Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN TUGAS MARKA JALAN

LENGKAP

DI SUSUN OLEH :

ANGGA PURWANTO

DINAS PERHUBUNGAN
KOTA SIDOARJO
2023
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II : ISI
2.1 Uraian Tentang Lalu Lintas
2.2 Rambu-Rambu Lalu Lintas
2.3 Tata Tertib Berlalu Lintas
2.4 Permasalahan yang Muncul Dalam Saat Menerapkan Etika Berlalu Lintas
Terutama Bagi Pelajar
2.5 Manfaat Menerapkan Etika Berlalu Lintas di Jalan

BAB III : KESIMPULAN

P a g e 1 | 29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelancaran transportasi tidak terlepas dari kondisi lalu lintas pada lokasi
setempat. Lalu lintas yang dimaksud adalah gerak pindah manusia dengan atau
tanpa alat penggerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan
jalan sebagai ruang gerak. Lalu lintas yang aman, tertib, lancer dan efisien sangat
kita dambakan, karena dengan hal tersebut segala aktifitas dalam masyarakat
akan lebih terjamin.
Permasalahan lalu lintas berkembang sejalan dengan perkembangan
masyarakat yang meliputi beberapa hal antara lain :
1. Pertambahan penduduk
2. Peningkatan taraf hidup masyarakat yang memungkinkan bertambahnya
kendaraan bermotor di jalan
3. Pertambahan angkutan sebagai akibat meningkatnya mobilitas manusia
maupun barang
4. Keterbatasan prasarana dan peralatan lalu lintas dibandingkan dengan
kemajuan dan perkembangan masyarakat

Akibat ketidakseimbangan seperti diatas, maka timbul persoalan-persoalan


baru dalam bidang lalu lintas. Persoalan tersebut akan makin rumit dengan
kurangnya disiplin serta sopan santun dan ketaatan dari para pemakai jalan
terhadap rambu-rambu lalu lintas dan peraturan lain yang ada. Untuk itu
pengetahuan tentang lalu lintas sangat penting untuk diketahui.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan adanya masalah dalam tata tertib berlalu lintas diatas, maka kami
sebagai penulis akan membahas dan mencoba memberikan solusi tentang
berbagai permasalahan lalu lintas yang sering terjadi dan juga pentingnya
rambu-rambu lalu lintas dalam mengatur kegiatan berlalu lintas.

P a g e 2 | 29
1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk memahami permasalahan yang umum saat ini dalam hal berlalu lintas
1.3.2 Untuk mengetahui pentingnya rambu rambu lalu lintas dalam mengatur
aktivitas berlalu lintas
1.3.3 Untuk menyadarkan para pembaca pentingnya memiliki etika dalam berlalu
lintas di jalan
1.3.4 Untuk menyelesaikan dan mencari solusi dari permasalahan yang ada dalam
hal berlalu lintas

P a g e 3 | 29
BAB II
ISI
2.1 Lalu Lintas

Pengertian lalu lintas, menurut Djajoesman (1976:50) bahwa secara


harfiah lalu lintas diartikan sebagai gerak (bolak balik) manusia atau barang dari
satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sarana jalan umum.
Sedangkan menurut Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia
(1993:55) menyatakan bahwa lalu lintas adalah berjalan bolak balik, hilir mudik
dan perihal perjalanan di jalan dan sebagainya serta berhubungan antara sebuah
tempat dengan tempat lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lalu lintas
adalah gerak/pindahnya manusia, hewan, atau barang dari satu tempat ke tempat
lain di jalan dengan menggunakan alat gerak.

Alat gerak yang dapat digunakan untuk berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain, itu yang sering disebut sebagai kendaraan. Di samping itu,
kendaraan terbagi menjadi 2 jenis yaitu kendaraan bermotor dan kendaraan tidak
bermotor. Kendaraan bermotor yaitu kendaraan yang menggunkan mesin untuk
bisa berjalan. Contohnya sepeda motor, mobil, dan lain-lain. Sedangkan
kendaraan tidak bermotor yaitu kendaraan yang tidak menggunakan mesin untuk
bisa bergarak tetapi dengan cara menggunakan tenaga manusia atau hewan.
Misalnya andong, becak, dan lain-lain.

Di samping itu semua, lalu lintas tidak lepas dari rambu-rambu lalu lintas.
Rambu-rambu lalu lintas adalah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk
tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat ataupun perpaduan di
antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan
petunjuk bagi pemakai jalan. Sehingga mengerti rambu-rambu lalu lintas
sangatlah berguna. Karena dengan rambu-rambu lalu lintas pemakai jalan dapat
mengerti situasi jalan yang mereka lewati. Sehingga kecelakaan pada lalu lintas
tidak akan terjadi. Banyak orang terutama kalangan pelajar tidak mau
mempelajari tentang rambu-rambu lalu lintas yang ada.

Selain itu mengerti tentang marka yang ada juga sangatlah penting. Yaitu
marka jalan yang artinya suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di
atas jalan yang meliputi peralatan/tanda garis membujur, melintang, garis
serong, serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu
lintas yang membatasi daerah kepentingan lalu lintas. Marka itu dapat berwarna
putih atau kuning. Marka dapat memberi isyarat apakah kita diperbolehkan
medahului pemakai jalan yang ada di depan kita atau tidak. Kalau kita tidak
P a g e 4 | 29
memahaminya, maka keselamatan kita terancam. Itulah yang sering disebut
dengan kecelakaan.

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-
sangka dan tidak sengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan
lainnya,mengakibatkan korban manusia atau korban harta benda (pasal 93
peraturan pemerintah nomor 43 tahun 1999). Oleh karena itu, kecelakaan tidak
bisa kita hindari tetapi kita bisa mencegahnya. Tetapi untuk mencegahnya
membutuhkan kesadaran dari setiap masing-masing pemakai jalan. Sehingga
budaya tertib lalu lintas di jalan sangatlah dibutuhkan. Karena dengan budaya
tersebut dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi, dimana dari tahun ke
tahun tingkat kecelakaan semakin meningkat.

Sedangkan menurut Djajoesman (1976:67) menyatakan bahwa kecelakaan


adalah kejadian yang tidak disengaja atau tidak disangka-sangka dengan akibat
kematian, luka-luka atau kerusakan benda-benda. Oleh karena itu berhati-hati di
jalan sangatlah penting. Kalau tidak maka keselamatan kita yang terancam.
Pemerintah menetapkan beberapa kebijakan yang mengatur tentang berlalu lintas.
Seperti halnya mengenai kelengkapan yang harus dipenuhi oleh pemakai jalan.
Itu semua memiliki tujuan, contohya pemakai jalan harus memakai helm untuk
keselamatan kepala, menyalakan lampu utama pada kondisi tertentu untuk
memberi tahu adanya pemakai jalan, mesin yang masih orisinil karena kualitas
mesin tersebut sudah diuji kelayakannya, dan kebijakan lainnya.

2.2 Rambu rambu lalu lintas

Rambu lalu lintas adalah bagian dari perlengkapan jalan yang


memuat lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang
digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi
pemakai jalan. Rambu lalu lintas diatur menurut Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 13 tahun 2014.
Agar rambu dapat terlihat baik siang ataupun malam atau pada
waktu hujan maka bahan harus terbuat dari material retro-reflektif.

Setiap jenis lalu lintas mempunyai tata tertib masing-masing. Sebagai


peraturan lalu lintas yang berlaku di Indonesia dibuat dalam bentuk rambu-rambu
lalu lintas yang bersifat internasional

P a g e 5 | 29
Rambu-rambu tersebut dibagi kedalam 3 jenis yaitu :
1. Peringatan
Berbentuk bujur sangkar dengan warna dasar kuning dan tanda
hitam
Contohnya :

2. Larangan
Berbentuk bundar dengan warna dasar putih dengan lingkaran
merah
Contohnya :

3. Petunjuk
Memiliki warna dasar biru
Contohnya :

P a g e 6 | 29
Berikut ini contoh contoh rambu lalu lintas yang berlaku di
Indonesia
1. Rambu peringatan
Rambu yang memperingatkan adanya kondisi berbahaya dan
berpotensi bahaya agar para pengemudi berhati-hati dalam
menjalankan kendaraannya. Misalnya: Rambu yang menunjukkan
adanya lintasan kereta api, atau adanya persimpangan berbahaya
bagi para pengemudi..

• •
Tikungan ke kiri Tikungan tajam ganda

• •
Tikungan ke kanan Banyak tikungan

• •
Tikungan ganda Tikungan memutar

• •
Tikungan tajam Penyempitan jalan

P a g e 7 | 29
• •
Penyempitan jalan Jalan menanjak curam
sebelah kanan


• Jalan licin
Jembatan


• Cekungan
Jalan menurun landai


• Jalan cembung/Alat
Jalan menurun curam pembatas kecepatan

• •
Jalan menanjak landai Jalan bergelombang

P a g e 1 | 29
• •
Lontaran kerikil Persimpangan tiga
berganda


Bagian tepi rawan •
runtuh(Longsor) Persimpangan tiga
serong


Lampu lalu lintas •
Persimpangan tiga


Persimpangan 4 arah •
Persimpangan tiga


Persimpangan tiga •
berganda Persimpangan tiga
serong

P a g e 2 | 29
• •
Persimpangan 4 arah Persimpangan 3 arah

• •
Bundaran Persimpangan 3 arah

• •
Persimpangan tiga Jalan memisah
lengan serong


• Jalan menyatu
Penggabungan jalan


• Jalan memisah
Penggabungan jalan

P a g e 3 | 29
• •
Penyebrangan pejalan Binatang liar
kaki


• Hati-hati (Ditegaskan
Area banyak pejalan dengan penjelasan
kaki memakai rambu
tambahan)


Area pejalan kaki anak- •
anak Pekerjaan dihadapan

• •
Pesepeda Batas tinggi ruang bebas

• •
Binatang ternak Batas lebar ruang bebas

P a g e 4 | 29
• •
Perlintasan kereta api Jembatan angkat
dengan palang pintu


Perlintasan kereta api
satu sepur

Perlintasan kereta api
tanpa palang pintu


Perlintasan kereta api
dua sepur


Daerah pesawat terbang
rendah

Rambu pengarah
tikungan ke kiri atau ke
kanan


Angin samping


Rambu peringatan
rintangan atau objek
berbahaya di sisi kiri
• jalan (rambu kiri) atau
Jalan dua arah sisi kanan jalan (rambu
kanan)
P a g e 5 | 29
Rambu peringatan
rintangan atau objek
berbahaya pada pemisal
lajur atau jalur

2 Rambu petunjuk
Rambu yang memberikan petunjuk atau keterangan kepada pengemudi atau
pemakai jalan lainnya, tentang arah yang harus ditempuh atau letak kota yang
akan dituju lengkap dengan nama dan arah letak itu berada.

• •

Rambu petunjuk 1 (Kode warna Rambu petunjuk rute Jalan nasional


coklat untuk tujuan wisata)

Masuk tol

Rambu petujuk 2 (Kode warna putih


untuk Jalan tol dan biru untuk
fasilitas umum)

Keluar tol

Penanda jarak

Simpang susun dengan jalan tol lain

P a g e 6 | 29
3 Rambu larangan
Rambu ini untuk melarang penggunaan dan pergerakan lalu lintas tertentu.
Misalnya:
• Rambu larangan berhenti.
• Rambu larangan membunyikan isyarat suara.
• Semua kendaraan dilarang lewat.
Beberapa contoh rambu larangan

• •

Larangan masuk bagi kendaraan Kendaraan bermotor dilarang masuk


bermotor dan tidak bermotor


• Sepeda dilarang masuk
Sepeda motor dilarang masuk



Larangan untuk truk dengan panjang
Mobil dilarang masuk tertentu

P a g e 1 | 29
• •

Batas ketinggian Dilarang berhenti

• •

Batas ruang lebar Dilarang parkir

• •

Batas tonase Batas maksimal kecepatan

• •

Batas tonase sumbu muatan Batas jarak antar kendaraan

P a g e 1 | 29
4 Rambu Perintah
Rambu ini untuk memerintahkan penggunaan dan pergerakan lalu lintas tertentu.
Misalnya:
• Rambu perintah memasuki lajur yang ditunjuk.
• Rambu batas minimum kecepatan.
• Rambu perintah bagi jenis kendaraan tertentu untuk melalui lajur dan/atau
jalur tertentu.
Rambu perintah dan lokasi utilitas umum
Beberapa contoh rambu perintah dan lokasi utilitas umum

• •

Berhenti Wajib membelok ke •


kanan
Wajib lurus

Beri jalan


Wajib membelok ke
Wajib mengitari
kiri
bundaran

Wajib membelok ke
kiri


Wajib membelok ke
Wajib memasuki lajur
kanan
kiri
P a g e 1 | 29

• Jalur khusus angkutan •


umum
Wajib memasuki lajur Jalan Tol
kanan

Nama Jalan Tol


(bermula)

• Jalur pejalan kaki



Wajib memasuki lajur
yang ditunjuk Nama Jalan Tol
(berakhir)

Jalur pesepeda


Batas minimum
kecepatan Terminal bus

Batas wilayah
perkotaan

• •

Jalur pesepeda motor Stasiun kereta api
Batas wilayah
perkotaan

P a g e 1 | 29
Kendaraan umum
selain bus dan taksi

• •

Pelabuhan Kantor pos

Penyeberangan
pejalan kaki

• •

Bandar udara Telepon umum

Zona parkir

• •

Tempat Pembuangan Halte bus


Sementara

Zona parkir untuk


penyandang cacat

• Stand taksi
Tempat Pembuangan
Akhir

Terowongan bermula

P a g e 2 | 29
• • •

Terowongan berakhir Lokasi berkumpul Gereja


darurat

• •

Rute evakuasi tsunami • Wihara


Kamp pengungsian

• •
• Pura
Rute evakuasi
gempabumi Pusat pengungsian


• • Rumah Sakit
Rute evakuasi letusan Masjid
gunungapi

Klinik/Puskesmas
P a g e 3 | 29

• Jembatan timbang •

Apotik Penginapan

• Museum •

SPBU Bengkel

• Pasar •

Stasiun uji berkala Taman

• Restoran •

Stasiun uji emisi Rute jelajah alam

Kafe
P a g e 4 | 29
• •

Kemah tenda • Sekolah


Lapangan olahraga
terbuka

• •

Kemah karavan Perpustakaan


Gelanggang olahraga

Satu arah

Perkemahan

Kolam renang

Buntu

Vila

Stadion

• Area putaran
Pantai
P a g e 5 | 29
Penanda rute jalan
nasional



Penanda rute jalan
Jalan kendaraan kabupaten
bermotor (JLNT)

Penanda rute jalan


provinsi



Penanda rute jalan
kota
5 Rambu sementara
Rambu jenis baru yang ditetapkan melalui PM.13 tahun 2014 ini digunakan untuk
perambuan sementara di zona konstruksi

• • •

Tikungan kiri Jalan menyempit Penyempitan sisi kiri

• • •

Tikungan kanan Jalan melebar Penyempitan sisi


kanan

P a g e 6 | 29
• • •

Pelebaran di sisi kiri Penambahan lajur di Permukaan jalan tidak


kiri rata

Pelebaran di sisi kanan • •

Penambahan lajur di Jalan berkerikil


kanan



Pengurangan lajur sisi
kiri • Pengalihan ke kanan
Penyempitan jalan
tertentu

• •

Pengurangan lajur sisi Pengalihan ke kiri


kanan •

Jalan licin

P a g e 1 | 29

Pengalihan habis di • •
kanan
Pembelahan arus (arah Tinggi maksimum
berbeda)



Pengalihan habis di • Lebar maksimum
kiri
Pembelahan arus
habis (arah berbeda)

Dua arah

Pengalihan dengan •
pembelahan arus
Hati-hati (ditambah
dengan rambu
tambahan dibawah) •

Petugas kontrol lalu


lintas



Pembelahan arus
habis Konstruksi dihadapan •

Rambu Kata

P a g e 2 | 29
2.3 Tata Tertib Lalu Lintas

Pemasangan rambu-rambu lalu lintas dimaksudkan agar pemakai jalan


mengetahui kondisi lokasi setempat. Bila semua pemakai jalan mentaati rambu-
rambu lalu lintas yang ada maka bias diharapkan bahwa lalu lintas di lokasi
tersebut bisa tertib dan lancar.
Walaupun demikian, tanpa mengabaikan rambu-rambu lalu lintas yang ada,
dalam berlalu lintas terdapat beberapa pemakai jalan yang harus didahulukan,
yaitu :
1. Kendaraan yang berada diatas rel
2. Mobil pemadam kebakaran
3. Ambulance
4. Kemdaraan pemberi pertolongan saat kecelakaan
5. Pawai penguburan
6. Barisan ABRI
7. Pawai dan anak anak sekolah yang berbaris teratur atau bersepeda
berkelompok disertai pengiringnya

2.4 Permasalahan yang Muncul Dalam Saat Menerapkan Etika


Berlalu Lintas Terutama Bagi Pelajar

Berkendaraan motor bagi pelajar saat ini merupakan suatu kebutuhan. Karena
mereka memerlukan alat transportasi untuk bisa berangkat ke sekolah. Sehingga
sebagian besar pemakai jalan yaitu dari kalangan pelajar. Diantara mereka sangat
sedikit yang memiliki budaya tertib lalu lintas di jalan. Karena mereka tidak
mengerti apa itu budaya tertib lalu lintas. Mereka lebih memprioritaskan dalam
mengikuti perkembangan teknologi di era globalisasi kali ini. Mereka berusaha
agar tidak gagap teknologi karena mereka malu untuk bergaul kalau sampai
mereka ketinggalan dalam perkembangan teknologi. Anggapan mereka itu tidak
salah karena kita harus selalu mengikuti perkembangan jaman. Tidak kalah
penting dari itu adalah budaya tertib lalu lintas yang seharusnya dimiliki oleh
kalangan pelajar. Mengapa? Karena bisa kita amati di jalan sebagian besar
pemakai jalan adalah pelajar, sehingga tidak bisa dipungkiri kalau budaya tertib
lalu lintas sangatlah penting untuk dimiliki oleh pelajar.

P a g e 1 | 29
Tetapi untuk menumbuhkan ataupun mewujudkan budaya tertib lalu lintas pada
kalangan pelajar sangatlah sulit. Karena mereka lebih menyukai hal-hal yang bisa
membuat mereka senang. Mereka lebih menyukai hal-hal baru yang lebih
menarik.

Adapun beberapa kendala dalam mewujudkan budaya tertib lalu lintas di jalan
pada kalangan pelajar yaitu:

1. Pengawasan yang kurang dari pihak kepolisian

Pelajar sekarang tidak akan mematuhi peraturan jika tidak ada yang
mengawasinya, meskipun peraturan tersebut dibuat oleh pemerintah. Pelajar
sekarang, tidak akan berubah kalau belum merasa jerah atas perbuatan yang
melanggar peraturan. Kalaupun mereka melakukan pelanggaran mereka kira
tidak akan ada yang melihat sikap mereka itu. Dan juga mereka menganggap apa
yang mereka lakukan tidak akan diberikan sanksi karena tidak ada pengawasan
dari pihak kepolisian. Pelajar sekarang dapat melakukan apapun sesuai keinginan
mereka. Sehingga tertib lalu lintas kalau tidak mereka inginkan maka tidak akan
mereka lakukan.

2. Kebijakan pemerintah yang belum tegas

Pemerintah memang telah membuat peraturan tentang tertib lalu lintas. Tetapi
tindak lanjut dari pemerintah sangatlah kurang. Meskipun dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan pasal 293 ayat 1 yang berbunyi setiap orang yang mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari dan
kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (1) dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak
Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Tetapi tidak ada tindak lanjut
dari kebijakan tersebut. Sehingga pelajar tidak takut jika mereka melanggar
peraturan yang dibuat pemerintah. Bahkan dari mereka meremehkan fungsi
lampu utama. Contohnya saja pada keadaan tertentu seperti waktu terjadi kabut
seharusnya kita menyalakan lampu utama. Tetapi mereka tidak menghiraukan itu,
mereka anggap itu tidak penting untuk keselamatan mereka.

3. Minimalnya pengetahuan kalangan pelajar terhadap budaya tertib lalu lintas

Kurangnya sosialisi baik dari pemerintah ataupun dari pihak kepolisian tentang
pentingnya tertib lalu lintas di jalan pada kalangan remaja. Hampir tidak pernah
ada sosialisasi mengenai apa yang dimaksud dengan lalu lintas, rambu-rambu lalu
lintas, dan sebagainya yang berhubungan dengan lalu lintas. Adapun sosialisasi
hanya terbatas dari beberapa perwakilan setiap sekolah yang mengikuti sosialisasi
tersebut. Meskipun kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan perwakilan tiap
P a g e 2 | 29
sekolah itu dapat meneruskan informasi yang mereka dapat dari
diselenggarakannya kegiatan tersebut kepada teman-teman yang lain. Tetapi itu
semua belumlah efektif.

Kalaupun ada sosialisasi untuk seluruh siswa dalam suatu sekolah, itupun dapat
terlaksana dalam upacara saja. Sehingga informasi yang disampaikan itu belum
bisa dicerna secara keseluruhan oleh peserta upacara. Karena dengan kondisi
pelajar berdiri, meskipun yang disampaikan oleh perwakilan dari pihak
kepolisian mengenai pentingnya budaya tertib lalu lintas itu tidak akan
didengarkan oleh peserta upacara. Yang ada dipikiran mereka adalah kapan
pelakdalsanaan upacara akan segera selesai.

Dan sosialisasi yang kurang menarik merupakan salah satu kendala untuk
mewujudkan budaya tertib lalu lintas. Kalangan pelajar lebih suka ketika
sosialisasi itu tidaklah terlalu serius dan tidak terlalu penuh canda. Sehingga perlu
sosialisasi tentang budaya tertib lalu lintas dibawakan dengan cara yang
semenarik mungkin.

4. Budaya pelajar dalam berangkat sekolah

Kenapa hal ini dapat dijadikan kendala dalam menumbuhkan budaya tertib
berlalu lintas. Hal ini disebabkan karena mayoritas dari pelajar membudayakan
berangkat sekolah yang mepet dengan waktu masuk sekolah mereka. Dengan
dibayangi sanksi yang akan mereka terima di sekolah, para pelajar menjadi
kurang memperhatikan rambu-rambu di jalan. Sehingga keselamatan pelajar itu
sendiri dan pengguna jalan lain terancam.

5. Masih labilnya ego pelajar

Mengapa hal ini dapat menjadi kendala dalam mewujudkan budaya tertib lalu
lintas di jalan. Karena dengan adanya ego pelajar yang masih labil sangat
mengancam keselamatan mereka. Ketika kondisi pemakai jalan yaitu kalangan
pelajar sekaligus kondisi batin mereka yang tidak stabil maka mereka tidak akan
menghiraukan rambu-rambu lalu lintas yang ada. Bahkan mereka sering
melamun ketika berkendara, tidak melihat warna lampu merah, berkendara
dengan kecepatan tinggi, dan masih banyak lagi. Mereka bersikap seperti itu
karena mereka ingin meluapkan semua egonya ketika di jalan tanpa
mempertimbangkan keselamatan mereka. Sehingga kendala inilah yang sering
terjadi pada kalangan remaja. Mereka belum merasa percaya diri terhadap dirinya
sendiri. Ego yang labil ini tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga
membahayakan pemakai jalan yang lain.

P a g e 3 | 29
2.5 Manfaat Menerapkan Etika Berlalu Lintas di Jalan

• Sampai tujuan dengan selamat

Jika semua orang terutama kalangan pelajar memiliki budaya tertib lalu lintas
maka keselamatanpun terjamin. Karena pelajar satu dengan yang lain saling
memahami dan mengerti posisi mereka sama-sama pemakai jalan. Budaya tertib
lalu lintas antara lain menjadi pengguna jalan yang baik, menaati rambu-rambu
lalu lintas, serta peraturan yang mengenai lalu lintas. Sehingga mereka sampai
tujuan dengan selamat.

• Mengurangi tingkat kecelakaan pada kalangan pelajar

Menurut data catatan PT Jasa Raharja Cabang Jatim terungkap 70 persen dari
total 4.286 korban kecelakaan sepanjang Januari hingga Maret 2014 adalah usia
produktif. Kebanyakan dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan pegawai swasta.
Sehingga dengan adanya kesadaran dalam memiliki budaya tertib lalu lintas
maka dapat mengurangi tingkat kecelakaan pada kalangan pelajar.

• Mengurangi tingkat pelanggaran lalu lintas

Dengan adanya budaya lalu lintas di jalan pada kalangan pelajar, maka tingkat
pelanggaran lalu lintaspun akan berkurang. Sehingga kedamaian pemakai jalan
akan lebih meningkat. Contohnya memakai mesin knalpot yang berstandart.

P a g e 4 | 29
BAB III
KESIMPULAN
Sekarang masih banyak orang yang masih belum tahu seberapa penting
penerapan etika dan kepatuhan terhadap aturan aturan yang berlaku. Dalam
berlalu lintas, kita harus memiliki etika dan selalu berpedoman pada aturan yang
ada. Mematuhi rambu rambu lalu lintas yang bertujuan mengatur lalu lintas pun
tidak kalah pentingnya. Tidak hanya menyelamatkan diri sendiri dan orang lain,
tetapi juga menjaga keamanan berrlalu lintas lainnya.
Hal yang tak kalah pentingnya yaitu penegakan hukum berlalu lintas.
Penegakan peraturan lalu lintas secara baik sangat tergantung pada beberapa
faktor yang selama ini kurang mendapatkan perhatian yang seksama, yakni:
pemberian teladan kepatuhan hukum dari para penegak hukum sendiri, sikap
yang lugas (zakelijk) dari para penegak hukum, penyesuaian peraturan lalu lintas
dengan memperhatikan usaha menanamkan pengertian tentang peraturan lalu
lintas, penjelasan tentang manfaat yang konkrit dari peraturan tersebut, serta
appeal kepada masyarakat untuk membantu penegakan peraturan lalu lintas.
Penegak hukum di jalan raya, merupakan suatu hal yang sangat rumit.
Pertama-tama penegak hukum harus dapat menjaga kewibawaannya untuk
kepentingan profesinya. Di lain pihak dia harus mempunyai kepercayaan pada
dirinya sendiri untuk mengambil keputusan yang bijaksana, sehingga
menghasilkan keadilan. Semenjak calon pengemudi menjalani ujian untuk
memperoleh surat izin mengemudi harus dipertimbangkan hal-hal yang
menyangkut tingkat kecerdasan pengemudi, kemampuan untuk mengambil
keputusan dengan cepat, aspek fisik pengemudi/calon pengemudi.

P a g e 5 | 29

Anda mungkin juga menyukai