Anda di halaman 1dari 23

MATERI 1

SAKA BHAYANGKARA

POLSEK WARUJAYENG

KWATIR RANTING TANJUNGANOM

MASA BHAKTI 2019 – 2020


A. SEJARAH DAN PENGERTIAN SAKA BHAYANGKARA

1. SEJARAH SINGKAT SAKA BHYANGKARA

Satuan Karya Pramuka Bhayangkara dibentuk pada


tahun 1996 dan pada tahun tersebut masih bernama Pramuka
KAMTIBMAS (Keamanan Ketertiban Masyarakat). Pembentukan tersebut atas instruksi
bersama MENTRI / PANGLIMA POLISI DAN KAKWARNAS : NO. POL. : 28/Inst.
/MK/1996 dan SK KWARNAS No. 4 /1996 tertanggal : 1 Juli 1996, dengan nama
PRAMUKA KAMTIBMAS.

Pada waktu itu terdapat sembilan krida, yaitu :

1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)


2. Krida PMK (Pemadam Kebakaran)
3. Krida SAR (Searce And Rescue)
4. Krida TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)
5. Krida SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan)
6. Krida PENGAWAL
7. Krida PELACAK
8. Krida KOMLEK
9. Krida PENGAMAT

Pada tahun 1980 dikeluarkan surat keputusan atas kerja sama Kepolisian Negara Republik
Indonesia (POLRI) dengan KAKWARNAS yaitu NO. POL. SKEP / 08 / V / 1980 dan SK
KWARNAS No. 050 / 1980 tertanggal : 1 Juli 1980, bernama SATUAN KARYA
BHAYANGKARA.
Ditahun 1980 pembentukan krida masih mengikuti Sembilan
krida, baru pada tahun 1990 dikelurkan surat keputusan dari
KAKWARNAS melewati : SK KWARNAS No. 032 / 1990 terdapat tujuh krida, yaitu :
1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)
2. Krida PMK (Pemadam Kebakaran)
3. Krida SAR (Searce And Rescue)
4. Krida TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)
5. Krida SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan)
6. Krida PENGAWAL
7. Krida PELACAK

Pada tahun 1991 jumlah krida yang ada dipersingkat lagi menjadi lima krida, yaitu

1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)


2. Krida PMK (Pemadam Kebakaran)
3. Krida SAR (Searce And Rescue)
4. Krida TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)
5. Krida SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan)

Setelah itu, pada tahun 2006 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia NO. POL. SKEP / 595 / X / 2006 tertanggal 4 Oktober 2006 jumlah krida
dipersingkat lagi menjadi 4 krida, yaitu :

1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)


2. Krida PPB (Pencegahan dan Penanggulangan Bencana)
3. Krida PTKP (Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara)
4. Krida TIBMAS (Ketertiban Masyarakat)
Demikian sejarah singkat Satuan Karya Bhayangkara dan pada setiap tanggal 1 Juli
diperingati sebagai hari ulang tahun
SAKA BHAYANGKARA yang bertepatan dengan hari ulang tahun BHAYANGKARA.

2. PENGERTIAN SAKA BHAYANGKARA


a. Satuan Karya Pramuka disingkat saka, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangfkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai ilmu pengetahuan
dan teknologi.

b. Bhayangkara berasal dari bahasa Sansekerta, yang mengandung arti penjaga, pengawal,
pengaman, dan pelindung keselamatan Negara dan bangsa.

c. Saka Bhayangkara adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat dan


mengembangkan bakat serta pengalaman para pramuka penegak dan pandega dalam
berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kebhayangkaraan sehingga mereka
menjadi anggota masyarakat yang baik, peduli terhadap keamanan, ketertiban masyarakat
di lingkungan baik local, nasional maupun internasional.

d. Dewan Saka Bhayangkara adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka Bhayangkara ara
ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida Saka Bhayangkara yang bertugas
memimpin pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari – hari.

e. Krida adalah satuan kecil yang merupakan bagian dari Saka Bhayangkara sebagai wadah
kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian dari kegiatan Saka Bhayangkara
yang beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.

f. Kebhayangkaraan adalah kegiatan yang berkaitan dengan keamanan Negara dalam rangka
menjamin tetap tegaknya Negara kesatuan republic Indonesia yang berdasarkan pancasila
dan Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. DASAR DIBENTUK SAKA BHAYANGKARA

Terdapat beberapa dasar dibentuknya Saka Bhayangkara, antara lain sebagai berikut:

1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961, jo Nomor 24 tahun
2009, tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.

2) Keputusan Kwartir Ranting Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009
tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

3) Keputusan Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Ketua Kwartir


Nasional Gerakan Pramuka No. Pol: Kep/08/V/1980 dan Nomor : 050 tahun 1980
tangal 5 Februari 1980 tentang kerja sama dalam usaha pembinaan dan pembangunan
pendidikan Kebhayangkaraan dan Kepramukaan.

4). Kepurtusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 032 tahun 1989 tanggal 4
Maret 1989 tentang petunjuk penyelengaraan Satuan Karya Pramuka.

4) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 127 tahun 2003 tangal 22
November 2003 tentang Pola Dasar Pemantapan Satuan Karya Pramuka.

5) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 127 tahun 2003 tentang Pola
Dasar Pemantapan Satuan Karya Pramuka.

4. TUJUAN DIBENTUKNYA SAKA BHAYANGKARA

Tujuan dibentuk saka bhayangkara adal;ah untuk mewujudkan kader – kader bangsa yang
memiliki akhlak dan moral pancasila guna ikut serta bertanggungjawab terhadap keamanan
dan ketertiban masyarakat melalui pendidikan kebhayangkaraan di dalam gerakan pramuka.

5. SASARAN DIBENTUKNYA SAKA BHAYANGKARA

Sasaran dibentuknya saka bhayangkara adalah agar pra anggota Gerakan Pramuka yang telah
mengikuti kegiatan kebhayangkaraan dapat :

1) Memiliki pengetahuan, kemampuan, kecakapan dan keterampilan serta


pengalaman dalam kebhayangkaraan.

2) Memiliki sikap hidup yang tertib dan disiplin serta ketaatan terhadap peraturan
hokum dan norma social yang berlaku dalam masyarakat
3) Memiliki sikap kebiasaan dan perilaku yang tangguh sehingga mampu mencegah,
menangkal serta menanggulangi timbulnya setiap gangguan Kamtibmas sesuai
dengan kapsasitasnya sebagai Anggota Saka Bhayangkara.
terhadap setiap perubahanmaupun dinamika social dilingkungannya.

4) Mampu memberikan latihan tentang pengetahuan kebhayangkaraan kepada para


anggota gerakan Pramuka di Gugus Depannya.

5) Memiliki pengetahuan tentang perundang – undangan Lalu Lintas, mampu


menangani kecelakaan Lalu Lintas pada tingkat pertama dengan memberikan
pertolongan pertama pada Gawat Dalurat dan pengaturan lalu lintas.

6) Mampu melakukan tindakan pertama terhadap kasus kejahatan tertangkap tangan


yang terjadi dilingkungannya untuyk kemudian segera menyerahkannya kepada
polri

7) Mampu membatu polri dalam mengamankan TKP dan melaporkan kejadian


tersebut serta bersedia menajdi saksi

8) Mampu membantu memberikan pertolongan dan penyelamatan serta rehabilitasi


ketentraman masyarakat yang terganggu akibat konflik sosial, kcelakaan dan
bencana alam yang terjadi di lingkungannya.

9) Memahami dan mengaplikasikannya di lapangan setiap krida yang terdapat di


dalam Saka Bhayangkara untuk membatu tugas polri dalam menciptakan situasi
Kamtibmas yang mantap.

6. HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

A. Hak Anggota

1. Semua anggota mempunyai hak bicara, hak memilih dan dipilih sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di dalam gerakan pramuka
2. Semua anggota mempunyai hak mengikuti semua kegiatan Saka Bhayangkara sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

B. Kewajiban Anggota

1. Peserta didik anggota Saka Bhayangkara berkewajiban untuk memnajga nama baik
Gerakan Pramuka dan Sakanya serta aktif mengikuti kegiatan sakanya.

2. Menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan sehari – hari sehingga


menjadi contoh teladan bagi keluarga dan masyarakat lingkungannya.
3. Menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan di bidang kebhayangkaraan kepada
anggota Pramuka di gugus depannya dalam rangka membantu memenuhi syarat kecakapan
umum (SKU) dan syarat kecakapan khusus (SKK)

4. Mentaati segala ketentuan yang berlaku dalam Saka Bhayangkara

5. Selalu hadir dalam setiap kegiatan – kegiatan Saka Bhayangkara Darmaraja.

6. Membayar iuran Wajib Anggota

7. KESAKAAN

SATUAN KARYA PRAMUKA (SAKA)Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah


pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para Pramuka
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tujuan pembentukan Saka adalah untuk memberi wadah pendidikan bagi para Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega serta pemuda Indonesia untuk :

1) mengembangkan bakat, minat, pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan


pengalaman dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) meningkatkan motivasi melaksanakan kegiatan nyata dan produktif

3) memberi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya

4) memberi bekal bagi pengabdiannya pada masyarakat, bangsa dan negara guna
menunjang pembangunan nasional sehingga dapat meningkatkan mutu dan taraf
kehidupan serta dinamika Gerakan Pramuka, serta peranannya dalam
pembangunan nasional.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan


dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut
dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi
kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan
menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka adalah :

1. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dari Gugusdepan


2. Pramuka Penggalang Terap.
3. Pemuda berusia 14-25 tahun, dengan syarat khusus
Syarat menjadi Anggota Saka :

1. Mendapat izin dari orang tua/wali, Kepala Sekolah dan Pembina Gugusdepan
2. Berusia antara 14-25 tahun
3. Memenuhi syarat-syarat khusus yang ditentukan oleh masing-masing Saka (misalnya
persyaratan mengenai kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan dan kepantasan dsb).
4. Bersedia untuk berperan aktif dalam segala kegiatan Saka.
5. Bersedia dengan sukarela mendarmabaktikan dirinya kepada masyarakat, dimanapun, serta
setiap saat bila diperlukan.
6. Seorang Pramuka dapat pindah dari satu bidang ke Saka lainnya bila telah mendapatkan
sedikitnya 3 (tiga) buah TKK dan sedikitnya telah berlatih selama 6 (enam) bulan pada Saka
tersebut.

B. Arti Kiasan Lambang Saka Bhayangkara

Sekarang kita simak arti kiasan yang terkandung dalam lambang Satuan Karya Pramuka
Bhayangkara. Arti lambang Saka Bhayangkara sebagaimana tertulis dalam Bab X Poin 1f PP
Saka Bhayangkara adalah :
Bentuk segi lima melambangkan falsafah Pancasila.

Bintang tiga dan perisai melambangkan Tribrata dan Catur Prasetya sebagai Kode Etik
Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Obor melambangkan sumber terang sejati.

Api yang cahanya menjulang tiga bagian melambangkan Triwikrama (tiga pancaran cahaya)
yaitu :
Kesadaran;
Kewaspadaan (Kawaskitaan);
Kebijaksanaan.

Tunas Kelapa menggambarkan Lambang Gerakan Pramuka dengan segala arti kiasannya.
Keseluruhan Lambang Saka Bhayangkara mencerminkan sikap perilaku dan perbuatan
anggota Saka Bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara dan
membina tertib hukum dan ketentraman masyarakat, guna mewujudkan Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat, yang mampu menunjang keberhasilan pembangunan, serta mampu
menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
C. Pemakaian Lambang Saka Bhayangkara
Tanda Saka Bhayangkara dipakai oleh anggota Saka Bhayangkara, Dewan Saka
Bhayangkara, Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida, Pamong Saka Bhayangkara,
Instruktur Saka Bhayangkara, Pimpinan Saka Bhayangkara dan Majelis Pembimbing Saka
Bhayangkara.
Tanda Saka Bhayangkara dikenakan/dipakai pada waktu mengikuti kegiatan kepramukaan,
dan selama yang bersangkutan masih aktif sebagai anggota Saka Bhayangkara.
Tanda Saka Bhayangkara ditempatkan pada lengan baju seragam pramuka sebelah kiri
sedangkan pada lengan baju sebelah kanan ditempatkan tanda lokasi.
Itulah sedikit tentang bentuk, arti kiasan, dan penggunaan (pemakaian) lambang Saka (Satuan
Karya Pramuka) Bhayangkara.

Saka Bhayangkara meliputi 4 (empat) krida, yaitu :

1. Krida Ketertiban Masyarakat


Krida Ketertiban Masyarakat, terdiri atas 4 SKK

a.SKK Pengamanan Lingkungan Pemukiman


b.SKK Pengamanan Lingkungan Kerja
c.SKK Pengamanan Lingkungan Sekolah
d.SKK Pengamanan Hukum

2. Krida Lalu Lintas


Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :

a.SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas


b.SKK Pengaturan Lalu Lintas
c.SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

3. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana ( PPB )


Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, mempunyai 5 SKK :

a.SKK Pencegahan Kebakaran


b.SKK Pemadam Kebakaran
c.SKK Rehabilitasi Korban Kebakaran
d.SKK Pengenalan Kerawanan Kebakaran
e.SKK Pencurian
f.SKK Penyelamatan
g.SKK Pengenalan Satwa
pada krida PPB terdapat 4 sub krida :
1. Subkrida PASKUD (Pasukan Berkuda)
2. Subkrida PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
3. Subkrida DAMKAR (Pemadam Kebakaran)
4. Subkrida SAR (Search And Rescue)

Pada saat ini Krida saka bhayangkara yang memiliki sub krida PASKUD hanya di wilayah
Jakarta Timur, Tepatnya Ranting PAsar Rebo, Ciracas, dan Cipayung. terlahir beberapa
aswasada didalamnya, diantaranya : Riyan Pauzan(Ciracas), Hendra Budiman(Pasar Rebo),
dan Junaedi (Cipayung).

4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)


Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP), mempunyai 5 SKK :

a.SKK Pengenalan Sidik Jari


b.SKK Tulisan Tangan dan Tanda Tangan
c.SKK Narkotika dan Obat-Obatan
d.SKK Uang Palsu
e.SKK Pengamanan Tempat Kejadian Perkara
SAKA BHAYANGKARA

Pengertian

a. Satuan Karya Pramuka, disingkat SAKA, adalah wadah pendidikan guna


menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para Pramuka dalam
berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Bhayangkara, berasal dari bahasa sansekerta, yang mengandung arti penjaga,


pengawal, dan pelindung keselamatannegara dan bangsa.

c. Saka Bhayangkara, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat dan


mengembangkan bakat serta pengalaman para Pramuka Penegak dan Pandega dalam
berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keBhayangkaraan sehingga
mereka menjadi anggota masyarakat yang baik, peduli terhadap keamanan, ketertiban
masyarakat di lingkungan baik local, nasional maupun internasional.

d. Pimpinan Saka Bhayangkara, adalah bagian dari kelengkapan kwartir ditingkatnya


yang bertugas membantu kwartir dalam menentukan kebijaksanaan mengenai
pemikiran, perencanaan dan petunjuk tekhnis mengenai kagiatan Saka Bhayangkara.

e. Majelis Pembimbing Saka Bhayangkara, disingkat Mabi Saka Bhayangkara adalah


suatu badan dari gerakan Pramuka ditingkatnya berkewajiban memberikan
bimbingan dan bantuan yang bersifat moral organisatoris, materiil dan finansial
kepada Saka Bhayangkara di tingkatnya.

f. Pamong Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka yang


bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan Saka Bhayangkara yang
menjadi tanggung jawabnya.

g. Instruktur Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka atau


seseorang yang bukan anggota gerakan Pramuka, karena kemampuan dan
keahliannyauntuk membantu pamong Saka Bhayangkara dalam melaksanakan
pembinaan dan pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung jawabnya.

h. Dewan Saka Bhayangkara, adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka
Bhayangkara ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida Saka Bhayangkara
yang bertugas memimpin pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari-hari.
i. Krida, adalah satuan kecil yang merupakan bagian kecil dari Saka
Bhayangkarasebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian
dari kegiatan Saka Bhayangkara yang beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.

j. KeBhayangkaraan, adalah kegiatan yang berkaitan dengan keamanan negaradalam


rangka menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesian Tahun 1945.

k. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, disingkat KAMTIBMAS adalah


keperluan hakiki

masyarakat yang mendambakan suasana aman dan tertib dalam tata kehidupannya.
Keamanan akan senantiasa berkaitan dengan perasaan masyarakat yang mendambakan :
· Perasaan bebas dari ganguan fisik dan psikis (security)
· Adanya rasa kepastian dan bebas dari kekhawatiran, keraguan dan ketakutan (surity)
· Perasaan ilindungi dari segala macam bahaya (safety)
· Perasaan damai dan tentram lahir batin (peace)

Bentuk dan Macam Kegiatan

a. Latihan Saka Bhayangkara secara berkala yang dilaksanakan di luar latihan gugus
depan. Latihan berkala ini diadakan ditingkat ranting/cabang dilaksanakan oleh
dewan Saka Bhayngkara yang didampingi oleh Pamong Saka dan Instruktur Saka.

b. Kegiatan berkala yang dilaksanakan dalam menghadapi kejadian-kejadian penting


tertentu, misalnya Hari Besar Nasional, Hari Pramuka, Hari Bhayangkara dan lain
sebagainya. Diadakan setingkat Ranting, Cabang, Daerah disesuaikan dengan
kepentingannya. Lomba dalam rangka HUT Bhayangkara hasil seleksi tiap daerah
atau Polda satu orang Pramuka Saka Bhayangkara Putri dan satu orang Saka
Bhayangkara Putra dipersiapkan untuk mengikuti lomba Saka Bhayangkara tingkat
nasional yang diselenggarakan oleh Panitia HUT Bhayangkara Tingkat Mabes Polri.

c. Perkemahan Bakti Saka Bhayangkara disingkat Pertikara disebut juga dengan


PERSABRAHA (Perkemahan Saka Bhayngkara), yaitu perkemahan yang diikuti
oleh anggota Saka Bhayangkara dan diisi oleh kegiatan-kegiatan lainnyadalam
rangka ikut serta bertanggung jawab memelihara, membina, menciptakan dan
mengembangkan suasana aman dan tertib dikalangan masyarakat sesuai dengan
bekal pengetahuan dan kemampuan yang ada pada dirinya, misalnya kegiatan
penanganan masalah pencurian, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, Siskamling
dan lain sebagainya dengan melibatkan masyarakat setempat khususnya kaum muda.
Kegiatan Pertikara diadakan ditingkat Ranting, Cabang, Daerah dan
Nasionaldilaksanakan sekurang-kurangnya sekali masa Bhakti Kwartir yang
bersangkutan.
d. Lomba Saka Bhayangkara yang disingkat dengan LOKABRAHA yaitu kegitan
lomba yang diikuti oleh para anggota Saka Bhayangkara dalam rangka
memperagakan kemampuan pengetahuan keterampilan dan kecakapan anggota.
Lokabraha diadakan ditingkat Ranting, Cabng, Daerah dan Nasional dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut :
· Tingkat ranting sekali dalam tiga bulan
· Tingkat cabang sekali dalam enam bulan
· Tingkat daerah sekali dalam satu tahun
· Tingkat nasinal sekali dalam satu tahun

e.Perkemahan antar Saka yang disingkat dengan PERAN SAKA yaitu perkemahan
yang pesertanya lebih dari satu macam Saka, misalnya Saka Bhayangkara bersama
Saka Dirgantara dan Saka Bhakti Husada, sedapat mungkin diikuti oleh semua Saka
yang ada pada wilayah yang bersangkutan. PERAN SAKA diadakan Tingkat
Ranting, Cabang dan Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam masa bhakti Kwartir
Gerakan Pramuka yang bersangkutan.
Adapun Gambar logo Saka Bhayangkara

Macam-macam Krida SAKA BHAYANGKARA.

KRIDA LANTAS

FUNGSI LANTAS
Fungsi Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok POLRI bidang Lalu Lintas dan
merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas Kepolisian, yang meliputi :

1. Penegakan Hukum Lantas ( Police traffic Law Enforcement )


2. Pendidikan Masyarakat tentang Lantas ( Police Traffic Education )
3. Ketekhnikan Lantas ( Police traffic Engineering )
4. Registrasi/Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan ( Driver and Vehicle Identification

Pengetahuan Dasar Lalu Lintas


A. Gerakan memberikan isyarat pengatur lalu lintas bertujuan :
· Mengarahkan agar lalu lintas berjalan dengan aman, tertib, lancar dan selamat.
· Mengatasi kepadatan arus lalu lintas
· Mengurangi terjadinya kecelakan lalu lintas
· Mencegah kerusakan - keerusakan jalan / infrastruktur
· Melindungi harta benda / jiwa orang lain di jalan
· Mengurangi pelanggaran di jalan
B. Pengertian rambu-rambu/ Marka jalan
ü Rambu - rambu yang menunjukan peringatan suatu bahaya ( dasar kuning petunjuk
hitam )
ü Rambu - rambu yang menunjukan larangan dan awas perintah ( dasar putih
petunjuk
ü Rambu - rambu yang memberikan petunjuk ( dasar biru petunjuk putih )

C. Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas


Ø Berhenti untuk semua jurusan
Ø Berhenti dari arah depan Petugas
Ø Berhenti dari arah belakang Petugas
Ø Jalan dari arah kanan Petugas
Ø Jalan dari arah kiri Petugas
Ø Jalan dari arah kanan dan kiri Petugas
Ø Percepat dari arah kiri Petugas
Ø Perlambat dari arah depan Petugas
Ø Perlambat dari arah belakang Petugas

D. Pengetahuan penggunaan tanda bunyi pluit


§ Tanda peringatan berhenti / perhatian
§ Tanda berkumpul
§ Tanda bahaya
§ Tanda berhenti
§ Tanda maju

Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :


1. SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas
2. SKK Pengaturan Lalu Lintas

3. SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

KRIDA PPBA

PPB adalah tindakan yang pertama kali dilakukan guna membantub dalam mengevakuasi
korban bencana alam atau kebakaran.

SKK P2B ada 7 yaitu:


1. SKK Pencegahan kebakaran
a. Usaha menyadari dan mewaspadai faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya
kebakaran&mengambil langkah-langkah untuk kemngkinan terjadi(nyata)bencana.
b. Klasifikasi jenis-jenis kebakaran
· Kebakaran jenis A
Disebabkan oleh bahan yang mudah terbakar
· Kebakaran jenis B
Disebabkan oleh zat cair Ex: minyak bumi
· Kebakaran jenis C
Disebabkan oleh arus listrik
· Kebakaran jenis D
Disebabkan oleh logam EX: seng,megnesium,dll.

2. SKK Pemadam kebakaran


v Pemadam kebakaran adalah petugas/dinas yang dilatih untuk menaggulangi
kebakaran selain itu ia juga dilatih untuk menyelamatkan korban kebakaran/dari gedung
runtuh
v Macam-macam bahan untuk memeadamkan api
§ Air
§ Bahan busa
§ Gas
§ Bahan powder kering

3. SKK Rehabilitasi korban bencana


Rehabilitasi korban bencana adalah upaya yang diambil setelah kejadian bencana
untuk membantu masyarakat memperbaiki / memfungsikan kembali rumah, umum, social /
perekonomiannya.

Terutama menjaga keamanan harta benda&barang-barang korban, mendirikan


tenda,memberi P3K, membawa korba ke RS terdekat, mendirikan dapur umum,koordinasi
dengan instansi terdekat & terkait.

4. SKK Pengenalan kerawanan bencana


a. Sebab-sebab terjadinya bencana
b. Yang berasal dari alam maupun manusia.

5. SKK Pencarian korban


a. Track (T)
Biasa digunakan apabila korban masih hilang&diperkirakan hanya disekitar itu
b. Paralel (P)
Daerah pencariannya cukup luas & dasar
c. Creaping (C)
Biasa digunakan di jurang/dasar yang lebih rendah
d. Square (sq)
Di daerah datar/lebih sempit
e. Sector (S)
Digunakan apabila korban tidak diketahui keberadaannya
f. Counture (cc)
Biasa digunakan dibukit/puncak tertinggi.
6. SKK Penyelamatan korban bencana
Keterampilan cepat tepat & waspada.
a. Peralatan evakuasi
· Tandu
· Matrax/selimut.
b. Cara mengevakuasi korban bencana
Jangan memindahkan korban yang terluka kecuali ada bahaya api,lalulintas,asap baracun/hal
lain yang dapat membahayakan korban maupun penolong. Namun jika terpaksa
memindahkan korban perhatikan ha-hal berikut:
· Apabila korban mengalami cedera tulang belakang jangan dipindahkan sampai ada
petugas yang terkait
· Tangani korban dengan hati-hati agar tidak ada cedera yang lebih parah. Terutama
bagian kepala,leher&tulang belakang.

7. SKK Pengenalan satwa

a. Anjing
b. Anjing pelacak umum
c. Anjing pelacak hendap
d. Anjing pelacak narkotika
e. Anjing pelacak sar
f. Anjing Darmas
g. Anjing karya guna
h. Kuda
i. Kuda karya guna
j. Kuda darmas
k. Kuda olahraga
l. Kuda protokoler

KRIDA TPTKP

Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara. Artinya Tempat dimana suatu tindak
pidana dilakukan/terjadi, atau tempat dimana barang bukti/korban berhubungan dengan
tindak pidana.

Tujuan dan maksud Penanganan TKP :


1. Menjaga agar TKP dalam keadaan utuh.
2. Melindungi agar barang bukti tidak hilang / rusak, tidak ada perubahan
penambahan dan pengurangan serta tidak berubah letaknya.
Cara bertindak di TKP:
1. Memberikan perlindungan, pertolongan pertama pada masyarakat.
2. Menutup dan mengamankan TKP (mempertahankan status).
3. Memberitahukan kepada pihak berwajib (polisi).

Metode pencarian barang bukti:


1. Dilakukan dilapangan petunjuk pelaksanaan.
2. Pembagian wilayah Juklak/04/I/1982 tgl 18-2-1982.
3. Dilereng pembukitan 1982 Tentang proses penyelidikan tindak pidana.
4. Diruang tertutup.

Cara mencari barang bukti:


1. Dengan bentuk Spiral: barang bukti berada di tanah lapang,semak-semak, dan hutan.
2. Dengan bentuk Zona: Barang bukti berada dilapangan rumah/tempat tertutup.
3. Dengan bentuk Strip/garis: barang bukti berada di tanah berbukit/lereng.
4. Dengan bentuk Roda: barang bukti berada didalam ruangan.

Macam-macam Sidik Jari:


§ PLAIN WOLL
§ PUAP LOP
§ AREN
§ FANTECH

Penanganan TKP:
1. Tindakan pertama dilakukan oleh Polri / masyarakat setempat.
2. Pengolahan TKP dilakukan oleh penyidik / ahli yang diminta tolong oleh Polri.

Urutan-urutan tindakan di TKP:


1. Menutup dan membatasi TKP atau memberitahukan kepada kantor polisi terdekat.
Jika TKP terdapat korban yang masih hidup.
2. Menahan orang-orang / saksi di TKP. Saksi: orang yang melihat / menyaksikan
dengan mata kepala sendiri pada saat kejadian berlangsung.
3. Mencari dan mencatat saksi, lalu diserahkan kepada Polisi.

4. Mencari dan mengamankan bekas / barang bukti, usahakan membuat sket / bagan /
memotret TKP.

Tindakan-tindakan terhadap korban:


Periksa apakah ada tanda-tanda kehidupan pada korban dengan cara:
1. Perubahan bagian badan sudah dingin / masih panas.
2. Meraba pergelangan tangan, apakah masih ada denyut nadinya / tidak ada.
3. Bila ada tanda-tanda kehidupan segera diberi pertolongan berupa PPPK.
4. Beri tanda-tanda letak korban di TKP.
5. Bawalah korban kerumah sakit terdekat.
Tindakan-tindakan terhadap pelaku:
1. Tangkap pelaku apabila masih ada di TKP.
2. Caatat nama, umur, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pihak korban.
3. Cegah jangan sampai si-pelaku menghapus bekas / menghilangkan bukti-bukti.
4. Adakan pencarian-pencarian singkat apabila pelaku ada disekitar TKP.

Cara mengatasi TKP di Lalu lintas.


1. Lihat korban apakah patah tulang, luka ringan / berat / mati.
2. Melihat titik temu pada kedua kendaraan lalulintas diberi tanda dengan kapur.
3. Membuat sket gambar batas kecelakaan.
4. Mengukur jalan dari tepi jalan.
5. Mengukur AS jalan dengan Senterland.
6. Mengukur bekas-bekas Rem (<40 style="font-weight: bold; color: rgb(102, 102, 0);">

Tindakan pertama: Segala tindakan yang harus dilaksanakan menurut ketentuan teknik bagi
para petugas yang datang pertama kali di TKP.
Tersangka: seseorang yang berhubungan dengan tindak pidana yang berdasarkan bukti-bukti.

SASARAN TKP: 1. Korban. 2. Pelaku. 3. Barang bukti. 4. TKP itu sendiri.

Cara menentukan hidup / mati dari tindakan di TKP:


1. Amankan TKP.
2. Masuk ke TKP dengan cara teknis (memberi tanda pada kaki).
3. Raba nadi leher, nadi tangan, buka mata, tubuhnya dingin / hangat.
4. Beritahu pada anggota lain bahwa korban masih hidup / mati.
5. Jangan menyentuh barang bukti di TKP.
6. Tolong bila hidup, biarkan jika mati kecuali mengganggu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi TKP:


a. Alam (cuaca dan medan).
b. Non alam (manusia / makhluk hidup lainnya).

Peralatan dalam mendekati TKP:


1. Kekuatan personil / petugas.
2. Kendaraan.
3. Alat-alat tulis (kapur, pen,spidol, kertas/buku).
4. Alat-alat lain (sarung tangan, pisau/gunting, tali, senter, meteran dan kamera).

Cara memindah/mengambil barang bukti bila dalam keadaan terpaksa:


§ Pisau
§ Senjata Api
§ Peluruh
§ Darah
§ Rambut
; Gunakan tali dengan simpul, kemudian ikat pada pisau
yang ada sidik jarinya.

; Gunakan telunjuk masukkan dibelakang picu/penarik tutup


dengan kapas.

; Ujung telunjuk dengan ibu jari ambil ujungnya masukkan


kapas dan bungkus.

; Bisa dengan menggunakan kapas/kain, bila kain kering


digunting dan kerik

; Ambil jepit kemudian bungkus dengan kertas.

SKK Krida TKP:


1. SKK Pengenalan Sidik Jari
a. Untuk golongan Siaga, tidak diadakan
b. Untuk golongan Penggalang : Mengetahui bahwa setiap orang mempunyai ciri-
ciri sidik jari yang tidak sama dengan orang lain.
c. Untuk golongan Penegak
§ Mengetahui apa kegunaan sidik jari
§ Mengenal jenis lukisan sidik jari
d. Untuk golongan Pandega :
Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah dengan pengetahuan teknik dan cara
pengembilan sidik jari.

2. SKK Pengenalan tulisan tangan dan tanda tangan


a. Untuk golongan Siaga tidak diadakan
b. Untuk golongan Penggalang :
Dapat mengenal tulisan tangan dan tanda tangan.
c. Untuk golongan Penegak dan Pandega :
Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda
tangan palsu.

Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda
tangan palsu.

3. SKK Pengenalan Tempat Perkara (TKP )


a. Untuk golongan Siaga dan Penggalang, tidak diadakan
b. Untuk golongan Penegak :
· Mengetahui apa arti dan guna TKP
· Mengetahui apa saja yang terdapat di TKP

c. Untuk golongan Pandega


· Mengetahui bagaimana bertindak terhadap TKP
· Mengetahui bagaimana cara bertindak pertama dalam memberikan pertolongan pada
korban manusia yang masih hidup.
· Mengetahui cara pengamanan TKP (status quo).

4. SKK Pengenalan Bahaya Narkotika


a. Untuk golongan Siaga, tidak diadakan
b. Untuk golongan Penggalang :
· Mengetahui berbagai jenis narkotika
· Mengetahui bahaya narkotika bagi kesehatan jasmani seseorang
· Mengetahui bahaya minuman keras dan alkohol.

c. Untuk golongan Penegak


· Mengetahui tempat-tempat/instansi rehabilitasi penyembuhan penderita korban
narkotika.
· Mengetahui tentang kegunaan narkotika untuk pengobatan kedokteran serta
mengetahui tentang bahaya minuman keras dan merokok.

d. Untuk golongan Pandega


Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah pengetahuan mengenai peraturan-
peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dan
obat.

KRIDA TIBMAS

Tibmas adalah suatu cara pengendalian keamanaan yang berada dilingkungan


pedesaan dan perkotaan yang bertujuan untuk mangendalikan gangguan-gangguan
Kamtibmas yang berasal dari oknum manusia maupun alam.

Tujuannya:
Untuk mengamankan meliputi keamanan masyarakat dan negara guna mencegah hal-
hal/ tindakan yang menyangkut kriminal.

Krida Kamtibmas memiliki 4 SKK :


1) SKK Pengamanan lingkungan pemukiman
TKK dari SKK pertama meliputi 8 TKK:
a. Mengetahui arti suku agama dan ras
b. Mengetahui peraturan yang berlaku di daerahnya
c. Mengenal ciri-ciri yang dicurigai, serta memahami barang-barang untuk
melakukan kejahatan
d. Mengetahui kewarga negaraan asing yang tinggal di indonesia
e. Mengetahui kantor dan instansi yang menangani warga asing
f. Mengetahui pengurusan KTP,SIM,STNK,BPKB,dan kegunaannya
g. Mengetahui persyaratan WNA untuk tinggal di Indonesia
h. Mengetahui dan dapat membunyikan tanda bahaya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

2) SKK Pengamanan lingkungan kerja


Terdiri atas 4 TKK yaitu:
a. Mampu mengamati terus-terus terhadap lingkungan kerja
b. Dapat mengenali lingkungan karjanya
c. Lpyal terhadap teman atau anggota dan pemimpin maupun terhadap tugas
d. Kretif menciptakan sumber perekonomian diluar aktifitas pendidikan atau
membantu orang tua dalam melakukan aktivitas kerjanya yang bersifat positif
diluar lingkungan pelajaran.

3) SKK Pengamanan lingkungan sekolah


Terdiri atas 8 TKK yaitu:
a. Menyarankan kepada teman supaya tidak terjadi konflik antar siswa dan pendididk
b. Tidak diperbolehkan membawa narkoba kedalam lingkungan sekolah
c. Mengetahui penyebab timbulnya kenakalan remaja
d. Mengetahui dan dapat menyebrangkan yang keluar masuk sekolah
e. Mengetahui rambu-rambu lalulintas dan marka jalan serta dapat digunakan
dilingkungan sekolah
f. Mengetahiu ciri-ciri dan watak serta kesukaan teman-temannya
g. Tidak terlibat dalam perkelahian pelajar
h. Dilarang memakai perhiasan berlebihan dalam lingkungan sekolah yang dapat
menyebabkan timbulnya kejahatan.

4) SKK Pengetahuan hukum


Terdiri atas 5 TKK yaitu :
a. Mengetahui faktor timbulnya kejahatan pelanggaran
b. Mengetahui urutan-urutan tingkat kekuatan hukum
c. Mengetehui aparat yang menegakkan hukum
d. Mengetahui pasal-pasal hukum tertentu yang biasa terjadi didaerahnya
e. Mengetahui sanksi-sanksi bagi yang melanggar hukum.

SISKAMLING: Suatu sistem yang mengupayakan hidup dan peranan tanggung jawab
masyarakat untuk mengamankan diri sendiri dan kelompok lingkungan masyarakat atas
kehendak sendiri dan kemampuan sendiri terhadap segala bentuk ancaman/gangguan.
POS KAMLING: Suatu bangunan dengan ukuran tertentu yang khusus digunakan untuk
melaksanakan kegiatan siskamling lingkungan baik didesa maupun dikota.
Perlengkapan Poskamling:
1. Buku mutasi.
2. Daftar nama petugas.
3. Buku tamu.
4. PMK (Alat pemadam kebakaran).
5. Alat pengamanan (pentungan, tongkat, borgol, tali, dll).
6. Jam dinding.
7. Kentongan, peluit, Alarm, media informasi (HT dan Telp).
8. Senter.
9. Lampu penerangan POS.
10. Alat PPPK.
11. Jas hujan.
12. Isyarat tanda bahaya.
13. Peta wilayah/patroli dan jadwal piker ronda.

Ciri-ciri Siskamling ada 4:


1. Melaksanakan ronda kampung maupun desa (berkelompok di gardu/POS).
2. Bersifat prefiktif (pencegahan).
3. Menggunakan kentongan.
4. Mampu berkomunikasi dengan lingkungan.

Tanda – tanda isyarat membunyikan kentongan:


Pembunuhan
; 1 Kali : . . . . .

Perampokan
; 2 Kali : .. .. .. .. ..

Kebakaran
; Kali : ... ... ... ... ...

Bencana Alam
; 4 Kali : .... .... .... .... ....

Pencurian
; 5 Kali : ..... ..... ..... ..... .....

Aman
; 6 Kali : ...... ...... ...... ...... ......

Kecelakaan LANTAS
; 2 Kali jarak 1 Kali : .. . .. . .. . .. . .. .
Keterangan: Apabila keadaan darurat maka tidak jadi masalah apabila tidak mengikuti
instruksi bunyi kentongan diatas, yang penting informasi komunikasinya yang diberikan oleh
petugas ronda kepada masyarakat jelas dan nyaring sehingga masyarakat menjadi mengerti
dan tidak panik.
4 Macam tipe Siskamling:
1. Tipe A : Pelaksanaannya jaga dan alat perabotan mencapai 75% sampai 100% (Mantab).
2. Tipe B : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 50% sampai 75% (Mantab).
3. Tipe C : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 25% sampai 50% (Kurang mantab).
4. Tipe D : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 15% sampai 30% (Tidak mantab).

Cara menghitung persentase.


Kemampuan penjagaan ditetapkan 6 – 7 orang, sedang yang bertugas jaga ronda 3 orang.
Caranya: 3:6 x 100% = 50% Termasuk Tipe B.
Dasar terbentuknya Siskamling:
1. Sket No. 177 / 1979 Tentang pembahasan keamanan.
2. UU POLRI No. 13 / 1961 Tugas pokok Polri.
3. UU 45 Pasal 30 Ayat 2.
4. KEPRES No. 55 dan 56 Tahun 1976.

Sasaran Pengamanan:
§ Manusia.
§ Harta benda.
§ Informasi.

Sasaran Siskamling:
1. Sasaran perseorang: Kentongan, tongkat, polri/kades.
2. Sasaran RT: pos kamling, bel, kotak P3K, dll.

Pelaksanaan Penjagaan:
1. Anggota yang mendapat giliran tugas jaga harus selalu berada di POS.
2. Mencatat semua kejadian dalam buku mutasi penjagaan.
3. Waktu jaga disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
4. Menerima laporan dari warga yang melapor dari petugas yang meronda.
5. Menyampaikan laporan penting kepada :
a) Ketua RT/RW.
b) KADES.
c) POS Polisi terdekat.
d) Membunyikan Alarm/kentongan jika terjadi gangguan keamanan.
Tugas Pengawas:
1. Mengatasi kesulitan RT/RW karena warganya yang kurang sabar untuk melaksanakan
tugas jaga.
2. Mengadakan kontrol pada POS kamling diwilayahnya.
3. Setiap pengawas bertanggung jawab melakukan tugasnya kepala desa.

Cara melapor apabila ada pembunuhan / tindak pidana:


1. Hubungi RT/RW, KADES / Lurah.
2. Lapor pada Polri / koramil.
3. Lapor dokter.
4. Amankan TKP.
5. Catat dalam buku mutasi.

Perlengkapan perorangan petugas Siskamling:


1. Pentungan.
2. Ban kamling.
3. Sempritan.
4. Senter.
5. Borgol.
6. Jaket/sarung.

DASAR HUKUM TIBMAS:


1. UU No. 20 Tentang ketentuan pokok pertahanan keamanan negara yang telah diubah
dengan UU No. 1 tahun 1980.
2. Ketetapan MPR No. II tahun 1988 IV bidang hankam butir 12 tentang sistem
keamanan dan ketertiban masyarakat secara swakarsa.
3. Keputusan Presiden RI No.28 tahun 1986 tentang penyempurnaan dan peningkatan
lembaga sosial desa menjadi lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD).
4. Surat keputusan KAPOLRI Nopol Sekep/344/IX/1982 Tgl 2 september 1982 tentang
pola pengamanan lingkungan terpadu.

Anda mungkin juga menyukai