SAKA BHAYANGKARA
POLSEK WARUJAYENG
Pada tahun 1980 dikeluarkan surat keputusan atas kerja sama Kepolisian Negara Republik
Indonesia (POLRI) dengan KAKWARNAS yaitu NO. POL. SKEP / 08 / V / 1980 dan SK
KWARNAS No. 050 / 1980 tertanggal : 1 Juli 1980, bernama SATUAN KARYA
BHAYANGKARA.
Ditahun 1980 pembentukan krida masih mengikuti Sembilan
krida, baru pada tahun 1990 dikelurkan surat keputusan dari
KAKWARNAS melewati : SK KWARNAS No. 032 / 1990 terdapat tujuh krida, yaitu :
1. Krida LANTAS (Lalu Lintas)
2. Krida PMK (Pemadam Kebakaran)
3. Krida SAR (Searce And Rescue)
4. Krida TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara)
5. Krida SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan)
6. Krida PENGAWAL
7. Krida PELACAK
Pada tahun 1991 jumlah krida yang ada dipersingkat lagi menjadi lima krida, yaitu
Setelah itu, pada tahun 2006 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia NO. POL. SKEP / 595 / X / 2006 tertanggal 4 Oktober 2006 jumlah krida
dipersingkat lagi menjadi 4 krida, yaitu :
b. Bhayangkara berasal dari bahasa Sansekerta, yang mengandung arti penjaga, pengawal,
pengaman, dan pelindung keselamatan Negara dan bangsa.
d. Dewan Saka Bhayangkara adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka Bhayangkara ara
ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida Saka Bhayangkara yang bertugas
memimpin pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari – hari.
e. Krida adalah satuan kecil yang merupakan bagian dari Saka Bhayangkara sebagai wadah
kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian dari kegiatan Saka Bhayangkara
yang beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.
f. Kebhayangkaraan adalah kegiatan yang berkaitan dengan keamanan Negara dalam rangka
menjamin tetap tegaknya Negara kesatuan republic Indonesia yang berdasarkan pancasila
dan Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. DASAR DIBENTUK SAKA BHAYANGKARA
Terdapat beberapa dasar dibentuknya Saka Bhayangkara, antara lain sebagai berikut:
1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961, jo Nomor 24 tahun
2009, tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2) Keputusan Kwartir Ranting Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009
tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
4). Kepurtusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 032 tahun 1989 tanggal 4
Maret 1989 tentang petunjuk penyelengaraan Satuan Karya Pramuka.
4) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 127 tahun 2003 tangal 22
November 2003 tentang Pola Dasar Pemantapan Satuan Karya Pramuka.
5) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 127 tahun 2003 tentang Pola
Dasar Pemantapan Satuan Karya Pramuka.
Tujuan dibentuk saka bhayangkara adal;ah untuk mewujudkan kader – kader bangsa yang
memiliki akhlak dan moral pancasila guna ikut serta bertanggungjawab terhadap keamanan
dan ketertiban masyarakat melalui pendidikan kebhayangkaraan di dalam gerakan pramuka.
Sasaran dibentuknya saka bhayangkara adalah agar pra anggota Gerakan Pramuka yang telah
mengikuti kegiatan kebhayangkaraan dapat :
2) Memiliki sikap hidup yang tertib dan disiplin serta ketaatan terhadap peraturan
hokum dan norma social yang berlaku dalam masyarakat
3) Memiliki sikap kebiasaan dan perilaku yang tangguh sehingga mampu mencegah,
menangkal serta menanggulangi timbulnya setiap gangguan Kamtibmas sesuai
dengan kapsasitasnya sebagai Anggota Saka Bhayangkara.
terhadap setiap perubahanmaupun dinamika social dilingkungannya.
A. Hak Anggota
1. Semua anggota mempunyai hak bicara, hak memilih dan dipilih sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di dalam gerakan pramuka
2. Semua anggota mempunyai hak mengikuti semua kegiatan Saka Bhayangkara sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
B. Kewajiban Anggota
1. Peserta didik anggota Saka Bhayangkara berkewajiban untuk memnajga nama baik
Gerakan Pramuka dan Sakanya serta aktif mengikuti kegiatan sakanya.
7. KESAKAAN
Tujuan pembentukan Saka adalah untuk memberi wadah pendidikan bagi para Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega serta pemuda Indonesia untuk :
4) memberi bekal bagi pengabdiannya pada masyarakat, bangsa dan negara guna
menunjang pembangunan nasional sehingga dapat meningkatkan mutu dan taraf
kehidupan serta dinamika Gerakan Pramuka, serta peranannya dalam
pembangunan nasional.
1. Mendapat izin dari orang tua/wali, Kepala Sekolah dan Pembina Gugusdepan
2. Berusia antara 14-25 tahun
3. Memenuhi syarat-syarat khusus yang ditentukan oleh masing-masing Saka (misalnya
persyaratan mengenai kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan dan kepantasan dsb).
4. Bersedia untuk berperan aktif dalam segala kegiatan Saka.
5. Bersedia dengan sukarela mendarmabaktikan dirinya kepada masyarakat, dimanapun, serta
setiap saat bila diperlukan.
6. Seorang Pramuka dapat pindah dari satu bidang ke Saka lainnya bila telah mendapatkan
sedikitnya 3 (tiga) buah TKK dan sedikitnya telah berlatih selama 6 (enam) bulan pada Saka
tersebut.
Sekarang kita simak arti kiasan yang terkandung dalam lambang Satuan Karya Pramuka
Bhayangkara. Arti lambang Saka Bhayangkara sebagaimana tertulis dalam Bab X Poin 1f PP
Saka Bhayangkara adalah :
Bentuk segi lima melambangkan falsafah Pancasila.
Bintang tiga dan perisai melambangkan Tribrata dan Catur Prasetya sebagai Kode Etik
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Api yang cahanya menjulang tiga bagian melambangkan Triwikrama (tiga pancaran cahaya)
yaitu :
Kesadaran;
Kewaspadaan (Kawaskitaan);
Kebijaksanaan.
Tunas Kelapa menggambarkan Lambang Gerakan Pramuka dengan segala arti kiasannya.
Keseluruhan Lambang Saka Bhayangkara mencerminkan sikap perilaku dan perbuatan
anggota Saka Bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara dan
membina tertib hukum dan ketentraman masyarakat, guna mewujudkan Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat, yang mampu menunjang keberhasilan pembangunan, serta mampu
menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
C. Pemakaian Lambang Saka Bhayangkara
Tanda Saka Bhayangkara dipakai oleh anggota Saka Bhayangkara, Dewan Saka
Bhayangkara, Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida, Pamong Saka Bhayangkara,
Instruktur Saka Bhayangkara, Pimpinan Saka Bhayangkara dan Majelis Pembimbing Saka
Bhayangkara.
Tanda Saka Bhayangkara dikenakan/dipakai pada waktu mengikuti kegiatan kepramukaan,
dan selama yang bersangkutan masih aktif sebagai anggota Saka Bhayangkara.
Tanda Saka Bhayangkara ditempatkan pada lengan baju seragam pramuka sebelah kiri
sedangkan pada lengan baju sebelah kanan ditempatkan tanda lokasi.
Itulah sedikit tentang bentuk, arti kiasan, dan penggunaan (pemakaian) lambang Saka (Satuan
Karya Pramuka) Bhayangkara.
Pada saat ini Krida saka bhayangkara yang memiliki sub krida PASKUD hanya di wilayah
Jakarta Timur, Tepatnya Ranting PAsar Rebo, Ciracas, dan Cipayung. terlahir beberapa
aswasada didalamnya, diantaranya : Riyan Pauzan(Ciracas), Hendra Budiman(Pasar Rebo),
dan Junaedi (Cipayung).
Pengertian
h. Dewan Saka Bhayangkara, adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka
Bhayangkara ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida Saka Bhayangkara
yang bertugas memimpin pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari-hari.
i. Krida, adalah satuan kecil yang merupakan bagian kecil dari Saka
Bhayangkarasebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian
dari kegiatan Saka Bhayangkara yang beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.
masyarakat yang mendambakan suasana aman dan tertib dalam tata kehidupannya.
Keamanan akan senantiasa berkaitan dengan perasaan masyarakat yang mendambakan :
· Perasaan bebas dari ganguan fisik dan psikis (security)
· Adanya rasa kepastian dan bebas dari kekhawatiran, keraguan dan ketakutan (surity)
· Perasaan ilindungi dari segala macam bahaya (safety)
· Perasaan damai dan tentram lahir batin (peace)
a. Latihan Saka Bhayangkara secara berkala yang dilaksanakan di luar latihan gugus
depan. Latihan berkala ini diadakan ditingkat ranting/cabang dilaksanakan oleh
dewan Saka Bhayngkara yang didampingi oleh Pamong Saka dan Instruktur Saka.
e.Perkemahan antar Saka yang disingkat dengan PERAN SAKA yaitu perkemahan
yang pesertanya lebih dari satu macam Saka, misalnya Saka Bhayangkara bersama
Saka Dirgantara dan Saka Bhakti Husada, sedapat mungkin diikuti oleh semua Saka
yang ada pada wilayah yang bersangkutan. PERAN SAKA diadakan Tingkat
Ranting, Cabang dan Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam masa bhakti Kwartir
Gerakan Pramuka yang bersangkutan.
Adapun Gambar logo Saka Bhayangkara
KRIDA LANTAS
FUNGSI LANTAS
Fungsi Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok POLRI bidang Lalu Lintas dan
merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas Kepolisian, yang meliputi :
KRIDA PPBA
PPB adalah tindakan yang pertama kali dilakukan guna membantub dalam mengevakuasi
korban bencana alam atau kebakaran.
a. Anjing
b. Anjing pelacak umum
c. Anjing pelacak hendap
d. Anjing pelacak narkotika
e. Anjing pelacak sar
f. Anjing Darmas
g. Anjing karya guna
h. Kuda
i. Kuda karya guna
j. Kuda darmas
k. Kuda olahraga
l. Kuda protokoler
KRIDA TPTKP
Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara. Artinya Tempat dimana suatu tindak
pidana dilakukan/terjadi, atau tempat dimana barang bukti/korban berhubungan dengan
tindak pidana.
Penanganan TKP:
1. Tindakan pertama dilakukan oleh Polri / masyarakat setempat.
2. Pengolahan TKP dilakukan oleh penyidik / ahli yang diminta tolong oleh Polri.
4. Mencari dan mengamankan bekas / barang bukti, usahakan membuat sket / bagan /
memotret TKP.
Tindakan pertama: Segala tindakan yang harus dilaksanakan menurut ketentuan teknik bagi
para petugas yang datang pertama kali di TKP.
Tersangka: seseorang yang berhubungan dengan tindak pidana yang berdasarkan bukti-bukti.
Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda
tangan palsu.
KRIDA TIBMAS
Tujuannya:
Untuk mengamankan meliputi keamanan masyarakat dan negara guna mencegah hal-
hal/ tindakan yang menyangkut kriminal.
SISKAMLING: Suatu sistem yang mengupayakan hidup dan peranan tanggung jawab
masyarakat untuk mengamankan diri sendiri dan kelompok lingkungan masyarakat atas
kehendak sendiri dan kemampuan sendiri terhadap segala bentuk ancaman/gangguan.
POS KAMLING: Suatu bangunan dengan ukuran tertentu yang khusus digunakan untuk
melaksanakan kegiatan siskamling lingkungan baik didesa maupun dikota.
Perlengkapan Poskamling:
1. Buku mutasi.
2. Daftar nama petugas.
3. Buku tamu.
4. PMK (Alat pemadam kebakaran).
5. Alat pengamanan (pentungan, tongkat, borgol, tali, dll).
6. Jam dinding.
7. Kentongan, peluit, Alarm, media informasi (HT dan Telp).
8. Senter.
9. Lampu penerangan POS.
10. Alat PPPK.
11. Jas hujan.
12. Isyarat tanda bahaya.
13. Peta wilayah/patroli dan jadwal piker ronda.
Perampokan
; 2 Kali : .. .. .. .. ..
Kebakaran
; Kali : ... ... ... ... ...
Bencana Alam
; 4 Kali : .... .... .... .... ....
Pencurian
; 5 Kali : ..... ..... ..... ..... .....
Aman
; 6 Kali : ...... ...... ...... ...... ......
Kecelakaan LANTAS
; 2 Kali jarak 1 Kali : .. . .. . .. . .. . .. .
Keterangan: Apabila keadaan darurat maka tidak jadi masalah apabila tidak mengikuti
instruksi bunyi kentongan diatas, yang penting informasi komunikasinya yang diberikan oleh
petugas ronda kepada masyarakat jelas dan nyaring sehingga masyarakat menjadi mengerti
dan tidak panik.
4 Macam tipe Siskamling:
1. Tipe A : Pelaksanaannya jaga dan alat perabotan mencapai 75% sampai 100% (Mantab).
2. Tipe B : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 50% sampai 75% (Mantab).
3. Tipe C : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 25% sampai 50% (Kurang mantab).
4. Tipe D : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 15% sampai 30% (Tidak mantab).
Sasaran Pengamanan:
§ Manusia.
§ Harta benda.
§ Informasi.
Sasaran Siskamling:
1. Sasaran perseorang: Kentongan, tongkat, polri/kades.
2. Sasaran RT: pos kamling, bel, kotak P3K, dll.
Pelaksanaan Penjagaan:
1. Anggota yang mendapat giliran tugas jaga harus selalu berada di POS.
2. Mencatat semua kejadian dalam buku mutasi penjagaan.
3. Waktu jaga disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
4. Menerima laporan dari warga yang melapor dari petugas yang meronda.
5. Menyampaikan laporan penting kepada :
a) Ketua RT/RW.
b) KADES.
c) POS Polisi terdekat.
d) Membunyikan Alarm/kentongan jika terjadi gangguan keamanan.
Tugas Pengawas:
1. Mengatasi kesulitan RT/RW karena warganya yang kurang sabar untuk melaksanakan
tugas jaga.
2. Mengadakan kontrol pada POS kamling diwilayahnya.
3. Setiap pengawas bertanggung jawab melakukan tugasnya kepala desa.