krida Navigasi Darat
5. Krida Penanggulangan bencana alam

Tiap Krida memiliki Spesifikasi materi pendidikan yang berbeda dengan krida lainnya.

A.KRIDA SURVIVAL
Dalam melakukan perjalanan di Alam terbuka, seorang Petualang perlu membekali diri dengan
pengetahuan SURVIVAL. Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri
dari keadaan tertentu .dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan
kritis. Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.

Mengapa Ada Survival ?


Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang
dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain : Keadaan alam (cuaca dan medan), Keadaan mahluk
hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan), Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan),
Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu bertahan
atau tidak., antara lain : mental ,kurang lebih 80% kesiapan kita dalm survival terletak dari kesiapan
mental kita. Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan
yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
a. Keadaan alam (cuaca dan medan)
b. Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
c. Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan tersebut biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri

Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut
versi pencinta alam.
S : Size up the situation S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Undue haste makes waste
R : Remember where you are U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
V : Vanguish fear and panic R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
I : Improve
V : Value living V : Vitalitas tingkatkan
A : Act like the native
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
L : Learn basic skill
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan

A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya

L : Lancar, slaman, slumun, slamet

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu
anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang
artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
a. Semangat untuk tetap hidup
b. Kepercayaan diri
c. Akal sehat
d. Disiplin dan rencana matang
e. Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Kondisi yang fit dan kuat
3. Pengetahuan
a. Cara membuat bivak
b. Cara memperoleh air
c. Cara mendapatkan makanan
d. Cara membuat api
e. Pengetahuan orientasi medan
f. Cara mengatasi gangguan binatang
g. Cara mencari pertolongan

4. Pengalaman dan latihan


a. Latihan mengidentifikasikan tanaman
b. Latihan membuat trap, dll
5. Peralatan
a. Kotak survival
b. Pisau jungle , dll
6. Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
a. Mengkoordinasi anggota
b. Melakukan pertolongan pertama
c. Melihat kemampuan anggota
d. Mengadakan orientasi medan
e. Mengadakan penjatahan makanan
f. Membuat rencana dan pembagian tugas
g. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
h. Membuat jejak dan perhatian
i. Mendapatkan pertolongan
7. Perlengkapan survival kit
Survival kit ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan, antara lain :
a. Perlengkapan memancing
b. Pisau
c. Tali kecil
d. Senter
e. Cermin suryakanta, cermin kecil
f. Peluit
g. Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
h. Tablet garam, norit
i. Obat-obatan pribadi
j. Jarum + benang + peniti
k. dll

B. KRIDA PIONEERING
Bidang Tali Temali
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya
berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan
adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
Macam simpul dan kegunaannya
1. Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4. Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul laso
Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini

Simpul Ujung Tali dan Simpul Mati

Macam - Macam Simpul

Macam-macam Ikatan dan Kegunaannya :


1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga
digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk
mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk
melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada
juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk
membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.

Ikatan Pangkal dan Ikatan Tiang

Macam-macam Ikatan

C. KRIDA MOUNTAINEERING
Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Ruang lingkup kegiatan
Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Hill Walking/Hiking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah
perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat
kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya
mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang
tongkat jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai alat bantu.
Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.
Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling
merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih
tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking
kaki sebagai ‘alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai
penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan
ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam
scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan
keseimbangan tubuh.
Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing!
Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of
eight, saling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang
sesuai dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing ini
menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat!.
Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu gunung, pakaian
gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas,
altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus
mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt,
webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya.

2. Wall Climbing
Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau tebing. Tebing atau
jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi.
Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya
dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.Di dalam arti yang
sebenarnya memang climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak pula orang mengartikan bukan hanya
panjat saja dalam kegiatan climbing ini melainkan juga Repling (turun tebing), Pursiking (naik tebing
dengan menggunakan tali pursik) dan lain-lain.

3. Rock Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan,
keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para
pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan.
Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik
dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

4. Ice and Snow Climbing


Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan,
keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para
pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan.
Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik
dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

ALAT CLIMBING
1. Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali
yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-
peralatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang
memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai
adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.

Ada dua macam tali pendakian yaitu :


1. Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat maksimum yang
diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling.
2. Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang
diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).
2. Carabiner
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang berfungsi seperni
peniti. Ada 2 jenis carabiner :
1. Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
2. Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
3. Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
1. sebagai penghubung
2. membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
3. Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
4. Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.
4. Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga
dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau rappelling.
5. Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan.
Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.
6. Harnes / Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas :
1. Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
2. Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
7. Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
1. Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya
menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
2. Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok digunakan
pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh
bagian depan sepatu.
8. Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada achor, sehingga
pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
1. Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan-tonjolan batuan,
dan sebagainya.
2. Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si
pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain.

D. KRIDA NAVIGASI DARAT


Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan
sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan
alam terbuka karena akanmemudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal
sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan
tersesat atau bencana alam Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik
penggunaannya.

A. Peta
HAKEKAT PETA
Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang
kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan
informasi tentang bumi.
MACAM PETA
Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan
daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses
terjadinya dan isi/ informasinya.

Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2


jenis peta berdasar golongan ini, yakni :
1. Peta Topografi
Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti
menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi peta topografi berarti peta yang
menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada
di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai
danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan,
jembatan). Peta ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.

KETERANGAN TEPI PETA


1. Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat
yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut.
2. Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I
(tergantung pada versi peta)
3. Nomor helai peta pada margin atas kanan.
4. Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta
keseluruhan
5. Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi
hingga kecamatan.
6. Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara
sebenarnya.
7. Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang
ada.

ARAH PETA
Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara
memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tanda-
tanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis
1. Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.
2. Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas
3. Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga
disebut Utara Peta.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari
tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi
magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang
membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga.
1. Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena
perataan jarak paralel geris bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkanpada
peta, atau sudut antara US dan UP.
2. Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat
apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum
kompas ada di sebelah timur US
3. Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
4. Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu.
Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah
barat.

SKALA
Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2
jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung
ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang
masing-masing menunjukan jarak tertentu (km).
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.

KONTUR
Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama.
Sifat dari kontur adalah :
1. Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan
dalam satuan meter.
2. Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi
3. Antar kontur tidak akan saling berpotongan
4. Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai
5. Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.
6. Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2
buah kontur berurut.
7. Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.

MENGENAL TANDA MEDAN


Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan-bentukan alam yang cukup mencolok
dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita
ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita memulai pengembaraan.Tanda Medan yang cukup
mudah untuh di amati dapat berupa :
1. Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim,
2. Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf
3. Menjorok menjauhi puncak
4. Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak.
5. Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian
6. Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan
7. Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali
2. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan
topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini digunakan sebagai data analisis dari
beberapa unsur permukaan bumi didalam pengambilan suatu keputusan untuk pembangunan.

B. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan oleh sifat
kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya
dari pengaruh benda=benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk
yang salah pada jarumnya.
Bagian-bagian Kompas :
1. Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi
2. Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi
3. Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin.

Jenis Kompas
Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis
besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut :
1. Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering
disebut sebagai kompas Silva (nama merk)
2. Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya
sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa,
kompas Prismatik, kompas Optik .

CARA PEMAKAIN KOMPAS


Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi.
Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam
penunjukan jarum kompas.
BUSUR DERAJAT ATAU PROTAKTOR
Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni
lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan
kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam
derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang
pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth.

AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH


Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut
juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka
sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection
back azimuth diperoleh dengan cara:
1. Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º.
Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º =
20º
2. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah
azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back
azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan
ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan
back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa
digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus
dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi
arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan
back azimuth.
2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain
pada lintasan yang dilalui.
3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung
lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek
apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk
itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut
sebagai sistem man to man.

ORIENTASI PETA
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk keperluan ini
kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan mencocokanya dengan kontur
yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara kompas (magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan
utara sebenarnya tanpa memperhitungkan deklinasinya.Langkah-langkah orientasi pada peta :
1. Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat dikenali)
2. Letakan peta pada bidang datar
3. Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada.
4. Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta (seperti
jalan raya, sungai,dll)

E. Resection
Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan
yang kita kenal. Langkah-langkah resection :
1. Lakukan orientasi peta
2. Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back azimutnya. Sudut
antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat
3. Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya.
4. Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta.

E. KRIDA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM


SAR
Sejarah SAR Nasional
Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya
penyebutan ?Black Area? bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR
Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota organisasi
penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation Organization). Sejak saat itu Indonesia
diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia.
Sebagai konsekwensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut, maka
pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1955 tentang Penetapan Dewan
Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis mempunyai tugas pokok untuk
membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan
dan materil.
Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International Maritime
Organization (IMO). Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas dan
tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai negara yang besar dan dengan semangat
gotong royong yang tinggi, bangsa Indonesia ingin mewujudkan harapan dunia international yaitu
mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas, maka timbul pemikiran bahwa perlu diadakan suatu
organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segala kegiatan-kegiatan SAR dibawah satu komando.
Untuk mengantisipasi tugas-tugas SAR tersebut, maka pada tahun 1968 ditetapkan Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor T.20/I/2-4 mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal Jakarta yang
pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara. Tim inilah yang akhirnya
menjadi embrio dari organisasi SAR Nasional di Indonesia yang dibentuk kemudian.
Hasil survey akhirnya dituangkan pada ?Preliminary Recommendation? yang berisi saran-saran yang
perlu ditempuh oleh pemerintah Indonesia untuk mewujudkan suatu organisasi SAR di Indonesia.
Berdasarkan hasil survey tersebut ditetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 1972 tanggal 28
Februari 1972 tentang pembentukan Badan SAR Indonesia (BASARI). Adapun susunan organisasi
BASARI terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan
2. Pusat SAR Nasional (Pusarnas)
3. Pusat-pusat Koordinasi Rescue (PKR)
4. Sub-sub Koordinasi Rescue (SKR)
5. Unsur-unsur SAR

TUGAS, FUNGSI DAN SASARAN BASARNAS


A. TUGAS POKOK
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43Tahun 2005 Tentang Organisasi dan tata kerja
Departemen Perhubungan, Badan SAR Nasional mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan,
pengkoordinasian dan pengendalian potensi Search and Rescue (SAR) dalam kegiatan SAR terhadap
orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam
pelayaran dan atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam penanggulangan bencana
dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional.

B. FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan SAR Nasional menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SAR;
2. Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan operasi SAR;
3. Pelaksanaan tindak awal;
4. Pemberian bantuan SAR dalam bencana dan musibah lainnya;
5. Koordinasi dan pengendalian operasi SAR alas potensi SAR yang dimiliki oleh instansi dan
organisasi lain;
6. Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR balk di dalam maupun luar negeri;
7. Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR
8. Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan SAR Nasional.

PERALATAN SAR
Peralatan SAR adalah merupakan bagian penting bagi res cuer ketika melaksanakan pertolongan
terhadap korban musibah dilapangan, sehingga dengan dukungan peralatan yang memadai akan
membantu proses pertolongan dan selanjutnya akan meningkatkan prosentasi keberhasilan operasi.
Peralatan SAR ini diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu:
1. Peralatan perorangan
Terdiri atas Peralatan pokok perorangan dan Peralatan pendukung perorangan;
2. Peralatan beregu.
Terdiri atas Peralatan pokok beregu dan Peralatan pendukung beregu;

PERALATAN KOMUNIKASI
Salah satu komponen pfasilitas SAR yang memegang kunci peranan penting dalam pelaksanaan
kegiatan SAR adalah Sistem Komunikasi SAR. Sistem komunikasi ini tidak lepas dari semua jenis
peralatan komunikasi yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi balk berupa voice
maupun data dalam kegiatan SAR. Sistem komunikasi yang digelar mempunyai fungsi:
1. Jaringan Penginderaan Dini
Komunikasi sebagai sarana penginderaan dini dimaksudkan agar setiap musibah pelayaran dan/atau
penerbangan dan/ atau bencana dan/ atau musibah lainnya dapat dideteksi sedini mungkin, supaya
usaha pencarian, pertolongan dan penyelamatan dapat dilaksanakan dengan cepat. Oleh karena itu
setiap informasi/musibah yang diterima harus mempunyai kemampuan dalam hal kecepatan,
kebenaran dan aktualitasnya. Implementasi sistem komunikasi harus mengacu path peraturan
internasional yaitu peraturan IMO untuk memonitor musibah pelayaran dan peraturan ICAO untuk
memonitor musibah penerbangan.
2. Jaring Koordinasi
Komunikasi sebagai sarana koordinasi, dimaksudkan untuk dapat berkoordinasi dalam mendukung
kegiatan operasi SAR baik internal antara Kantor Pusat BASARNAS dengan Kantor SAR dan antar
Kantor SAR, dan eksternal dengan instansi/ organisasi berpotensi SAR dan RCCs negara tetangga
secara cepat dan tepat.
3. Jaring Komando dan Pengendalian
Komunikasi sebagai sarana komando dan pengendalian, dimaksudkan untuk mengendalikan unsur-
unsur yang terlibat dalam operasi SAR.
4. Jaring Pembinaan, Administrasi dan Logistik
Jaring ini digunakan oleh BASARNAS untuk pembinaan Kantor SAR dalam pelaksanaan pembinaan
dan administrasi perkantoran.

PENYELAMATAN KORBAN TENGGELAM


Kasus tenggelam cukup sering ditemukan, baik tenggelam dalam air tawar maupun air laut. Kasus
tenggelam sering terjadi pada anak kecil, atau orang dewasa. Sebagai orang awam yang ingin
menolong seseorang yang tenggelam, kami memberikan tips sebagai berikut :
1. Pastikan diri anda mempunyai kemampuan untuk menolong, bila tidak yakin dengan kemampuan
diri sendiri sebaiknya carilah bantuan." Lebih baik kehilangan satu orang daripada kehilangan dua
orang", maksudnya " Jangan menambah korban lebih banyak".
2. Segera menginformasikan kepada orang disekitar untuk mencari bantuan lanjutan.
3. Pelajari situasi dan kondisi disekitar korban.
4. Cari alat bantu untuk menyelamatkan korban, contoh : pelampung, ranting/kayu, tali dan
sebagainya
5. Tahap berikutnya adalah tahap penyelamatan korban tanpa menggunakan alat bantu.Dalam
tahap ini dapat dilakukan langkah - langkah sebagai berikut :
a. Terjun ke air dengan mata tetap memandang posisi korban
b. Dekati korban sesuai dengan jarak tertentu dan mengajak berkomunikasi, untuk kasus korban
yang masih sadar.
6. Membawa korban ke darat dan letakkan ditempat yang aman.
7. Mengecek kesadaran korban dengan cara mengoyang - goyangkan tubuh korban sambil menegur
korban.
8. Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang mudah diingat yaitu
ABC. Hal ini diartikan sebagai :
a. A = Airway ( Jalan nafas )
b. B = Breathing ( Bernafas )
c. C = Circulation ( Sirkulasi, Peredaran Darah yakni jantung dan pembuluh darah )

PMK
Sejarah Pemadam Kebakaran
Pemadam Kebakaran Dibentuk Pada Zaman Romawi
Pada hakekatnya manusia sangat membutuhkan api dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan
terhadap api itu tak bisa dihindari, karena manusia memerlukan penerangan ketika datang
kegelapan malam. Begitu juga api diperlukan manusia sebagai alat untuk menghangatkan badan dari
cuaca dingin, dan alat perlindungan dari binatang buas. Dan tentunya manusia menghadapi masalah
sebelum mampu menciptakan api. Seolah-olah unsur panas yang dilihat dan dirasakan manusia pada
waktu itu sebagai akibat letusan gunung berapi atau sambaran petir. Keadaan ini mendorong
manusia untuk berpikir agar dapat mengontrol api, sehingga api dapat bermanfaat bagi
kehidupannya.
Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan api di masa itu memberi pengaruh dalam
mengakhiri masa nomaden. Hal ini juga berdampak terhadap perkembangan sosial dan politik
seiring dengan perkembangnya pemukiman penduduk yang menetap. Akan tetapi, api yang sudah
diketahui dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetap dipandang sebagai elemen suci dan
hebat. Banyak mitologi yang menganalogikan api menjadi sifat atau karakter manusia.
Adapun satuan jaga tersebut merupakan organisasi (pemadam kebakaran) yang pertama.
Dibentuknya satuan ini bertujuan untuk melindungi manusia terhadap bahaya kebakaran. Tugas
utama mereka adalah melakukan patroli dan pengawasan pada malam hari (dilakukan oleh
Nocturnes). Dalam perkembangan selanjutnya, setiap anggota pasukan mempunyai tugas khusus
bila terjadi kebakaran. Contohnya, beberapa anggota (aquarii) membawa air dalam ember ke lokasi
kebakaran. Kemudian, dibangun pipa air (aquaducts) untuk membawa air ke seluruh kota, dan
pompa tangan dikembangkan guna membantu penyemprotan air ke api. Siponarii adalah sebutan
bagi pengawas pompa, dan komandan pemadam kebakaran dinamakan Praefectus Vigilum yang
memikul seluruh tanggung jawab Satuan Siaga.
Marco Polo mencatat tentang tata negara belahan timur pada abad 13, yakni pasukan rakyat dari
pasukan pengawas dan pasukan kebakaran yang mempunyai tugas pencegahan kebakaran telah
terbentuk di Hangchow. Mereka dalam melaksanakan tugasnya dapat mengerahkan satu sampai
dua ribu orang untuk memadamkan api. Ribuan pasukan itu dibagi menjadi kelompok yang terdiri
dari 10 orang, 5 orang berjaga pada siang, dan selebihnya berjaga pada malam hari.
Peraturan Tentang Proteksi Kebakaran
Ketika kerjaan Romawi jatuh, sangat sedikit dan hampir tidak ada usaha untuk membentuk
organisasi yang melindungi dan mengontrol kebakaran. Hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup
lama. Ketika itu hanya ada peraturan tentang proteksi kebakaran yang bernama Curfew (bahasa
Perancis: mengatasi kebakaran) yang mengharuskan rakyat memadamkan api pada jam tertentu di
malam hari. Selain Curfew, peraturan hampir serupa dibuat di Oxford Inggris pada tahun 872.
Pengawas Kebakaran
Pengawas kebakaran malam hari dibentuk di kota besar Amerika pada zaman kolonial. Pada tahun
1654 di Boston, seorang bellman ditugaskan bekerja dari pukul 10 malam hing-ga pukul 5 pagi. Tiga
tahun kemudian, terjadi pembaharuan di New York. Sipir kebakaran dibantu delapan orang
sukarelawan, pengawas kebakaran bertugas malam hari. Sukarelawan ini disebut sebagai pengawas
berderak karena setiap jaga mereka selalu membunyikan alarm yang bunyinya berderak-derak.
Pengawas kebakaran malam, merupakan lembaga masyarakat sebelum terbentuknya kesatuan polisi
warga yang dibentuk di New York pada tahun 1687. Lembaga ini pertama kali dibentuk mengingat
besarnya kerugian harta benda yang diasuransikan, dan dipandang sangat penting. Lembaga
masyarakat ini mempunyai tugas penting, yaitu melakukan patroli guna membantu lembaga
asuransi yang baru terbentuk agar dapat diterima masyarakat.

Klasifikasi Jenis Kebakaran


Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
1. Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa dan
lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung goni yang
dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.
2. Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin,
solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang
memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas
sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana
3. Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat
Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar
kita aman dalam memadamkan kebakaran.

Prinsip Pemadaman Kebakaran


Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki,
merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari:
1. Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi kimia dan
perubahan kimia.
2. Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya.
3. Oksigen (tersedia di udara)
Apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Dalam pencegahan terjadinya kebakaran kita
harus bisa mengontrol Sumber panas dan Benda mudah terbakar, misalnya Dilarang Merokok ketika
Sedang Melakukan Pengisian Bahan Bakar, Pemasangan Tanda-Tanda Peringatan, dan sebagainya.

Peralatan Pencegahan Kebakaran


1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis
kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat
ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah
tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan
racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung
pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak
diperkenankan dipakai di Indonesia.
2. Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya hydran
gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan
hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam
Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
3. Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila
ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.
4. Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya
kebakaran pada suatu tempat
5. Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis
apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.

Pencegahan Kebakaran
Setelah kita mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan perlengkapan pemadaman suatu
kebakaran maka kita harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen
/pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran.

Pengetahuan Dasar DAMKAR


Sebelum kita dapat melakukan usaha penanggulangan kebakaran, adalah wajar apabila kita perlu
untuk mengetahui dan mengenal terlebih dahulu apa dan bagaimanakah kebakaran itu. Setelah itu
maka kita akan menyadari bahwa peristiwa/masalah kebakaran sesungguhnya merupakan masalah
yang menjadi ancaman bagi semua orang, baik disadari ataupun tidak.

KIMIA API
Kita semua tahu bahwa untuk dapat menghadapi dan mengalahkan musuh, kita harus tahu segala
hal tentang musuh kita kekuatan, kelemahan, strategi perang, dan lainnya. Memiliki gambaran
tentang kemungkinan aksi yang akan dilakukan oleh musuh, membuat kita dapat membuat rencana
untuk menga-tasi aksi tersebut, dan lebih baik lagi melakukan pencegahan agar aksi tersebut tidak
dapat berjalan. Demikian juga apabila kita mengahadapi masalah kebakaran, kita harus tahu tentang
bagaimanakah api dapat terjadi, bagaimana api dapat menyebar, apa yang dapat menimbulkan api,
bagaimana mencegah api timbul, dan banyak lagi, sehingga kita siap menghadapi musuh kita semua,
yaitu kebakaran.

A. PEMBAKARAN
Pembakaran dan api adalah dua kata yang akan selalu berhubungan dan dalam ilmu kebakaran dua
kata tersebut sudah menjadi tak terpisahkan.
Pembakaran/api adalah peristiwa proses reaksi oksidasi cepat yang biasanya menghasilkan panas
dan cahaya (energi panas dan energi cahaya).
Selanjutnya apakah reaksi oksidasi itu?; Dalam konteks masalah kebakaran dapat dikatakan bahwa
reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan unsur oksigen oleh reduktor/pereduksi (bahan bakar).
Sedang dalam konteks lebih luas, dalam ilmu kimia, reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi
pemberian elektron oleh oksidator/pengoksidasi kepada reduktor/pereduksi.

B. NYALA API
Selama ini api, umumnya, selalu identik dengan nyala api, sesungguhnya ini adalah salah satu dari
bentuk api. Nyala api sesung-guhnya adalah gas hasil reaksi dengan panas dan cahaya yang
ditimbulkannya. Warna dari nyala api ditentukan oleh bahan-bahan yang bereaksi (terbakar). Warna
yang dihasilkan oleh gas hidrokarbon, yang bereaksi sempurna dengan udara (oksigen) adalah biru
terang. Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan lainnya atau liquid produk
antara dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna naik dan berpijar akibat temperatur dengan
warna merah, jingga, kuning, atau putih, tergantung dari tem-peraturnya.

C. BARA API
Bara api memiliki cirri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan tetapi adanya bahan-bahan yang
sangat panas pada permukaan dimana pembakaran terjadi. Contoh yang baik untuk bara api adalah
batu bara. Warna dari bara api pada permukaan benda berhubungan dengan temperaturnya.
Beberapa warna yang terlihat dan tempe-raturnya ditampilkan seperti di tabel 1.

D. SEGITIGA API
Dari bahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa pembakaran/api adalah suatu reaksi oksidasi, jadi
harus ada oksidator/pengoksidasi dan reduktor/ pereduksi/bahan yang dioksidasi. Dari sini kita telah
men-dapatkan dua komponen peristiwa/reaksi pembakaran/api, yaitu oksidator yaitu oksigen dan
reduktor di sini adalah bahan bakar. Lalu selain itu apa lagi? Dalam kehidupan sehari-hari kita
mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar (bahan bakar) dalam kondisi normal tidaklah
terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa lama dia akan dapat terbakar. Ini juga berarti
kita telah mendapatkan satu lagi komponen pembakaran/api, dari apa yang sudah umum kita
ketahui.

E. OKSIGEN
Pada sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang tidak dapat terbakar
(nonflam-meable gas) dan juga merupakan satu kebutuhan untuk kehidupan yang sangat mendasar.
Di atas permukaan laut, atmosfir kita me-miliki oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%. Sedang
untuk ter-jadinya pembakaran/api oksigen dibutuhkan minimal 16%. Kembali lagi, oksigen itu sendiri
tidak terbakar, ia hanya mendukung proses pembakaran.

F. PANAS
Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan
temperatur suatu benda/ bahan bakar sampai ketitik dimana jumlah uap bahan bakar tersebut
tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat terjadi penyalaan.

a. Sumber-sumber Panas
Sumber-sumber panas/energi panas sangatlah beragam, dapat disebutkan disini adalah:
1. Arus listrik
2. Kerja mekanik
3. Reaksi kimia
4. Reaksi nuklir
5. Radiasi matahari

b. Cara-cara Perpindahan Panas


Panas dapat berpindah dan dalam suatu kejadian kebakaran perpindahan panas ini harus mendapat
perhatian yang besar, karena apabila perpindahan panas tidak terkontrol akan dapat mengakibatkan
kebakaran meluas dan atau mengakibatkan kebakaran lain.
Perpindahan panas ini dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu: konduksi, konveksi dan radiasi; dan
khusus dalam masalah kebakaran ada juga yang disnyulutan langsung.
1. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara molekuler, jadi panas berpindah di dalam
suatu bahan penghantar (konduktor) dari satu titik ketitik lain yang memiliki temperatur lebih
rendah. Sebagai gambaran adalah apabila kita memanaskan salah satu ujung sebuah tongkat besi
maka lambat laun panas akan berpindah keujung lainnya, sedangkan tongkat tersebut tidak berubah
bentuk.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang berhubungan dengan bahan fluida atau bahan yang dapat
mengalir dalam bentuk gas atau cairan. Pada konveksi panas berpindah dengan berpindahnya bahan
penghantar, atau lebih tepat bahan pembawa panas tersebut. Sebagai gambaran adalah apabila
terjadi kebakaran di lantai bawah sebuah bangunan bertingkat, maka panas akan dibawa oleh asap
atau gas hasil pembakaran yang panas ke lantai di atasnya.
3. Radiasi
Perpindahan panas dengan cara radiasi tidak membutuhkan suatu bahan penghantar seperti pada
dua perpindahan panas sebe-lumnya. Pada radiasi panas berpindah secara memancar, jadi panas
dipancarkan segala arah dari suatu sumber panas. Sebagai contohnya adalah radiasi sinar matahari,
yang kita semua tahu bahwa dari jarak yang jutaan kilometer melalui ruang kosong di antariksa
panas matahari dapat sampai ke bumi.

TETRAHEDRON API
Pada perkembangan selanjutnya,ditemukan bahwa selain ketiga komponen seperti yang dimaksud
dalam segitiga api ada lagi komponen keempat dalam proses pembakaran yang dibutuhkan oleh
proses pembakaran untuk mendukung kesinambungannya dan juga untuk bertambah besar, yaitu
rantai reaksi kimia antara bahan bakar dengan bahan pengoksidasi/oksidator. Seiring dengan
menyalanya api, molekul bahan bakar juga berkurang berubah menjadi molekul yang lebih
sederhana. Dengan berlanjutnya proses pembakaran, naiknya temperatur menyebabkan oksigen
tambahan terserap ke area nyala api. Lebih banyak molekul bahan bakar akan terpecah, bergabung
ke rantai reaksi, mencapai titik nyalanya, mulai menyala, menyebabkan naiknya temperatur,
menyeap oksigen tambahan, dan melanjutkan rantai reaksi. Proses rantai reaksi ini akan berlanjut
sampai seluruh substansi/bahan yang terkait mencapai area yang lebih dingin dinyala api. Selama
tersedia bahan bakar dan oksigen dalam jumlah yang cukup, dan selama temperatur
mendukung,reaksi rantai akan meningkatkan reaksi pembakaran. Sehingga dengan demikian segitiga
api tadi dengan adanya faktor rantai reaksi kimia, yang juga termasuk komponen pembakaran,
berubah menjadi satu bangun tiga dimensi segitiga piramida (tetrahedron).

TAHAPAN KEBAKARAN DALAM RUANGAN


Pada umumnya kebakaran dalam ruangan dengan terbagi dalam tiga tahapan. Masing-masing
tahapan memiliki ciri-ciri karaktersitik dan efeknya berhubungan dengan bahan yang terbakar yang
berbeda-beda. Lama dari masing-masing tahapan bervariasi tergantung keadaan dari penyulutan,
bahan bakar, dan ventilasi, akan tetapi secara keseluruhan tahapannya adalah kebakaran awal
kebakaran bebas kebakaran menyurut.
Letusan Gunung Api
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
"ERUPSI". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab
berhubungan dengan batas lempeng.Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu
yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(MAGMA). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan
mendekati permukaan bumi.
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu
1. Bahaya Utama (Primer)
a. Awan Panas
b. Lontaran Material (pijar)
c. Hujan Abu lebat
d. Lava
e. Gas Racun
f. Tsunami
2. Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung.
Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak
dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh
air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut
disebut lahar.
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
1. Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
2. Membuat perencanaan penanganan bencana.
3. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
4. Mempersiapkan kebutuhan dasar
Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
2. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk
kemungkinan bencana susulan.
3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi
dan lainnya.
4. Jangan memakai lensa kontak.
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
6. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan.
3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan nuklir
Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan
pegangan di manapun anda berada.
a. Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan
keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi tubuh anda
dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika
anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
b. Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa
mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan
berdiridekat gedung, tiang dan pohon.
c. Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan
industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala
anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
d. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau
satpam.
e. Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran
gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah,
lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung
dengan menggunakan interphone jika tersedia.
f. Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
g. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan
kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan
mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka
keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
h. Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir
pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami
tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
i. Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena
petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian,
maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada disekitar anda.
j. Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untukmencegah kepanikan,
penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar.
Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan
bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

Tujuan dibentuknya saka wira kartika


Tujuan pembentukan Saka Wira Kartika adalah memberikan pengetahuan tentang pertahanan,
keamanan dan juga bela negara kepada generasi muda, khususnya yang tergabung dalam Gerakan
Pramuka.(gtc)
Fisik dan arti dari Lambang Saka Wira Kartika
A. Bentuk.
Lambang Saka Wira Kartika berbentuk segilima beraturan, yaitu lima sisinya sama panjang
B. Isi :
1. Lambang Eka Paksi.
2. 2 buah Tunas Kelapa Gerakan Pramuka.
3. 2 buah batang padi yang menguning.
4. Untaian pita bertuliskan Saka Wira Kartika.B. Isi.

C. Warna dan arti.


1. Warna dasar Merah Putih melambangkan bendera kebangsaan Republik Indonesia.
2. Lambang Kartika Eka Paksi. Terdiri atas kata “ Eka “ berarti Bintang. “ Eka “ berarti satu, dan “
Paksi “ berarti burung. Di atas burung terdapat Bintang Emas yang melambangkan kemenangan yang
gemilang. Di dada Burung terdapat warna Merah Putih dan yang melambangkan kesucian dan
keberanian. Sehingga keseluruhan melambangkan keperkasaan tanpa tanding dalam menjujung
tinggi cita-cita luhur bangsa Indonesia.
3. Tunas Kelapa Gerakan Pramuka. Melambangkan bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka
hendaknya serbaguna. Seperti kegunaan seluruh bagian pohon kelapa.
4. 2 Tangkai padi yang menguning. Melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan.
5. Segilima, Melambangkan Dasar Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila.
6. Garis tepi warna kuning, melambangkan jiwa Pramuka yang kesatria.
7. taian pita berwarna merah dengan tulisan Saka Wira Kartika berwarna hitam :
a. Warna Pita merah melambangkan keberanian.
b. Warna tulisan hitam melambangkan ketegasan.
8. Tulisan Saka Wira Kartika :
a. Saka ( Satuan Karya Pramuka ) adalah wadah pendidikan guna menyakurkan minat,
mengembangkan bakat, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang Ilmu pengetahuan
dan tehnologi.
b. Wira adalah kesatria muda yang terampil, tangkas dan cerdas.
c. Kartika adalah Bintang yang tinggi, melambangkan cita-cita yang tinggi dan berbudi luhur.

Satuan Karya

Arti dan Lambang Saka Wira Kartika


Bentuk.

Lambang Saka Wira Kartika berbentuk segilima beraturan, yaitu lima sisinya sama
panjang

Isi :

1. Lambang Eka Paksi.

2. 2 buah Tunas Kelapa Gerakan Pramuka.

3. 2 buah batang padi yang menguning.

4. Untaian pita bertuliskan Saka Wira Kartika

Warna dan arti.


1. Warna dasar Merah Putih melambangkan bendera kebangsaan Republik
Indonesia.
2. Lambang Kartika Eka Paksi. Terdiri atas kata “ Eka “ berarti Bintang. “ Eka “
berarti satu, dan “ Paksi “ berarti burung. Di atas burung terdapat Bintang Emas
yang melambangkan kemenangan yang gemilang. Di dada Burung terdapat
warna Merah Putih dan yang melambangkan kesucian dan keberanian.
Sehingga keseluruhan melambangkan keperkasaan tanpa tanding dalam
menjujung tinggi cita-cita luhur bangsa Indonesia.
3. Tunas Kelapa Gerakan Pramuka. Melambangkan bahwa setiap anggota
Gerakan Pramuka hendaknya serbaguna. Seperti kegunaan seluruh bagian
pohon kelapa.
4. 2 Tangkai padi yang menguning. Melambangkan kemakmuran dan
kesejahteraan.
5. Segilima, Melambangkan Dasar Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila.
6. Garis tepi warna kuning, melambangkan jiwa Pramuka yang kesatria.
7. Untaian pita berwarna merah dengan tulisan Saka Wira Kartika berwarna hitam
a. Warna Pita merah melambangkan keberanian.
b. Warna tulisan hitam melambangkan ketegasan.
8. Tulisan Saka Wira Kartika :
a. Saka ( Satuan Karya Pramuka ) adalah wadah pendidikan guna menyakurkan
minat, mengembangkan bakat, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai
bidang Ilmu pengetahuan dan tehnologi.
b. Wira adalah kesatria muda yang terampil, tangkas dan cerdas.
c. Kartika adalah Bintang yang tinggi, melambangkan cita-cita yang tinggi dan
berbudi luhur.

BUKU PANDUAN SAKA WIRAKARTIKA

BUKU PANDUAN
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS
SAKA WIRA KARTIKA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT


STAF UMUM TERITORIAL

KATA PENGANTAR
Sebagai tindak lanjut hasil kerjasama TNI Angkatan Darat dengan Kwarnas Gerakan
Pramuka yang di tandai dengan pencanangan melalui “ Apel Pramuka “ pada tanggal 28
Oktober 2007 di Makodam Jaya, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda 2007. Kesadaran
Bela Negara harus dibangun, dibina dan ditumbuhkan dalam diri setiap warga negara sejak
usia dini melalui pendidikan praktis sepanjang hayat, diantaranya Gerakan Pramuka. Dalam
rangka me-nyalurkan bakat dan minat kaum muda dalam Kepramukaan, perlu dibentuk
Krida-krida sebagai wadah bagi anggota Pramuka sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan anggota Saka Wira Kartika, dibutuhkan syarat-syarat Tanda Kecakapan Khusus
yang harus dilalui oleh anggota Saka Wira Kartika.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, pada bulan April tahun 2008 TNI AD telah
menerbitkan Buku Panduan Syarat Kecakapan Khusus Saka Wira Kartika, dalam melengkapi
Buku Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Bela Negara dalam Kepramukaan
Kerjasama TNI AD – Kwarnas Gerakan Pramuka. Buku ini dapat dimanfaatkan sebagai
sarana meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan para Pramuka di bidang
Navigasi Darat, Pioneering, Mountaineering, Survival dan Penanggulangan Bencanaserta
meningkatkan motifasi untuk nyata dan Produktif
Diharapkan dengan terbitnya Buku Panduan Syarat Kecakapan Khusus Saka Wira
Kartika ini akan dapat mempermudah para instrktur dan Pamong saka dalam rangka
memberikan kepelatihan kepada peserta didik. Harapan kami dalam hal pelaksanaannya, para
instruktur dan Pamong Saka dapat lebih mengarahkan peserta didik untuk memiliki
kemampuan praktis dan sebagai bekal dalam meningkatkan kemampuan diri. Begitu juga
materi kepelatihan perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan bakat, minat dan
kemampuan peserta didikserta kepentingan organisasi Kepramukaan, khususnya Saka Wira
Kartika. Dengan telah terbitnya Buku Panduan Syarat Kecakapan Khusus tersebut, mudah-
mudahan dapat memenuhi tuntunan dan perkembangan Saka Wira Kartika pada Khususnya
dan bagi organisasi Gerakan Pramuka pada umumnya. Setiap saran dan kritik membangun
untuk penyempurnaan buku ini akan kami terima dengan senang hati.
Demikian kata pengantar dari kami dan sekaligus mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu diterbitkannya buku ini. Semoga bermanfaat

Jakarta, April 2008


Asisten Teritorial Kasat
Selaku
Pimpinan Saka Wira Kartika
ttd
Hotmangaradja Pandjaitan
Mayor Jenderal TNI
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
STAF UMUM TERITORIAL
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum ..............................................................................................................................
2. Maksud dan Tujuan .........................................................................................................
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ..........................................................................................
4. Dasar ...............................................................................................................................

BAB II
KRIDA NAVIGASI DARAT
5. SKK Pengetahuan Peta dan Medan ..................................................................................
6. SKK Kompas Siang dan Kompas Malam ..........................................................................
7. SKK Pengetahuan Resection dan Intersection ...................................................................
8. SKK Pengetahuan Global Position System ( GPS ) ..........................................................
BAB III
KRIDA PIONEERING
9. SKK Tali Temali ...............................................................................................................
10. SKK Pembuatan Jembatan Improvisasi ............................................................................
11. SKK Pembuatan Perkemahan ............................................................................................
12. SKK Bekal Air dan Listrik .................................................................................................

BAB IV
KRIDA MOUNTAINEERING
13. SKK Panjat Tebing ...........................................................................................................
14. SKK Turun Tebing ............................................................................................................
15. SKK Travesing ..................................................................................................................
BAB V
KRIDA SURVIVAL
16. SKK Jenis-jenis Tumbuhan ................................................................................................
17. SKK Jenis-jenis Binatang ...................................................................................................
18. SKK Hutan Gunung dan Ralasuntai ...................................................................................
19. SKK Pemeliharaan dan Bongkar Pasang Senjata ...............................................................
20. SKK Sikap Menembak dan Latihan Bidik Kering ..............................................................
21. SKK Menembak ...................................................................................................................

BAB VI
KRIDA PENANGGULANGAN BENCANA
22. SKK Manajemen Penanggulangan Bencana .........................................................................
23. SKK Pejalanan dan Penanganan Gawat Darurat ( PPGD ) ....................................................
24. SKK Pengetahuan Komunikasi Radio ....................................................................................
25. SKK Tata Cara Memasak .......................................................................................................

BAB VII
PENUTUP
26. Penutup ...................................................................................................................................
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
STAF UMUM TERITORIAL
BUKU PANDUAN
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS
SAKA WIRA KARTIKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Bela Negara sebagai kewajiban dasar manusia juga merupakan kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggungjawab dan rela berkorban
bagi bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesadaran Bela Negara harus
dibangun, dibina dan ditumbuh kembangkan dalam diri setiap warga negara sejak usia dini
melalui pendidikan seumur hidup dalam bentuk proses pembelajaran interaktif, partisipatif
dan progresif sepanjang hayat. Dalam usaha menjaga integritas bangsa dan negara, perlu
meningkatkan pembinaan pemberdayaan partisipasi masyarakat sesuai dengan tuntutan
keadaan dewasa ini. TNI AD melalui fungsi pembinaan teritorial berusaha membangkitkan,
mendorong, mengarahkan serta mengendalikan keinginan, semangat dan daya masyarakat
terutama bagi generasi muda, dalam rangka peningkatan pembinaan partisipasi masyarakat
terutama bagi generasi muda, dalam rangka peningkatan pembinaan partisipasi masyarakat
dalam mewujudkan Kesadaran Bela Negara sesuai amanat pasal 30 ayat (2) UUD 1945.

b. Sesuai dengan Pasal 7 Ayat 1 Undang-undang RI Nomor 34 tahun 2004 menyatakan bahwa
tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,, mempertahankan keutuhan wilayah
NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Sedangkan pada ayat 2 menyatakan bahwa tugas pokok TNI dilaksanakan melalui Operasi
Militer Untuk Perang ( OMUP ) dan Operasi Militer Selain Perang ( OMSP ) serta pada butir
8 menyatakan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan dan pendukungnya secara dini sesuai
dengan sistem pertahanan Semesta. Sebagai aplikasi dari Pemberdayaan Wilayah Pertahanan,
salah satunya memberdayakan Sumber Daya Manusia ( SDM ) masyarakat Indonesia,
terutama generasi potensial dalam wadah pembinaan Gerakan Pramuka.

c. Satuan Karya Wira Kartika merupakan bagian integral dari Gerakan Pramuka dan jajaran
Kwartir Gerakan Pramuka yang merupakan wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan ketrampilan dan
pengalaman Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam berbagai bidang
kejuruan/teknologi, serta memotivasi mereka untuk melaksanakan kegiatan karya nyata dan
produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupan dan pengabdiannya kepada
masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan
perkembangan pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan nasional. Keberadaan dan
kegiatan operasional dari Saka Wira Kartika sebagai kepanjangan proses pendidikan
progresif sepanjang hayat Kepramukaan yang berlandaskan pada Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

d. Dalam mendukung operasional Saka Wira Kartika dibutuhkan Buku Panduan Syarat
Kecakapan Khusus yang merupakan kumpulan materi kegiatan dalam Saka Wira Kartika
yang harus dilakukan oleh peserta didik, sehingga apabila dinyatakan lulus dalam materi
kegiatan yang disyaratkan, maka peserta didik berhak memperoleh dan memakai Tanda
Kecakapan Khusus sesuai dengan bidang masing-masing. Buku Panduan Syarat Kecakapan
Khusus merupakan produk bersama sesuai hasil pengkajian Tim Pokja Kwarnas Gerakan
Pramuka dan Tim Pokja TNI AD. Dengan adanya panduan tersebut, maka dapat membantu
kelancaran para pelatih, instruktur dan pamong dalam rangka pembinaan dan pengembangan
kegiatan Kepramukaan dalam wadahSaka Wira Kartika di wilayah.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Sebagai pedoman dalam pembinaan dan pengembangan Saka Wira Kartika di
wilayah.
b. Tujuan. Meningkatkan dan memperlancar pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Saka
Wira Kartika di wilayah.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Buku Panduan Syarat Kecakapan Khusus Saka Wira
Kartika yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Krida Navigasi Darat.
c. Krida Pionneering.
d. Krida Mountainering.
e. Krida Survival.
f. Krida Penanggulangan Bencana.
g. Penutup.

4. Dasar.

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan.


b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia.
c. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.
d. Keputusan Presiden RI Nomor 104 tahun 2004 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
e. Kesepakatan bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri
Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Agama, Menteri Pemuda dan Olahraga
dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 118 tahun 2006, Nomor
KB/05/M/X/2006,Nomor 51/X/KB/2006 Nomor 52 tahun 2006, Nomor
0145/MENPORA/X/2006, Nomor 161 tahun 2006 tentang peningkatan upaya bela negara
melalui Gerakan Pramuka.
f. Peraturan bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Nomor Perksad 182/X/2007 dan Nomor 199 tahun 2007 tentang kerjasama dalam usaha
pembinaan dan pengembanganPendidikan Bela Negara dan Kepramukaan.
g. Surat Keputusan bersama Dirjen Pothan Dephan dan Kak. Kwarnas Gerakan Pramuka
Nomor SKEP/27/VII/2006. Nomor 098 tahun 14 Juli 2007 tentang Pengesahan Buku
Panduan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dalam Gerakan Pramuka.
h. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Nomor 086 tahun 2005 tentang Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka.
i. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 182 tahun 2006 tentang
petunjuk penyelenggaraan Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka.
j. keputusanKetua Kwartir Gerakan Pramuka Nomor 188 tahun 2006 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka.
k. Keputusan Ketua Kwartir Gerakan Pramuka Nomor 181 tahun 2007 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka.

BAB II
KRIDA NAVIGASI DARAT

5. SKK PENGETAHUAN PETA DAN MEDAN.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga. (Tidak diadakan).

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengetahui dan mengerti tentang peta dan medan.


b) Mengetahui dan mengerti tanda-tanda peta.
c) Mengetahui bagian-bagian dan pengertian peta Topografi.
d) Mengetahui bagian-bagian dan pengertian peta Tematik.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami dan dapat menentukan koordinat peta.


b) Memahami dan mampu cara menyambung peta.
c) Mengetahui bagian-bagian dan pengertian peta Topografi.
d) Mengetahui bagian-bagian dan pengertian peta Tematik.
4) Pramuka Pandega.
a) Menguasai dan mahir menentukan koordinat peta.
b) Menguasai dan mahir cara menghitung kedar peta.
c) Menguasai dan mahir menghitung sudut tanjakan.
d) Dapat menjelaskan pengetahuan peta dan medan.
e) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 ( dua ) orang pramuka penggalang dan seorang
pramuka penegak sehingga memperoleh TKK Kompas Siang dan Kompas Malam.

b. Pokok Bahasan.

1) Pengertian Peta dan Medan. Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi
yang yang dipindahkan ke dalam bidang datar, baik benda alam maupun benda buatan
manusia yang dapat dipertanggungjawaban kebenarannya. Medan adalah bagian dari
permukaan bumi dengan segala benda yang tidak bergerak di atas permukaannya, baik benda
alam maupun benda buatan manusia. Jenis-jenis peta antara lain :

a) Peta Topografi. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan posisi mendatar dan tegak
dari semua benda medan yang tidak bergerak di permukaan bumi.

b) Peta Tematik. Adalah peta yang berisi gambaran satu atau dua tema khusus yang di susun
berdasarkan data statistik seperti peta jenis tanah dan peta perairan.

(1) Peta Jenis Tanah adalah peta yang hanya menjelaskan jenis tanah yang terdapat pada suatu
wilayah (jenis tanah alluvial endapan sungai, tanah liat berpasir dan tanah lempung). Contoh
sebagai berikut :

(2) Peta perairan adalah peta yang hanya menjelaskan unsur perairan yang terdapat pada suatu
wilayah (sungai, danau, rawa dan waduk). Contoh sebagai berikut :

2) Pengertian Tanda-tanda Peta. Tanda-tanda Peta. Tanda peta adalah sejumlah gambar
pengganti yang mewakili bagian medan, benda medan dan tanda medan. Tanda-tanda peta
dapat dibedakan menurut warna dan bentuknya.

Tanda peta menurut warna.


a) Warna Hitam. Untuk menunjukkan sebagian besar benda-benda medan buatan manusia
(misalnya jalan KA, tanda titik ketinggian, batas daerah dan tumbuh-tumbuhan).

b) Warna Biru. Untuk menunjukkan tanda-tanda perairan (sungai, sawah, danau).

c) Warna Merah. Untuk menentukan tanda-tanda peta berupa konstruksi dari batu/bangunan,
jalan keras.

d) Warna Hijau. Untuk menentukan tanda-tanda peta berupa daerah/tempat yang didiami
manusia (perkampungan).

e) Warna Cokelat. Untuk menentukan tanda-tanda peta berupa ketinggian (kontur, kedalaman
permukaan bumi dan sebagian jalan keras lebih rendah).

3) Pengertian Koordinat Peta. Titik koordinat adalah pertemuanantara garis tegak dengan
garis mendatar di atas peta. Pada setiap lembar peta terdapat grid (garis tegak lurus) yang
membentuk kotak bujur sangkar yang disebut karvak. Menghitungnya dari Barat ke Timur
(KI/KA), selanjutnya dari Sealatan ke Utara (BA/TAS).
Contoh : Koordinat 8 angka.
Co. 2343 3056 artinya X = 2343
Y = 3056

4) Tehnik Menyambung Peta. Bila daerah yang dipelajari luas, maka peta yang digunakan
terdiri dari beberapa lembar peta. Untuk menyambung peta-peta tersebut dapat dilihat pada
petunjuk nomor peta yang terdapat pada setiap lembar peta di bagian kiri bawah (ada 9 kotak
bujur sangkar kecil yang masing-masing berisi nomor peta dan kotak yang di tengah diarsir).

PETUNJUK NOMOR HELAI PETA

36/XXXVII-B 37/XXXVII-A 37/XXXVII-B


36/XXXVII-D 37/XXXVII-C 37/XXXVII-D

36/XXXVIII-B 37/XXXVIII-A 37/XXXVIII-B

5) Pengertian Kedar Peta. Kedar peta adalah perbandingan jarak mendatar antara dua titik di
peta dengan dua titik yang samadi medan. Untuk menghitung kedar dapat kita gunakan rumus
sebagai berikut :

Keterangan :
K : Kedar
JM : Jarak Mendatar di Medan.
JP : Jarak di Peta.

Contoh soal :
Diketahui :
JP : 2 cm.
JM : 1000 m.
Ditanya :
Berapa kedarnya ?
Jawab :

6) Pengertian Sudut Tanjakan. Sudut tanjakan adalah perbandingan selisih dua titik
ketinggian dengan jarak mendatarnya dimedan. Bagi anggota pramuka sangat penting untuk
mengetahui terjalnya suatu tanjakan karena dengan mengetahui terjalnya suatu tanjakan
tersebut kita dapat melakukan pergerakan lanjutan di lapangan sebenarnya.
Untuk perbandingan antara selisih tinggi dengan jarak mendatar maka satuan panjangnya
harus sama (meter).

a) Perbandingan antara selisih tinggi dengan jarak mendatar.


Contoh : Selisih Tinggi = 25 meter, Jarak mendatar = 100 meter.

b) Menyatakan selisih tinggi dengan jarak mendatar dalam derajat.

Catatan :
(1) T radial = 57,3
(2) Rumus diatas dapat digunakan untuk sudut tanjakan yang lebih kecil dari 30
(3) Perhitungan untuk lereng-lereng yang mendaki dinyatakan dengan tanda Plus (+),
sedangkangkan yang menurun dinyatakan dengan tanda Minus (-) dalam penulisannya.

6. SKK KOMPAS SIANG DAN KOMPAS MALAM.

a. Umum

1) Pramuka Siaga.

a) Dapat menyebutkan bagian-bagian dari kompas.


b) Dapat menyebutkan arah mata angin.

2) Pramuka Penggalang

a) Mengetahui dan mengerti bagian-bagian kompas prisma.


b) Dapat menggunakan kompas prisma pada siang dan malam hari.
c) Mampu menentukan sudut besaran derajat.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami bagian-bagian kompas prisma.


b) Memahami dan mampu melaksanakan orientasi peta dengan kompas.
c) Mampu menjelaskan kegunaan kompas prisma.
d) Dapat menentukan besaran sudut jurusan pada kompas prisma.
e) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang pramuka penggalang sehingga memperoleh TKK
Kompas Siang dan Kompas Malam.

4) Pramuka Pandega.

a) Menguasai dan mahir bagian-bagian kompas prisma.


b) Menguasai dan mahir melaksanakan orientasi peta dengan kompas.
c) Menguasai dan mahir melaksanakan kompas siang dan kompas malam.
d) Mampu menjelaskan tentang cara menentukan besaran sudut jurusan pada kompas prisma.
e) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang pramuka penggalang dan seorang pramuka
penegak sehingga memperoleh TKK Kompas Siang dan Kompas Malam.

b. Pokok Bahasan

1) Pengertian Kompas. Kompas adalah alat yang umum digunakan untuk menentukan arah
dan sudut dilapangan. Bagian-bagian kompas adalah sebagai berikut :

2) Orientasi Peta dengan Kompas. Sebelum peta digunakan terlebih dahulu peta harus
diorientasi sehingga peta tersebut terletak horizontal dalam kedudukan utara/selatan peta
sesuai dengan utara selatan medan. Cara mengorientasi peta dengan Kompas :

a) Buka peta dan letakkan di atas bidang datar.


b) Buka kompas dan letakkan di atas peta.
c) Himpitka garis rambut dan tanda baca yang bercahaya pada kompas sejajar dengan garis grid
utara selatan pada peta.
d) Putar peta dan kompas sehingga jarum kompas searah dengan garis utara magnit.
e) Dengan demikian peta telah terorientasi kea rah utara.

3) Pengertian Kompas Siang dan Kompas Malam.

a) Pengertian Kompas Siang. Kompas Siang adalah suatu cara yang digunakan untuk
menentukan arah/menuju sasaran yang telah di tentukan pada siang hari. Langkah-langkah
penggunaan kompas siang adalah :

(1) Buka tutup kompas hingga berdiri tegak.


(2) Letakkan/angkat prisma ke atas kaca kompas.
(3) Masukan ibu jari ke dalam cincin kompas dan luruskan telujuk ke depan sehingga rapat pada
bagian tutup kompas dengan maksud agar pada waktu kompas dibidikkan tidak bergerak.
(4) Dari tiang bidikan, kedua kaki rapat/sikap sempurna dan menghadap penuh ke sasaran.
(5) Bawa kompas ke depan mata dan langsung membidik, mata yang tidak membidik
dipejamkan.
(6) Lihat standar melalui prisma.
(7) Luruskan garis rambut pada tutup kompas dengan sasaran.
(8) Baca garis-garis/angka derajat dalam kompas melalui prisma yang sejajar dengan garis
rambut pada kaca kompas dan sasaran.
(9) Itulah sudut yang di maksud.
(10) Melaksanakan Back Azimuth ( Bidikan ke belakang )
sebagai koreksi sudut jurusan.

b) Pengertian kompas malam. Kompas malam adalah suatu cara yang di gunakan untuk
menentukan arah/menuju sasaran yang telah ditentukan yang dilaksakan pada malam hari.
Langkah-langkah penggunaan kompas pada malam hari adalah :

(1) Buka tutup kompas hingga rata.


(2) Kendorkan sekrup pengapit.
(3) Putar kaca kompas sesuai sudut yang dikehendaki.
(4) Kencangkan sekrup pengapit.
(5) Kompas dibawa ke depan dada.
(6) Putar badan dan kompas sehingga jarum kompas yang bercahaya berhimpit dengan tanda
baca yang bercahaya.
(7) Garis rambut dan tanda baca yang bercahaya menunjukkan arah kompas.

7. SKK PENGETAHUAN RESECTION DAN INTERSECTION.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga. (tidak diadakan)

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengetahui dan mengerti kegunaan dari Resection (mengikat ke depan) dan Intersection
(mengikat ke belakang).
b) Mengetahui dan mengerti cara melaksanakan Resection (mengikat ke depan) dan
Intersection (mengikat ke belakang).
c) Dapat menyebutkan alat yang digunakan dalam pengetahuan Resection (mengikat ke depan)
dan Intersection (mengikat ke belakang).

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami dan mampu menjelaskan Resection (mengikat ke depan) dan Intersection


(mengikat ke belakang).
b) Dapat melaksanakan Resection (mengikat ke depan) dan Intersection (mengikat ke
belakang).
c) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK
Pengetahuan Resection (mengikat ke depan) dan Intersection (mengikat ke belakang).

4) Pramuka Pandega.

a) Menguasai dan mahir menjelaskan Resection (mengikat ke depan) dan Intersection


(mengikat ke belakang).
b) Mahir melaksanakan Resection (mengikat ke depan) dan Intersection (mengikat ke
belakang).
c) Dapat menentukan obyek baru untuk melaksanakan Resection (mengikat ke depan) dan
Intersection (mengikat ke belakang).
d) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan seorang Pramuka
Penegak memperoleh TKK Pengetahuan Resection (mengikat ke depan) dan Intersection
(mengikat ke belakang).

b. Pokok Bahasan.

1) Pengertian Resection (mengikat ke depan) dan Intersection (mengikat ke belakang).


a) Resection(mengikat ke depan) adalah cara untuk menentukan tempat/kedudukan sendiri di
medan ke titik di peta dengan menggunakan dua titik pertolongan yang terdapat di peta dan di
medan sebenarnya.
b) Intersection (mengikat ke belakang) adalah cara untuk menentukan tempat/kedudukan pihak
lain di medan ke titik yang ada di peta dengan menggunakan titik pertolongan yang terdapat
di peta dan di medan.

2) Cara Melaksanakan Resection (mengikat ke depan) dan Intersection (mengikat ke


belakang).

a) Resection (mengikat ke depan) dengan kompas.

(1) Pilih dua titik tanda yang sudah dikenali di lapangan dan juga di peta.
Contoh : Titik 1 Menara ( Arah kompas 146 ).

(2) Dari arah kompas 146 ditarik garis Back Azimuth (bidikan arah balik/ke belakang) sebesar
326.
Contoh : Titik 2 Pura ( Arah kompas 248 ).

(3) Dari arah kompas 248 ditarik garis Back Azimuth (arah balik) sebesar 68.

(4) Dari hasil perpotongan kedua garis tersebut merupakan kedudukan kita sendiri.

b) Intersection (mengikat ke belakang) dengan kompas.


(1) Pilih dua titik tanda yang sudah dikenali di medan dan di peta.
Contoh : - Titik 1 Menara ( Arah kompas 146 ).
Titik 2 Pura ( Arah kompas 248 ).
(2) Dari titik 1 (satu) kita melaksanakan pergerakan ke arah titik 2 (dua) minimal sejauh50 meter
s.d 100 m. Dari titik 2 (dua) melaksanakan kompas ke sasaran (mercu suar). Dari hasil
perpotongan kedua garis tersebut merupakan kedudukan pihak lain.
Contoh Gambar :

8. SKK PENGETAHUAN GLOBAL POSITION SYSTEM (GPS).

a. Umum.

1) Pramuka Siaga.(Tidak diadakan)

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengetahui dan mengerti kegunaan dari alat GPS.


b) Mengetahui dan mengerti bagian-bagian alat GPS.
c) Dapat mengoperasikan alat GPS.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami kegunaan alat GPS.


b) Memahami dan mampu menjelaskan dan kegunaan dari bagian-bagian alat GPS.
c) Memahami dan mampu mengoperasikan alat GPS.
d) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK
Pengetahuan Global Position System (GPS).

4) Pramuka Pandega.

a) Menguasai kegunaan alat GPS.


b) Menguasai dan mahir menjelaskan dan kegunaan dari bagian-bagian GPS.
c) Menguasai dan mahir mengoperasikan alat GPS.
d) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan seorang Pramuka
Penegak sehingga memperoleh TKK Pengetahuan Global Position System (GPS).

b. Pokok Bahasan.
1) Kegunaan Alat Global Position System (GPS). GPS adalah alat untuk menentukan posisi
suatu tempat secara teliti dengan bantuan satelit yang ada dan dapat digunakan untuk
melaksanakan navigasi.

2) Bagian-bagian Alat Global Position System (GPS).

3) Pengoperasian Alat GPS.

a) Menghidupkan. Tekan tombol merah (bergambar lampu) sehingga akan muncul layar seperti
gambar.

b) Jika alat belum dapat menjejak sinyal satelit, maka akan keluar layar konfigurasi angka-
angka berupa gambar dua lingkaran dan beberapa tanda nomor satelit.

c) Tunggu sampai alat akan munculkan layar inisial (CHOOSE INIT).

d) Pilih country, tekan Enter daftar negara akan muncul, lalu dengan tombol besar, panah ke
atas dan ke bawah, pilih indonesia tekan enter kemudian tunggu.

e) Layar status satelit akan muncul dan alat sedang mencari sinyal satelit yang nomornya
tergambar pada layar.

f) Tunggu sampai sinyal-sinyal dapat terjejak dengan tanda diagram batang di atas nomor-
nomor yang ada. Sinyal satelit yang terjejak ditandai dengan diagram batang, makin kuat
sinyal makin tinggi batang tergambar.
g) Setelah jumlah minimum sinyal satelit dapat terjejak, maka alat akan menampilkan layar
posisi secara otomatis seperti gambar :

h) Mematikan alat. Tekan tombol merah (gambar lampu) sampai pesawat akan padam sendiri.

BAB III
KRIDA PIONEERING

9. SKK TALI TEMALI.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga. (tidak diadakan)

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengerti dan dapat membuat minimal 2 (dua) Simpul.


b) Mengerti dan dapat membuat minimal 2 (dua) Jerat.
c) Mengerti dan dapat membuat minimal 2 (dua) Ikatan.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami dan mampu membuat minimal 4 (empat) Simpul.


b) Memahami dan mampu membuat minimal 4 (empat) Jerat.
c) Memahami dan mampu membuat minimal 4 (empat) Ikatan.
d) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK
Tali Temali.

4) Pramuka Pandega.
a) Menguasai dan mahir membuat minimal 10 (sepuluh) Simpul.
b) Menguasai dan mahir membuat minimal 14 (empat belas) Jerat.
c) Menguasai dan mahir membuat minimal 7 (tujuh) Ikatan.
d) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan seorang Pramuka
Penegak sehingga memperoleh TKK Tali Temali.

b. Pokok Bahasan.

1) Simpul.

a) Simpul Hidup. Digunakan untuk menyambung tali yang sama besarnya dan cara
membuatnya sebagai berikut:

(1) Buat simpul biasa pada kedua ujung tali.


(2) Tekuk/lipat kedua ujung simpul, sehingga ujung simpul sejajar dengan bagian tali yang
panjang.
(3) Tarik kedua tali secara berlawanan, sehingga sambungan menjadi kencang.

b) Simpul hidup dengan sosok. Digunakan untuk menyambung tali yang sama besarnya,
dengan tujuan agar sambungan tersebut mudah dilepaskan kembali dan cara membuatnya
sebagai berikut :

(1) Buat simpul hidup pada ujung tali.


(2) Salah satu ujung pendeknya putar ke yang berlawanan sehingga membentuk sosok baru.
(3) Tarik bagian tali yang panjang berlawanan arah dengan kuat-kuat, sehingga sambungan
menjadi kencang.

c) Simpul tenun/simpul anyam. Digunakan untuk menyambung tali yang besarnya tidak sama,
licin atau basah dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1) Buat sosok pada ujung tali yang besar.


(2) Melalui sosok tersebut susupkan tali kecil dan putar sehingga melilit sosok dan membentuk
mata.
(3) Tarik kedua ujung tali besar dan kedua ujung tali kecil secara berlawanan.

d) Simpul tenun berganda/simpul anyam rangkap digunakan untuk menyambung tali yang tidak
sama besarnya, dalam keadaan basah agar sambungan lebih kuat dan cara membuatnya
sebagai berikut :

(1) Buat sosok pada ujung tali yang besar.


(2) Buat mata pada ujung tali yang kecil, yang dililit sosok tali besar.
(3) Lilitkan sekali lagi tali kecil pada sosok tali besar, sehingga ujung tali kecil membentuk mata.
(4) Tarik kedua ujung tali secara berlawanan.

e) Simpul penarik. Digunakan untuk menambatkan benda/hewan pada patok dan cara
membuatnya sebagai berikut :

(1) Buat simpul biasa di tengah-tengah tali.


(2) Tarik lingkaran tengah simpul melalui sela-sela kaki simpul.
(3) Masukkan sosok dari hasil tarikan simpul tersebut pada patok yang telah disiapkan.
(4) Tarik kedua ujung tali sehingga simpul menjadi kuat kencang.

f) Simpul kelapa. Digunakan untuk menyambung tali, yang sama besar agar sambungan lebih
kuat dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1) Buat mata pada salah satu ujung tali yang akan di sambung.
(2) Buat mata satu lagi pada ujung tali yang lain, dengan jalan menyusupkan melalui sela-sela
mata pada tali yang pertama secara bersilangan.
(3) Tarik kedua ujung tali secara berlawanan.

g) Simpul kursi. Digunakan untuk mengangkut orang sakit dan cara membuatnya sebagai
berikut :
(1) Buat dua buah mata di tengah-tengah tali yang sejajar.
(2) Geser mata dengan jalan menganyamnya.
(3) Buat sosok yang besar dari kedua mata yang telah dianyam tersebut
(4) Dari kedua ujung tali masing-masing buat mata yang melilit sosok yang baru dibuat.

h) Simpul aceh. Digunakan untuk membawa atau mengikat tawanan dan cara membuatnya
sebagai berikut :
(1) Buat dua buah mata di tengah-tengah tali yang sejajar.
(2) Geserkan kedua mata dengan cara menganyam.
(3) Buat sosok yang besar dari kedua mata yang dianyam, masukkan ke bahu kanan atau bahu
kiri tawanan.
(4) Tarik kedua ujung tali sehingga simpul mengikat dengan ketat pada bahu tawanan.

i) Simpul mati. Digunakan untuk mengakhiri suatu ikatan dan cara membuatnya sebagai
berikut :

(1) Buat simpul pada tali.


(2) Dengan kedua kaki simpul buat simpul baru.
(3) Tarik kedua kaki simpul sehingga simpul kuat.

j) Simpul mata dengan sosok. Digunakan untuk memperkuat ikatan dan cara membuatnya
sebagai berikut :

(1) Buat sosok pada ujung tali.


(2) Buat mata pada ujung tali yang pendek.
(3) Belitkan kaki mata pada bagian tali yang panjang dan susupkan ke mata lagi.
(4) Belitkan sekali lagi kaki mata pada kaki sosok dan susupkan ke mata lagi.
(5) Tarik bagian tali yang panjang dan tahan pada sosok sehingga simpul menjadi kuat.

2) Bentuk Jerat.
a) Jerat rangkap, digunakan untuk membuat tangga dari tali, mencabut patok dan cara
membuatnya sebagai berikut :

(1) Buat mata yang sedang di tengah tali.


(2) Putarkan mata sehingga berhimpit dan kedudukan kedua ujung tali di antara kedua mata.
(3) Masukkan kedua mata pada balok.
(4) Tarik kedua ujung tali secara berlawanan.

b) Jerat tukang kayu, digunakan untuk ikat permulaan pada balok dan cara membuatnya sebagai
berikut :

(1) Buat mata pada ujung tali yang melingkar balok, lipat ujung tali pendek melingkar pada tali
panjang. Lilitkan ujung tali tersebut pada mata secara berulang-ulang.
(2) Tarik ujung yang panjang sehingga jerat dengan kuat mengikat pada balok.

c) Jerat memperpendek tali, digunakan untuk memperpendek tali yang terlalu panjang dan cara
membuatnya sebagai berikut :

(1) Buat dua buah sosok secara berurutan di tengah-tengan tali.


(2) Dari masing-masing ujung tali, buat mata yang membelit pada sosok yang telah dibuat
tersebut.
(3) Tarik kedua ujung tali sehingga kencang.

d) Jerat rangkap berganda, digunakan untuk mengikatkan tali pada balok dan cara membuatnya
sebagai berikut :

(1) Buat dua belitan pada balok.


(2) Buat belitan sekali lagi pendek di sisi tali yang panjang.
(3) Tarik ujung tali yang pendek dan ujung tali yang panjang.

e) Jerat mata kait, digunakan untuk mengangkat benda dengan bantuan katrol dan cara
membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat mata pada tali.
(2) Masukkan mata tersebut pada pengait katrol.
(3) Tarik katrol, sehingga jerat menjadi kencang.

f) Jerat tiang rangkap,digunakan untuk menambatkan perahu atau hewan pada pohon atau
patok dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1) Buat mata pada ujung tali.


(2) Buat dua buah sosok pada ujung tali pendek dan selipkan ke dalam mata.
(3) Belitkan ujung sosok pada bagian tali yang panjang dan ujungnya selipkan pada mata lagi.
(4) Tarik tali panjang dan ujung tali pendek secara berlawanan.

g) Jerat tangga, digunakan untuk membuat tangga dari tali dan cara membuatnya sebagai
berikut :

(1) Buat mata pada ujung tali.


(2) Belitkan ujung tali panjang pada ujung tali pendek, sehingga berlawanan.
(3) Selipkan tongkat pada mata dan tali panjang.
(4) Tarik ujung tali pendek dan tali panjang berlawanan.

h) Jerat sauh, digunakan untuk mengikat cincin besi/ cincin kait dan cara membuatnya sebagai
berikut :

(1) Belitkan ujung tali dua kali pada cincin/balok atau sauh, buat mata pada ujung tali pendek
dengan membelitkan pada tali panjang dan susupkan/selipkan pada sela-sela belitan tali
dengan cincin.
(2) Belitkan ujung tali pendek pada tali panjang beberapa kali dan ujung terakhirnya ikat
menjadi satu dengan bagian tali yang panjang.

i) Jerat setengah, digunakan untuk mengikat tali pada pohon dan cara membuatnya sebagai
berikut :
(1) Belitkan tali pada balok/pohon.
(2) Belitkan ujung tali pendek pada bagian tali panjang secara berulang-ulang.
(3) Rapatkan ujung tali pendek dengan tali panjang dan ikat dengan ikat belit.

j) Jerat sosok berganda, digunakan untuk mengaitkan katrol dan cara membuatnya sebagai
berikut :

(1) Buat sosok yang besar pada ujung tali.


(2) Buat dua buah sosok lagi dengan menarik dua kali sosok pertama secara berlawanan.
(3) Puntir sosok dari tali panjang sehingga membentuk mata.
(4) Rapatkan sosok dari tali pendek, puntir dan tekuk/lipat masukkan ke dalam mata tali yang
panjang.

k) Jerat penuh dan setengah, digunakan untuk mengikat tali pada pohon atau patok/cincin dan
cara membuatnya sebagai berikut :

(1) Belitkan ujung tali dua kali pada pohon/patok cincin.


(2) Belitkan kembali ujung tali yang pendek pada bagian tali yang panjang dengan bentuk mata
beberapa kali.
(3) Ikat ujung tali pendek dengan tali panjang.

l) Jerat mata rangkap dengan sosok, digunakan untuk mengaitkan tali pada katrol dan cara
membuatnya sebagai berikut :

(1) Lipat/tekuk tali menjadi dua bagian.


(2) Buat mata dan sosok pada tali yang ditekuk/ dilipat.
(3) Masukkan sosok kedalam mata dan tekuk keluar.
(4) Masukkan kaki sosok dan tali panjang ke sela-sela sosok yang ditekuk.
(5) Tarik tali panjang sehingga jerat menjadi kuat.
m) Jerat angka delapan dengan sosok, digunakan untuk mengaitkan tali pada patok dan cara
membuatnya sebagai berikut :

(1) Buat mata pada ujung tali dan masukkan ke dalam patok.
(2) Tekuk ujung tali yang pendek dan buat angka 8.
(3) Selipkan sisi ujung tali yang pendek ke dalam mata dan angka delapan.

n) Jerat laso, digunakan untuk mengikatkan tali pada patok dan cara membuatnya sebagai
berikut :

(1) Buat sosok pada ujung tali yang membelit patok.


(2) Buat simpul biasa pada ujung tali yang pendek pada sosok yang membelit tali panjang.
(3) Tarik tali panjang dan tahan pendek.

3) Bentuk Ikat Belit.

a) Ikat belit pokok, digunakan untuk mengikat dua buah benda yang disambung lurus atau
sejajar dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1) Sejajarkan balok yang akan disambung 30-50 Cm.


(2) Buat jerat tukang kayu sebagai permulaan ikatan pada kedua ujung pokok.
(3) Belitkan tali panjang pada kedua balok, belitan tersebut harus rapat, arah belitan berlawanan
dengan belitan tukang kayu.
(4) Selipkan ujung tali ke dalam belitan, buat jerat setengah.

b) Ikat belit pokok diubah, digunakan untuk menyambung dua buah benda yang disambung
lurus atau sejajar dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1) Sejajarkan balok yang akan disambung 30-50 Cm.


(2) Buat jerat tukang kayu sebagai permulaan pada kedua ujung balok.
(3) Buat belitan pada tali panjang beberapa kali pada kedua balok, belitan harus rapat satu sama
lain.
(4) Rubah dengan membuat antara pada belitan pertama dan kedua, antara dibuat dengan
membuat persilangan tali.
(5) Selipkan ujung tali pada belitan dan buat jerat setengah di ujungnya.

c) Ikat belit pokok dicekik, digunakan untuk membuat sambungan , silang atau lurus pada
pekerjaan jembatan maupun kemah/ barak/ sengkuap dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1) Buat jerat tukang kayu pada awal ikatan.


(2) Belitkan bagian tali yang panjang satu sama lain.
(3) Buat cekikan pada belitan dengan menggunakan sisa ujung tali, dengan cara menyelipkan tali
di antara kedua benda.
(4) Lilitkan beberapa kali dan matikan ujung tali dengan jerat setengah atau jerat rangkap.

d) Ikat belit silang, digunakan untuk menyambung dua buah benda yang tegak lurus dan cara
membuatnya sebagai berikut :

(1) Ikat jerat tukang kayu.


(2) Belitkan tali panjang pada persilangan, empat atau lima kali.
(3) Buat cekikan di sela-sela sambungan dua atau tiga belitan, ujung tali ikat belit dan jerat
tukang kayu eratkan dengan simpul hidup atau jerat rangkap.

e) Ikat belit puntir, digunakan untuk mengeraskan ikatan atau klem penjepit dan cara
membutnya sebagai berikut :

(1) Ikatkan tali pada gelagar dan menggapit dengan simpul mati.
(2) Masukkan kayu penusuk pada sela-sela tali dengan penggapit.
(3) Putar hingga ikatan kencang.

f) Ikat belit peneguh, digunakan untuk memperkuat patok peneguh (dua buah patok atau lebih)
dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1) Buat jerat tukang kayu pada salah satu patok.


(2) Belitkan tali panjang pada kedua patok rapat-rapat.
(3) Lilitkan ujung tali pada tali di antara patok beberapa kali.
(4) Matikan ujung tali dengan jerat setengah.
(5) Buat jerat tukang kayu sebagai awal ikatan.
(6) Buat belitan dengan tali panjang pada pasak dengan balok mendatar beberapa kali.
(7) Buat cekikan antara balok dengan pasak.
(8) Matikan ujung jerat dengan ujung lilitan memakai simpul atau jerat rangkap.

g) Ikat belit hidup, digunakan untuk menyambung dua buah benda yang disambung tegak lurus
dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1) Buat jerat tukang kayu pada awal ikatan.


(2) Belitkan tali panjang pada sambungan secara berurutan secukupnya.
(3) Rubah belitan dengan mencekik belitan pertama pada sela-sela sambungan dua atau tiga
belitan.
(4) Matikan ujung tali dengan ujung jerat menggunakan simpul hidup.

h) Jerat penuh rangkap, digunakan untuk mengaitkan katrol pada patok dan cara membuatnya
sebagai berikut :

(1) Belitkan tali dua kali pada patok/ pohon.


(2) Buat simpul pada kedua ujung tali yang membelit kedua belitan tali tersebut.
(3) Kaitkan katrol pada tali dan tarik hingga kencang.

10. SKK PEMBUATAN JEMBATAN IMPROVISASI.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga.(tidak diadakan)

2) Pramuka Penggalang.
a) Mengerti dan dapat membuat jembatan tepi sederhana.
b) Mengerti dan dapat membuat jembatan kuda-kuda.
c) Mengerti dan dapat membuat jembatan bambu satu.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami dan mampu membuat jembatan tepi sederhana.


b) Memahami dan mampu membuat jembatan kuda-kuda.
c) Memahami dan mampu membuat jembatan bambu satu.
d) Memahami dan mampu membuat jembatan tarik.
e) Memahami dan mampu membuat jembatan kaki delapan bersudut dua.
f) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK
Pembuatan Jembatan Improvisasi.

4) Pramuka Pandega.

a) Menguasai dan mahir membuat jembatan tepi sederhana.


b) Menguasai dan mahir membuat jembatan kuda-kuda
c) Menguasai dan mahir membuat jembatan bambu satu.
d) Menguasai dan mahir membuat jembatan tarik.
e) Menguasai dan mahir membuat jembatan kaki delapan bersudut dua.
f) Menguasai dan mahir membuat jembatan topang.
g) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan seorang Pramuka
Penegak sehingga memperoleh TKK Pembuatan Jembatan Improvisasi.

b. Pokok Bahasan. Jembatan dengan konstruksi sangat sederhana mudah dikerjakan dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat di lapangan.

1) Jembatan Tepi Sederhana.

a) Pekerjaan awal.
(1) Pembersihan tempat/ lokasi yang akan dibangun jembatan.
(2) Merambu yang meliputi pengukuran lebar jembatan, penentuan sumbu as jembatan dan
kedalaman sungai serta memeriksa kondisi tanah.
(3) Menentukan tempat kerja.

b) Pekerjaan pangkal jembatan.

(1) Menyiapkan tempat pangkal jembatan.


(2) Gali tanah secukupnya untuk kedudukan balok penyangga.
(3) Apabila kondisi tanah pada tebing pangkal jembatan mudah longsor, diperkuat dengan
turapan.
(4) Pasang balok penyangga melintang tegak lurus sumbu jembatan.
(5) Disamping kanan dan kiri balok penyangga dipasang patok agar tidak goyah.

c) Pemasangan gelagar.

(1) Pasang gelagar di atas balok penyangga sejajar arah sumbu jembatan (panjang gelagar
maksimal 6 M) apabila dari bambu atau batang kayu bulat minimal 10 Cm.
(2) Gelagar yang bertumpu di atas balok penyangga diratakan dan dipaku/diikat dengan kawat.
(3) Gelagar dipasang rapat apabila di atasnya ditimbun tanah.
(4) Untuk jembatan yang dilalui kendaraan jumlah gelagar dibuat minimal 8 batang pohon
kelapa/pohon yang berdiameter 25-30 Cm di- susun berjajar rapat dengan pucuk dan pangkal
batang satu dengan batang yang lain berlawanan.
(5) Pada ujung-ujung gelagar dipasang balok penahan kemudian dipasang piket (patok) di sisi
luar dan ujung-ujung balok penahan.

d) Pembuatan lantai.

(1) Lantai dibuat dari papan kayu bulat yang utuh atau dibelah.
(2) Dipasang melintang di gelagar memanjang diikat dengan kawat atau dipaku.
(3) Untuk memperkuat kedudukan lantai dipasang balok penutup atau penjepit lantai.
e) Pembuatan sandaran.

(1) Sandaran dibuat dari kayu persegi, kayu bulat atau bambu.
(2) Tiang sandaran dipasang pada bagian ujung-ujung pangkal jembatan ditanam di tanah.
(3) Kayu/bambu sandaran dihubungkan dengan tiang sandaran diikat kawat atau dipaku.

2) Jembatan kuda-kuda.

a) Pekerjaan awal.

(1) Pembersihan tempat/ lokasi yang akan dibangun jembatan.


(2) Merambu yang meliputi pengukuran lebar jembatan, kedalaman sungai serta kondisi tanah.
(3) Menentukan tempat kerja di daerah tepi dekat dan tepi jauh.

b) Pekerjaan pangkal jembatan.

(1) Menyiapkan tempat pangkal jembatan.


(2) Gali tanah secukupnya untuk kedudukan balok penyangga.
(3) Apabila keadaan tanah tebing pada pangkal jembatan mudah longsor diperkuat dengan
turapan.
(4) Pasang balok penyangga melintang atau tegak lurus sumbu jembatan.
(5) Disamping kiri dan kanan balok penyangga dipasang patok agar kedudukan balok tidak
goyah.

c) Pembuatan kuda-kuda.

(1) Kuda-kuda kaki sejajar.

(a) Membuat mal kuda-kuda dari tali di atas tanah sesuai dengan lebar jembatan yang akan
dibuat.
(b) Buat kuda-kuda dari batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm sesuai dengan mal yang
sudah dibuat.
(c) Pasang batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm pada kaki kuda-kuda bagian bawah
sebagai balok lumpur.
(d) Pasang penompang dari batang kayu/ bambu bersilangan di atas kedua kaki kuda-kuda dan
semua sambungan diikat dengan belit silang.

(2) Kuda-kuda kaki silang.

(a) Dua buah batang kayu bulat/ bambu minimal diameter 10 Cm diikat dengan ikatan belit
silang pada bagian persilangan bagian bawah sebagai kaki kuda-kuda.
(b) Pasang batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm pada kaki kuda-kuda pada bagian bawah
sebagai balok Lumpur.

d) Pembuatan gelagar.

(1) Pasang gelagar dari batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm minimal 3 batang di atas kuda-
kuda dan balok penyangga dengan diikat memakai ikat belit silang.
(2) Pasang balok penahan pada ujung-ujung balok gelagar yang bertumpu pada balok
penyangga.

e) Pembuatan lantai jembatan.

(1) Potong kayu bulat yang telah dibelah atau papan, sesuai dengan lebar jembatan yang telah
direncanakan.
(2) Pasang potongan papan, kayu bulat tersebut melintang di atas gelagar diikat dengan ikat
silang atau dipaku.
(3) Bila menggunakan bambu maka harus dianyam atau dibuat sasak.

f) Pembuatan sandaran.

(1) Sandaran dibuat dari kayu persegi, kayu bulat/bambu.


(2) Tanam bambu/kayu bulat pada ujung jembatan setinggi 90-100 Cm sebagai tiang sandaran.
(3) Pasang bambu/kayu bulat pada tiang sandaran tersebut sebagai titihan, untuk bagian tengah
titihan diikatkan pada kaki kuda-kuda sebagai tiang sandaran.

3) Jembatan Bambu Satu.

a) Kebutuhan Bambu.

(1) Bambu besar :


- 4 potong (ukuran 3 M).
- 1 potong (ukuran 250 Cm).
(2) Bambu sedang :
- 2 potong (ukuran 100 Cm, 60 Cm, 3 M).

b) Kebutuhan Tali.

(1) 16 Gulung (ukuran Panjang 6 M).


(2) 2 Gulung (ukuran Panjang 4 M).

4) Jembatan Tarik.

a) Kebutuhan Bambu.

(1) Bambu besar :


- 2 potong (ukuran 250 Cm).
- 2 potong (ukuran 160 Cm).
(2) Bambu sedang :
- 4 potong (ukuran 3 M).
- 5 potong (ukuran 1 M).
- 2 potong (ukuran 2 M).
- 1 potong (ukuran 160 Cm).
- 20 potong (ukuran 120 Cm).
(3) Bambu kecil :
- 14 potong (ukuran 50 Cm).

b) Kebutuhan Tali.

(1) 21 Gulung (ukuran panjang 6 M).


(2) 1 Gulung (ukuran panjang 7 M).
(3) 2 Gulung (ukuran 15 M).

5) Jembatan Kaki Delapan Bersudut Dua.

a) Kebutuhan Bambu.

(1) Bambu besar :


- 4 potong (ukuran 5 M).
- 4 potong (ukuran 4 M).
(2) Bambu sedang :
- 2 potong (ukuran 3 M).
- 6 potong (ukuran 2 M).
- 7 potong (ukuran 150 Cm).
- 60 buah (ukuran 150 Cm).

b) Kebutuhan Tali.

(1) 26 Gulung (ukuran panjang 6 M).


(2) 6 Gulung (ukuran panjang 15 M).

6) Jembatan Topang. Jembatan Topang hanya dapat digunakan untuk jembatan kelas 5 Ton
dan biasanya hanya digunakan jika tidak terdapat bahan-bahan lain seperti tali-tali pengikat
dan kayu bulat yang dapat ditebang di tempat itu. Jika di tepi-tepi terdapat peletak-peletak
yang dapat digunakan, lebih baik digunakan jembatan topang lain.

a) Jembatan Topang Tunggal. Terdiri dari dua kuda-kuda yang diikat, yang duduk pada
tebing-tebing rintangan dan ujung lainnya saling bertemu. Pada titik pertemuan ini kuda-kuda
penyangga pemikul lintang, yang diatasnya terletak bangunan atas jembatan. Kuda-kuda
harus dibuat sedemikian rupa, supaya satu dengan yang lainnya dapat tepat. Kemiringan
kuda-kuda tidak boleh kurang dari 1:2 dan lantai jembatan harus dengan kemiringan 1:60.
Tempat-tempat peletak dari kuda-kuda harus dapat tepat berhadap-hadapan dan pada
ketinggian yang sama dan harus diusahakan supaya kaki jembatan macam ini dapat
dikerjakan pada bentangan 10 M oleh 30 orang, dalam waktu kurang lebih 2 jam, jika bahan-
bahan sudah ada di tempat itu.
b) Jembatan Topang Berganda. Dapat dibuat sampai bentangan 12 M. Kedua kuda-kuda
tidak saling bertemu, tetapi dihubungkan dengan balok mendatar dan oleh karenanya terdapat
dua titik tumpu.

11. SKK PEMBUATAN PERKEMAHAN.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga. (Tidak diadakan).

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengerti dan dapat membuat minimal 2 macam Sengkuap.


b) Mengerti minimal 1 macam menara.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami dan Mampu Membuat minimal 2 macam Sengkuap.


b) Memahami dan Mampu Membuat minimal 1 macam Barak.
c) Memahami dan Mampu Membuat minimal 1 macam Menara.
d) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK
Pembuatan Perkemahan.
4) Pramuka Pandega.

a) Menguasai dan Mahir membuat minimal 2 macam Sengkuap.


b) Menguasai dan Mahir membuat minimal 2 macam Barak.
c) Menguasai dan Mahir membuat minimal 2 macam Menara.
d) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan seorang Pramuka
Penegak sehingga memperoleh TKK Pembuatan Perkemahan.

b. Perkemahan.
1) Sengkuap.
a) Sengkuap Satu Banjar Tiang. Cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Lembar Sengkuap kurang lebih 3 meter.
(2) Panjang Sengkuap tergantung jumlah personel yang menempatinya.
(3) Panjang petak 2 s.d 4 meter, menurut kekuatan bahan yang digunakan.
(4) Tinggi tiang kurang lebih 2,5 meter dan ditanam 0,5 meter.
(5) Belandar depan dipasang setinggi 1,8 meter.
(6) Panjang kasau 4,25 meter dan dipasang dengan jarak 0,5 meter, kasau menggunakan bambu
belah maka belahannya menghadap ke atas. Ujung kasau bagian atas (depan) dilebihkan di
atas belandar kurang lebih 0,6 meter.
(7) Pada bagian belakang tidak harus menggunakan belandar, untuk itu ujung-ujung kasau
ditancapkan di tanah.
(8) Bila penutup atas menggunakan daun pisang atau alang-alang maka lebih dulu dipasang reng
di atas kasau dengan jarak 0,3 meter untuk mengikat atap.
(9) Di sekeliling Sengkuap dibuatkan parit, tanah bekas galiannya yang kering dan dapat
digunakan untuk meninggikan lantai.
(0) Sebagai bahan penutup dapat menggunakan daun palem atau anyaman bambu, dll.
b) Sengkuap Dua Banjar Tiang. Cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Lebar Sengkuap kurang lebih 3 meter.
(2) Panjang Sengkuap tergantung jumlah personel yang menempati.
c) Sengkuap Dua Banjar Tiang dengan Serambi.
2) Barak.
3) Menara.
12. SKK BEKAL AIR DAN LISTRIK..
a. Umum.
b. Pokok Bahasan.

BAB IV
KRIDA MOUNTAINEERING

13. SKK PANJAT TEBING.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga. ( tidak diadakan ).

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengetahui kegunaan panjat bebas, panjat dengan alat bantu, kompetisi panjat.
b) Mengetahui dan dapat menjelaskan tentang cara panjat bebas, panjat dengan alat bantu,
kompetisi panjat.
c) Dapat panjat bebas, panjat dengan alat bantu, kompetisi panjat.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami kegunaan panjat bebas, panjat dengan alat bantu, kompetisi panjat.
b) Memahami dan mampu menjelaskan tentang tata cara panjat bebas, panjat dengan alat bantu,
kompetisi panjat.
c) Mampu panjat bebas, panjat dengan alat bantu, kompetisi panjat.
d) Mengetahui alat dan prasarana panjat bebas, panjat dengan alat bantu, kompetisi panjat.
e) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK
Panjat Tebing.

4) Pramuka Pandega.
a) Menguasai kegunaan panjat bebas, panjat dengan alat bantu, panjat tanpa alat bantu.
b) Menguasai dan mahir menjelaskan panjat bebas, panjat dengan alat bantu, panjat tanpa alat
bantu.
c) Mahir dalam panjat bebas, panjat dengan alat bantu, panjat tanpa alat bantu.
d) Menguasai alat peralatan yang digunakan panjat bebas, panjat dengan alat bantu, panjat tanpa
alat bantu.
e) Menguasai dan mahir cara memasang panjat bebas, panjat dengan alat bantu, panjat tanpa
alat bantu.
f) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 ( dua ) orang Pramuka Penggalang dan seorang
Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Panjat Tebing.

b. Pokok Bahasan.

1) Panjat bebas ( Free Climbing ). Sesuai dengan namanya free climbing alat pengaman yang
paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan dapat ditingkatkan dengan adanya
keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang benar,
dengan latihan yang baik otot-otot tangan dan kaki akan cukup kuat dan terlatih, begitu pula
dengan keseimbangan badan dan gerakan-gerakan akan terlatih dengan sendirinya disamping
itu dapat memperkirakan kemampuan dan memperhitungkan lintasan yang akan di lalui. Pada
free climbing peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman, peralatan yang digunakan antara
lain tali, carabiner, sling, chock dan piton tetap dipakai tetapi hanya berfungsi sebagai
pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaannya pendaki bergerak sambil memasang jadi
kalaupun tanpa alat-alat tersebut pendaki masih mampu bergerak atau melanjutkan
pendakian. Dalam tipe ini pendaki diamankan oleh belayer.

2) Panjat dengan alat bantu ( Artificial Climbing ). Merupakan panjat bebas dengan
menggunakan bantuan peralatan tambahan seperti paku tebing, bor, stirrup, palu/hammer,
pengaman sisip, cincin kait, seling pendek, harnes, bedak magnesium. Alat-alat tersebut
digunakan untuk menambah ketinggian. Hal ini dilakukan secara berkelompok, dengan
pembagian tugas yang jelas antara leader dan belayer, sehingga kelompok tersebut dapat
mencapai ketinggian, baik secara perorangan maupun secara bersama-sama.

3) Panjat tanpa alat bantu ( Free Soloing ). Merupakan bagian dari free climbing, tetapi
sipendaki benar-benar melakukannya dengan segala resiko yang dihadapinya seorang diri,
dalam pergerakannya tidak memerlukan peralatan pengamanan , untuk melakukan free solo
climbing pendaki harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan atau bentuk
pergerakan pada rute yang dilaluinya serta menghafalkan dahulu segala gerakan, tumpuan
dan pegangan, biasanya free solo climbing dilakukan oleh pendaki yang sudah pernah
mendaki pada lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal
sehingga hanya orang-orang yang mampu dan benar-benar profesional yang akan
melakukannya.

4) Cara melintasi Panjat bebas, Panjat dengan alat bantu, panjat tanpa alat bantu.

a) Membaca tebing dan menentukan titik-titik rawan dengan alternatif mengatasinya.


b) Kecuali tali dinamic semua peralatan pada tebing dipasang pada sabuk si pemanjat dengan
rapi agar tidak mengganggu gerakan memanjat.
c) Ujung tali dinamic dililitkan pada cincin kait dan digantung pada tali pipih yang diikatkan
pada sabuk bagian depan.

5) Tehnik melintasi.

a) Bergerak memanjat dengan menggunakan ruas jari tangan dan injakan kaki pada lekukan dan
benjolan tebing.
b) Apabila tidak mungkin dengan cara itu maka dapat digunakan celah yang ada pada tebing
dengan menggunakan stopper/chock/friends lalu pasang cincin kait dan masukkan tali
dinamic kedalamnya demikian seterusnya.
c) Bila tidak terdapat celah lekukan atau benjolan tebing maka pasang paku tebing dan pukul
dengan palu pasang cincin kait dan masukkan ujung tali dinamic demikian seterusnya.
d) Agar tetap dijaga keseimbangan badan sampai ke tempat yang kita tuju.
e) Panjat tebing.

6) Jenis-jenis alat dan prasarana panjat tebing.

a) Tali dinamic.
b) Tali tubuh.
c) Sisip pengaman : Stopper, chok dan friends.
d) Tali sling atau tali pipih.
e) Cincin kait.
f) Paku tebing, palu tebing.
g) Alat bantu memperlambat luncur ( sticht plate belay ).
h) Magnesiumm

7) Tehnik pemasangan panjat tebing.

a) Membaca tebing.
b) Mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam pemanjatan.
c) Bergerak memanjat dengan menggunakan benjolan tebing apabila tidak terdapat celah atau
benjolan tebing, kita pergunakan dengan paku tebing sampai ke tempat yang kita tuju.

14. SKK TURUN TEBING.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga. ( tidak diadakan ).

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengetahui kegunaan hesty dan rappelling.


b) Mengetahui dan dapat menjelaskan tentang cara melintasi turun hesty rappelling.
c) Dapat melintasi turun hesty dan rappelling.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami kegunaan turun hesty dan rappelling.


b) Memahami dan mampu menjelaskan tentang tata cara melintasi turun hesty dan rappelling.
c) Mampu melintasi turun hesty dan rappelling.
d) Mengetahui alat dan prasarana turun hesty dan rappelling.
e) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK
Turun Tebing.

4) Pramuka Pandega.
a) Menguasai kegunaan turun hesty dan rappelling.
b) Menguasai dan mahir menjelaskan tentang tata cara melintasi turun hesty dan rappelling.
c) Mahir melintasi turun hesty dan rappelling.
d) Menguasai alat peralatan yang digunakan turun hesty dan rappelling.
e) Menguasai dan mahir cara memasang turun hesty dan rappelling.
f) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 ( dua ) orang Pramuka Penggalang dan seorang
Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Turun Tebing.

b. Pokok Bahasan.
1) Kegunaan turun hesty dan naik togle.

a) Kegunaan turun hesty. Untuk melintasi medan yang tidak terlalu curam dan tidak bisa dilalui
dengan jalan kaki biasa dengan menggunakan tali Peleton.
b) Kegunaan naik togle rope. Untuk melintasi medan yang tidak terlalu terjal yang sulit dilewati
jalan kaki biasa.

2) Cara melintasi turun hesty dan rappelling.

a) Hesty.

(1) Tali lintasan berada di belakang punggung, kedua tangan direntangkan sambil memegang tali
lintasan dan telapak tangan menghadap ke atas dengan menggunakan sarung tangan.
(2) Kedua kaki dibuka selebar bahu digeser kesamping, bersamaan itu kedua tangan yang
direntangkan mengikuti gerakan.

b) Rappelling.

(1) Menggunakan peralatan tali saja, dibelitkan sedemikian rupa pada badan, cara ini terjadi
gesekan antara badan dengan tali, sehingga bagian badan yang bergesekan akan terasa panas.
(2) Menggunakan tli tubuh, carabiner dan descender memakainya hampir sama dimana gaya
gesek diberikan pada descender.
c) Melintasi turun hesty.

(1) Turun hesty.


(2) Rappelling.

d) Jenis-jenis alat dan prasarana turun hesty dan rappelling.

(1) Turun hesty.

(a) Tali peleton 1,5 Cm, Panjang 225 M.


(b) Sarung tangan.
(c) Pohon, batu, patok sebagai tambatan ikatan pokok.

(2) Rappelling.
(a) Tali statik/dinamik.
(b) Sarung tangan.
(c) Cincin kait.
(d) Carabiner.
(e) Descender (figure 8).

e) Tehnik pemasangan turun hesty dan rappelling.

(1) Turun hesty.

(a) Gunakan medan yang memiliki sudut 60.


(b) Ikatan tali peleton pada tambatan yang kuat dengan ikatan pokok sisa tali diuraikan ke bawah
tebing sampai pada medan yang cukup rata.
(c) Periksa dan coba lintasan sebelum digunakan.
(2) Rappelling.

(a) Cari medan yang memiliki sudut 90.


(b) Pasang sit harness, cincin kait dan sarung tangan.
(c) Masukkan tali jalur ke descender yang dihubungkan dengan cincin kait.
(d) Masukkan tali jalur ke carabiner yang dihubungkan dengan cincin kait.
(e) Periksa dan coba sebelum digunakan.

15. SKK TRAVESING.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga.( tidak diadakan )

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengetahui kegunaan Travesing.


b) Mengetahui dan dapat menjelaskan tentang Travesing.
c) Dapat melakukan Travesing.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami kegunaan Travesing.


b) Memahami dan mampu menjelaskan tentang tata cara Travesing.
c) Mampu melakukan Travesing.
d) Mengetahui alat dan prasarana Travesing.
e) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK
Travesing.

4) Pramuka Pandega.
a) Menguasai kegunaan Travesing.
b) Menguasai dan mahir menjelaskan tentang tata cara Travesing.
c) Mahir melakukan Travesing.
d) Menguasai alat peralatan yang digunakan Travesing.
e) Menguasai dan mahir cara memasang peralatan Travesing.
f) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 ( dua ) orang Pramuka Penggalang dan seorang
Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Travesing.

b. Pokok Bahasan.

1) Rayap tali satu dan dua.

a) Kegunaan Rayapan Tali satu dan dua.

(1) Rayapan Tali satu, untuk melintasi medan yang tidak dapat dilalui oleh jalan kaki biasa.
(2) Rayapan Tali dua, sama seperti Rayapan Tali satu.

b) Cara melintasi Rayapan Tali satu dan dua.

(1) Rayapan Tali satu.

(a) Pertama anggota Pramuka duduk di atas lintasan Rayapan Tali satu, kemudian badan
direbahkan dan kedua tangan memegang tali lintasan.
(b) Salah satu kaki dikaitkan pada tali lintasan, kaki yang satu tergantung lemas untuk
keseimbangan.
(c) Tehnik melintasi. Kedua tangan dijulurkan kedepan kemudian memegang erat tali, lalu
menarik badan ke depan diikuti dengan kaki yang terkait di tali lintasan, demikian
selanjutnya sampai ke ujung lintasan.

(2) Rayapan Tali dua.


(a) Peserta Pramuka duduk di atas tali lintasan Rayapan Tali dua, kemudian badan direbahkan
dan kedua tangan dijulurkan ke depan dengan tetap berpegangan pada kedua tali lintasan.
(b) Kedua kaki dikaitkan pada masing-masing lintasan kanan dan kiri.
(c) Tehnik melintasi. Kedua tangan dijulurkan ke depan masing-masing lintasan, kemudian
badan ditarik ke depan diikuti dengan gerakan kedua kaki, demikian selanjutnya sampai ke
ujung lintasan.

c) Melintasi Rayapan Tali satu dan dua.

(1) Melintasi Rayapan Tali satu.


(2) Melintasi Rayapan Tali dua.

d) Jenis-jenis alat dan prasarana Rayapan Tali satu dan dua.

(1) Alat dan prasarana Rayapan Tali satu.

(a) Tali manila 3,5 Cm, Panjang 225 M.


(b) Tali perorangan.
(c) Katrol atau alat pengencang.
(d) Pohon, batu, untuk tambatan tali.

(2) Alat dan prasarana Rayapan Tali dua.

(a) Tali manila 2,5 Cm, Panjang 225 M.


(b) Tali perorangan.
(c) Katrol atau alat pengencang.
(d) Bambu-bambu stabilisator.
(e) Pohon, batu, untuk tambatan tali.

e) Tehnik dan pemasangan Rayapan Tali satu dan dua.


(1) Rayapan Tali satu.

(a) Buat ikatan pokok pada tepi dekat.


(b) Kencangkan tali, sementara buat gelung rangkap 4 langkah dari tepi jauh.
(c) Kencangkan lintasan dengan bantuan katrol.
(d) Ikat dan kunci agar tidak kendor.
(e) Periksa lintasan sebelum digunakan.

(2) Rayapan Tali dua.

(a) Cari atau gunakan pancangan yang kuat untuk tambatan ikatan pokok.
(b) Kencangkan tali satu persatu dengan jarak antara tali 40 Cm.
(c) Pasang bambu stabilisator dan ikat dengan tali perorangan.
(d) Jarak antara bambu stabilisator 5 M.
(e) Periksa lintasan sebelum digunakan.

2) Titian tali 2dan 3.

a) Kegunaan titian tali dua dan tali tiga.

(1) Titian tali dua, untuk melintasi medan yang tidak bisa dilewati oleh kendaraan.
(2) Titian tali tiga, untuk melintasi medan yang tidak bisa dilewati oleh kendaraan.

b) Cara melintasi titian tali dua dan tali tiga.

(1) Titian tali dua.

(a) Berdiri di atas lintasan dan salah satu tangan menjepit tali lintasan bagian atas, yang satunya
dijulurkan ke depan dengan telapak tangan menghadap ke atas.
(b) Tangan digeser ke depan bersamaan menarik badan dan kedua kaki digeser ke samping
selanjutnyasampai ke seberang.
(c) Tehnik melintasi. Kedua tangan dijulurkan kedepan kemudian memegang erat tali, lalu
menarik badan ke depan diikuti dengan kaki yang terkait di tali lintasan, demikian
selanjutnya sampai ke ujung lintasan.

(2) Titian tali tiga.

(a) Kedua kaki berdiri di atas tali lintasan yang di bawah dengan posisi kaki menyilang, kedua
tangan masing-masing memegang tali lintasan yang ada di atas (kanan,kiri) dengan posisi
telapak tangan menghadap ke atas.
(b) Tehnik melintasi. Kedua tangan digeser ke depan dengan tetap berpegangan pada tali
lintasan ( kanan , kiri) sambil menarik badan, bersamaan dengan itu kaki belakang melangkah
ke depan dan tetap menyilang pada tali lintasan bawah, demikian selanjutnya sampai ke
ujung lintasan.

c) Melintasi Titian tali dua dan titian tali tiga.

(1) Melintasi titian tali dua.


(2) Melintasi titian tali tiga.

d) Jenis-jenis alat dan prasarana titian tali dua dan tiga.

(1) Titian tali dua.

(a) Tali manila 2,5 Cm, Panjang 225 M.


(b) Tali perorangan untuk jari-jari.
(c) Katrol atau alat pengencang.
(d) Pohon-pohon, batu-batu besar, patok-patok untuk tambatan ikatan pokok.

(2) Titian tali tiga.

(a) Tali manila 2,5 Cm, Panjang 225 M.


(b) Tali perorangan untuk jari-jari.
(c) Katrol atau alat pengencang.
(d) Bambu stabilisator.
(e) Pohon-pohon, batu-batu besar, patok-patok untuk tambatan ikatan pokok.

e) Tehnik pemasangan titian tali dua dan tali tiga.

(1) Titian tali dua.

(a) Ikat tali pokok satu persatu pada pohon (tambatan) pasang tali yang bawah terlebih dahulu
dan kencangkan.
(b) Pasang tali bagian atas dengan jarak 1,5 M.
(c) Pasang jari-jari dengan tali perorangan setelah kedua tali kencang.
(d) Cara memasang jari-jari.
(1) Buat ikatan pokok pada lintasan bagian atas.
(2) Tali yang terurai ke bawah dikaitkan dengan kaki, kemudian dibawa ke atas dan diikat.
(3) Jarak antara jari-jari 2 M-3 M.
(e) Periksa lintasan sebelum digunakan.

(2) Titian tali tiga.

(a) Pasang tali satu persatu dari lintasan bawah.


(b) Pasang jari-jari dan bambu stabilisator seperti pad pemasangan Rayapan tali dua.
(c) Periksa lintasan sebelum digunakan.

3) Peluncuran.

a) Kegunaan peluncuran. Untuk melintasi medan yang curam atau mempercepat ke tempat yang
dituju.
b) Cara dan tehnik melintasinya. Togle rope membentuk “8” kemudian disilangkan di atas tali
peluncuran dan toglenya berada di atas, kedua tangan memegang tali togle rope, siku-siku
tangan lurus dan salah satu kaki dijulurkan ke bawah yang satunya ditekuk dan siap untuk
meluncur.

c) Jenis-jenis alat dan prasarana peluncuran.

(1) Tali manila 3,5 Cm, Panjang 225 M.


(2) Tali peleton 1,5 Cm.
(3) Tali perorangan.
(4) Togle rope, cincin kait.
(5) Sarung tangan.

4) Hand Traves ( Bergerak ke samping ).

a) Kegunaan Hand Traves. Untuk bergerak ke samping dilakukan bila pegangan ideal sangat
minim dan memanjat vertikal sudah tidak memungkinkan.
b) Cara dan tehnik melintasi. Tehnik ini sangat rawan dan banyak memakan tenaga, karena
seluruh berat badan tergantung pada pegangan tangan, sedapat mungkin pegangan tangan
dibantu dengan pijakan kaki ( ujung kaki ) , agar berat badan dapat terbagi lebih rata.

c) Rappelling.

(1) Pasang Seat Harness dan cincin kait serta tangan, masukkan tali jalur ke Descender yang
dihubungkan dengan cincin kait.
(2) Sikap awal, tangan kanan berada di bawah di samping paha di sebelah kanan meremas tali,
tali jalur berada di sebelah kanan tangan kiri berada di atas lurus dan meremas tali tidak kaku.
(3) Berat badan pada kedua kaki dan tali pandangan ke depan badan tegak seperti duduk di kursi.
(4) Gerakkannya, tolak dengan dua ujung telapak kaki tangan kanan dan kiri mengulur tali pada
saat melayang posisi kaki tidak berubah tangan kanan yang berada di bawah di samping paha
mengendalikan kecepatan pada saat mendarat dengan kedua ujung telapak kaki mengeper dan
tangan kanan mengerem.

d) Jenis-jenis alat dan prasarana peluncuran, Snap Link dan Rappelling.


(1) Peluncuran.

(a) Tali manila 3,5 Cm, Panjang 225 M.


(b) Tali peleton 1,5 Cm.
(c) Tali perorangan.
(d) Togle rope, cincin kait.
(e) Sarung tangan.

(2) Katrol atau alat pengencang.

(a) Patok-patok, untuk tambatan ikatan pokok.


(b) Karung.
(c) Snap Link.
(1) Tali peleton 1,5 Cm.
(2) Tali perorangan.
(3) Cincin kait dan sarung tangan.
(4) Pohon-pohon atau patok-patok, untuk tambatan ikatan pokok.

(3) Rappelling.

(a) Tali dinamic ( sebagai jalur ).


(b) Cincin kait atau Descender ( alat bantu ).
(c) Tali sling ( pipih ).
(d) Sarung tangan.

e) Tehnik pemasangan peluncuran, Snap Link dan Rappelling.

(1) Peluncuran.
(a) Cari atau pilih tempat yang memenuhi syarat dengan sudut 30-40 dan tempat pendaratan
yang rata dan tidak berbatu.
(b) Buat para-para dan tangga tali bila ikatan pokok di atas pohon.
(c) Bersihkan lintasan jalur dari pohon atau ranting yang menghalangi.
(d) Bila sudah kencang pasang belayer atas dan bawah dengan ikatan jerat kambing.
(e) Periksa dan coba sebelum digunakan.

(2) Snap Link.

(a) Cari dan gunakan tebing dengan sudut 60 kemudian buat jalur lintasan Snap Link.
(b) Ikat tali Peleton dengan ikatan pokok pada pohon atau batu dan sisa tali diurai ke bawah.
(c) Periksa dan coba sebelum digunakan.

(3) Rappelling.

(a) Pasang tali jalur atau jalur static yang ada di atas tebing.
(b) Pasang Seat Harness cincin kait serta sarung tangan.
(c) Masukkan tali jalur ke Descender yang dihubungkan dengan cincin kait.

BAB V
KRIDA SURVIVAL
16. SKK JENIS-JENIS TUMBUHAN.
a. Umum.
b. Pokok Bahasan.
17. SKK JENIS-JENIS BINATANG.
a. Umum.
b. Pokok Bahasan.
18. SKK HUTAN, GUNUNG DAN RALASUNTAI.
a. Umum.
b. Pokok Bahasan.
19. SKK PEMELIHARAAN DAN BONGKAR PASANG SENJATA.
a. Umum.
b. Pokok Bahasan.
20. SKK SIKAP MENEMBAK DAN LATIHAN BIDIK KERING.
a. Umum.
b. Pokok Bahasan.
21. SKK MENEMBAK.
a. Umum.
b. Pokok Bahasan.

BAB VI
KRIDA PENANGGULANGAN BENCANA

22. SKK MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga. ( tidak diadakan ).

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengetahui jenis-jenis bencana.


b) Mengetahui jenis-jenis alat yang digunakan untuk menangulangi bencana.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami dan mampu menjelaskan jenis-jenis bencana.


b) Memahami dan mampu menjelaskan jenis-jenis alat yang digunakan untuk menanggulangi
bencana.
c) Memahami dan mampu menjelaskan tindakan pencegahan, penanggulangan dan
pengamanan diri dari akibat bencana.
d) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang, sehingga memperoleh
SKK Manajemen Penanggulangan Bencana.

4) Pramuka Pandega.

a) Menguasai dan mahir menjelaskan jenis-jenis bencana.


b) Menguasai dan mahir menjelaskan tehnik penanggulangan bencana.
c) Menguasai dan mahir menggunakan berbagai alat penanggulangan bencana.
d) Menguasai dan mahir menjelaskan tindakan pencegahan, penanggulangan dan pengamanan
diri dari akibat bencana.
e) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 ( dua ) orang Pramuka Penggalang dan seorang
Pramuka Penegak, sehingga memperoleh SKK Manajemen Penanggulangan Bencana.

b. Pokok Bahasan.

1) Penanggulangan Bencana.

a) Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dari seluruh tumpah darah Indonesia.
b) Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara pemerintah dan masyarakat yang
didasarkan pada partisipasi, didukung dan prakarsa masyarakat serta pemerintah daerah.
c) Penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap sebelum terjadinya bencana yang
meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan dan kesiapsiagaan untuk memperkecil, mengurangi
dan memperlunak dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
d) Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk
mengurangi penderitaan masyarakat dan meningkatkan kehidupan dan penghidupan
masyarakat secara lahir batin.

2) Jenis, Sifat dan Tingkat dan Korban Bencana.

a) Jenis Bencana.
(1) Bencana alam fenomena atau gejala alam yang disebabkan oleh keadaan geografis, biologis,
seismis, hidrogis dan meteorologist atau disebabkan suatu proses dalam lingkungan alam
yang mengancam kehidupan dan perekonomian masyarakat serta menimbulkan malapetaka.
Contoh : Wabah penyakit, gempa bumi, letusan gunung berapi, gelombang laut pasang (
Tsunami ), banjir, kekeringan dan lain-lain.
(2) Bencana ulah manusia. Peristiwa yang terjadi karena proses teknologi, interaksi manusia
dengan manusia didalam masyarakat itu sendiri yang menimbulkan dampak negatif terhadap
kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Contoh : Pembuangan limbah pabrik dengan sembarangan, polusi pabrik dan kendaraan
bermotor, kebakaran, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.

b) Sifat Bencana.

(1) Terbatas, apabila bencana yang terjadi hanya mengakibatkan rusak dan hilangnya sebagian
harta benda atau timbulnya korban jiwayang tidak banyak.
(2) Dahsyat ( luar biasa ). Apabila bersama yang terjadi sangat menakutkan dimana
mengakibatkan timbulnya korban jiwa yang sangat besar. Hilangnya harta benda serta
menyebabkan kerusakan sarana prasarana lingkungan yang menyangkut kepentingan
masyarakat.

c) Sekala/Tingkat Bencana.

(1) Setempat/Lokal. Bila bencana yang terjadi disuatu Daerah Kabupaten/Kota dan dampaknya
terbatas pada Masyarakat daerah setempat.
(2) Propinsi. Bila bencana yang terjadi disuatu/beberapa daerah kabupaten/kota dalam wilayah
propinsi dan dampaknya dirasakan di Wilayah Propinsi tersebut.
(3) Nasional. Bila bencana terjadi disatu/beberapa daerah/wilayah tertentu dan dampaknya
dirasakan secara Nasional.

d) Korban Bencana.

(1) Manusia. Korban Manusia akibat suatu bencana baikyang mengalami luka ringan, luka berat
dan meninggal dunia.
(2) Harta benda, Korban harta benda akibat bencana dapat berupa hilangnya atau rusaknya harta
benda, tempat tinggal, hewan serta sarana dan prasarana umum lainnya.
(3) Lingkungan hidup. Kerusakan ataupun hilangnya sarana prasarana lingkungan yang
menyangkut kepentingan hidup masyarakat secara umum.

3) Pentahapan Penanggulangan Bencana.

a) Sebelum bencana terjadi. Kegiatan yang dilakukan meliputi tahap-tahap :

1) Preventif ( Pencegahan ) Yaitu kegiatan yang lebih dititik beratkan pada upaya
penyebarluasan tentang berbagai peraturan, perundang-undangan yang berdampak untuk
mengurangi resiko bencana termasuk pembuatan peta rawan bencana.
2) Mitigasi ( Penjinakan ) Yaitu kegiatan yang lebih dititik beratkan pada upaya secara fisik
untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana, seperti pembuatan cek dam,
rehabilitasi aliran sungai, pengawasan terhadap pelaksanaan RUTR, IMB, Pemindahan
penduduk kedaerah yang aman dari bencana dan pemasangan tanda-tanda larangan di daerah
yang rawan bencana.
3) Kesiapsiagaan yaitu meliputi kegiatan untuk mengadakan latihan atau gladi Pramuka dan
masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, serta pendidikan dan pelatihan bagi
personil yang tergabung dalam organisasi satlak maupun satgas PBP serta aparat pemerintah
dan ormas lainnya. Kegiatan pada tahap ini amat penting karena usaha untuk menghindari
bencana akan lebih efektif dan efisien dari pada rehabilitasi dan kontruksi.

b) Saat bencana terjadi. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi :

(1) Peringatan dini yaitu upaya dan kegiatan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan
dimana untuk memberikan kesempatan kepada penduduk untuk menyelamatkan diri dari
kemungkinan terlanda bencana alam.
(2) Tanggap darurat, yaitu upaya dan kegiatan pengerahan unsur-unsur penanggulangan bencana
guna mencari, menolong dan menyelamatkan korban bencana serta memberikan bantuan
kepada para pengungsi berupa makanan dan minuman, pakaian, obat, pembuatan barak-barak
darurat sebagai tempat penampungan sementara.

c) Sesudah bencana terjadi. Kegiatan yang dilakukan setelah terjadi bencana :

(1) Rehabilitasi yaitu upaya dan kegiatan untuk memfungsikan dan memberdayakan kembali
berbagai sarana prasarana umum yang mengalami kerusakan akibat bencana, guna
mengurangi penderitaan masyarakat yang tertimpa musibah.
(2) Rekonstruksi yaitu upaya dan kegiatan untuk membangun kembali berbagai kerusakan yang
diakibatkan oleh bencana secara lebih baik daripada keadaan sebelumnya untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana diwaktu yang akan datang. Kegiatan pada
tahap rekontruksi harus direncanakan dengan teliti dan seksama, dengan mengikut sertakan
berbagai pihak yang terkait sesuai dengan bidang masing-masing secara terintegrasi dan
terpadu.

23. SKK PERJALANAN DAN PENANGANAN GAWAT DARURAT ( PPGD ).

a. Umum.

1) Pramuka Siaga. ( tidak diadakan ).

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengetahui tentang Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat ( PPGD ).


b) Mengetahui dan mengerti cara melaksanakan Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat (
PPGD ).
c) Mengetahui jenis peralatan yang digunakan dalam Perjalanan dan Penanganan Gawat
Darurat ( PPGD ).

3) Pramuka Penegak.

a) Mampu menjelaskan tentang Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat ( PPGD ).


b) Mampu melaksanakan Perjalanan dan Penangan Gawat Darurat ( PPGD ).
c) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh SKK
Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat ( PPGD ).

4) Pramuka Pandega.

a) Menguasai dan mahir melaksanakan Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat ( PPGD ).
b) Mampu menjelaskan tentang tehnik dan penggunaan peralatan Perjalanan dan Penanganan
Gawat Darurat ( PPGD ).
c) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan seorang Pramuka
Penegak sehingga memperoleh SKK Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat ( PPGD ).
b. Pokok Bahasan.

1) Pengertian perjalanan dan penanganan gawat darurat ( PPGD ). Perjalanan dan


Penanganan Gawat Darurat ( PPGD ) adalah hal-hal yang mencakup keadaan kesehatan pada
suatu perjalanan/ kegiatan meliputi kesiapan fisik, mental dan pengetahuan tentang kesehatan
dan gizi.

2) Cara Melaksanakan Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat ( PPGD ).

a) Kesiapan fisik.

(1) Kesiapan fisik penolong harus dalam kondisi yang prima.


(2) Mengetahui tehnik Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ).
(3) Dapat mengambil tindakan dengan cepat dan tepat dalam memberikan pertolongan kepada
korban.

b) Kesiapan Mental.

(1) Memiliki rasa percaya diri dalam melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ).
(2) Memiliki kepekaan terhadap diri dan lingkungan.
(3) Selalu mengedepankan akal sehat dalam mengambil setiap tindakan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan ( P3K ).
(4) Mampu mengendalikan diri terhadap segala situasi.

c) Pengetahuan tentang kesehatan dan gizi.

(1) Mengerti tentang tehnik Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ).


(2) Mengerti dan mengetahui tentang obat dan penggunaannya.
(3) Memahami tentang berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan.
(4) Mengetahui berbagai macam jenis makanan yang layak dikonsumsi.
(5) Mengerti perimbangan nutrisi dan gizi dalam melaksanakan kegiatan dan perjalanan.
(6) Mampu melaksanakan tehnik evakuasi korban.

24. SKK PENGETAHUAN KOMUNIKASI RADIO.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga. ( Tidak diadakan ).


2) Pramuka Penggalang.

a) Mengetahui dan mengerti Radio Komunikasi.


b) Mengetahui dan mengerti bagian-bagian Radio Komunikasi.
c) Dapat melaksanakan Prosedur Kirim Terima Berita.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami kegunaan Radio Komunikasi.


b) Memahami dan mampu menjelaskan bagian-bagian Radio Komunikasi.
c) Memahami dan mampu melaksanakan Prosedur Kirim Terima Berita.
d) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh SKK
Pengetahuan Komunikasi Radio.

4) Pramuka Pandega.

a) Menguasai kegunaan Radio Komunikasi.


b) Menguasai dan mahir menjelaskan bagian-bagian Radio Komunikasi.
c) Menguasai dan mahir melaksanakan Prosedur Kirim Terima Berita.
d) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 ( dua ) orang Pramuka Penggalang dan seorang
Pramuka Penegak, sehingga memperoleh SKK Pengetahuan Komunikasi Radio.

b. Pokok Bahasan.

1) Kegunaan Radio Komunikasi. Radio komunikasi adalah alat yang digunakan untuk
mengirim dan menerima berita dari pihak lain / lawan bicara.

a) Bagian-bagian besar Radio Komunikasi.

Keterangan gambar :

1. Saklar Daya.
2. Saklar Fungsi.
3. Saklar Kanal / Chanel.
4. Saklar pengatur frekwensi dalam MHz.
5. Saklar pengaturan frekwensi dalam KHz.
6. Tombol pengatur kanal / Chanel.
7. Penampil frekwensi.
8. Pengatur volume.
9. Konektor audio.
10. Dudukan antena / penghubung antena batang.
11. Konektor antene 50 Ohm.
12. Konektor daya.

b) Mengoperasikan Radio Komunikasi.

(1) Menghidupkan Radio. Putar saklar daya ke kanan hingga muncul frekuensi di layar /
penampil frekuensi.
(2) Memilih frekwensi. Putar saklar pengatur frekwensi ke atas ( up ) untuk menaikkan frekuensi
atau ke bawah ( down ) untuk menurunkan frekuensi sampai dengan frekuensi yang
dikehendaki.
(3) Mengirim berita. Tekan saklar PTT pada handset untuk ber-bicara, lepas saklar PTT tersebut
apabila kita akan menerima berita / mendengarkan lawan bicara.
(4) Mematikan Radio. Putar saklar daya ke kiri hingga frekwensi di layar hilang.

2) Prosedur Kirim Terima Berita. Yaitu tata cara yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh
setiap operator / pelayan radio dalam melaksanakan kirim terima berita.

a) Dalam prosedur komunikasi harus memperhatikan IKIT.

(1) Irama : Bagilah kalimat agar mudah diterima, untuk menghindari kesalahan.
(2) Kecepatan : Bicaralah pada kecepatan yang memadai, sehingga jelas didengar dan cukup
waktu untuk mencatat.
(3) Isi suara : Lebih kuat sedikit dari percakapan biasa, tetapi jangan berteriak.
(4) Tinggi nada : Nada yang tinggi lebih jelas didengar.

b) Abjad Fonetik.

A : ALFA.
B : BETA.
C : CHARLIE.
D : DELTA.
E : ECHO.
F : FOXTROT.
G : GOLF.
H : HOTEL.
I : INDIA.
J : JULIET.
K : KILO.
L : LIMA.
M : MIKE.
N : NANCY.
O : OSCAR.
P : PAPA.
Q : QUBECK.
R : ROMEO.
S : SIERA.
T : TANGGO.
U : UNIFORM.
V : VICTOR.
W : WISKY.
X : X-RAY / XTRA.
Z : ZULU.
25. SKK TATA CARA MEMASAK.

a. Umum.

1) Pramuka Siaga. ( Tidak diadakan ).

2) Pramuka Penggalang.

a) Mengerti dan dapat mengoperasionalkan Kompor Lapangan T-50.


b) Mengerti dan dapat memasak Nasi.
c) Mengerti dan dapat memasak Lauk-pauk.
d) Mengerti dan dapat memasak Sayur.
e) Mengerti dan dapat menyajikan hasil masakan.

3) Pramuka Penegak.

a) Memahami dan mampu mengoperasionalkan Kompor Lapangan T-50.


b) Memahami dan mampu memasak Nasi.
c) Memahami dan mampu memasak Lauk-pauk.
d) Memahami dan mampu memasak Sayur.
e) Memahami dan mampu menyajikan hasil masakan.
f) Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK
Tata Cara Memasak.

4) Pramuka Pandega.

a) Menguasai dan mahir mengoperasionalkan Kompor Lapangan T-50.


b) Menguasai dan mahir memasak Nasi.
c) Menguasai dan mahir memasak Lauk-pauk.
d) Menguasai dan mahir memasak Sayur.
e) Menguasai dan mahir menyajikan hasil masakan.
f) Telah melatih sekurang-kurangnya 2 ( dua ) orang Pramuka Penggalang dan seorang
Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Tata Cara Memasak.

b. Pokok Bahasan.

1) Kompor Lapangan T-50.

a) Gambar.

b) Kompor Lapangan T-50 terdiri dari :

(1) 1 Peti Kompor Lapangan T-50.


(2) 1 Tangki Bahan Bakar.
(3) 2 Brander.
(4) 2 Tungku.
(5) 1 Pompa tangan.

c) Bahan Bakar yang digunakan yaitu minyak tanah.

d) Kapasitas Tabung Bahan Bakar 16 Liter.

e) Cara Penggunaan :

(1) Kita berdiri searah dengan angi dan letakkan peti, sisi gembok berhadapan dengan kita.
(2) Buka peti sampai tutup peti menyentuh tanah.
(3) Keluarkan peralatan kompor dan letakkan pada tutup peti.
(4) Keluarkan tungku dan pasang tatakan kaki tungku dengan cara seperti memasang baut.
Tatakan kaki tungku berfungsi juga sebagai penyetel ketinggian brander terhadap alat masak.
(5) Letakkan kedua tungku pada sebelah kiri dan kanan peti dengan jarak minimal 30 cm, posisi
lubang tungku menghadap ke peti.
(6) Letakkan brander di tengah-tengah tungku dengan tangki brander dan selang minyak
mengarah ke sisi engsel peti.
(7) Keluarkan tangki dan masukkan kembali peralatan cadangan yang tidak digunakan ke dalam
peti, lalu peti di tutup, isi tangki dengan minyak tanah maksimum 16 liter, letakkan tangki di
tengah-tengah sisi engsel peti hubungkan selang kedua brander pada kran minyak pada
tangki.
(8) Peti dapat digunakan sebagai meja ringan maksimum beban.
(9) Pompa tangki hingga bertekanan maksimum 3 kg/cm, setelah itu kran minyak dibuka sedikit
demi sedikit agar minyak mengalir keluar dari spuyer brander dan perhatikan jangan ada
udara keluar dari selang, biarkan sedikit minyak tertampung pada mangkuk penyala brander,
kemudian kran ditutup kembali sampai minyak berhenti mengalir.
(10) Sebelum disulut letakkanlah sumbu yang tersedia ( kertas, ranting kering dapat di
gunakan dalam keadaan darurat ) diatas mangkuk brander, kemudian sulut dengan api
minyak tanah yang berada di mangkuk penyala brander, menggunakan alat penyulut api (
penyala yang tersedia ) hingga terbakar.
(11) Biarkan api menyala pada mangkuk penyala brander sampai terlihat semburan api
pada brander, yang semula terlihat besar, tunggulah sampai semburan api mulai mengecil
kembali seperti akan mati yang merata. Jangan sekali-kali membuka kran minyak langsung
besar.
(12) Bila pada saat membuka kran, perhatikan spuyer brander apakah yang keluar berupa
gas atauminyak yang belum menjadi gas, jika terlihat belum menjadi gas, maka semburan
apiyang akan terjadi seperti kebakaran, jangan panik/takut langsung saja kran ditutup kembali
tunggu dan biarkan api mengecil sendiri seperti pada penjelasan di atas, berarti brander belum
cukup panas.
(13) Apabila semburan sudah berupa gas dan nyala api mulai stabil, kran dibuka
perlahan-lahan sampai menghasilkan nyala api yang terbaik.
(14) Setelah nyala api baik, kompor siap digunakan.

f) Gangguan dan mengatasi gangguan :

(1) Gangguan tiba-tiba api mati, langsung kran ditutup, periksa minyak dalam selang bila terlihat
selang masih dipenuhi minyak dan tidak terlihat udara didalamnya maka nyalakan alat
penyulut, dekatkan api penyulut ke spuyer brander sambil menyogok lubang spuyer brander.
(2) Gangguan tiba-tiba api brander menyala seperti kebakaran, penyebabnya adalah kran terlalu
besar dibuka yang mengakibatkan aliran minyak ke brander dan keluar dari spuyer brander
tidak menjadi gas, kran langsung ditutup dan tunggu api menjadi kecil kembali, lalu buka
kran minyak sedikit demi sedikit sampai mendapatkan nyala api yang terbaik/yang
diinginkan.
(3) Gangguan semburan api tidak rata atau api tidak dapat sempurna, penyebabnya adalah bila
lubang spuyer rusak, matikan kompor lalu ganti spuyer dengan yang baru menggunakan
kunci spuyer.
(4) Langkah pertama dalam menghadapi gangguan apapun adalah menutup kran pada tabung,
dengan demikian kebakaran akan terhindari. Jangan sekali-kali menyiram kebakaran kompor
dengan air, usahakan dalam memasak menyiapkan karung/kain yang dibasahi oleh air untuk
menutupi api saat terjadi kebakaran kompor.

g) Pada saat merebus terutama merebus air minum/memasak nasi dengan jumlah yang banyak
tatakan kaki tungku distel rapat terhadap kaki tungku agar jarak api terhadap kuali/dandang
lebih dekat ( jarak terdekat sesuai yang dirancang 5 cm ) sehingga panas yang cepat dan
waktu mematangkan masakan lebih cepat. Perlu diwaspadai apabila merebus sayur-sayuran,
kacang-kacangan, api brander harus di-kecilkan dan atau selalu mengaduk masakan agar
masakan yang berada di dasar kuali tidak hangus, karena sayuran dan kacang-kacangan selalu
mengendap di dasar kuali. Pada saat menggoreng ( menggunakan minyak goreng )
kedudukan tatakan kaki tungku distel berjarak 2 atau 3 cm dari kaki tungku dengan cara
memutar tatakan kaki tungku seperti membuka baut, agar jarak api terhadap kuali atau wajan
tidak terlalu dekat, sehingga panas yang diterima oleh minyak goreng tidak terlalu tinggi
sehingga yang dimasak matang secara merata atau tidak terjadi gosong luar dan mentah di
dalam.

2) Alat Dapur Lapangan.

a) Ketel 100. Bahan terbuat dari alumunium dengan kapasitas memasak 18 Kg/beras untuk
melayani 100 orang.
b) Ketel 50. Bahan terbuat dari alumunium untuk memasak sayur.
c) Ketel 40. Bahan terbuat dari alumunium untuk memasak air atau untuk mengangkut hasil
masakan.

3) Teknik dasar memasak. Memasak meliputi kegiatan penanganan dan pemasakan ( handling
and cooking ). Memasak yang benar dan baik mempunyai pengaruh penting sekali dalam
penyajian suatu menu. Oleh karena itu harus dikuasai teknik dasar memasak, sebagai berikut
:

a) Sumber hidrat arang. Molekul-molekul hidrat arang dan molekul air bila dipanaskan akan
mengikat dan mengkaji. Setelah masak dan biarkan dalam jangka waktu tertentu ada
kecenderungan untuk memisah. Bila proses pemisahan ini terjadi berarti telah mendekati
tingkat basi. Oleh karena itu bila memasak nasi harus betul-betul diperhitungkan jumlahnya
agar habis sekali makan.
b) Sumber protein dapat kita golongkan dalam hewani dan nabati. Protei adalah zat makanan
yang paling lekas busuk karena sangat diperlukan oleh bakteri-bakteri. Makanan yang
mengandung protein tinggi sebaiknya segera dimakan setelah selesai dimasak. Khusus
protein yang terdapat pada jaringan-jaringan otot memerlukan perlakuan khusus waktu
memasak. Sedangkan telur merupakan sumber protein yang paling mudah dimasak.
c) Sumber lemak baik hewani maupun nabati akan menjadi tengik bila disimpan lama oleh
sebab itu sumber lemak harus diperlakukan baik agar sumber kalori paling besar ini tidak
mudah rusak. Pada umumnya sumber lemak ini tidak kita makan langsung tetapi untuk
memasak makanan lain baik berupa minyak maupun santan.
d) Sumber vitamin dan mineral harus diperhatikan sejak mengerjakan mencuci, sampai
memasak, sebab vitamin banyak yang larut/rusak dalam air dan panas.

4) Tata Cara memasak.

a) Nasi.

(1) Beras dibersihkan dari kotoran dan barang-barang asing lainnya.


(2) Beras dicuci untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran.
(3) Mencuci beras tidak boleh direndam agar Vitamin B1 yang diperlukan tidak larut.
(4) Beras dimasukkan ke dalam ketel/wajan yang telah disiapkan ( air mendidih ) atau diaron.
(5) Apabila mengaron menggunakan wajan, beras harus terendam dan air 2-3 Cm di atas
permukaan beras.
(6) Setelah setengah matang masukkan ke dalam dandang yang telah dipersiapkan kemudian
aduk dan tunggu sampai matang.

b) Lauk.

(1) Memasak Daging.

(a) Daging dicuci dahulu untuk membersihkan kotorannya.


(b) Buang serat-serat yang alotnya.
(c) Daging direbus sampai matang dengan temperatur rendah.
(d) Porsi miring memotong serat.
(e) Masak sesuai resep yang diinginkan.

(2) Memasak ikan.

(a) Potong semua duri yang sekiranya akan mengganggu dalam proses pemasakan.
(b) Ikan yang bersisik supaya dibuang sisiknya.
(c) Buang insang dan isi perutnya kemudian dicuci.
(d) Bubuhkan cuka/kunyit untuk menghilangkan bau amis/anyir.
(e) Masak sesuai resep yang dinginkan.

(3) Sayur.

(a) Semua bahan sayuran harus dibersihkan dari kotoran/dicuci sebelum diporsi/diracik.
(b) Sayuran yang telah diracik tidak boleh direndam dalam air kecuali jenis bahan sayuran yang
tidak mengandung Vitamin B dan C.
(c) Masak sesuai resep yang diinginkan/direncanakan.
(d) Masak lebih awal dari bahan-bahan sayuran yang memerlukan waktu pemotongan lebih
lama.
(e) Untuk menghasilkan warna alami, cerah dan menarik selera bahan sayuran yang berwarna
sebelum dimasak supaya direndam dahulu dalam air garam.

5) Tara Menyajikan.

a) Cara Barat. Menu ala Barat penyusunannya ada yang menurut menu klasik dan menu
sederhana, namun secara umum urut-urutannya adalah sebagai berikut :

(1) Hidangan Pembuka. Hidangan pembuka ada 2 macam, yakni :

(a) Hidangan Pembuka Panas.


(b) Hidangan Pembuka Dingin.
Maksud dan tujuan dari hidangan pembuka adalah untuk merangsang selera makan.
Hidangan pembuka dapat berupa sop kuah atau berupa makanan ringan.
(2) Hidangan Pokok. Hidangan pokok adalah hidangan yang me-nyenangkan terdiri dari
hidangan ikan atau masakan daging atau unggas beserta lauk-pauknya.
(3) Hidangan Selingan. Hidangan selingan dapat berupa hidangan sayuran atau buah-buahan
berupa selada dan dapat juga berupa hidangan manis seperti puding, agar-agar dan lain
sebagainya.
(4) Hidangan Penutup. Yang termasuk kedalam hidangan penutup adalah hidangan manis (
nyamikan / Sweet Dessert ). Segala hidangan manis antara lain Es krim, dan hidangan buah-
buahan serta sebagai penutup dihidangkan kopi.

b) Cara China.

(1) Menghidangkan. Urutan hidangan mulai dengan makanan pembuka, tetapi tidak diakhiri
dengan dessert dan sop tidak dihidangkan pada awal santapan. Santapan khas china dimulai
dengan 4 ( empat ) macam makanan dingin sebagai pembuka, dilanjutkan dengan hidangan
udang yang diasinkan atau ginjal yang diiris-iris. Kemudian disusul oleh delapan macam
masakan sebagai hidangan pokok antara lain terdiri dari : masakan daging kepiting, masakan
daging itik,masakan ikan lengkap dan nasi putih. Sesudah hidangan pokok terakhir
dihidangkan dua macam hidangan manis antara lain potongan apel bergula atau
Pangsit/bakso kuah yang lekat.
(2) Cara bersantap. Melihat kepada hidangan pokok dengan jumlah delapan macam, berarti cara
menyantapnyapun dilakukan secara khusus yakni dengan mengambil porsi kecil-kecil dari
tiap hidangan. Karena itu yang terlihat di atas meja hidangan adalah sebuah piring kecil,
sebuah sendok porselin, sebuah mangkok kecil, tempat kecap atau sambal dan sepasang
sumpit.

6) Cara menghidangkan.

a) Di Pangkalan/ di rumah/ di gedung. Cara menghidangkan makanannya adalah sebagai


berikut :

(1) Sistem Prasmanan. Suatu cara penghidangan yang diatur pada beberapa meja baik alat
makan, makanan maupun minuman. Urut-urutannya adalah piring dan sendok garpu, nasi,
ikan dan lauk-pauk, sayur, sambal, lalapan, kerupuk, buah yang terakhir adalah minuman.
Peserta makan mengambil sendiri secara berurutan sesuai kesenangan dan kebutuhan masing-
masing, sedangkan petugas penyaji hanya mengawasiwadah yang kosong untuk diisi kembali
dan membuat garnish/garnir pada penghidangan pertama.
(2) Sistem Kafetaria. Ialah suatu cara penghidangan yang diatur dalam satu garis. Urut-
urutannya adalah : piring dan sendok garpu, nasi, lauk-pauk, sayur, sambal, lalapan, kerupuk,
dan yang terakhir adalah minuman. Peserta makan mengambil sendiri secara berurutan
hanya makanan yang keritis diambilkan oleh petugas penyaji. Setelah selesai pengambilan
peserta makan membawa ketempat makan yang telah disediakan. Dalam sistem ini peserta
makan tidak dibenarkan tambah.
(3) Dihidangkan di meja. Dalam sistem ini peserta makan dibagi dalam kelompok-kelompok
meja yang terdiri dari 6 orang, 8 orang, atau 10 orang sesuai kapasitas meja. Makanan dan
alat makannya diatur di atas meja oleh petugas penyaji. Peserta makan tinggal duduk pada
kursi yang telah ditentukan dan mengambil makanan yang telah siap di meja.

b) Di lapangan. Fasilitas dan alat peralatan khusus/khas lapangan, menggunakan alat makan
dan minum menggunakan alat perorangan yang dibawa. Bila keadaan memungkinkan, dapat
pula menggunakan alat makan lapangan ( Lunchtray ).

(1) Sistem Kafetaria, sama dengan uraian di atas, hanya alat untuk menghidangkan dan alat
makan menggunakan peralatan lapangan.
(2) Sistem semi Kafetaria ialah suatu cara penghidangan Kafetaria, hanya seluruh perlengkapan
menggunakan alat lapangan dan makanan dibagikan oleh petugas penyaji lapangan.

BAB VII

PENUTUP

26. PENUTUP. Demikian Buku Panduan Syarat Kecakapan Khusus Saka Wira Kartika dibuat
dengan harapan dapat membantu dan sebagai pedoman bagi para pembina, instruktur dan
pamong dalam penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan Saka Wira Kartika di
wilayah, semoga Tuhan YME senantiasa memberikan bimbingan dan rahmat terhadap
kelancaran kegiatan Kepramukaan, khususnya pembinaan dan pengembangan Saka Wira
Kartika.

Jakarta, April 2008

Asisten Teritorial Kasad


Selaku

Pimpinan Saka Wira Kartika Nasional

ttd

Hotmangaradja Pandjaitan

Mayor Jendral TNI

MATERI SAKA BHAYANGKARA

HAFIDZAH.s.

Apa Itu SAKA Bhayangkara


BAB I
Pengertian
a. Satuan Karya Pramuka, disingkat SAKA, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan
minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b. Bhayangkara, berasal dari bahasa sansekerta, yang mengandung arti penjaga, pengawal,
dan pelindung keselamatannegara dan bangsa.
c. Saka Bhayangkara, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat dan
mengembangkan bakat serta pengalaman para Pramuka Penegak dan Pandega dalam berbagai
ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keBhayangkaraan sehingga mereka menjadi
anggota masyarakat yang baik, peduli terhadap keamanan, ketertiban masyarakat di
lingkungan baik local, nasional maupun internasional.
d. Pimpinan Saka Bhayangkara, adalah bagian dari kelengkapan kwartir ditingkatnya yang
bertugas membantu kwartir dalam menentukan kebijaksanaan mengenai pemikiran,
perencanaan dan petunjuk tekhnis mengenai kagiatan Saka Bhayangkara.
e. Majelis Pembimbing Saka Bhayangkara, disingkat Mabi Saka Bhayangkara adalah suatu
badan dari gerakan Pramuka ditingkatnya berkewajiban memberikan bimbingan dan bantuan
yang bersifat moral organisatoris, materiil dan finansial kepada Saka Bhayangkara di
tingkatnya.
f. Pamong Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka yang bertanggung
jawab atas pembinaan dan pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung
jawabnya.
g. Instruktur Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka atau seseorang
yang bukan anggota gerakan Pramuka, karena kemampuan dan keahliannyauntuk membantu
pamong Saka Bhayangkara dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan Saka
Bhayangkara yang menjadi tanggung jawabnya.
h. Dewan Saka Bhayangkara, adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka Bhayangkara
ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida Saka Bhayangkara yang bertugas
memimpin pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari-hari.
i. Krida, adalah satuan kecil yang merupakan bagian kecil dari Saka Bhayangkarasebagai
wadah kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian dari kegiatan Saka
Bhayangkara yang beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.
j. KeBhayangkaraan, adalah kegiatan yang berkaitan dengan keamanan negaradalam rangka
menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan UUD Negara Republik Indonesian Tahun 1945.
k. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, disingkat KAMTIBMAS adalah keperluan hakiki
masyarakat yang mendambakan suasana aman dan tertib dalam tata kehidupannya.
Keamanan akan senantiasa berkaitan dengan perasaan masyarakat yang mendambakan :
Perasaan bebas dari ganguan fisik dan psikis (security)
Adanya rasa kepastian dan bebas dari kekhawatiran, keraguan dan ketakutan (surity)
Perasaan ilindungi dari segala macam bahaya (safety)
Perasaan damai dan tentram lahir batin (peace)
Bentuk dan Macam Kegiatan
a. Latihan Saka Bhayangkara secara berkala yang dilaksanakan di luar latihan gugus depan.
Latihan berkala ini diadakan ditingkat ranting/cabang dilaksanakan oleh dewan Saka
Bhayngkara yang didampingi oleh Pamong Saka dan Instruktur Saka.
b. Kegiatan berkala yang dilaksanakan dalam menghadapi kejadian-kejadian penting
tertentu, misalnya Hari Besar Nasional, Hari Pramuka, Hari Bhayangkara dan lain
sebagainya. Diadakan setingkat Ranting, Cabang, Daerah disesuaikan dengan
kepentingannya. Lomba dalam rangka HUT Bhayangkara hasil seleksi tiap daerah atau Polda
satu orang Pramuka Saka Bhayangkara Putri dan satu orang Saka Bhayangkara Putra
dipersiapkan untuk mengikuti lomba Saka Bhayangkara tingkat nasional yang
diselenggarakan oleh Panitia HUT Bhayangkara Tingkat Mabes Polri.
c. Perkemahan Bakti Saka Bhayangkara disingkat Pertikara disebut juga dengan
PERSABRAHA (Perkemahan Saka Bhayngkara), yaitu perkemahan yang diikuti oleh
anggota Saka Bhayangkara dan diisi oleh kegiatan-kegiatan lainnyadalam rangka ikut serta
bertanggung jawab memelihara, membina, menciptakan dan mengembangkan suasana aman
dan tertib dikalangan masyarakat sesuai dengan bekal pengetahuan dan kemampuan yang ada
pada dirinya, misalnya kegiatan penanganan masalah pencurian, kecelakaan lalu lintas,
bencana alam, Siskamling dan lain sebagainya dengan melibatkan masyarakat setempat
khususnya kaum muda. Kegiatan Pertikara diadakan ditingkat Ranting, Cabang, Daerah dan
Nasionaldilaksanakan sekurang-kurangnya sekali masa Bhakti Kwartir yang bersangkutan.
d. Lomba Saka Bhayangkara yang disingkat dengan LOKABRAHA yaitu kegitan lomba
yang diikuti oleh para anggota Saka Bhayangkara dalam rangka memperagakan kemampuan
pengetahuan keterampilan dan kecakapan anggota. Lokabraha diadakan ditingkat Ranting,
Cabng, Daerah dan Nasional dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
Tingkat ranting sekali dalam tiga bulan
Tingkat cabang sekali dalam enam bulan
Tingkat daerah sekali dalam satu tahun
Tingkat nasinal sekali dalam satu tahun
e. Perkemahan antar Saka yang disingkat dengan PERAN SAKA yaitu perkemahan yang
pesertanya lebih dari satu macam Saka, misalnya Saka Bhayangkara bersama Saka
Dirgantara dan Saka Bhakti Husada, sedapat mungkin diikuti oleh semua Saka yang ada pada
wilayah yang bersangkutan. PERAN SAKA diadakan Tingkat Ranting, Cabang dan Daerah
sekurang-kurangnya sekali dalam masa bhakti Kwartir Gerakan Pramuka yang bersangkutan.

SEJARAH BERDIRINYA SAKA BHAYANGKARA INDONESIA


Satuan Karya Pramuka Bhayangkara dibentuk pada tahun 1966 dan pada
tahun tersebut masih bernama Pramuka KAMTIBMAS (Keamanan
Ketertiban Masyarakat).
Pembentukan tersebut atas instruksi bersama MENTERI/PANGLIMA POLISI
DAN KWARNAS : NO. POL. : 28/Inst./MK/1996 dan SK KWARNAS No. 4/1996
tertanggal : 1 Juli 1996
dengan nama PRAMUKA KAMTIBMAS.
Pada waktu itu terdapat sembilan krida, yaitu :
1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)
2. Krida PMK (Pemadam Kebakaran)
3. Krida SAR (Searce And Rescue)
4. Krida TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)
5. Krida SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan)
6. Krida PENGAWAL
7. Krida PELACAK
8. Krida KOMLEK
9. Krida PENGAMAT
Pada tahun 1980 dikeluarkan surat
keputusan atas kerja sama Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)
dengan KWARNAS yaitu : NO. POL.SKEP/08/V/1980 dan SK KWARNAS No.050/1980
tertanggal : 1 Juli 1980,
bernama SATUAN KARYA
BHAYANGKARA.
Ditahun 1980 pembentukan krida masih mengikuti Sembilan krida, baru pada tahun 1990
dikelurkan surat
keputusan dari KWARNAS melewati : SK KWARNAS No. 032/1990
terdapat tujuh krida, yaitu :
1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)
2. Krida PMK (Pemadam Kebakaran)
3. Krida SAR (Searce And Rescue)
4. Krida TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)
5. Krida SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan)
6. Krida PENGAWAL
7. Krida PELACAK
Pada tahun 1991 jumlah krida yang ada dipersingkat lagi menjadi lima krida, yaitu :
1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)
2. Krida PMK (Pemadam Kebakaran)
3. Krida SAR (Searce And Rescue)
4. Krida TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)
5. Krida SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan)
Setelah itu pada tahun 2006 berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia NO. POL.SKEP/595/X/2006 tertanggal
4 Oktober 2006 jumlah krida dipersingkat lagi menjadi 4 krida, yaitu :
1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)
2. Krida PPB (Pencegahan dan Penanggulangan Bencana)
{Gabungan dari Krida PMK (Pemadam Kebakaran) dan Krida SAR (Searce And
Rescue)}
3. Krida PTKP (Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara)
4. Krida TIBMAS (Ketertiban Masyarakat)
Demikian sejarah singkat Satuan Karya Bhayangkara dan pada setiap tanggal 1 Juli
diperingati sebagai hari ulang tahun SAKA BHAYANGKARA yang
bertepatan dengan hari ulang tahun BHAYANGKARA.
Saka Bhayangkara meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
1. Krida Ketertiban Masyarakat
2. Krida Lalu Lintas
3. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)

IX. TKK
Krida Ketertiban Masyarakat, terdiri atas 4 SKK, yaitu :
1. SKK Pengamanan Lingkungan Pemukiman
2. SKK Pengamanan Lingkungan Kerja
3. SKK Pengamanan Lingkungan Sekolah
4. SKK Pengamanan Hukum

Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :


1. SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas
2. SKK Pengaturan Lalu Lintas
3. SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, mempunyai 7 SKK :


1. SKK Pencegahan Kebakaran
2. SKK Pemadam Kebakaran
3. SKK Rehabilitasi Korban Kebakaran
4. SKK Pengenalan Kerawanan Kebakaran
5. SKK Pncurian
6. SKK Penyelamatan
7. SKK Pengenalan Satwa

Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP), mempunyai 5 SKK :


1. SKK Pengenalan Sidik Jari
2. SKK Tulisan Tangan dan Tanda Tangan
3. SKK Narkotika dan Obat-Obatan
4. SKK Uang Palsu
5. SKK Pengamanan Tempat Kejadian Perkara

Arti Lambang
LAMBANG SAKA

a Bentuk : Lambang Saka Bhayangkara berbentuk segi lima beraturan dengan panjang
masing – masing sisi 5 cm,

b Isi Lambang Saka Bhayangkara


1. Lambang Kepolisian Republik Indonesia
- Perisai, dengan ukuran
Sisi atas : 3,5 cm
Sisi miring atas kiri : 1 cm
Sisi miring atas kanan : 1 cm
Garsi tegak tinggi : 8 cm
Garis tengah mendatar : 8 cm
- Bintang Tiga, masing – masing dengan garis tengah 0,g cm
- Obor ukuran :
Tangkai : 1,3 cm
Nyala api : 1 cm
2. Gambar Lambang Gerakan Pramuka
Cikal kelapa 2 buah dengan ukuran :
Garis tengah kelapa : 1 cm
Tinggi tunas kelapa : 2 cm
Panjang akar : 0,5 cm
3. Tulisan dengan hurup besar yang berbunyi
“SAKA BHAYANGKARA”

c Warna
1. Warna dasar lambang Saka Bhayangkara : Merah
2. Warna dasar perisai bagian atas : Kuning
3. Warna dasar perisai bagian bawah : Hitam
4. Warna Tunas Kelapa : Kuning Tua
5. Warna Obor :
Nyala api : Merah
Tangkai Obor bagian bawah : Putih
Tangkai Obor bagian atas Hitam dan ditengahnya ada garis warana : putih
6. Warna Tiga Buah Bintang : Kuning Tua
7. Wrna Tulisan Saka Bhayangkara : Hitam
8. Warna Bingkai : Hitam lebar 0,5 cm

d Arti
1. Bentuk segi lima melambangkan falsafah pancasila
2. Bintang tiga dan perisai melambangkan Tri Brata dan Catur Prasetya sebagai kode Etik
Kepolisian Negara republic Indonesia
3. Obor melambangkan Sumber Terang Sejati
4. Apti yang cahayanya menjulang tiga bagian melambangkan Triwikrana (tiga Pancaran
Cahaya) yaitu Kesadaran, Kewaspadaan, dan kebijaksanaan.
5. Tunas kelapa melambangkan lambang Gerakan Pramuka dengan segala arti kiasannya
6. Keseluruhan lambang Saka Bhayangkara itu, mencerminkan sikap, peri laku dan perbuatan
anggota Saka Bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara dan
mebina tertib hukum dan ketenraman masyarakat yang mampu menunjang keberhasilan
pembangunan serta mampu menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang bersendikan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

KRIDA TPTKP
(Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)

A. Pengertian
• Tempat dimana suatu tindak pidana dilakukan terjadi atau akibat yang ditimbulkan
• Tempat – tempat lain yang berhubungan dengan tindak pidana tersebut dimana barang –
barang bukti korban atau bagian tubuh korban ditemukan
B. Prosedur tindakan pertama di TKP yang dilakukan
1. Tindakan terhadap korban
a. Amankan data saksi/korban yang masih hidup
1) Ciri – ciri gejala masih hidup
• Dapat bicara
• Tidak dapat bicara tetapi hihup ada tanda – tanda lain bahwa yang bersangkutan masih
hidup

2) Tanda – tanda masih hidup


• Raba pergelangan tangannya apakah masih ada tanda–tanda lain bahwa yang bersangkutan
masih ada denyut nadinya
• Apakh masih ada pernafasan ( Chek dengan kaca dimuka mulutnya )
• Akomodasi mata masih bekerja bila disenter dengan lampu

3) Bila masih ada tanda – tanda kehidupan maka xsegera lakukan hal – hal sebagai berikut :
• Beri tanda letak korban ssebelum yang bersangkutan diangkut dengan cara menggaris
dengan kapur, arang atau apa saja yang tersedia.
• Angkut segera kerumah sakit atau dokter terdekat untuk pertolomngan pertama
• Usahakan dapat menanyakan identitas korban serta hal – hal yang diketahui sebanyak –
banyaknya kecuali bila dilarang oleh dokter

4) Bila korban kebetulan dicurigai pula sebagai pelaku atau sebagai saksi penting usahakan
selama dirumah sakit/dokter menjaga korban agar tidak kontak dengan siapapun kecuali
penyidik yang menangani/pejabat berwenang yang lainnya.

5) Bila dirumah sakit kemudian dijaga petugas polri, hendaknya dalam buku mutasinya
diberikan pengarahan agar korban tidak kontak dengan orang lain dan mencatat semua
pejabat – pejabat yang dijinkan mengunjungi koraban.

b. Korban mati suri/diragukan kematiannya


Beri pertolongan pertama segera perlakuan seperti korban hidup, bila korban selamat
merupakan saksi penting.

c. Korban jelas – jelas mati


1) Tanda – tanda kematian
• Tidak ada gerakan tubuh secara spontan
• Gerakan pernafasan dan denyut nadi berhenti
• Reflek kelopak dan bola mata tidak ada
• Bola mata mengering dan cahaya mata menghilang
• Suhu tubuh mulai dingin
• Lebam mayat mulai terlihat
• Tubuh mayat kaku
• Tanda – tanda pembusukan

BILA KORBAN JELAS – JELAS SUDAH MATI

2) Tutup dan amankan TKP sebaik – baiknya dengan tahap menjutup pintu atau buat brekade
dengan benda – benda lain dari luar TKP.
3) Cata jam berapa tiba di TKP, alamat jelas, identitas korban, jam berapa diketemukan,
dalam keadaan bagaimana, siapa saja yang berada di TKP ( dekat korban ), apakah korban
atau benda – benda lain, dipindahkan,dan hal - hal lain yang berhubungan tindakan yang telah
dilakukan.

4) Sambil menunggu peyidik, jangan menambah atau mengurangi sesuatu di TKP (


membuang putung rokok, meludah, memebuang sobekan kertas, cuci tangan, kencing dan
lain sebagainya )

2. Tindakan terhadap pelaku


a. Tangkap pelaku bila masih berda di TKP dan sekitarnyadan segera lakukan penggeledahan
sebagaimana mestinya.
b. Ambil kartu identitas atau bila tidak ada maka catat nama, umur, pekerjaan, alamat dan
hubungan dengan pihak korban.
c. Selamatkan pelaku – pelaku yang luka karena dia akan menjadi sumber informasi untuk
mengungkap lebih lanjut.
d. Cegah jangan samoai pelaku atau teman – temannya menghapus/menghilangkan,
mengambil, menambah bukti –bukti yang ada di TKP
e. Agar pelaku/tersangka diborgol serta diselamatkan dari amukan massa yang akan
menghakimi sendiri.

3. Tindakan terhadap saksi – saksi


a. Geledah terlebih dahulu badan para saksi yang dicurigai jika dianggap perlu dan
diselamatkan bila terjadi luka.
b. Catat saksi – saksi sesuai dengan kartu identitasnya.
c. Perintahkan siapapun yang berada di TKP (yang dicurigai) untuk tidak meninggalkan
lokasi ( TKP ).
d. Catat keterangan saksi – saksi yang mengetahui dan jaga jangan sampai berhubungan satu
dengan yang lainnya.
e. Tahan saksi ditempat kejadian sambil menunggu datangnya petugas Pamapta/pihak yang
berwenang ( Pasal 111 ayat 3 KUHP ).
f. Catat nama, pekerjaan dan alamt para saksi yang suatu hal terpaksa meninggalkan.

4. Tindakan terhadap barang bukti


a. Jaga jangan sampai rusak/hapus dan letakkan jangan sampai berubah.
b. Catat barang – barang bukti waktu diketemukan dan diberi tanda dimana barang tersebut
diketemukan.
c. Kumpulkan dan catat semua barang bukti yng terpaksa dipindah/diadakan perubahan –
perubahan karena suatu keadaan mendesak atau akibat cuaca dan lain – lain.
d. Catat semua barang yang dikumpulkan dengan sebaik – baiknya.
e. Bungkus sebaik – baiknya menurut barang bukti yang diketemukan.

5. Tindakan terhadaptempat kejadian perkara


a. Tutup dan jaga TKP dari gangguan orang yang tidak berkepentingan.
b. Pertahankan keaslian TKP bila pamapta penyidik belum tiba serta cagah agar bekas –
bekas barangg bukti jangan sampai hilang atau rusak.
c. Sambil menutup dan mengamankan TKP agar dilakukan pula hubungan dengan Kesatuan
polisi terdekat atau yang sesuai dengan yuridikasi TKP disamping juga kepada keluarga
korban melalui telpon atau yang lainnya.
d. Setibanya pamapta penyidik di TKP agar petugas yang pertama kali yang menemukan
TKP melaksanakan tindakan sebagai berikut :
• Membuat laporan singkat urut – urutan tindakan yang telah dilakukan dan menguraikan
tentang nama korban, saksi dan pelaku yang dicurigai serta hasil pengamatan -
pengamatannya sebelum petugas penyidik datang.
• Serah terima tugas kepada pamapta penyidik yang kemudian tiba, diman pamapta panyidik
menyatakan secara resmi penutupan TKP di buka kembali.

Dalam hal ini diperlukan pengolahan lebih lanjut maka, pembukaan pembebasan TKP
dinyatakan oleh tim Reserse yang mengolah.

PENGOLAHAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA

1. Penyidik reserse setelah mengetahui hasi dari monitoring atau menerima laporan
pemberitahuan. Pamapta segera mempersiapkan peralatan beserta komponen – komponennya
menurut keperluan ( labkrim, identifikasi, dokter dan lain – lain ) untuk mencari dan
melakukan tugas pengolahan TKP lebih lanjut.

2. Alat –alat yang wajib disiapkan serta secara minimal adala sebagai berikut :
a. Crime Kit ( bila diperlukan )
b. Kotak P3K
c. Alat – alat daktiloskopi yang berupa bubuk putih hitam, kuas halus selotip bening dan lain
– lain
d. Film dan foto tustel
e. Alat ukur, alat tulis menulis dan ta;i pembatas statusquo, buku gambar.
f. Spiritus fortior, alkohol 96%, saline ( NaCI 0,9% )untuk pengaewt dan lilin paraphin
g. Dan lain sebagainya yang dianggap perlu.

Bilamana alat – alat daktiloskopi tersebut tidak tersedia sedangkan kasus tersebut bersifat
canggih dan komplek, maka diperlukan back-up dan satuan Reserse beserta komponen –
komponen (labkrim/ident )kesatuan diatasnya secara berjenjang.

3. Urut – urutan tindakan dalam pengolahan TKP


a. Pengamatan umum ( General Observation )
Pengamatan secara umum wajib dilakukan sebelum pengolahan TKP lebih lajut. Pengamatan
umum terhadap objek–objek , hal – hal sebagai berikut:
• Kemungkina pelaku masih disekitar TKP dan mencari siapa–siapa yang dapat dijadikan
saksi
• Keadaan korban pada waktu kejadian.
• Jalan keluar/masuk pelaku
• Cuaca wakyu kejadian
• Alat/sarana yang mungkin digunakan serta tertinggal.
• Bekas – bekas/tanda kekerasan lain yang dapat ditemukan
• Kejanggalan – kejanggalan lainya.

b. Pemotretan dan Pembuatan sketsa


• Pemotretan :
Pemotretan wajib dilakukan secara menyeluruh sebelum pengolahan TKP lebih lanjut.

SIDIK - SITA DAN PEMERIKSAAN


A. Pengertian
1. Penyidikan
Adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan barang bukti yang
dengan bukti itu membuuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya dalam hal dan menurut cara yang telah diatur dalah KUHP.

2. Tindak Pidana
Adalah setiap perbuatan yang diancam hukuman sebagai kejahatan atau pelanggaran baik
yang disebut didalam KUHP maupun Peraturan Perundang – undangan.

3. Penyidik
Adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undang – undang untuk melakukan penyidikan.

4. Penyidik pembantu
Adalah pejabat kepolisian Negara Republik Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu
oleh KUHAP untuk melakukan penyidikan.

5. Penyelidik
Adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang tertentu oleh
KUHAP untuk melakukan penyidikan. Macam – macam penyidikan :
1) Penyelidikan :
Adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan sesuatu peristiwa
yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya penyelidikan
menurut cara yang telah diatur dalam undang – undang KUHP.

2) Penyelidikan reserse :
• Mencari dan menyimpulkan informasi berkenaan dengan laporaan atau pengaduan tentang
atau benar tidaknya telah terjadi suatu tindak pidana.
• Mendapatkan keterangan, kejelasan tentang tersangka dan atau bukti dan atau saksi secara
lengkap supaya diadakan penindakan dan pemeriksaan.

6. Tersangka
Adalah seseorang yang karena perbuatan atau berdasarkan bukti permulaan, patut diduga
sebagai pelaku tindak pidana

7. Saksi
Adalah seorang yang dapat memberi keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntut dan
peeradilan tentang suatu perkara pidana yang dia dengar sendiri, dan alami sendiri

8. Laporan
Adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang – undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang akan
terjadinya peristiwa pidana.

9. Pengaduan
Adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat
yang berwenang guna menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan tindak
pidana

10. Tertangkaap tangan


Adalah tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana atau dengan
segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan
padanya oleh kalayak ramai sebagai yang melakukannya. atau apabila sesaat kemudian
padanya ditemukan benda yang diduga telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana.
Itu yang menunjukan bahwa dia adaalah pelakunya atau menurut dan atau membantu
melakukan tindak pidana.

11. Tempat kejadian perkara


Adalah tempat dimana suatu tindak pidana dilakukan atau terjadi dan tempat – tempat lain
dimana tersangka dan suatu barang bukti yang berhubungan dengan tidak pidana tersebut
dapat ditemukan.

B. Lain – lain
1. Asas praduga tak besalah ( presumption of innoce) artinya setiap orang yang disangka,
ditangkap, ditahan, dituntut atau dihadapkan dimuka siding pengadilan wajib dianggap tidak
bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh
kekuatan hukum yang tetap.
2. Asas persamaan dimuka hukum (Equality before the law) asas ini memberikan jaminan
bahwa setiap orang diperlakukan sama dimuka hukum tanpa membedakan warna kulit, ras,
agama, kedudukan susilan dan kelamin.
3. Asas hak pemberian bantuan/penasehat hukum ( legal asistence ). Satiap orang yang
tersangkut perkara tindak pidanaa wajib diberikan kesmpatan bantuan hukum yang semata –
mata diberikan untuk melaksanakan kepentingan pembelaan atas dirinya, sejak dilakukan
penangkapan atau penahanan terhadap dirinya.

PENYELIDIKAN

A. Pengertian
Penyelidikan adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang tertentu
oleh KUHAP untuk melakukan penyidikan.

B. Pejabat yang berwenang melakukan penyelidikan.


Pejabat polisi naegara Indonesia, dengan kata lain semua anggota polisi dari pangkat
Bhayangkara Dua ( Bharada ) sampai dengan yang berpangkat Jendral adalah penyidik

C. Tujuan panyelidikan.
1) Menurut KUHAP
• Mendahului guna mempersiapkan tindakan – tindakan yang akan dilakukan.
• Mencegah terjadinya pelanggaran hak asasi.
• Mengatasi penggunaan upaya paksa secara dini.
• Menghindari penyidik dari kemungkinan timbulnya resiko tuntutan hukum justru karena
tindakan penyidikan yang dilakukan.
• Mengatasi dan mengatasi pelaksanaan penyelidikan agar dilakukan secara terbuka (pasal
104 KUHAP)
2) Menurut teknis reserse.
• Mencari keterangan – keterangan guna menentukan suatu peristiwa yang dilaporkan atau
yang diadakann merupakan tindak piidana atau hukum.
• Melengkapi keterangan yang telah diperoleh agar menjadi jelas sebelum dapatnya
peninndakaan.
• Persiapan pelaksanaan penindakan.

D. Sasaran.
1) Orang, benda/barang.
2) Tempat (termasuk rumah dan tempat tertutup lainnya)

PENYIDIKAN

A. Pengertian.
Adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan barang bukti yang
dengan bukti itu membuuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya dalam hal dan menurut cara yang telah diatur dalah KUHP.

B. Bentuk penyelidikan.
1. Penindakan
Penyelidik/penyidik setelah menerima laporan atau pengaduan tentang telah tejadinya tindak
pidana maka penyelidik/penyidik segera mendatangi TKP dan melakukan pemeriksaan di
TKP dan mgupulkan barang bukti.
Barang bukti adalah benda atau barang yang ada hubunganya dengan peristiwa yang terjadi
merupakan alat bukti yang kuat dalam menentukan siapa pelaku/tersangka dalam peeristiwa
tersebut dalam persidangan.
Selanjutnnya hasil pemeriksaan TKP yang dilampiri dengan sket/gambar TKP.
BAP TKP ini merupakan alat bukti yang sah yaitu Surat. (BAP adalah Berita Acara
Pemeriksaan).

2. Pemanggilan terhadap tersangka dan saksi.


Pemanggilan tersebut dimaksudkan untuk diadakan pemeriksaan dalam rangka memperoleh
keterangan dan petunjuk mengenai tindak pidana yang terjadi.

Pejabat yang berwenang mengeluarkan surat panggilan adalah penyidik/penyideik pembantu.


(pasal 7 ayat 1 hurf G dan pasal 11 KUHP)

Pertimbangan pembantu surat panggilan


Bahwa seseorang diketahui mempunyai peran sebagai tersangka dimana perannya itu dapat
diketahui dari :
Laporan polisi
Hasil pemeriksaan
Laporan hasil penyelidikan

Surat panggilan disampaikan oleh petugas polri secara langsung kepada tersangka/saksi yang
akan dipanggil ditempat tinggal/kediaman yang bersangkutan berada.
Apabila tersangka atau saksi yang dipanggil tidak ada ditempat, maka tindakan yang akan
dilakukan adalah :
Surat tersebut diberikan kepada orang yang dapat menjamin bahwa surat tersebut akan
disampaikan kepada yang bersangkutan, semisal keluarga, RT/RW, Pamong desa dan lain
sebagainya.
Lembar lain supaya dikembalikan kepada petugas setelah ditanda tangani oleh orang yang
menerima.

Apabila tesangka atau saksi yang dipanggil menolak untuk menerima panggilan maka
tindakan yang diambil:
Petugas meyakinkan bahwa :
• Panggilan tersebut adalah kewajiban
• Dapat dituntut berdasarkan ketentuan pasal 216 KUHAP
Jika yang dipanggil untuk kedua kalinya tetap tidak mau maka diperlukan surat perintah
membawa.
Jika alasan wajar dan dapat diterima, penyidik datang kekediaman/ketempatnya guna
melakukan pemeriksaan.

PENANGKAPAN

A. Pengertian
Menurut(Pasal 1 butir 20 KUHAP) adalah tindakan penyidik berupa pengengkangan
sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila cukup bukti permulaan yang
cukup, guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam Undang – undang acara pidana ( KUHAP )

Bukti permulaan yang cukup meliputi :


a) Laporan polisi
b) BAP di TKP
c) Keterangan saksi termasuk saksi ahli (visum et repertum)
d) Laporan hasil penyelidikan
e) Barang bukti

Penangkapan dilakukan oleh petugas polisi negara republik indonesia terhadap seorang yang
yang diduga keras telah melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup.

Penangkapan dilengkapi dengan surat perintah tugas dan surat perintah penangkapan yang
sah, kecuali yang melakukan penyidik, penyidik pembantu cukup dengan surat penangkapan
tugas saja.

PENAHANAN

A. Pengertian
1. Penahanan
Adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau penuntut
umum atau hakim dengan penetapan, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
KUHAP

2. Penangguhan panahanan
Adalah ditundanya pelaksanaan penahanan seorang terdawa/tersangka baik dengan jaminan
orang atau jaminan uang, yang apabila dilanggar maka penahanan akan dilaksanakan.
3. Penagguhan jenis penahan
Adalah merubah jenis penahanan yang satu kepada jenis penahanan yang lain oleh penyidik
atau penuntut umum atau hakim.

B. Pejabat yang berwenang melakukan penahanan


1. Penyidik/penyidik pembantu
2. Penuntut umum
3. Hakim

C. Jenis penahanan
a) Penahanan RUTAN ( Ruamah Tahanan )
Dilaksanakan dirumah tahanan negara, yang mana didalamnya dalam proses penyidikan
penuntut umum dan pemeriksaan di pengadilan negeri ditempatkan tersendiri
b) Tahanan kepolisian ( sel )
Dalam hal belum ada Rutan/cabang Rutan maka tersangka ditempatkan didalam ruangan
tahanan kantor Kepolisian setempat ( juknis Penahanan No. Pol JUKNIS/04/II/1982 tanggal
18 Februari 1982 )
c) Penahan rumah/s
Dilaksanakan penahanan dirumah tinggal atau kediaman tersangka dengan mengadakan
pengawasan untuk menghindari segala sesuatu yang ddapat menimbulkan kesulitan dalam
pelaksanaan penyidikan, penuntutan atau pemeriksaan disidang pengadilan ( pasal 22 ayat 2
KUHAP ).

PEMERIKSAAN

Pengertian
a. Pemeriksaan
Kegiatan mendapatkan keterangan penjelasan dan keidentikan tersangka dan atau saksi –
saksi dan barang bukti maupun tentang unsur – unsur tindak pidana terbukti/terjadi, sehingga
kedudukan atau peranan seseoarang maupun barang bukti didalam tindak pidana tersebut
menjadi jelas dan dituangkan didalam berita acara pemeriksaan ( BAP ).

b. Pemeriksa
Adalah pejabat yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan baik sebagai
penyidik maupun penyidik pembantu

c. Introgasi
Adalah salah satu tehnik peemeriksaan tersangka/saksi dalam rangka penyidik tindak pidana
dengan cara mengajukan pertanyaan baik lesan maupun tertulis kepada tersangaka, Atau
saksi guna memperoleh keterangan, petunjuk dan alat bukti lainnya dan kebenaran
keterlibatan tersangka dalam rangka pembuatan berita acara.

d. Konfrontasi
Salah satu tehnik pemeriksaan dalam rangka penyidikan dengan cara mempertemukan satu
dengan yang lainnya ( antara tersangka dengan tersangka atau pengetahuan saksi dengan
saksi tersangka dengan saksi ).

e. Rekontuksi
Adalah salah satu tehnik pemeriksaan dalam rangka penyidikan dengan jalan memperagakan
kembali cara tersangka melakukan trindak pidana dan atau pengetahuan saksi denga tujuan
untuk mendapatkan gambaran yang jelas terjadinya tindak pidana tersebut untuk
mendapatkan dan menguji kebenaran keterangan saksi atau tersangka sehingga dengan
demikian dapat diketahui tidak benarnya tersangka tersebut sabagai pelaku.

f. Saksi ahli
Adalah orang yang dapat memberikan keterangan ahli guna kepentingan penyidikan,
penuntutt dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang dia dengar, dia lihat sendiri dan
dia alami .

g. Keterangan ahli
Adalah keterannga yang diberikan oleh sseseorang yang memilik keahlian khusus yang
diperlyukan untuk membuat titik terang suatu perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaann.

1. SKK Pengenalan Sidik Jari

a. Untuk golongan Siaga, tidak diadakan


b. Untuk golongan Penggalang : Mengetahui bahwa setiap orang mempunyai ciri-ciri sidik
jari yang tidak sama dengan orang lain.
c. Untuk golongan Penegak
Selain mempunyai SKK golongan Penggalang :
1) Mengetahui apa kegunaan sidik jari
2) Mengenal jenis lukisan sidik jari
d. Untuk golongan Pandega :

Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah dengan pengetahuan teknik dan cara
pengembilan sidik jari.

2. SKK Pengenalan tulisan tangan dan tanda tangan

a. Untuk golongan Siaga tidak diadakan


b. Untuk golongan Penggalang :
Dapat mengenal tulisan tangan dan tanda tangan.
c. Untuk golongan Penegak dan Pandega :

Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda
tangan palsu.

3. SKK Pengenalan Tempat Perkara (TKP )


a. Untuk golongan Siaga dan Penggalang, tidak diadakan
b. Untuk golongan Penegak :
1) Mengetahui apa arti dan guna TKP
2) Mengetahui apa saja yang terdapat di TKP
c. Untuk golongan Pandega

Selain mempunyai SKK golongan Penegak :


1) Mengetahui bagaimana bertindak terhadap TKP
2) Mengetahui bagaimana cara bertindak pertama dalam memberikan pertolongan pada
korban manusia yang masih hidup.
3) Mengetahui cara pengamanan TKP (status quo).

4. SKK Pengenalan Bahaya Narkotika

a. Untuk golongan Siaga, tidak diadakan


b. Untuk golongan Penggalang :
1) Mengetahui berbagai jenis narkotika
2) Mengetahui bahaya narkotika bagi kesehatan jasmani seseorang
3) Mengetahui bahaya minuman keras dan alkohol.

c. Untuk golongan Penegak

Selain mempunyai SKK golongan Penggalang :

1) Mengetahui tempat-tempat/instansi rehabilitasi penyembuhan penderita korban narkotika.


2) Mengetahui tentang kegunaan narkotika untuk pengobatan kedokteran serta mengetahui
tentang bahaya minuman keras dan merokok.

d. Untuk golongan Pandega

Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah pengetahuan mengenai peraturan-


peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dan
obat.

Pengenalan Uang Palsu

Uang palsu adalah uang yang dicetak atau dibuat oleh perseorangan maupun
perkumpulan/sindikat tertentu dengan tujuan uang palsu hasil cetakannya dapat berlaku
sesuai nilainya dengan sebagaimana mestinya. Untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan
melihat perbedaan antara uang yang asli dengan uang palsu alias upal diperlukan teknik
analisis yang cukup sederhana dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah. Langkah cara 3d
tersebut ialah :

1. Dilihat
Lihatlah uang yang anda miliki, apakah warnanya pudar, kusam, pucat, luntur, patah-patah,
atau masalah lainnya. Pastikan uang yang anda periksa tadi memiliki warna, corak dan
gambar yang baik serta memiliki tanda-tanda uang asli seperti tanda air yang
menggambarkan pahlawan-pahlawan nasional, bahan kertas serta benang tali pengaman yang
berada di dalam uang tersebut. Uang-uang pecahan besar biasanya memiliki tanda keaslian
lain seperti corak gambar dengan warna yang mencolok dan sulit ditiru penjahat. Pastikan
uang itu benar-benar asli.
2. Diraba
Usaplah uang tersebut apakah uang itu terasa kasar atau lembut. Uang yang asli biasanya
agak kaku dan tebal bahan kertasnya. Di samping itu pada angka atau gambar uang biasanya
sengaja dicetak agak menonjol dan akan terasa jika diusap-usap. Rabalah uang anda apakah
sudah asli atau belum.

3. Diterawang / Ditrawang
Langkah yang terakhir adalah menerawangkannya ke sumber cahaya kuat seperti matahari
dan lampu. Setelah diterawang lihatlah bagian tali pengaman dan tanda mata air apakah
dalam kondisi baik atau tidak.

PENGENALAN TULISAN TANGAN

Menurut Asosiasi Analis Tulisan Tangan Amerika (A.A.H.A - American Association of


Handwriting Analysts), pada tulisan tangan terdapat 300 aspek sebagai bahan analis. Berikut
9 petunjuk bagaimana tulisan tangan mengungkapkan kepribadian.

1. Zona Huruf.

Tarik tiga garis lurus, dari situ terbentuk 3 zona imajiner/hayal : zona atas, zona tengah, zona
bawah. Zona atas berisi huruf-huruf tinggi, seperti ; b, l, k, t, dsb. Zona tengah berisi huruf-
huruf kecil seperti ; a, c, e, m, n, dsb. Zona bawah berisi huruf-huruf yang memiliki ujung
yang menggantung, seperti ; g, j, p. Hanya huruf “f” yang menempati semua zona.

Zona atas mewakili daya Abstraksi, Idealisme, Pemikiran, Imajinasi, dan Ambisi (lambang
dari Surga, Pikiran, Kepala). Zona tengah mewakili Ego, Adaptasi, Hubungan Sosial,
perasaan dan Emosi (lambang dari Dunia, Jiwa, Dada). Zona bawah mewakili Kualitas
Materi dan Fisik, Dorongan Seksual, kegemaran, dan Penyimpangan (lambang dari Neraka,
Tubuh, Perut).

2. Arah Tulisan.

Arah tulisan (dari kiri ke kanan) menunjukkan bagaimana anda berkomunikasi. Tulisan yang
miring ke kanan menunjukan sikap yang terus mengacu ke masa depan, kecintaan pada Ayah,
dan kecendrungan diri yang ekstrovert. Tulisan yang miring ke kiri menunjukan sikap yang
reflektif, kecintaan pada Ibu, dan kecendrungan diri yang intovert. Tulisan yang tegak lurus
menunjukan sikap yang tegar, suka mengamati lingkungan, banyak perintah, dan mampu
mengendalikan emosi, juga mencirikan tulisan seorang pengusaha, pemimpin militer, dan
penulis terkenal.

3. Ukuran Huruf.

Besar kecilnya tulisan, ditentukan oleh huruf-huruf di zona tengah. Tinggi huruf 3 mm
dianggap sebagai ukuran rata-rata. Bila ukuran lebih dari 3 mm, menunjukan kepribadian
yang Merdeka, membutuhkan ruang untuk bahagia. Huruf yang menjorok ke atas maupun ke
bawah menunjukan kemampuan mental atau fisik yang istimewa. Tulisan yang kecil
menunjukan ekspresi kerendahan hati, meskipun juga cendrung menunjukan rasa rendah diri
atau menarik diri.
4. Kemiringn Huruf.

Kemiringan rata-rata adalah 45 derajat, jika tulisan cendrung ke kanan menunjukan Pribadi
yang ramah tamah, sedangkan tulisan yang miring ke kiri menunjukan Pribadi yang Introvert/
manutup diri. Tulisan miring ke kiri banyak ditemui pada tulisan wanita yang pada masa
kecilnya mengalami kesulitan hidup atau wanita yang kaku dan keras kepala namun pemalu.

5. Bentuk Sambungan

Ada 4 dasar sambungan, yang berdiri sendiri atau sambungan.

-Tulisan dengan tarikan lengkungan kebawah kemudian disambung bagian terbuka pada
atasnya.
-Tulisan ARCADE, adanya lengkungan-lengkungan yang menaungi dasar tulisan.
-Tulisan dengan SUDUT yang membentuk perubahan arah pada bagian dasar tulisan.
-Tulisan yang seakan berbentuk BENANG berkesinambungan.

Arcade menunjukkan sifat agresif, Sudut mewakili sifat sensitif, Benang menunjukkan
ketergesaan atau suatu keinginan untuk beradaptasi dengan individu lain (Tulisan ini sering
nampak pada tulisan seorang psikolog, politikus, diplomat, serta mereka yang menghindari
sikap pasti terhadap suatu persoalan.

6. Hubungan Antar Huruf.

Sambungan huruf yang normal adalah empat sampai lima huruf yang tersambung satu sama
lainnya, jika lebih dari itu berarti mencerminkan sifat orang yang keras hati, bahkan keras
kepala - terutama jika dikombinasikan dengan tekanan yang ringan pada saat menulis, juga
menunjukkan sifat yang malas karena tidak mengangkat penanya dari permukaan kertas.

Tulisan yang sambungannya sedang menunjukkan kemampuan intuisi, meski bisa juga
menunjukkan kekurang mampuan sosialisasi si penulis.

Jika setiap huruf dalam tulisan masing-masing berdiri sendiri,menurut para


ahli...dimungkinkan secara mental : sedang kacau.

7. Keteraturan Tulisan.

Di definisikan sebagai penulisan tinggi huruf di wilayah tengah, kemiringan dan besarnya
huruf dari tulisan yang relatif tetap / sama. Tulisan yang teratur mencerminkan pribadi
penulis yang kaku, cenderung meredam gejolak hati sampai taraf memaksa.

Sedangkan ketidak teraturan mencerminkan kondisi emosi yang tidak stabil, daya kreatifitas
yang tinggi. Contohnya adalah ulisan tangan Heyden, Mozart, dan Picasso yang miring dan
jarak antaranya tidak teratur.

8. Lebar Tulisan

Lebar tulisan dianggap normal jika panjang tarikan kebawah tulisan dan jarak di antaranya
sama, menunjukkan sifat orang yang ramah. Jika jaraknya lebar, hal ini menunjukkan sifat
orang yang memiliki imajinasi yang hidup dan biasanya suka berbicara didepan umum,
seperti bercerita dan berpidato.

Kalau tarikan ke atas dan ke bawah saling berdekatan, cenderung menunjukkan sifat
menyembunyikan segala sesuatu, sikap tidak tulus hati.

9. Arah Tulisan.

Lebih dari penampilan tulisan itu sendiri, arah tulisan pun menyatakan sesuatu. Emos, ambisi,
ditunjukkan oleh kurva yang naik. Depresi, sakit, dan kelelahan ditunjukkan oleh tulisan yang
membentk cekungan, cedangkan cembung menunjukkan ambisi awal yang cenderung
bimbang. (WCM)

PSIKOTROPIKA

A. Pengertian Psikotropika
Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan
menimbulkan kelainan perilaku, kadang-kadang disertai dengan timbulnya halusinasi
(gangguan persepsi visual dan pendengaran), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam
perasaan.

Pengertian Narkotika
B. Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi penggunanya

Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi
atau timbulnya khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.

Macam-macam Narkotika

1. Opioid.
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium.
Opium disaripatikan dari opium poppy (papaver somniferum) & disuling untuk membuat
morfin, kodein & heroin (1847).
Opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk kenikmatan
(mencegah batuk, diare, dsb.)

Termasuk dalam golongan Opioid adalah :

Heroin.
Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang kecanduan karna efeknya
sangat kuat. Obat ini bisa di temukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam cairan.

Heroin memberikan efek yang sangat cepat terhadap si pengguna, dan itu bisa secara fisik
maupun mental. Dan jika orang itu berhenti mengkonsumsi heroin, dia akan mengalami rasa
sakit yang berkesinambungan/sakaw/ gejala putus obat.

Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin(sering digunakan untuk
medikasi) dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia
pada akhir - akhir ini.

Cara penggunaan heroin yang disuntikkan dapat memicu terjadinya penularan HIV/AIDS dan
hepatitis C. Biasanya disebabkan oleh penggunaan jarum suntik dan peralatan lainnya secara
bersamaan.

Codein.
Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek codein lebih lemah daripada
heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam
bentuk pil atau cairan jernih.Codein sering juga digunakan sebagai obat batuk untuk batuk
yang kronis. Pembeliannya pun harus dengan resep dokter.

Domerol
Nama lainnya adro Domerol adalah pethidina. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan
tidak berwarna. Demerol sering juga digunakan untuk pengobatan.

2. Kokain.
Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan alkaloid
yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan,
dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat
untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan, stamina,
mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek eforia.

Dampak jangka pendek lain penggunaan kokain adalah depresi, paranoid, serangan jantung,
kejang, stroke dan psikosis

3. Cannabis/ganja/cimenk.
Semua bagian dari tanaman ini mengandung kanabinoid psikoaktif. Tanaman ganja biasanya
dipotong, dikeringkan, dipotong kecil - kecil dan digulung menjadi rokok disebut joints (di
Indonesia disebut pocong). Akan mengikat pikiran dan dapat membuatmu menjadi ketagihan.

Bentuk yang paling poten berasal dari sari tanaman ganja yang dikeringkan dan berwarna
coklat-hitam yang disebut hashish atau hash.

Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang
(gen) schizophrenia. Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan
depresi.
Asap ganja mengandung tar 3 kali lebih banyak dan karbonmonoksida 5 kali lebih banyak
daripada rokok biasa.
THC(delta-9-tetrahydrocannabinol) disimpan di dalam lemak pada tubuh dan dapat dideteksi
sampai enam minggu setelah memakai.

B. Jenis-jenis
Jenis-jenis yang termasuk psikotropika
1. Ecstasy/Ineks
Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine)/MDMA adalah salah satu jenis narkoba yang di
buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet.

Ekstasi akan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum
dari kekuatan tubuh itu sendiri. Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari
pengerahan tenaga yang tinggi dan lama, yang sering menyebabkan kematian. Zat-zat kimia
yang berbahaya sering dicampur dalam tablet atau kapsul ecstasy. Zat-zat ini justru seringkali
lebih berbahaya dibandingkan kandungan ecstasy yang ada. Ecstasy ini mempengaruhi
reseptor dopamin di otak sehingga bila efek zat ini habis dapat menimbulkan depresi dan
paranoid.

2. Shabu-shabu
Nama kimianya adalah methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu
penyedap masakan. Obat ini berbentuk kristal maupun tablet, tidak mempunyai warna
maupun bau

Obat ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf diantaranya :


a. Merasa nikmat, eforia, waspada, enerjik, sosial & percaya diri (bila digunakan lebih dari
biasanya).
b. Agitasi(mengamuk), agresi(menyerang), cemas, panik.
c. Mual, berkeringat, geraham lengket, gigi terus mengunyah.
d. Kehilangan nafsu makan.
e. Susah tidur.
f. Gangguan jiwa berat.
g. Paranoid dan depresi.

3. Opioid
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium.
Opium disaripatikan dari opium poppy (papaver somniferum) & disuling untuk membuat
morfin, kodein & heroin (1847). Opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang
rasa sakit dan untuk kenikmatan (mencegah batuk, diare, dsb.)
Termasuk dalam golongan Opioid adalah :
a. Heroin
Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang kecanduan karna efeknya
sangat kuat. Obat ini bisa di temukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam cairan.

Heroin memberikan efek yang sangat cepat terhadap sipengguna, dan itu bisa secara fisik
maupun mental. Dan jika orang itu berhenti mengkonsumsi heroin, dia akan mengalami rasa
sakit yang berkesinambungan/ sakaw/gejala putus obat.

Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin(sering digunakan untuk
medikasi) dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia
pada akhir – akhir ini.

Cara penggunaan heroin yang disuntikkan dapat memicu terjadinya penularan HIV/AIDS dan
hepatitis C. Biasanya disebabkan oleh penggunaan jarum suntik dan peralatan lainnya secara
bersamaan.
• Codein.
Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek codein lebih lemah daripada
heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam
bentuk pil atau cairan jernih.Codein sering juga digunakan sebagai obat batuk untuk batuk
yang kronis. Pembeliannya pun harus dengan resep dokter.

• Domerol
Nama lainnya adro Domerol adalah pethidina. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan
tidak berwarna. Demerol sering juga digunakan untuk pengobatan.

b) Kokain.
Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan alkaloid
yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan,
dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat
untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan, stamina,
mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek eforia.

Dampak jangka pendek lain penggunaan kokain adalah depresi, paranoid, serangan jantung,
kejang, stroke dan psikosis

4. Cannabis/ganja/cimenk.
semua bagian dari tanaman ini mengandung kanabinoid psikoaktif. Tanaman ganja biasanya
dipotong, dikeringkan, dipotong kecil – kecil dan digulung menjadi rokok disebut joints (di
Indonesia disebut pocong). Akan mengikat pikiran dan dapat membuatmu menjadi ketagihan.

Bentuk yang paling poten berasal dari sari tanaman ganja yang dikeringkan dan berwarna
coklat-hitam yang disebut hashish atau hash.

Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang
(gen) schizophrenia. Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan
depresi.

Asap ganja mengandung tar 3 kali lebih banyak dan karbonmonoksida 5 kali lebih banyak
daripada rokok biasa.
THC(delta-9-tetrahydrocannabinol) disimpan di dalam lemak pada tubuh dan dapat dideteksi
sampai enam minggu setelah memakai

C. Faktor Pendorong Penggunaan Narkoba


Beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk mencoba menggunakan narkoba yang
pada akhirnya menyebabkan ketergantungan.
1. Faktor Kepribadian.
• Kurangnya pengendalian diri.
Orang yang mencoba-coba menggunakan narkoba biasanya memiliki sedikit pengetahuan
tentang narkoba, bahaya yang ditimbulkan serta aturan hukum yang melarang penggunaan
Narkoba.

• Konflik Individu.
Orang yang kerap mengalami konflik akan mengalami frustasi. Bagi individu yang tidak
biasa dalam menghadapi penyelesaian masalah cenderung untuk menggunakan narkoba,
Kecemasan yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut dapat menguranginya dengan
mengkonsumsi narkoba.

• Terbiasa hidup senang/mewah.


Orang yang terbiasa hidup dalam kesenangan kerap berupaya menghindari permasalahan
yang lebih rumit, biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara instan,
praktis atau membutuhkan waktu yang singkat. Mereka tidak terbiasa bersikap sabar, telaten,
ulet atau berpikir konstruktif akan memilih cara-cara yang simple yang dapat memberikan
kesenangan, narkoba memberikan rasa euphoria secara berlebihan.

2. Faktor Lingkungan
• Masyarakat yang indvidualis.
Lingkungan yang individualistik seperti yang terdapat dalam kehidupan kota besar cenderung
kurang peduli dengan orang lain, sehingga setiap orang hanya memikirkan permasalahan
dirinya tanpa peduli dengan orang sekitarnya, biasanya orang-orang seperti ini selalu
beranggapan bahwa yang penting bukan dirinya, saudara atau familinya tidak terlibat narkoba
maka ia tidak mau ambil pusing karenanya. Akibatnya banyak individu dalam masyarakat
kurang peduli dengan penyalahangunaan narkoba ini yang semakin meluas pada remaja dan
pada anak-anak.

• Pengaruh teman sebaya.


Pengaruh teman atau kelompok juga berperan penting terhadap penggunaan narkoba, hal ini
disebabkan sebagai syarat kemudahan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok.
Kelompok atau genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi
tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk
mengkonsumsi narkoba bersama pula.

• Hukuman yang terlalu ringan


Hukuman sanksi yang diberikan kepada pengguna dan pengedar narkoba yang terlalu ringan
juga mempengaruhi penggunaan narkoba secara meluas. Hukuman yang berat akan memberi
efek jera pada pemakai atau pengedar dan juga mempengaruhi secara psikologis bagi
masyarakat untuk menggunakan narkoba.

3. Faktor Keluarga
• Kurangnya kontrol keluarga.
Orang tua yang terlalu sibuk jarang mempunyai waktu mengontrol anggota keluarga. Anak
yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung mencari perhatian dari luar, biasanya
mereka juga mencari "kesibukan" bersama teman-temannya

• Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab


Tidak semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh remaja dimulai dari keluarga
yang broken home, semua anak mempunyai potensi yang sama untuk terlibat dalam
penyalahangunaan narkoba. Pengenalan anak terhadap disiplin dan tanggung jawab akan
mengurang resiko anak terjebak didalamnya. Anak mempunyai tanggungjawab terhadap
dirinya dan orangtua dan juga masyarakat akan mempertimbangkan beberapa hal untuk
mencoba-coba menggunakan narkoba.

4. Faktor Pendidkan
• Kampanye kurang.
Kampanye sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi akan bahayanya menggunakan
narkoba. Pemerintah dan instansi terkait seharusnya berperan proaktif terhadap pencegahan
penggunaan narkoba dikalangan generasi muda sebagai penerus bangsa karena dampaknya
kesehatan akan mempengaruhi generasi muda di masa mendatang. Poster-poster anti narkoba
seharusnya juga tidak menggambarkan dampak kematian, melainkan juga harus bersifat
informatif yang berkenaan dampak dalam waktu singkat terhadap penggunaan narkoba.

• Pendidikan di sekolah
Pendidkan akan bahayanya narkoba di sekolah-sekolah juga merupakan salah satu bentuk
kampanye, kurangnyaa pengetahuan yang dimiliki oleh siswa akan bahayanya narkoba juga
dapat memberikan andil terhadap meluasnya pengguna narkoba dikalangan pelajar.

Artikel lain :
KRIDA PENGENALAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA
PTKP :
PENGERTIAN
Yaitu tindakan yang pertama kali dilakukan apabila kita mendatangi atau menemukan suatu
tempat kejadian atau tindak pidna yang terjadi sebelum TKP tersebut rusak oleh alam
maupun manusia guna mempermudah penyelidikan dan terungkapnya kasus atau peristiwa
yang terjadi.
Tempat dimana suatu tindak pidana terjadi atau akibat yang ditimbulkan
Tempat-tempat lain yang berhubungan dengan tindak pidana tersebut dimana barang bukti
atau tubuh korban ditemukan
Cara yang pertama kali dilakukan apabila kita menemukan suatu kejadian atau tindak pidana
yaitu :
Amankan data atau korban yang masih hidup
Beri tanda korban sebelum yang bersangkutan diangkut dengan cara menggaris dengan
kapur,dsb
Beri pertolongan pertama
Tanyakan identitas korban sebanyak-banyaknya
Jika korban dicurigai sebagai pelaku atau sebagai saksi penting,usahakan selama di rumah
sakit agar tidak kontak dengan siapapun
Bila di rumah sakit kemudian dijaga oleh petugas polri,hendaknya dalam buku mutasinya
diberikan pengarahan agar korban tidak kontak dengan orang lain dan mencatat semua
pejabat-pejabat yang diizinkan menjenguk korban
Bagi korban yang diragukan
Beri pertolongan pertama
Bagi korban yang mati
Tutup dan amankan TKP sebaik-baiknya dengan tahap menutup pintu atau membuat brikade
dengan benda-benda lain diluar TKP
Catat berapa jam tiba di TKP,alamat jelas,identitas korban,jam berapa ditemukan,dalam
keadaan yang bagaimana,siapa saja yang berada di TKP,apakah korban atau benda-benda lain
telah dipindahkan,dan berbagai hal lain yang telah dilakukan sebelum petugas datang
Sambil meunggu penyidik,jangan menambah atau mengurangi sesuatu di TKP
Mengamankan barang bukti yang ada di TKP,diperhatikan beberapa hal :
Mengetahui letak barang bukti tersebut
Hindari menyentuh barang bukti tersebut secara langsung
Menghimpun keterangan dari para saksi yang melihat kejadian atau tindak pidana yang
terjadi
Mengamankan tersangka,(apabila tersangka masi berada di TKP)
Menolong korban dari suatu tindak kejadian atau tindak pidana
Menghubungi rumah sakit terdekat
Melapor kepada pihak yang berwenang (kepolisian)

Ada 2 cara mendapatkan informasi dalam hal suatu tindak pidana yang terjadi,apabila kita
menemukan ataupun mengetahui baik secara langsung maupun tidak langsung:
Secara terbuka
Menanyakan pada masyarakat sekitar TKP
Melalui media
Secara tertutup
Digunakan oleh pihak yang berwenang.
Tindakan terhadap pelaku
Tangkap pelaku jika masih berada di sekitar TKP,dan lakukan penggeledahan sebagaimana
mestinya
Ambil kartu identitas ,jika tidak ada maka catat nama,umur,pekerjaan,alamat dan hubungan
pelaku dengan korban
Selamatkan pelaku-pelaku yang luka,karena dia akan menjadi sumber informasi lebih lanjut
Jagalah barang di sekitar TKP
Pelaku diselamatkan dari amukan massa
Tindakan terhadap saksi
Geledah terlebih dahulu baan para saki yang dicurigai jika dianggap perlu
Catat saksi sesuai dengan identitasnya
Perintahkan siapapun yang berada di TKP agar tidak meninggalkan lokasi
Catat keterangan saksi-saksi secara terpisah
Tahan saksi di tempat kejadian sambil menunggu datangnya petugas Pamapta/pihak yang
berwenang (pasal 111 ayat 3 KUHP)
Catat nama,pekerjaan dan alamat para saksi yang jika memang tidak bisa berada di TKP
Tindakan terhadap barang bukti
Jaga jangan sampai rusak dan posisinya berubah
Catat barang-barang bukti waktu diketetmukan dan beri tanda tempat barang bukti tersebut
Kumpulkan dan catat semua barng bukti yang terpaksa diambil
Tindakan terhadap tempat kejadian perkara
Tutup dan jaga TKP dari gangguan orang yang tidak berkepentingan
Pertahankan keaslian TKP bila pamapta penyidik belum datang
Hubungi keluarga korban
Tindakan saat pamapta tiba di tempat :
Membuat laporan singkat urut-urutan tindakan yang telah dilakukan dan menguraikan
identitas saksi dan korban,pelaku yang dicurigai serta hasil pengamatannya sebelum penyidik
datang
Serah terima tugas kepada pamapta penyidik yang tiba, dimana pamapta penyidik menyatakn
secara resmi penutupan TKP dibuka kembali

LAMBANG SAKA BHAYANGKARA

A. Bentuk
Bentuk lambang Saka Bhayangkara adalah segi lima beraturan dengan panjang masing-
masing sisi 5cm.

B. Isi
Isi lambang saka bhayangkara terdiri atas :
a. Perisai
Ukuran gambar:
• Sisi atas = 3,5cm
• Sisi miring atas kiri= 1cm
• Sisi miring atas kanan= 1cm
• Garis tegak tinggi 8cm
• Garis tegak tinggi = 8cm

b. Bintang Tiga
Masing-masing dengan garis tengah = 0,8 cm
c. Obor
Ukuran gambar:
• Panjang tangkai = 1,5 cm
• Tinggi nyala api= 1 cm
d. Tunas Kelapa
Dengan ukuran :
• Garis tengah kelapa = 1 cm
• Tinggi tunass = 2 cm
• Panjang akar= 0,5 cm
e. Tulisan dengan huruf besar yang berbunyi
”SAKA BHAYANGKARA”.

C. WARNA
a. Warna dasar saka bhayangkara ”MERAH”
b. Warna dasar perisai bagian atas ”KUNING” dan bagian bawah ”HITAM“
c. Warna tunas kelapa ”KUNING TUA“
d. Warna obor :
• Nyla api ”MERAH“
• Tangkai obor ”PUTIH“
e. Warna tiga bintang ”KUNING TUA”
f. Warna tulisan ” HITAM “
g. Warna bingkai ” HITAM “

D. Arti
a. Bentuk segilima melambangkan falsafat pancasila
b. Bintang 3 (tiga) melambangkan Tri Brata Polri yang berisi :
• Rasta Sewakotama
Abdi utama dari pada negara
• Negara Yanutama
Warga negara tauladan dari pada negara
• Yanu Ana Caksana
Wajib menjaga ketertiban pribadi dari pada rakyat.
c. Perisai Catur Prasetya polri yang isinya :
• Satya Ha Prabu : Setia kepada negaranya dan pemimpinnya
• Hanyaken Musuh : Mengenyahkan musuh-musuh negara dan masyarakat
• Geniung Pratidina : Mengagungkan Negara
• Tansa Trisna : Tak terikat trisna pada sesuatu
d. Obor melambangkan sumber Terang Sejati
e. Api yang menjulang tiga bagian melambangkan Tri Wikrama (tiga pancaran cahaya) yaitu
:
• Kesadaran
• Kewaspadaan ( kewaskitaan )
• Kebijaksanaan
f. Tunas kelapa menggambarkan lambang gerakan pramuka dengan segala arti kiasannya
g. Warna merah merupakan semangat keberanian
h. Warana kuning merupakan keagungan atau kemakmuran
i. Warna hitam merupakan keabadian yang kekal
j. Warna putih merupakan kesucian
k. Keseluruhan lambang saka bhayangkara itu mencerminkan sikap laku dan perbuatan
anggota saka bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara atau
membina tertib hukum dan ketentraman masyarakat yang mewujudkan keamanan dan
ketertiban masyarakat yang mampu menujang keberhasilan pembagunan, serta mampu
menjamin tetap tegak nya NKRI yang bersendikan pancasila dan UUD NRI tahun 1945.

E. Pemakaian
a) Lambang Saka Bhayangkara digunakan antara lain untuk lencana Saka Bhayangkara yang
digunakan oleh anggota Dewan Saka, Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida, Instruktur,
Pamong Saka dan Pimpinan Saka Bhayangkara pada waktu mengikuti kegiatan yang
berkaitan dengan Saka Bhayangkara (contoh gambar dan ukuran lihat lampiran)
b) Lencana Saka Bhayangkara dikenakan dilengan baju sebelah kiri pakaian seragam
pramuka
c) Tanda pengenal Saka Bhayangkara
1) Tanda pengenal satuan karya bhayangkara, disingkat tanda Saka Bhayangkara yang
bentuk, gambar, ukuran, dan warnanya dituangkan dalam bab.IX tentang lambing
2) Tanda Saka Bhayangkara ini hanya untuk anggota Saka Bhayangkara, Dewan Saka,
Pemimpin Krida, Pamong Saka, Instruktur dan Pimpinan Saka Bhayangkara dan
pemakaiannya hanya pada waktu mengikuti kegiatan yang ada kaitannya dengan Saka
Bhayangkara
3) Tanda Saka Bhayangkara dikenakan pada seragam pramuka dilengan sebelah kiri
d) Tanda pengenal krida Saka Bhayangkara :
1) Tanda pengenal krida Saka Bhayangkara, disingkat tanda krida Saka Bhayangkara
berbentuk segi empat dengan ukuran 4x4 cm dengan gambar dan tulisan menurut bidang
kegiatan krida masing-masing dalam Saka Bhayangkara
2) Tanda krida Saka Bhayangkara dipakai hanya pada waktu kegiatan saka yang
bersangkutan
3) Tanda krida Saka Bhayangkara hanya untuk anggota krida yang bersangkutan dan tidak
untuk pamong instruktur dan pimpinan saka
4) Tanda krida Saka Bhayangkara dikenakan pada seragam pramuka di lengan sebelah kanan

BAB IV

KRIDA SAKA BHAYANGKARA

A. Pengertian
Krida adalah satu terkecil dari saka. Macam-macam kirda dalam saka bhayangkara menurut
SK Kwarnas No. 98 / 196

B. Macam - macam.
Krida di bagi 4 macam, yaitu:
1. Krida Ketertiban Masyarakat
2. Krida Lalu Lintas
3. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP)
pada krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana terdapat 4 sub krida :
1. Subkrida PASKUD (Pasukan Berkuda)
2. Subkrida PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
3. Subkrida DAMKAR (Pemada Kebakaran)
4. Subkrida SAR (Search And Rescue)
Sementara ini Krida saka bhayangkara yang memiliki sub krida PASKUD hanya di wilayah
Jakarta Timur, Tepatnya Ranting Pasar Rebo, Ciracas, dan Cipayung.

C. Syarat kecakapan khusus


1. Krida Ketertiban Masyarakat, terdiri atas 4 SKK, yaitu :
1. SKK Pengamanan Lingkungan Pemukiman
2. SKK Pengamanan Lingkungan Kerja
3. SKK Pengamanan Lingkungan Sekolah
4. SKK Pengamanan Hukum

2. Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :


1. SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas
2. SKK Pengaturan Lalu Lintas
3. SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
3. Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, terdiri atas 7 SKK :
1. SKK Pencegahan Kebakaran
2. SKK Pemadam Kebakaran
3. SKK Rehabilitasi Korban Kebakaran
4. SKK Pengenalan Kerawanan Kebakaran
5. SKK Pencurian
6. SKK Penyelamatan
7. SKK Pengenalan Satwa

4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP), terdiri atas 5 SKK :
1. SKK Pengenalan Sidik Jari
2. SKK Tulisan Tangan dan Tanda Tangan
3. SKK Narkotika dan Obat-Obatan
4. SKK Uang Palsu
5. SKK Pengamanan Tempat Kejadian Perkara

D. Macam-macam Tanda Pengenal


a. Tanda Umum
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra
maupun putri.
Macamnya : Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan, tanda harian, tanda
WOSM

b. Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka
bergabung.
Macamnya : Tanda barung / regu / sangga, gugusdepan, kwartir, Mabi, krida, saka, Lencana
daerah, satuan dan lain-lain.

c. Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam
lingkungan organisasi Gerakan Pramuka
Macamnya : Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, sulung,pratama,
pradana, pemimpin / wakil krida / saka, Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih,
Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain

d. Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha
seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya : Tanda kecakapan umum / khusus, pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi
orang dewasa.

e. Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma
baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka,
kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya :
Peserta didik : Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan.
Orang dewasa : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.

PROGRAM KERJA

Dalam sebuah Organisasi kita tidak luput dari sebuah rencana dalam kurun waktu masa
jabatan kita untuk membuat berbagai macam program – program yang mempunyai daya tarik
tersendiri serta mewujudkan suasana yang berbeda dalam program tersebut hal itu adalah
Program Kerja Saka Bhayangkara suatu program selama 1 Tahun masa Jabatan Dewan Saka
Bhayangkara di pangkalanya masing - masing, berbagai macam pemikiran muncul disetiap
angan para anggotanya dg imajinasi mereka berbagai ide – ide kreatif pun muncul di angan –
angan mereka dan dituangkan dalam sebuah buku Notulen Rapat untuk disepakati bersama.
Kegiatan – kegiatan tersebut adalah wujud dari pemikiran para anggotanya ntuk dilaksanakan
sebagaimana mestinya yang sudah tertera dalam Program Kerja.
Sebuah program kerja harus dipertimbangkan sebagamana mestinya kita dituntut untuk
memilih dan memilah mana yang diutamakan dan mana yang dilaksanakan terlebih dahulu
agar kegiatan berjalan dengan lancar. Suatu kegiatan akan mudah jika penyusunan kegiatanya
teratur, kita juga harus mempertimbangkan waktu pelaksanaanya karna inilah yang terpenting
dalam kegiatan tersebut jika kita salah menentukan waktu pelaksanaanya maka kegiatanpun
mungkin tidak berjalan dengan lancar karna berbagai macam halangan menghadang jalanya
kegiatan tersebut. Didalam Organisasi Saka Bhayangkara Polsek Maduran dan Sekaran
Lamongan memiliki beberapa kegiatan wajib selama 1 tahun hal ini sudah menjadi tradisi di
Organisasi Kepramukaan Saka Bhayangkara khususnya di Polsek Maduran dan Sekaran.
kegiatatan tersebut adalah :

- MOS (Masa Orientasi Siswa) Saka Bhayangkara

Sebuah kegiatan pengenalan Calon Anggota Baru Saka Bhayangkara, mengerti apa makna
dari Organisasi tersebut dan didasari atas dorongan dari dalam dirinya meski terkadang tak
sedikit satu dantara mereka semua karna ikut teman ataupun karna cuma ingin tau dan
sekedar iseng belaka ikut gabung dalam organisasi tersebut, hal itu wajar – wajar saja
namanya saja baru pengenalan jika nanti para Calon Anggota baru Saka Bhayangkara sudah
mengenal bagaimana asyiknya ikut gabung dalam Organisasi Saka Bhayangkara maka secara
tidak langsung akan cinta dengan sendirinya asal kita trus aktif dalam kegiatan rutinitasnya
satu minggu sekali.
Namun sebelum MOS itu dilaksanakan para anggota senior yang baru saja dilantik harus
ekstra kerja keras hal ini dikarnakan kita harus pandai – pandai mengolah strategi untuk
memikat hati para siswa di sekolahanya masing – masing untuk bisa gabung dalam organisasi
Saka Bhayangkara namun dari ribuan siswa yang ada bakat dan minat merekapun berbeda –
beda bahkan untuk ikut gabung dalam organisasi tersebut rasanya sangant sulit jika tidak ada
dorongan dari dalam dirinya untuk ikut gabung dalam Organisasi Saka Bhayangkara, maka
Strategi dalam bersosialisasi dalam kelas harus kita atur sepraktis mungkin agar bisa menarik
minat mereka untuk bisa gabung, namun terkadang timbul sebuah pertanyaan – pertanyaan
yang bahkan bisa memancing emosi kita sehingga kita lupa misi kita, jika mereka
mempunyai seribu stu macam pertanyaan dan alas an maka kita harus punya seribu satu
macam lebih jawaban untuk mereka agar mereka tidak ragu masuk dalam organisasi Saka
Bhayangkara. berbagai macam pertanyaan pun muncul dari berbagai kalangan namun jika
kita tidak siap mental maka nyali untuk menjawabpun serasa sulit walau sebenarnya kita
mampu menjawabnya. Dan poin terpenting dalam bersosialisasi kita dituntut harus Percaya
Diri dan benar – benar yakin akan bisa memikat hati mereka untuk bisa gabung dalam
Organisasi Saka Bhayangkara.

- LATSAR (Latihan Dasar) Saka Bhayangkara

Latihan Dasar Saka Bhayangara Polsek Maduran adalah menjadi kegiatan Dasar bagi Para
Anggota baru sebuah kegiatan yang melatih fisik ataupun mental awal menjadi pribadi yang
benar - benar siap menghadapi tantangan dan rintangan yang ada serta daya ingat para
anggota Junior Saka Bhayangkara tentang materi – materi yang diberikan oleh para
seniornya. Materi – materi tersebut dipelajari dan dipahami serta ada pula yang harus dihafal
untuk melatih daya ingat para anggota terhadap Materi Saka Bhayangkara. LATSAR
merupakan sebuah latihan yang mebina para generasi yang selanjutnya menjadi lebih baik,
sebuah materi di Saka Bhayangkara guna untuk dipelajari dan di pahami serta dihafal poin –
poin terpenting dalam ilmu tersebut maka kita dididik untuk bisa siap dalam menghadapi
sebuh permasalahan yang ada dan tanggap dengan permasalahan yang ada, seorang Senior
Saka Bhayangkara Polsek Sekaran yang bernama Rodli mengatakan bahwa “Masalah datang
untuk diselesaikan bukan untuk dihindari” kita belajar untuk menyelesaikan sebuah
permasalhan-permasalahan yang ada dengan dasar – dasar tertentu karna segala sesuatu jika
kita tidak biasakan maka selamanya kita tidak akan mampu untuk menyelesaikan masalah
jika kita tidak pernah belajar untuk menyelesaikan masalah. Kita hidup didunia ini hanya
sekali dan sejarah tidak akan terulang kembali maka kita serap segala ilmu yang ada selagi
kita masi diberi kesempatan untuk hidup didunia ini, karna jika kita pahami bersama kita
hidup di dunia ini tak lain hanyalah belajar dan belajar untuk mencapai tujuan kita, namun
tujuan manusia pun berbeda beda hal positif dan negative tentu saja terjadi karna sebuah
keseimbangan makhluk di dunia ini adalah hal yang nyata, ada kaya tentu juga ada miskin,
ada pedagang tentu juga ada pembeli, ada lelaki dan juga ada pula perempuan maka ada baik
tentu ada juga yang buruk semua tergantung dengan niat dan jalan yan kita pilih maka selagi
kita masih muda tentukanlah pilihanmu saat ini untuk sebuah aktifitas yang berguna untuk
masa depan kita yang lebih baik karna tidak ada ilmu yang akan sia – sia setelah kita peroleh
dengan jerih payah kita. Dan gabung dalam Saka Bhayangkara Adalah Solusi tepat Masalah
kaum muda untuk berbagi dan mecari ilmu dilur Sekolah.

- BANTARA dan BETGE ANGGOTA Saka Bhayangkara

Syarat untuk masuk dan menjadi Anggota Saka Bhayangkara sebenarnya adalah telah
menjadi Penegak Bantara namun dikarnakan wilayah MA/SMA/SMK se-Kecamatan
Maduran hanya sedikit diantaranya yang sudah menjadi Penegak Bantara, maka Bantara
diadakan dalam Saka Bhayangkara untuk melengkapi persyaratan tersebut dan memahami
dasar tentang Pramuka Penegak. Selain itu sebuah kegiatan inti dalam Saka Bhayangkara
Polsek Maduran adalah sebuah tes perjalanan Junior Saka Bhayangkara sebelum mereka
menjadi Senior, dalam hal ini Para Anggota Junior Telah Resmi Menjadi Anggota Saka
Bhayangkara Polsek Maduran dan harus benar-benar siap siap mental, fisik dan pemikiran
untuk menjadi Senior Saka Bhayangkara Polsek Maduran Lamongan. Disinilah kita harus
meyakinkan diri untuk menjadi lebih baik karna kita adalah sosok anggota yang Tanggap
Tangguh Tanggon dan trengginas. Disinilah kita memahami apa itu arti dari sebuah
perjuangan dan disini pula kita memahami apa arti tentang perjalanan panjang yang penuh
dengan tantangan dan rintangan dengan sebuah jerih payah keringat yang mengucur dibadan
serta bau tak sedap dari badan hanya untuk sebuah perjuangan untuk mencapai tujuan.
Jika niat awal kita mengikuti Organisasi Saka Bhayangkara hanyalah sebuah ikut – ikutan
teman atau sekedar Cuma ingin tahu dan mencari teman atau juga yang lainya maka niat itu
buang jauh – jauh karna itu semua mungkin sudah kita dapat maka munculkan niat baru
dalam diri kita untuk berjuang di Organisasi Saka Bhayangkara, membangun dan terus
berperan aktif dalam Organisasi tersebut serta menumbuhkan sifat - sifat yang mencerminkan
Dasa Dharma Pramuka. Melalui kegiata ini kita belajar untuk memahami antara sesama dan
juga memahami betapa asyiknya kebersamaan yang mungkin sulit untuk dilupakan seumur
hidup kita. Sebuah perjuangan yang melatih mental kita yang awalnya tidak punya nyali
untuk berbicara lantang ahirnya mampu untuk berbicara selayaknya komandan pasukan,
melatih fisik yang tak gentar meski melawan Tsunami taupun perang tiba – tiba datang dan
musuh menyerang karna suatu hal itu mungkin saja bisa terjadi namun jika kita tidak siap
maka mala petaka pun menimpa kita dan mungkin kita tidak lagi merasakan indahnya hidup
di Dunia ini, betapa indahnya alam semesta ciptaan Tuhan yang begitu indah untuk kita
nikmati bersama serta sebuah pelajaran yang bisa kita pelajari dari ciptaanNya, seorang
Pecinta Alam asal Tulungagung Jawa Timur yang bernama Vinas Valentine Lindri Sahputri
mengatakan Bahwa “Guru terbaiknya adalah Alam” kita belajar dari alam tentang segala
Makhluk ciptaanya di Dunia ini untuk kita pelajari bersama untuk meningkatkan rasa syukur
kita terhadapnya.

- DIKAJUNBHARA (Pendidikan Ahir Junior Saka Bhayangkara)

Sbuah program rutin distiap tahunya yang merupakan kegiata Besar Saka Bhayangkara
Polres Lamongan tempat berkumpulnya Para Anggota Saka Bhayangkara sejajaran Polres
lamongan untuk membimbing dan membina para anggota junior Saka Bhayangkara sebelam
selangkah mereka menjadi senior Saka Bhayangkara di pangkalanya masing – masing oleh
sebab itu kegiatan ini langsung ditangani oleh perwakilan dari senior di pangkalanNya
masing – masing guna untuk menjadi panitia dalam kegiatan tersebut, sebuah Pedidikan dan
pelatihan akhir bagi junior Saka Bhayangkara sejajaran Polres lamongan untuk menjadi kader
yang lebih baik dari pada sebelumnya dengan sebuah pemikiran baru yang membentuk
karakter Tanggap Tangguh Tanggon dan Trengginas selayaknya anggota Saka Bhayangkara
yang sejati. Berbagai wajah baru akan muncul dalam pertemuan antara pangkalan satu dan
lainya saling berkenalan dan tukar pengalaman serta berbagi ilmu yang kita miliki menjadi
daya tarik bagi kita, sebuah ilmu yang sering kita temui yaitu adalah pengalaman karna guru
terbaik bagi kita adalah “Pengalaman” maka perbanyaklah pengalaman agar kita menjadi
orang yang serba tahu dalam berbagai bidang kita belajar dari sebuah masa lalu yang kita
lampaui kita pelajari dengan seksama tentang arti tujuan kita seiring berjalanya waktu tanpa
sadar kita mendapat hikmah dari pengalaan kita tanpa kita sadari. Sebuah hal positif ataupun
negative itu kita yang menentukan tergantung dengan kemauan kita mau pilih yang mana
baik atau buruknya, banyak teman banyak saudara, banyak saudara maka banyak juga ilmu
yang kita peroleh darinya dan tentu pula banyak rizqi itulah yang dinamakan tukar
pengalaman saling berbagi ilmu yang kita miliki maka selagi kita masih muda perbanyaklah
mencari pengalaman yang mengandung banyak ilmu yang harus kita pelajari.
Melalui kegiatan disaka Bhayangkara mari kita tanamkan rasa cinta kita terhadap Organisasi
ini. Seorang Instruktur Saka Bhayangkara polsek Sekaran yang bernama Kak Adib Mahbub
mengatakan “Fikirkan apa yang bisa kalian beri untuk Saka Bhayangkara jika tidak bisa
dengan uang maka dengan pemikiran jika tidak bisa dengan pemikiran maka dengan tenaga
yang kita miliki”.
Kita berada dala suatu ruang lingkup Organisasi Saka Bhayangkara, jika saat ini kita di beri
ilmu maka kelak kita harus menyumbangkan ilmu yang kita miliki dan jika saat ini diberi
sebuah pengalaman maka kelak tularkan pengalaman tersebut untuk diajarkan kepada junior
Saka Bhayangkara.

Dalam merencanakan suatu kegiata kita perlu mengerti langkah – langkah yang harus kita
tempuh agar kita tidak keliru merencanakan kegiatan tersebut, meski kelihatana sepeleh
namun jika kita tidak teliti malah menimbulkan kontrofersi. Sebaiknya jika kita ingin
merencanakan ada baiknya tahu tentang beberapa hal berikut ini, Adapun hal – hal yang
harus di perhatikan dalam menyusun Program kerja Saka Bhayangkara adalah sebagai berikut
:
1. Tentukan pemikiran Program Kerja Saka Bhayankara.
2. Ingatlah Bahwa Materi Saka Bhayangkara mempunyai 4 Krida dengan SKK nya
masing – masing.
3. Pertimbangkan positif dan negatifnya tentang rencana Program Kerja.
4. Lihatlah kalender pendidikan sebelum menentikan waktu dan pelaksanaan program
kerja Saka Bhayangkara.
5. Tentukan rencana waktu dan pelaksanaanya yang tepat dan sesuai.
6. Masing masing program kerja harus ada yang bertanggung jawab dibidangnya masing
– masing.
7. Sering – seringlah melihat dan mengecek Proram kerja saka Bhayangkara setiap
rutinitas latihan.
8. Rapatkan minimal sebulan sebelum waktu pelaksanaan jika itu kegiatan besar.
9. Buat Proposal dan Surat suratnya.
10. Evaluasi kegiatan tersebut.
11. Segera buat Laporan Pertanggung Jawaban.
12. sering – seringlah berkomunikasi tukar pemikiran dengan Anggota kita.

Duabelas point tersebut adalah kunci awal dari sebuah kesuksesan Program Kerja Saka
Bhayangkara namun meskipun begitu masih banyak tugas yang harus kita hadapi bersama
agar program tersebut bisa terealisasi dengan tepat waktu, bertanggung jawablah pada tugas
yang anda emban karna jika anda lengah maka kegiatan pun bisa mundur atau bahkan tidak
terlaksana sama sekali. Selalu berfikir dan cari peluang dalam melaksanakan tugas anda hal
ini bisa membantu kita dalam menyampaikan materi karna materi tidak pernah habis untuk
diberikan kepada anggota junior terutama pada kita sendiri.

BERSAMBUNG ..................
Diposkan oleh muha jirin di 10.57.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: BUKU
Keamanan Lingkungan Pemukiman

PENGETAHUAN TIBMAS

Siskamling adalah suatu cara pengendalian keamanan yang berada di lingkungan pedesaan
atau perkotaan yang bertujuan untuk mengendalikan gangguan-gangauan Kamtibmas yang
berasal dari oknum manusia maupun dari alam. Dasar-dasar :

Ø UUD 1945 Pasal 30 ayat 1Ø UU no. 02 Th.2002 tentang ketentuan-ketentuan pokok


Kepoliian RI.

Ø TAP MPR no. TAP/MPR/II/1983 →GBHNØ Instruksi Gubernur no. 300 Th. 1983Ø
Instruksi Camat Batang no. 300 / 434 10 kemampuan yang diberikan POLRI untuk petugas
siskampling :

1. Dapat membunyikan tanda bahaya

2. Mampu melaksanakan tugas Patroli atau ro

nda

3. Mampu menanggulangi bahaya kebakaran

4. Memberikan pengamanan

5. Mewmberikan pertolongan dan menyelamatkan korban

6. Mendatangi, menjaga, membatasi, mengamankan TKP ( TPTKP )

7. Melaporkan dan bertanggung jawab terhadap sauatu kejadian

8. Menangkap orang yang melakukan kejahatan / tertangkap basah

9. Mengisi buku mutasi kejadian / jurnal

10. Mampu memelihara tempat siskampling

Manfaat siskampling :

Ø Dapat memberikan rasa aman

Ø Memberikan rasa perlindunganØ Menjalin atau memupuk rasa ke gotong-royongan

Ø Mencegah gangguan Kamtibmas

Ø Wujud Manunggal ABRI dan rakyatØ Memupuk rasa percaya diriØ Memupuk rasa
kekeluargaan
Alat-alat pengenal siskampling :

Ø Kentongan Ø Senter / oncor / alat penerangan

Ø Ember / karung goni / kadut / pasir

Ø Tambang

Ø Ban lengan kampling

Ø Borgol

Ø Pentungan

Ø Jas hujan / mantel / paying

Tujuan dibentuk siskampling :Untuk mengamankan linmgkungan, meliputi pengamanan


masyarakat dan pengamanan Negara.Untuk mencegah hal-hal atau tindakan yang
menyangkut criminal.

Bimastral dalah suatu kemampuan untuk

menguasai wilayah sekitar tempat tinggal kita dengan cara mendatakan, mengidentifikasin
memahami seluruh aspek kehidupan yang ada.Jarak Penguasaan Bimastral :Wilayah
perkotaan 50 mWilayah pedesaan 100 m

TIPIRING ( TINDAK PIDANA RINGAN ) Tipiring adalah suatu tindak pidana /


pelanggaran hukum yang diancam hukuman maximal :Kurungan / penjara 3,5 bulan Denda
Rp. 7500 ( ukuran tahun 1948 ) sekitar Rp. 500.000

Macam-macam Triping :

1. Mabuk di tempat umum


2. Mengamen
3. Menggelandang
4. Membuat keributan di sidang pengadilan
5. Membuat keributan ditempat orang yang sedang melakukan peribadatan
6. Wanita tuna susila dan gigolo
7. Menaruh pasir di pinggir jalan umum
8. Penghinaan ringan
9. Pencirian ringan
10. Penganiayaan ringan
11. Penipuan ringan
12. Penggelapan ringan

Sistem Keamanan Lingkungan Pemukiman


Lingkungan Pemukiman adalah kawasan dimana sekelompok atau golongan warga
masyarakat menetapkan dan atau betempat tinggal.

Tujuan Penyelengaraan pengamanan lingkungan pemukiman adalah tercapainya kondisi


lingkungan pemukiman yang sehat dan kemantapan ketahanan lingkungan pemukiman
dibidang Kamtibmas yang ditandai ciri-ciri:

norma agama, hukum dan adat dihayati serta ditaati dan diamalkan dengan baik oleh
masyarakat.

Adanya mentalitas masyarakat yang mampu menjadi daya tangkai terhadap setiap ancaman,
gangguan dan hambatan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
Kepekaan masyarakat terhadap masalah-masalah Kamtibmas yang terjadi lingkungan disertai
response profesional sesuai norma-norma yang berlaku.
Masyarakat dapat menikmati rasa bebas dari gangguan maupun ancaman, rasa dilindungi
dan rasa ketentraman lahiriah dan batiniah sehingga masyarakat dapat melaksanaan segala
kegiatan usahanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan (Tata Tentram Karta Raharja).
Masyarakat dapat berperan aktif sesuai peran dan fungsinya masing-masing dalam
mengimplementasikan sistem Kamtibmas swakarsa dilingkungannya yang mencakup
Informasi maupun peng-Identifiksiksian masalah-masalah Kamtibmas yang terjadi
dilingkungannya dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka menyelesaikan
melalui forum kemitraan Polisi Masyarakat (Siskommas) maupun kegiatan-kegiatan sistem
keamanan Lingkungan (Siskamling).

Oleh sebab itu, dengan maraknya aksi kejahatan dan teror bom di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, diharapkan peran serta masyarakat dalam menjaga situasi keamanan dan
ketertiban agar tetap kondusif yang dimulai dari keamanan lingkungan pemukiman masing-
masing.

Cara Pengamanan Lingkungan Pemukiman secara fisik

1) Cara pengamanan lingkungan pemukimanfisik dimulai dengan pengamanan diri pribadi,


pengamanan keluarga/rumah tangga dan pengamanan lingkungan Pemukiman.

2) Cara pengamanan diri pribadi secara pribadi fisik

a) Kewaspadaan diwaktu meninggalkan rumah (tidak membawa barang-barang berharga


parkir kendaraan pada tempatnya dan sebagainya ).
b) Kewaspadaan menerima tamu yang tidak dikenal

c) Kewaspadaan terhadap penggunaan alat-alat masak, listrik/api atau bahan bakar lainnya.

Cara pengamanan keluarga/rumah tinggal

a) Kewaspadaan seperti diuraikan diatas

b) Pemasangan lampu penerangan yang cukup

c) Pemasangan pagar secara baik dan tepat ( kokoh, kuat, dan tidak menutup pandangan
dari luar ( dalam rumah ).

d) Pemasangan kunci-kunci

e) Bila mau meninggalkan rumah dalam keadaan kosong, lebih baik dititipkan kepada
keluarga/tetangga terdekat yang dapat dipercaya atau kepada pihak keamanan.

f) Memelihara anjing penjaga


g) Dan sebagainya.

Cara pengamanan fisik Lingkungan Pemukiman

Try Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kwajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila
2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. Menepati Dasa Dharma
Dasa Dharma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat di percaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Lambang Saka Bhayangkara
1. Segi Lima : Melambangkan Falsafah bangsa Indonesia (Pancasila)
2. Bintang Tiga : Melambangkan Try Satya dan Catur Prasatya sebagai kode etik
kepolisian Republik Indonesia
3. Obor : Sumber terang atau cahaya sejati
4. Tunas Kelapa : Dengan segala arti luasnya
5. Api yang menjulang tiga :Try Wikrama atau tiga pancaran cahaya yaitu Kesadaran,
Kewaspadaan dan Kebijakan
6. Kiasan Warna : a. Kuning : Keceriaan
b. Merah : Keberanian
c. Hitam : Ketabahan atau Kekekalan
Kesakaan
Saka adalah : Wadah, yaitu wadah guna menyalurkan minat, mengembangkan
bakat, meningkatkan kemampuan pramuka dalam segala bidang. Serta, meningkatkan
motifasi secara nyatra dan secara produktif sehingga dapat memberikan kehidupan
penuh pada masyarakat sesuai aspirasi dalam rangka peningkatan-peningkatan bangsa.
Di Indonesia ada 8 saka :
1. Saka Wana Bakti
a. Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 05 th. 1984
b. Satuan karya pramuka yang merupakan wadah wadah kegiatan penegak pandega untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dan menanamkan rasa tanggung
jawab pada sumber daya alam dan lingkungan hidup
c. Di didik oleh Dinas Perhutani atau Kehutanan
2. Saka Taruna Bumi
a. Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 078 th. 1980
b. Saka yang bergerak dalam bidang pertanian yang mempunyai tiga krida yaitu, Tanaman
Pangan, Perikanan dan Peternakan
c. Di didik oleh Dinas Pertanian
3. Saka Bakti Husada
a. Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 53 th. 1985
b. Saka yang bergerak dalam bidang kesehatan yang mempunyai lima krida yaitu, Guna
Lingkungan Sehat, Bina Keluarga Sehat, Bina Penanggulangan Penyakit, Guna Gizi dan
Guna Obat
c. Di didik oleh Dinas Kesehatan
4. Saka Kencana
a. Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 84 th. 1985
b. Saka yang bergerak dalam bidang bakti masyarakat dalam pembinaan KB yang
mempunyai dua krida yaitu, Guna Pendidikan KB dan Guna Pelayanan Inter Masyarakat
c. Di didik oleh Dinas BKKBN
5. Saka Bahari
a. Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 19 th. 1991
b. Saka yang bergerak dalam bidang lautan bahari
c. Di didik oleh Dinas Kelautan
6. Saka Bhayangkara
a. Keputusan Kwarnas No. 20 th. 1991
b. Satuan karya pramuka yang merupakan wadah ke-Bhayangkaraan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketertiban masyarakat guna menumbuhkan kesakaan peran serta
dalam perkumpulan nasional. Mempunyai empat krida yaitu, PPB, TKP, Lantas dan
Tibmasy
c. Di didik oleh dinas Kepolisian
7. Saka Dirgantara
a. Keputusan Kwarnas No. 18 th. 1991
b. Saka yang bergerak dalam bidang udara atau angkasa. Mempunyai empat krida yaitu,
Pesawat Aburatun, Dirmodeling, Terjun Payung dan SAR
c. Di didik oleh Dinas Perhubungan Udara
8. Saka Wira Kartika
a. Di didik oleh Dinas TNI Angkatan Darat
Ke – Bhayangkaraan
Bhayangkara : Berasal dari kata Bhayangkari yang artinya bahaya ingkari. Dan
Kebhayangkaraan berarti semua kegiatan berkaitan dengan pertahanan dan keamanan
negara dalam menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Uud 1945. Dan melindungi negara dari ancaman baik dari luar maupun
dalam negri.
Petunjuk tentang penyelenggaraan tentang satuan karya pramuka di muat dalam
keputusan Kwarnas gerakan pramuka No. 32 th. 1989 dan di sahkan pada tanggal. 25 –
02 – 1991 oleh Let. Jen TNI Purna Wirawan Mashudi.
Maksud, untuk pedoman pada semua kwartir dalam usaha membentuk dan
membina serta menyelenggarakan kegiatan Saka Bhayangkara.
Organisasi Saka
Tingkat Cabang atau Polres :
1. Pelindung Saka : Kapolres
2. Pimpinan Saka : Waka Polres
3. Pimpinan Saka Harian : Kasat Bimasy
4. Pamong Saka : Staf Bimasy
5. Instruktur Saka : Anggota ( Aktif selama 4 th. )
6. Dewan Saka : Senior atau Junior ( Aktif dalam kegiatan )
7. Anggota Saka : Seluruh Anggota
Tingkat Ranting atau Polsek :
1. Kamabi Saka Polsek : Kapolsek
2. Pimpinan Saka Harian : Kanit Bimasy
3. Pamong Saka : Staf Bimasy Polsek
4. Instruktur Saka : Anggota ( Aktif selama 4 th. )
5. Dewan Saka : Senior atau Junior ( Aktif dalam kegiatan )
6. Anggota Saka : Seluruh Anggota
Tingkat Anggota Saka
1. Purwa : Junior
2. Madya : Senior Dua
3. Utama : Senior Satu
4. Senior
5. Instruktur

Struktur Organisasi Saka


Struktur Organisasi Saka :
1. Pimpinan Saka
2. Instruktur Dewan
3. Seksi-seksi
4. Anggota
Struktur Dewan Saka :
1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Bendahara
5. Seksi-seksi
Krida
Saka Bhayangkara Mempunyai 4 Krida :
1. Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (PPB)
2. Krida Tempat Kejadian Perkara (TKP)
3. Krida Lalu Lintas (Lantas)
4. Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmasy)
Teori Pengenalan Krida :
1. Krida PPB
a. Cegah kebakaran
b. Pemadaman kebakaran
c. Rehap korban kebakaran
d. Pengenalan kerawanan bencana
e. Evakuasi
f. Pengenalan satwa
2. Krida TKP
a. Pengenalan sidik jari
b. Pengenalan narkoba
c. Pengenalan tanda tangan palsu
3. Krida Lantas
a. Pengenalan UU Lantas
b. Pengaturan Lantas
c. Penanganan kecelakaan Lantas
4. Krida Tibmasy
a. Pengenalan pamling pemukiman
b. Pengenalan pamling kerja
c. Pengenalan pamling sekolah
d. Pengenalan pamling hukum
Krida PPB
1. Kebakaran
PMK : Pasukan Mencegah Kebakaran
Api adalah suatu massa zat gas yang bisa timbul karena adanya reaksi oksidasi
yang bersifat Ekstermis dan dapat menghasilkan panas, nyala, cahaya, asap, bara, dan
abu.
Api terdiri dari tiga unsur yaitu, bahan bakar, sumber panas dan oksigen. Dan
tanda timbulnya api ada lima yaitu, abu, asap, panas, bara dan nyala.
Pengertian kebakaran adalah suatu bencana yang di timbulkan oleh api. Dan
faktor atau penyebab terjadinya kebakaran yaitu, faktor manusia, faktor hewan, faktor
alam, faktor gesekan atau benturan dan faktor tiknologi.
2. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit atau lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan nuklir
3. Letusan Gunung Berapi
 Gunung Api
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah Erupsi. Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan
zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng
inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (Magma). Magma akan
mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati
permukaan bumi.
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis
muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut
kegiatan letusan gunung api tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan
gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.
 Bahaya Letusan Gunung Api
a. Awan Panas
b. Lontaran Material (Pijar)
c. Hujan Abu Lebat
d. Lava
e. Gas Racun
f. Tsunami
4. Dasar Survival
Survival adalah suatu kelangsungan dalam kondisi untuk tetap hidup dimana
seseorang tak mendapat fasilitas untuk hidup secara normal karena keadaan waktu itu.
Permasalahan yang di hadapi dalam survival :
1. Masalah alam (cuaca, keadaan, medan, dll )
2. Masalah diri sendiri (fisik, mental, pengetahuan, dll )
3. Masalah MH (manusia, hewan, tumbuhan)

Dalam melaksanakan atau dalam keadaan survival biasanya timbul rasa takut
dan cemas pada diri kita, pada saat itu kita harus menghilangkan rasa takut dan cemas
tersebut dengan cara :
1. Hadapi situasi yang sulit tersebut dengan tenang dan bijaksana
2. Istirahat untuk menghilangkan rasa takut, panik dan cemas
3. Perhatikan kondisi tubuh
4. Ingat pengetahuan yang di miliki
Semua itu dapat di simpulkan dengan semboyan STOP :
1. S : Stop (Berhenti)
2. T : Thin King (Mulailah berfikir)
3. O : Ob Serve (Amati keadaan sekitar)
4. P : Plaining (Buat rencana tentang usaha yang akan di lakukan)
5. Tanda Apabila Cuaca Akan Buruk
1. Kucing akan duduk membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan kaki
depannya yang dibasahi dengan mulutnya.
2. Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan tulangnya.
3. Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya.
4. Bila bau bunga tercium semerbak sekali.
5. Burung-burung laut terbang menuju daratan.
Krida TKP
1. Ciri-ciri orang Gantung Diri
1. Badan bersih
2. Lidah menjulur
3. Mata melotot
4. Lubang bawah mengeluarkan cairan
5. Simpul tali
2. Proses Identifikasi Mayat
Secara universal di lakukan polisi, dengan membandingkan dua katagori data
yaitu, AM atau Ante mortem (Data selama korban masih hidup) dan PM atau Post
Mortem (Data dari pemeriksaan mayat)
3. Mengatasi Kecelakaan
1. Pertolongan pertama pada korban
2. Memberi tanda-tanda pada titik kejadian
3. Mencatat saksi
4. Melaporkan polisi
4. Narkoba
Narkoba : Narkotika, Pshikothropyka dan Bahan Adiktif lainnya.
1. Narkoba golongan I
1. Tanaman papavir somniverum
2. Opium mentah
3. Opium masak
4. Erythroxylon coca (koka)
5. Ganja
6. Tetra hedro cornabilan dan 96 jenis lainnya
2. Narkoba golongan II
1. Alpha setil metadol
2. Alpha metprodeina
3. Alpha prodeina
4. Phentanyl
5. Pethedeina
6. Methedene dan 87 jenis lainnya
3. Narkoba golongan III
1. Asetele hidro kodeina
2. Kodeina
3. Eltin morvina, dll
4. Tanda-tanda pengguna narkoba
1. Menurun nilai raport bagi anak sekolah
2. Suka membolos dengan alasan tidak jelas
3. Suka mengurung diri
4. Kamar berantakan
5. Berpakaian tidak rapi
6. Bau badan tidak sedap
7. Wajah pucat
8. Mata dan hidung berair
9. Suka memakai kacamata hitam
10.Suka memakai kaos lengan panjang
11.Mudah tersinggung
12.Suka menantang orang
13.Suka mencari teman baru yang tidak di kenal
14.Nafas tersenggal-senggal
15.Badan lemas dan bergetar
5. Cara menghindari Narkoba
1. Hindari tempat rawan narkoba. Misal, Karaoke, Diskotik, Warung Remang-remang
2. Berbuatlah sesuai agama dan bersosialisasi dengan tokoh agama
3. Selalu keterbukaan dengan orang terdekat apabila ada masalah
4. Mintalah pendapat orang tua
5. Jangan menerima obat yang tidak di kenal tanpa resep dokter dan dari orang yang tidak
di kenal
5. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi
penggunanya.
Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan
semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan
bagi pemakainya.
Macam-macam Narkotika :
1. Opium
1. Heroin (Obat bius)
2. Codein
2. Kokain
Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain
merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang
berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya
dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan, seperti
untuk meningkatkan daya tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk
memberikan efek eforia.
Dampak jangka pendek lain penggunaan kokain adalah depresi, paranoid,
serangan jantung, kejang, stroke dan psikosis.
3. Cannabis/ganja/cimenk
Semua bagian dari tanaman ini mengandung kanabinoid psikoaktif. Tanaman
ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil - kecil dan digulung menjadi rokok
disebut joints (di Indonesia disebut pocong). Akan mengikat pikiran dan dapat
membuatmu menjadi ketagihan.
Bentuk yang paling poten berasal dari sari tanaman ganja yang dikeringkan dan
berwarna coklat-hitam yang disebut hashish atau hash.
Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang memiliki latar
belakang (gen) schizophrenia. Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara
kecemasan dan depresi. Asap ganja mengandung tar 3 kali lebih banyak dan
karbonmonoksida 5 kali lebih banyak daripada rokok biasa.
6. Pshikothropyka
Pshikothropyka adalah zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, kadang-kadang
disertai dengan timbulnya halusinasi (gangguan persepsi visual dan pendengaran), ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan.
Jenis-jenis Pshikothropyka :
1. Ecstasy/Ineks
2. Shabu-shabu
7. Bahan Adiktif
1. Ekstra Josss
2. Kratidang
3. Kopi
4. Taar
5. Bir
6. Anggur
7. Arak
8. KTI
Krida Lantas
1. Lalu Lintas
Rambu Lalulintas adalah suatu tanda yang di fungsikan sebagai pengatur Lalu
Lintass di jalan yang mempunyai maksud tertentu.
Lalu Lintas atau Lantas adalah gerakan pindah suatu barang, manusia, hewan
dari tempat satu ke tempat lain dengan menggunakan jalan sebagai alat geraknya.
Undang-undang Lalu Lintas baru No. 14 tahun 1992
Undang-undang Lalu Lintas lama No. 03 tahun 1965
Undang-undang No. 03 tahun 1965 di ganti baru karena banyak tiknologi cangih
di bidang angkutan, maka Undang-undang lama di anggap tidak sesuai dengan
kemajuan zaman.
Dasar negara mengadakan rambu Lalu Lintas berdasarkan peraturan
pemerintah No. 43 Pasal 17. Rambu Lalu Lintas terdiri empat macam yaitu, larangan,
petunjuk, peringatan dan perintah
2. Pengetahuan Dasar Lalu Lintas
1. Gerakan memberikan isyarat pengatur lalu lintas bertujuan.
a. Mengarahkan agar lalu lintas berjalan dengan aman, tertib, lancar dan selamat.
b. Mengatasi kepadatan arus lalu lintas
c. Mengurangi terjadinya kecelakan lalu lintas
d. Mencegah kerusakan - keerusakan jalan / infrastruktur
e. Melindungi harta benda / jiwa orang lain di jalan
f. Mengurangi pelanggaran di jalan
2. Pengetahuan rambu - rambu / marka jalan.
a. Rambu - rambu yang menunjukan peringatan suatu bahaya ( dasar kuning petunjuk
hitam )
b. Rambu - rambu yang menunjukan larangan dan awas perintah ( dasar putih petunjuk
merah )
c. Rambu - rambu yang memberikan petunjuk ( dasar biru petunjuk putih )
d. Rambu petunjuk arah / awas ( rambu tambahan )
3. Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas.
a. Berhenti untuk semua jurusan
b. Berhenti untuk satu arah tertentu ( satu jurusan tertentu )
c. Berhenti dari arah depan Petugas
d. Berhenti dari arah belakang Petugas
e. Berhenti dari arah depan dan belakang Petugas
f. Jalan dari arah kanan Petugas
g. Jalan dari arah kiri Petugas
h. Jalan dari arah kanan dan kiri Petugas
i. Percepat dari arah kanan Petugas
j. Percepat dari arah kiri Petugas
k. Perlambat dari arah depan Petugas
l. Perlambat dari arah belakang Petugas
4. Pengetahuan penggunaan tanda bunyi pluit.
a. Tanda peringatan berhenti / perhatian
b. Tanda berkumpul
c. Tanda bahaya
d. Tanda berhenti
e. Tanda maju
3. Marka Jalan
Marka Jalan adalah sebagian dari tanda jalan yang meliputi garis-garis
membujur, melintang dan serong. Serta lambang-lambang lain yang ada di permukaan
jalan. Di atur dalam peraturan pemerintah No. 43 Pasal 19
4. Pelanggaran Lalu Lintas
Pelanggaran Lalu Lintas atau Lantas adalah suatu perbuatan yang menyimpang
dengan adanya norma-norma hukum atau Undang-undang Lalu Lintas No.04 tahun
1992. Tentang Lalu Lintas di jalan.
5. Kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang terjadi di atas jalan, di sengaja maupun
tidak di sengaja yang melibatkan kendaraan bermotor maupun tidak bermotor yang
merugikan jiwa manusia ataupun harta benda.
Krida Tibmas
1. Kamtibmas
Kamtibmas adalah singkatan dari keamanan ketertiban masyarakat. Ketertiban
berasal dari kata tertib yang berarti suatu keadaan yang berjalan sesuai dengan aturan
yang di tentukan. Dan untuk memulai ketertiban ada tiga hal yang harus di perhatikan
yaitu :
1. Di mulai dari diri sendiri (Pribadi)
2. Di lingkungan keluarga
3. Di lingkungan masyarakat
2. Siskamling
Siskamling adalah kegiatan yang di lakukan secara rutin dan bersama-sama
untuk menciptakan keamanan melalui organisasi. Atau dapat di artikan juga suatu cara
yang di lakukan untuk mengamankan lingkungan bersama-sama melalui suatu wadah
atau organisasi.
Dalam pelaksanaan tugas siskamling berjumlah anggota sekurang-kurangnya 4
personil dalam setiap malam. Sehingga dapat di atur setiap dua jam sekali ada dua
personil melakukan patroli secara bergantian.
3. Alat-alat yang di Gunakan Dalam Siskamling
1. Kentongan besar atau alarem dan kentongan bambu
2. Peta area (Lengkap dengan jalan-jalan posisi pos kamling)
3. Tongkat atau kentess
4. Lampu atau senter dan baterai
5. Papan pengumuman
6. Kotak P3K
7. Jas hujan
8. Buku tamu dan buku untuk mencatat semua kejadian
9. Sepeda
10. Daftar residius
4. Daerah yang Rawan dan Perlu di Curigai
1. Daerah gelap
2. Daerah di sepanjang pagar
3. Daerah di belakang rumah
4. Daerah di bawah jendela
5. Di atas atap
5. Tanda Bahaya Sistem Alarem atau Kentongan
1. Pembunuhan atau Kematian : Di bunyikan satu-satu
2. Perampokan dan pencurian : Di bunyikan dua-dua
3. Kebakaran : Di bunyikan tiga-tiga
4. Bencana alam : Di bunyikan empat-empat
5. Pencurian ternak : Di bunyikan lima-lima
6. Pencarian Barang
1. Metode Strip
Tiga orang bergerak bersama-sama ke arah satu jurusan dulu, pada jarak
tertentu dan sejajar satu sama lain. Masing-masing menjelajah daerahnya. Arahnya
bergerak kedepan bersamaan waktu. Apabila tiba di ujung lebarnya TKP, maka masing-
masing berputar ke arah semula.
2. Metode Spiral
Tiga orang menjelajah TKP, ketiganya berjalan ke belakang dengan jarak
tertentu sebelah luar bergerak mengikuti bentuk spiral.
3. Metode Zone – Wilayah
Luas tempat di bagi menjadi empat, tiap bagian seperempat di bagi empat lagi
dan di tunjuk empat orang petugas untuk menjelajah. Seperempat arah dari pada
seperempat keseluruhannya.
4. Metode Roda
Beberapa orang di mulai dari titik tengah atau titik pusat akan bergerak serentak
keluar dari tempat kejadian. Maka pusat kejadian adalah di mulai start melakukan
pencarian
7. Penjagaan
1. Anggota yang dapat giliran jaga harus selalu berada di Pos dan Sub Pos
2. Mencatat semua kejadian dalam buku mutasi penjagaan
3. Waktu jaga di sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang tepat
4. Menerima laporan dari orang yang melapor dan petugas ronda
5. Membunyikan alarem jika terjadi gangguan kejahatan dan bahaya alam lainnya
6. Menyampaikan laopran penting kepada Polri terdekat, RT, RW atau Kepala Desa
8. Perondaan
1. Petugas perondaan di atur oleh ketua ronda
2. Perondaan sekurang-kurangnya dua orang
3. Waktu ronda di sesuaikan dengan situasi dan kondisi
4. Perondaan mengelilingi wilayah yang telah di tentukan
5. Mengamati tempat-tempat rawan
6. Jika pukul 12 malam, menemukan ada beberapa orang di tempat rawan agar di sapa
dengan baik dan ramah untuk menanyakan keperluan. Dan bila mencurigakan supaya di
bawa ke Pos Kamling
9. Tugas Pengawas
1. Mengawasi segala kesulitan RT atau RW karena warganya yang kurang sadar untuk
melakukan kwajiban tugas jaga
2. Mengadakan kontrol pada Pos Kamling di wilayahnya
3. Setiap Pos Kamling bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala desa
10. Hasil yang Akan di Capai Dari Kamtibmas
1. Terciptanya hubungan harmonis antara pihak keamanan dengan warga
2. Dapat memahami kebutuhan rasa aman dalam masyarakat
3. Diperoleh info akurat tentang masalah keamanan dan ketertiban masyarakat
4. Masyarakat dapat memahami tentang keamanan ketertiban masyarakat dan upaya
serta mengetahui informasi-informasi tentang pelayanan hukum dan sebagainya
5. Terjadi hubungan yang berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara
keamanan ketertiban masyarakat
6. Dapat di terima dan mendapat dukungan dari masyarakat
7. Laporan info tentang situasi kamtibmas di wilayah hukumnya
Tingkatan Kepolisian
1. Golongan Tamtama
a. Baharada Pol
b. Baharatu Pol
c. Abripda
d. Abriptu
e. abrip
2. Golongan Bintara
a. Bripda
b. Briptu
c. Brip Pol
d. bripka
3. Golongan Bintara Tinggi
a. Aipda
b. aiptu
4. Golongan Perwira Pertama
a. Ipda Pol
b. Iptu Pol
c. AKP
5. Golongan Perwira Menengah
a. Kom Pol
b. AKBP
c. Komsel Pol
6. Golongan Perwira Tinggi
a. Brig Jend Pol
b. Irjen Pol
c. Kom jend Pol
d. Jen Pol
Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk mencapai
suatu tujuan.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

1. Azas Kepemimpinan
1. Taqwa
2. Memberi suri tauladan kepada yang di pimpin
3. Ikut bergiat menggugah semangat yang di pimpin untuk bekerja keras
4. Memberi kesempatan kepada yang di pimpin untuk berkembang dan memberi
dorongan dari belakang sambil memberi petunjuk
5. Selalu waspada dan mengawasi, berani memberikan resiko kepada yang di pimpin
apabila ada penyimpangan
6. Dapat memilih yang tepat mana yang di dahulukan
7. Tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebihan
8. Loyalitas secara timbal balik
9. Kesadaran dan kemampuan untuk memberi penggunaan danpengeluaran segala
sesuatu yang benar untuk di perlukan
10. Kemampuan kecerdasan kerelaan dan keberanian untuk bertanggung jawab
11. Kemampuan dan kerelaan secara ikhlas untuk menyerahkan tanggung jawab dan
kedudukan yang lebih mudah
2. Kewibawaan Pemimpin
1. Kesadaran pada diri sendiri, orang lain dan situasi
2. Kesadaran akan berbagai kesulitan dan presepsi serta komunikasi yang tepat
3. Kelenturan dan fleksibel (Etika)
4. Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah
5. Kemampuan dalam mengambil suatu keputusan
6. Kemampuan untuk bekerja
3. Gaya Kepemimpinan I
1. Prinsipil : Selalu berpegang teguh dengan prinsip dasar atau falsafah yang di anut
2. Fleksibel : Selalu mengikuti keadaan setempat (Luwes)
3. Plin-plan : Tidak mempunyai pendirian yang tepat
4. Machiavelis : Hanya punya satu keinginan kekuasaan sendiri
4. Gaya Kepemimpinan II
1. Otoriter : Memaksa dan mendesak pada bawahan
2. Paternalitis : Menganggap bawahan seperti anak kecil
3. Persuasif : Pemimpin yang masih menerima pendapat orang lain, tetapi masih tetap
pada pendapatnya sendiri
4. Demokrasi : Mengajak dan mendengarkan bawahan untuk membuat keputusan
5. Liser Fair : Membiarkan bawahan menganbil keputusan sendiri
6. Militer : Menggerakkan bawahan dengan cara memerintah dan tergantung pada tingkat
jabatan dan menuntut kedisiplinan yang kuat
Publick Speaking
1. Public Speaking : Berbicara Di Depan Umum.
2. Prosees berbicara kepada sekelompok orang secara sengaja serta di tujukan untuk
menginformasikan, mempengaruhi atau menghibur pendengar.
Manfaat Berbicara di Depan Umum :
1. Mentransfer Informasi
2. Menambahkan keyakinan Kepada Publik
3. Mempengaruhi Pola Fikir
Teknik Publick Speaking :
1. Orang Yang Akan Tampil Harus Menguasai Materi
2. Orang Yang Tampil Harus Menarik
3. Menyesuaikan Bahasa Yang Di Sesuaikan Dan Sopan
4. Menyesuaikan Konteks Bicara Atau Pembicaraan
5. Bisa Mengendalikan Waktu
6. Menggunakan Intonasi Dan Menghindari Yang Tidak Perlu
Kepramukaan
1. Pramuka :
Pramuka : Adalah sebutan bagi anggota muda yang terdiri atas Pramuka Siaga, Pramuka
Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
1. Pramuka Siaga : Pramuka yang berumur 7-11 tahun. Terdiri dari Mula, Bantu, Tata.
2. Pramuka Penggalang : Pramuka yang berumur 11-15 tahun. Terdiri dari Ramu, Rakit,
Terap.
3. Pramuka penegak : pramuka yang berumur 16-21 tahun. Terdiri dari bantara dan
laksana.
4. Pramuka Pandega : Sebutan bagi anggota dewasa muda yang berusia 21-25 tahun.
5. Pembina : Berusia 25 tahun ke atas.

2. Lambang Pramuka :
1. Akar Tunas Kelapa : Melambangkan gerakan pramuka dengan pondasi yang kuat.
2. Batang Pohon : Melambangkan kekokohan pramuka.
3. Daun atau Dahan : Melambangkan gerakan pramuka bisa berkembang di seluruh
nusantara.
4. Lidi : Melambangkan persatuan dan kesatuan gerakan pramuka
5. Buah : Sebagai inspirasi gerakan pramuka

3. Pengertian Kepramukaan :
1. Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan
pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa.
2. Di laksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar pendidikan keluarga.
3. Menggunakan prinsip dasar kepramukaan.

4. Prinsip Dasar Kepramukaan :


1. Prinsip Dasar adalah asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berfikir dan
berperilaku.
2. Prinsip Dasar Kepramukaan adalah asas yang mendasari kegiatan kepramukaan dalam
upaya membina watak peserta didik.
3. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang
membedakan kepramukaan dan pendidikan lainnya.
4. Prinsip Dasar Kepramukaan harus di upayakan pendidikan pembinaan pramuka
kepada peserta didik agar secara suka relawan mereka memilikinya yang berangsur
mampumempengaruhi jiwa mereka dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan
mereka sehari-hari, baik sebagai makhluk tuhan, individu maupun sebagai anggota
masyarakat dan lingkungannya.

5. Komponen-Komponen Dalam Kepramukaan di Antaranya :


1. Tujuan kepramukaan, membina watak ( Karakter )
2. Prinsip dasar kepramukaan
3. Metode kepramukaan
4. Kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang
5. Alam terbuka
6. Gudep
1. Gudep : gugus depan.
2. Suatu kesatuan organik terdepan di dalam gerakan pramuka yang merupakan wadah
untuk menghimpun anggota gerakan pramuka dalam penyelenggaraan kepramukaan,
serta sebagai wadah pembinaan bagi anggota muda dan anggota dewasa muda.
7. Sangga
1. Pembentukan Sangga
1. Di lakukan pramuka itu sendiri
2. Menggunakan lambang dan aspirasinya dengan ketentuan tidak menggunakan nama
dan lambang yang sudah di gunakan organisasi lain
2. Sangga Kerja
1. Untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan
2. Bersifat sementara sesuai tugas yang harus di laksanakan
3. Pembinaan Ambalan Penegak
1. Di bentuk dewan ambalan penegak yang di pimpin ketua (Pradana)
2. Dewan di pilih dari pemimpin-pemimpin dan wakil sangga
3. Masa berlaku dewan penegak satu tahun
4. Musyawarah Dewan Kerja
Musyawarah dewan kerja sedikitnya di lakukan enam bulan sekali dengan tujuan
melaporkan kerja bulan lalu dan merencanakan kerja bulan yang akan datang.
Organisasi
1. Pengertian
Organisasi adalah berasal dari kata Organ, yaitu suatu kumpulan dari satu anggota
atau lebih yang terdiri dari struktur dan bermaksud mencari tujuan tertentu.
2. Macam - macam
Organisasi Ada Dua :
1. Formal
Ciri-ciri :
a. Ada Struktural Kepengaturan
b. Memiliki Tujuan Yang Jelas Dan Terurus
2. Non Formal
Ciri-ciri :
a. Tidak Ada Kepengaturan Atau Struktur
b. Bersifat Dadakan
Administrasi
1. Pengertian
Administrasi yaitu data-data atau program-program yang di buat dengan tatacara
dan aturan dalam organisasi yang berdasarkan Anggaran Dasar Anggaran Rumah
Tangga ( AD ART ).
2. Surat Menyurat
a. Undangan
b. Dispensi
c. Surat izin
d. Pemberitahuan
e. Proposal
3. Dalam Administrasi
Apabila organisasi ingin maju harus ada kata-kata DANA :
D : Dinamis
A : Aktif
N : Normatif
A : Anggaran
Apabila organisasi ada kemunduran, berarti dalam organisasi itu ada kata-kata PUSING
:
P : pasif
U : Uring-uringan
S : Sensitifd
I : Indisipliner
N : Non normatif
G : Gugup
Kedisiplinan
1. Pengertian
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul
kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin
mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin
diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan
pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar
dapat berperilaku tertib.
2. Dorongan yang Mempengaruhi Disiplin
1. Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya pengetahuan,
kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin.
2. Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah, larangan,
pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.
3. Menanamkan Disiplin Dalam Kehidupan
1. Pembiasaan
2. Pengawasan
3. Perintah
4. Larangan
5. Ganjaran Hukuman

Anda mungkin juga menyukai