Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Teknik Notasi Ilmiah


Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh : Ahmad Fahrurozi Ananda Khrista Z.A Iga Khalida Abed Nego

SOSIOLOGI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang Sebuah karya ilmiah harus disusun dengan bahasa ilmiah yang baik dan penyertaan sumber rujukan yang jelas jika mengutip teori orang lain atau bahasa ahli. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan dalam penulisan teknik notasi ilmiah dalam tulisan yang dibuat agar tulisan tersebut dapat dipertanggung jawabkan isinya.

2.

Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara menuliskan kutipan 2. Bagaimana mengaplikasikan penulisan kutipan dalam tulisan 3. Bagaimana cara menuliskan catatan kaki 4. Bagaimana cara menuliskan daftar pustaka Tujuan Makalah ini disusun agar pembaca memiliki pengetahuan mengenai teknik penulisan notasi ilmiah yang nantinya akan sangat bermanfaat dalam pengerjaan tugas akhir skripsi atau penulisan karya ilmiah lainnya.

3.

BAB II TEKNIK NOTASI ILMIAH Kutipan Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliananya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, maupun terbitan lain.1 Mengutip adalah kegiatan meminjam pendapat seseorang yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian pendapat dan kejujuran dalam menggunakan sumber penulisan.
A.

Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacammacam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi. Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu : Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. 2. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.
1.
1

Ansoriyah, Siti., Venus Hasanah. Bahan Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia. (Jakarta: Jurusan Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Jakarta, 2008.), hal.57

Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut. Notasi Ilmiah adalah cara kita mencantumkan ketiga hal tersebut dalam karya tulis ilmiah.
3.

Di dalam mengutip (1) kita tidak boleh mengubah (menambah atau mengurangi) hal yang kita kutip; (2) jangan memasukkan pendapat pribadi; (3) penulis bertanggung jawab penuh akan akurasi kutipan, terutama kutipan tidak langsung. Skripsi, tesis, disertasi, dan makalah ilmiah yang lebih dari sepuluh halaman sebaiknya menggunakan catatan kaki. Pemikiran yang mendasari penggunaan kutipan yaitu sebagai berikut :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Menunjukan bobot ilmiah yang lebih tinggi Menunjukan kecermatan yang lebih akurat Memudahkan penilaian penggunaan sumber data Mencegah pengulangan penulisan daftar pustaka Memudahkan membedakan data pustaka dan keterangan tambahan Memungkinkan ketelitian sumber data lebih akurat Meningkatkan estetika penulisan Meningkatkan kejujuran intelektual, bukan plagiat

Cara penulisan kutipan Kutipan terdiri dari kutipan yang disertai dengan catatan kaki yang didalamnya ada kutipan langsung dan kutipan tidak langsung, serta kutipan tanpa catatan kaki

Jenis Kutipan
1. Kutipan langsung Yaitu salinan persis dari sumbernya tanpa perubahan. Kutipan ini terdiri dari kutipan langsung kurang dari lima baris (kutipan langsung pendek)

dan kutipan langsung terdiri atas lima baris ke atas (kutipan langsung panjang). Kutipan langsung panjang Kutipan langsung yang lebih dari empat baris ketikan disebut kutipan langsung panjang. Kutipan semacam ini tidak dijalin dalam teks, tetapi diberi tempat tersendiri. Kutipan langsung panjang diketik dengan jarak baris satu spasi tunggal pada garis tepi baru yang jaraknya empat ketukan huruf dari garis margin. Indensi dari kalimat pertama tujuh ketukan dari garis tepi (margin) atau tiga ketukan dari garis tepi yang baru. kutipan langsung panjang tidak diapit dengan tanda kutip.
a.

Contoh: Banyak batasan yang telah dikemukakan mengenai pengertian definisi. Keraf (2001),misalnya mengemukakan:
Definisi pada prinsipnya adalah suatu proses menempatkan suatu objek yang akan dibatasi ke dalam kelas yang dimasukinya (berarti klasifikasi lagi), dengan menyebutkan ciri-ciri yang membedakan objek tadi dari anggota-anggota kelas lainnya.

Kutipan langsung pendek Kutipan langsung dapat digolongkan ke dalam kutipan langsung pendek kalau tidak melebihi empat baris ketikan. Kutipan ini cukup dijalin ke dalam teks dengan meletakkannya di antara dua tanda petik. Setelah kutipan selesai, diberi nomor urut sebagai catatan kaki (footnote) guna menyebutkan sumber kutipan dan ditulis setengah spasi keatas.
b.

Contoh: Hart mengatakan: "The symbolic dimensions of politics speechmaking, for presidents, is a political act, the mechanism for wielding power."

2.

Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat dan bahasa sendiri. Penulisan diintegrasikan ke dalam teks, tidak diapit tanda petik, spasi sama dengan teks, dan tidak mengubah isi atau ide penulis asli. Penulisan disertai dengan data pustaka yang dikutip, dapat berupa catatan kaki atau data pustaka dalam teks. Cara menyadur ada dua macam, masing-masing berbeda cara, tujuan dan manfaatnya. Cara pertama yaitu meringkas dan yang kedua adalah membuat ikhtisar. Contoh kutipan tidak langsung : Media bukanlah sarana netral yang menampilkan berbagai ideologi dan kelompok apa adanya, media adalah subjek yang lengkap dengan pandangan, kepentingan, serta keberpihakan ideologisnya. Janet Woollacott dan David Barrat menegaskan pandangan para teoritis Marxis bahwa ideologi yang dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan. Media berpihak pada kelompok dominan, menyebarkan ideologi mereka sekaligus mengontrol dan memarginalkan wacana dan ideologi kelompok-kelompok lain

1. Kutipan tanpa catatan kaki (Bodynote) Artikel dan makalah pendek (kurang dari sepuluh lembar) yang tidak menggunakan catatan kaki dapat menggunakan data pustaka dalam teks. Pemikiran yang mendasari penulisan demikian, antara lain :
B.

Artikel lazim dimuat di surat kabar dan majalah popular 2. Ruang untuk menuliskan catatan kaki dan bibliografi terbatas 3. Penulis cenderung menggunakan ragam popular, dan lain sebagainya 4. Surat kabar dan majalah mengutamakan efektifitas dan efisiensi. Data pustaka dalam teks digunakan dalam menulis karangan pendek, misalnya artikel disurat kabar. Data pustaka dapat ditempatkan pada awal kutipan (saduran) dan dapat pula pada akhir kutipan (saduran). Data pustaka yang dituliskan : pencipta ide, penulis buku, nama buku, tahun dan halaman. Terdapat prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan tubuh: (1) Catatan tubuh menyatu dengan naskah, hanya ditandai dengan kurung buka dan kurung tutup. (2) Catatan tubuh memuat nama belakang penulis, tahun terbit buku dan
1.

halaman yang dikutip. Contoh: Nama penulis adalah Arthur Asa Berger, maka cukup ditulis Berger. Terdapat dua cara menuliskan catatan tubuh: a). Nama penulis, tahun terbit dan halaman berada dalam tanda kurung, ditempatkan setelah selesainya sebuah kutipan. Jika kutipan ini merupakan akhir kalimat, maka tanda titik ditempatkan setelah kurung tutup catatan tubuh. Contoh : Di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh masyarakat (Lull, 1995: 31-38). b). Nama penulis menyatu dalam naskah tulisan, tidak berada dalam tanda kurung, sementara tahun penerbitan dan halaman berada dalam tanda kurung. Model ini biasanya ditempatkan sebelum sebuah kutipan. Contoh: Menurut Lull (1995: 31-38), di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh masyarakat.

Kutipan disertai catatan kaki (footnote) Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.
1.

Syarat menulis catatan kaki


1. 2. 3. 4. 5.

Catatan kaki harus ditulis pada tempat yang sama dengan pencantuman nomor catatan kaki Nomor harus ditempatkan dengan menggunakan angka arab dan berurutan Pergantian bab diikuti pula dengan pergantian nomor catatan kaki Nomor diletakkan setengah spasi diatas teks Jarak ketik antarbaris satu spasi dan jarak ketik antarnomor dua spasi

Judul buku ditulis miring 7. Halaman (disingkat h. saja, baik untuk satu halaman maupun beberapa halaman) dari mana referensi itu berasal. Contoh penulisan catatan kaki :
6.

Buku dengan satu pengarang David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994), hal. 273. Buku dengan dua atau tiga pengarang Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 76. Buku yang telah direvisi Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (rev.ed.; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 55. Buku terjemahan Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 45. Buku dengan banyak pengarang Idi Subandi Ibrahim, et al., Hegemoni Budaya (Yogyakarta: Bentang, 1997), hal. 52 - 54. Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societes (Vol.1; Cambridge: Cambridge University Press, 1988), hal. 131. Artikel dari koran Francis Fukuyama, Benturan Islam dan Modernitas, Koran Tempo, 22 November, 2001, hal. 4. Artikel dari internet

Robert McChesney, Rich Media www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney.html 2006). Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan

Poor (akses

Democracy, 16 Agustus

Muzayin Nazaruddin, War Against Terrorism: Critical Discourse Analysis, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004), hal. 205. Penulisan catatan kaki untuk data publikasi yang sama atau sumber yang pernah dikutip menggunakan istilah-istilah berikut. Ibid, singkatan dari Ibidem yang berarti sama dengan diatas. Istilah ini digunakan untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat diatasnya dan belum diselingi sumber lain. 2. Op.Cit, singkatan dari opere citato yang berarti dalam karya yang dikutip. Istilah ini digunakan untuk catatan kaki lain dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipkan catatan kaki dari sumber lain. 3. Loc.Cit. singkatan dari loco citato yang berarti tempat yang telah dikutip. Istilah ini digunakan jika kita mengutip kembali karya yang terdahulu dengan halaman yang sama.
1.

Catatan Akhir (Endnote) Selain menggunakan catatan perut atau catatan kaki, dalam penulisan karya ilmiah juga dikenal pemakaian endnote (catatan akhir), yakni referensi yang diletakkan di akhir suatu karya ilmiah, sebelum daftar pustaka. Endnote juga merupakan cara untuk memberi penjelasan dari sebuah kutipan yang berbentuk langsung maupun tidak langsung yang diletakkan dalam artikel ilmiah. Selain itu ia juga berfungsi sebagai penjelasan dari hal-hal penting dan berkaitan erat dalam artikel, namun apabila diletakkan dalam teks akan mengganggu struktur paragaf/alinea yang ada. Dari petikan artikel di atas, kata atau kalimat yang diberi tanda superscript akan dibuatkan penjelasannya dengan mengunakan endnote, tata cara penulisannya adalah sebagai berikut:

Kutipan atau penjelasan yang berasal dari seorang pengarang, dalam Endnote yang dituliskan cukup: Nama Pengarang, Tahun, dan Halaman yang dipakai rujukan. 2. Endnote ditulis dalam 1 spasi dan diletakkan pada akhir dari karya ilmiah sebelum Daftar Pustaka. Dengan penulisan catatan perut seperti contoh-contoh di atas, maka pada halaman setelah bab uraian harus diletakkan endnote yakni halaman yang menyebutkan sumber acuan.
1.

Sebuah tulisan ilmiah harus menggunakan salah satu jenis penulisan referensi tersebut, serta harus konsisten dengan jenis tersebut. Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote, maka seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus menggunakan bodynote. Atau, jika seorang penulis menggunakan catatan kaki, sejak awal hingga akhir tulisan, penulis harus menggunakan catatan kaki untuk menuliskan referensinya.

Bibliografi/Daftar Pustaka Istilah bibliografi atau daftar pustaka berasal dari bahasa Yunani bibliographie yang berarti menulis buku-buku. Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam.
C.

Fungsi Bibliografi Fungsi sebuah bibliografi hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya, harus dicantumkan pula nomor halaman di mana pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah bibliografi memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan. Karena itu fungsi catatan kaki dan bibliografi seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.

Di pihak lain bibliografi dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu a berfungsi sebagai pelengkap dan sebuah catatan kaki. Mengapa bibliografi itu dapat pula dilihat sebagai pelengkap? Karena bila seorang pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki. maka ia dapat mencarinya dalam bibliografi. Dalam bibliografi dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu. Terdapat 2 cara penulisan bibliografi yaitu :
1.

Cara 1 : Penulis. judul buku (ditulis miring). kota penerbit : nama penerbit, tahun

terbit. Cara 2 : Penulis. tahun terbit. judul buku (ditulis miring). kota penerbit : nama penerbit.
2.

Data yang perlu dicatat dari sumber bacaan adalah:


1.

2. 3. 4. 5. 6.

Judul atau narasumber a. Judul sumber yang berupa buku, kamus, ensiklopedi, jurnal, majalah, dan surat kabar harus dicetak miring (italic) atau diberi garis bawah b. Jika sumber berasal dari artikel/makalah/diktat/skripsi/disertasi, judul harus diapit oleh tanda petik () c. Setiap awal kata dalam judul sumber ditulis dengan huruf capital, kecuali kata depan, kata penghubung, atau kata-kata yang tergolong rumpun kata tugas Nomor atau seri penerbitan (jika ada) ditulis setelah judul Edisi atau cetakan (jika ada) harus dicantumkan Impresum (tempat, nama, dan tahun penerbitan). Daftar pustaka disusun secara alfabetis Data bibliografis : a. Nama penulis lebih dari satu kata Jika nama penulis terdiri atas 2 nama atau lebih, cara penulisannya menggunakan nama keluarga atau nama utama diikuti dengan koma dan singkatan nama-nama lainnya masing-masing diikuti titik. Contoh : Soeparna Darmawijaya ditulis : Darmawijaya, S.

Shepley L. Ross ditulis : Ross, S. L.


b.

Nama yang diikuti dengan singkatan Nama utama atau nama keluarga yang diikuti dengan singkatan, ditulis sebagai nama yang menyatu. Contoh : Mawardi A.I. ditulis : Mawardi, A.I. William D. Ross Jr., ditulis Ross Jr., W.D.

c.

Nama dengan garis penghubung Nama yang lebih dari dua kata tetapi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dirangkai dengan garis penghubung. Contoh : Ronnie McDouglas ditulis: McDouglas, R. Edwin van de Sar ditulis: van de Sar, E.

d.

Penulisan gelar kesarjanaan Gelar kesarjanaan dan gelar lainnya tidak boleh dicantumkan dalam penulisan nama, kecuali dalam ucapan terima kasih atau prakata.

Gunakan istilah anonim untuk referensi tanpa nama penulis f. Jika pada sumber tidak tercantum nama pengarang, cantumkan nama editor atau penyuntingnya. Jika nama itu pun tak ada, cantumkan nama badan, lembaga, atau instansi yang bertanggung jawab atas publikasi. g. Nama pengarang yang terdiri atas tiga kata, urutannya menjadi kata ketiga menjadi urutan pertama, kata pertama menjadi urutan kedua, dan kata kedua menjadi urutan ketiga. Contoh :Sultan Takdir Alisjahbana menjadi Alisjahbana, Sultan Takdir
e.

Gelar kebangsawanan, kasta, atau gelar adat yang sudah menyatu dengan nama tidak perlu dihilangkan. Contoh : Raden Ajeng Kartini i. Nama-nama gabungan tidak ditulis terpisah, misalnya: Henry Saint-Simon menjadi Saint-Simon, Henry j. Jika sumber ditulis lebih dari satu orang, hanya nama pengarang pertama saja yang ditulis dengan urutan terbalik. k. Jika sumber ditulis oleh lebih dari tiga nama pengarang, cukup nama pengarang pertama saja yang dicantumkan dan tambahkan dkk. atau et. al.
h.

Daftar Pustaka

Akhadiah, Sabarti., Maidar Arsjad., Sakura Ridwan. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1988. Ansoriyah, Siti., Venus Hasanah. Bahan Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Jakarta: Jurusan Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Jakarta, 2008. Muliadi, Nur. Teknik Penulisan Referensi. http://abahcheppy.files.wordpress.com/2008/10/teknik-penulisanreferensi.pdf (akses 6 Mei 2011) Setyowati, Endah., Umi Proboyekti.Kutipan, Catatan Perut, dan Catatan Akhir. http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/citation.pdf (akses 6 Mei 2011) Pedoman Penulisan Daftar Pustaka. http://lppm.ut.ac.id/pdffiles/PedomanPenulisanDafPus.pdf (akses 6 Mei 2011)

Anda mungkin juga menyukai